Anda di halaman 1dari 47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik. Penelitian


analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena itu terjadi. Kemudian melakukan analisis baik antara faktor resiko
(independen) dan faktor efek (dependen) (Muhammad, 2016). Desain penelitian
yang digunakan adalah cross sectional. Cross sectional adalah desain penelitian
dimana variabel yang diteliti baik variabel independen maupun dependen
dilakukan pengukuran yang bersamaan (Hasmi, 2016).

3.2 LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Puskesmas Medan Labuhan, Hamparan perak,


Pekan Labuhan, Kec. Medan Marelan, Kota Medan.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3.3.1 Populasi penelitian


Menurut Sastroasmoro dan Ismael (2013), populasi adalah sejumlah
besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah semua lansia yang datang berobat ke Puskesmas
Medan Labuhan, Hamparan perak, Pekan Labuhan, Kec. Medan Marelan, Kota
Medan.
3.3.2 Sampel penelitian
Menurut Sastroasmoro dan Ismael (2013), sampel adalah bagian (subset)
dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili
populasinya. Cara pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
consecutive sampling, yaitu teknik pemilihan sample dengan menetapkan subjek

9
yang memiliki kriteria penelitian dimasukkan dalam penilitian sampai kurun
waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi (Sugiyono, 2008).

10
11

Kriteria dalam penelitian ini adalah:


1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2012). Adapun kriteria inklusi yang diteliti:
a. Lansia yang datang berobat ke puskesmas Medan Labuhan.
b. Bersedia menjadi responden.
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Adapun kriteria eksklusi
yaitu:
a. Lansia yang mengalami gangguan komunikasi

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh


peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuesioner. Dengan menggunakan kuesioner maka peneliti
dapat memperoleh informasi dari responden.

3.5 METODE ANALISA DATA

Setelah dikumpulkan, diverifikasi, diedit, dikoding, data kemudian


dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program SPSS.
Pada penelitian ini menggunakan metode analisis(Muhammad, 2016) :
1. Univariat yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-
masing variabel yang diteliti.
2. Bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat, dimana pada penelitian ini uji yang digunakan adalah uji
Chi-Square dengan syarat expected count tidak boleh lebih dari 5. Jika
lebih dari 5 maka uji yang digunakan adalah Fisher’s Exact Test.
3. Multivariat untuk
12

3.6 DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1 Definisi operasional.


Skala
Definisi Cara Alat Hasil
No Varia-bel penguku
operasional ukur ukur ukur
ran
1. Lama Waktu yang Metode Kuesio- 1 = ≤ 6 Nominal
pengguna- sudah digunakan angket ner bulan
an KB responden dalam 2 =>6
suntik penggunaan bulan
DMPA kontrasepsi suntik
3 bulan
2. Gangguan Responden yang Metode Kuesio- 1 = tidak Nominal
pola haid mengalami angket ner ada
gangguan gangguan
menstruasi setelah 2 = ada
pemakaian KB gangguan
suntik 3 bulan haid
a. Menor- Responden yang Metode Kuesio- 0 = tidak Nominal
rhagia mengalami angket ner mengala-
perdarahan yang mi
berlebihan dengan gangguan
siklus normal haid
1=
mengala-
mi
gangguan
haid
b. Spotting responden yang Metode Kuesio- 0 = tidak Nominal
mengalami angket ner mengala-
perdarahan mi
berupa gangguan
13

tetesan/ber-cak- haid
bercak 1=
mengala-
mi
gangguan
haid
c. Ameno- responden yang Metode Kuesio- 0 = tidak Nominal
rhea tidak mengalami angket ner mengala-
menstruasi/haid mi
selama pemakaian gangguan
DMPA minimal 3 haid
bulan berturut- 1=
turut mengala-
mi
gangguan
haid
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik KB Vany yang beralamat di Desa


Sifaoroasi Uluhou, Kecamatan Bawalato, Kabupaten Nias, Nias. Status KKB
adalah swasta dengan nomor kode KB 1243028. Tenaga kesehatan yang tersedia
terdiri dari 1 bidan dan 1 perawat. Pelayanan yang dapat diberikan hanya berupa
pelayanan KB.

4.2 ANALISI DATA UNIVARIAT

Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang telah diisi oleh
37 responden yang menggunakan KB suntik DMPA pada tahun 2016.
Pengumpulan kuesioner ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 di Klinik KB
Vany.
Berikut ini diuraikan beberapa karakteristik dari responden :

14
15

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden


Karakteristik Frekuensi Persentase(%)
Usia
 20-25 Tahun 7 18.9
 26-30 Tahun 8 21.6
 31-35 Tahun 8 21.6
 36-40 Tahun 7 18.9
 41-45 Tahun 7 18.9
Pekerjaan
 Petani 33 89.2
 IRT 2 5.4
 PNS 1 2.7
 Wiraswasta 1 2.7
Pendidikan
 Tidak Sekolah 3 8.1
 SD 21 56.8
 SMP 7 18.9
 SMA 5 13.5
 Perguruan Tinggi 1 2.7
Jumlah anak
 Primipara 4 10.8
 Multipara 33 89.2
Lama penggunaan KB suntik
 ≤ 6 bulan 10 27.0
 > 6 bulan 27 73.0
Tetap meneruskan KB suntik
 Ya 32 86.5
 Tidak 5 13.5
Riwayat penggunaan KB suntik
 Tidak ada gangguan haid 5 13.5
 Ada gangguan haid 32 86.5
Gangguan menstruasi
 Normal 5 13.5
 Hypermenorhea 5 13.5
 Spotting 3 8.1
 Amenorhea 24 64.9
Total 37 100.0

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa usia responden yang menggunakan KB
suntik di Klinik KB Vany paling banyak pada usia 26-30 tahun dan 31-35 tahun
yaitu masing-masing ada sebanyak 8 responden (21.6%), sedangkan usia
16

responden yang paling sedikit menggunakan KB suntik terdapat pada usia 20-25
tahun, 36-40 tahun, dan 41-45 tahun yang masing-masing ada sebanyak 7
responden (18.9%).Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa pekerjaan responden
yang paling banyak yang menggunakan KB suntik 3 bulan di Klinik KB Vany
adalah pekerjaan petani (89.2%). Pekerjaan yang sedikit yaitu PNS dan
Wiraswasta, masing-masing ada 1 responden (2.7%). Ini berarti bahwa responden
yang menggunakan KB suntik 3 bulan di Klinik KB Vany memiliki pekerjaan
yang paling dominan yaitu petani. Pekerjaan petani banyak menghabiskan waktu
diladang sehingga memiliki keterbatasan waktu untuk ikut serta dalam kegiatan-
kegiatan pelayanan KB yang diadakan.

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menggunakan KB


suntik 3 bulan di Klinik KB Vany paling banyak berpendidikan Sekolah Dasar
(SD) yaitu sebanyak 21 responden (56.8%), sedangkan pendidikan responden
yang paling sedikit adalah Perguruan Tinggi yaitu ada 1 responden (2.7%). Ini
berarti bahwapendidikan responden yang dominan yang menggunakan KB suntik
3 bulan di Klinik KB Vany adalah pendidikan Sekolah Dasar. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang akan semakian luas wawasannya begitu juga
sebaliknya. Bagi sebagian akseptor dapat menerima perubahan menstruasi dari
jenis kontrasepsi yang dipilih, tetapi bagi yang tidak bisa menerima perubahan
akseptor akan berhenti menggunakan kontrasepsi tersebut.

Jumlah anak responden yang diteliti dikategorikan ke dalam responden


dengan jumlah anak yang primapara (<2 anak) dan multipara (≥2 anak). Pada
tabeldi atas didapat bahwa responden paling banyak memiliki jumlah anak dalam
kategori multipara yaitu sebanyak 33 responden (89.2%), sedangkan responden
dengan jumlah anak yang primipara ada sebanyak 4 responden (10.8%). Ini
berarti bahwa responden yang menggunakan KB suntik 3 bulan di Klinik KB
Vany paling banyak memiliki jumlah anak yang multipara. Dikarenakan
semakinbanyak anak akan semakin bertambah pemakaian kontrasepsi untuk
mencegah terjadinya kehamilan kembali.
17

Pada tabel di atas juga diperoleh bahwa jumlah responden yang


menggunakan KB suntik ≤6 bulan ada sebanyak 10 orang (27.0%) dan responden
yang menggunakan KB suntik >6 bulan ada sebanyak 27 orang (73.0%). Ini
berarti bahwa banyak responden yang sudah menggunakan KB DMPA di Klinik
KB Vany yang lebih dari 6 bulan. Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa
responden yang tetap meneruskan KB ada sebanyak 32 responden (86.5%).
Sedangkan responden yang tidak meneruskan KB suntik DMPA ada sebanyak 5
responden (13.5%). Ini berarti bahwa masih banyak responden yang tetap
meneruskan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan.

Selain itu, dalam tabel dapat dilihat bahwa responden dengan riwayat
penggunaan KB suntik 3 bulan yang mengalami gangguan menstruasi ada
sebanyak 32 responden (86.5%), sedangkan yang tidak memiliki gangguan
menstruasi ada sebanyak 5 responden (13.5%). Ini berarti bahwa riwayat
penggunaan KB suntik 3 bulan pada responden telah mengalami lebih dari 85%
gangguan menstruasi. Ini sejalan dengan penelitian Octasari et al., (2014) yang
menunjukkan bahwa setelah penggunaan kontrasepsi ada sebanyak 126 orang
(60%) mengalami pola menstruasi tidak teratur.Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa gangguan menstruasi yang terjadi pada responden yang menggunakan KB
suntik 3 bulan paling banyak mengalami amenorhea, yaitu sebanyak 24 responden
(64.9%). Gangguan menstruasi yang paling sedikit terjadi adalah spotting yaitu
sebanyak 3 responden (8.1%). Gangguan menstruasi lain yang terjadi pada
responden adalah hypermenorhea yaitu ada sebanyak 5 responden (13.5%).
Namun, ada 5 responden (13.5%) yang pola haidnya masih normal atau teratur.

Paling banyak gangguan menstruasi yang terjadi adalah amenorhea yaitu


sebanyak 24 dari 37 responden (64.9%). Hasil dari penelitian ini sejalan dengan
penelitian Veisi & Zangeneh (2013) bahwaada 113dari 125 responden yang
menggunakan KB suntik DMPA mengalami gangguan menstruasi, dan ada
sebanyak 93 dari 113 responden (74,4%) yang mengalami amenorhea. Hal ini
juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Putriet al. (2013) bahwa
mayoritas akseptor KB suntik 3 bulan mengalami amenorhea sebanyak 35
18

responden (81,4%). Didukung juga oleh penelitian Laely dan Fajarsari (2012),
bahwa akseptor suntik DMPA ada sebanyak 98 orang (54,7%), yang mengalami
gangguan menstruasi ada sebanyak 83 orang (84,7%), dan paling banyak
mengalami amenorea sebanyak 52 orang (25%).

4.2 ANALISI DATA BIVARIAT

Pada penelitian ini yang ingin dianalisa adalah apakah ada hubungan
antara lama penggunaan KB suntik 3 bulan dengan gangguan pola menstruasi.
Data yang ada bersifat kategorik sehingga penelitian ini menggunakan uji Chi-
Square. Uji Chi-Square merupakan uji statistik non parametrik yang tidak
mensyaratkan data berdistribusi normal. Tetapi karena ada expected count kurang
dari 5 maka diuji dengan alternatife Chi Square test yaitu fisher’s Exact Test.

Tabel 4.2. Tabulasi silang hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan dan gangguan pola haid

Lama Gangguan pola haid


Ada Jumlah
penggunaan KB Normal p (Sig)
gangguan
suntik 3 bulan
f % f % f %
≤ 6 bulan 4 10.8 6 16.2 10 27.0
> 6 bulan 1 2.7 26 70.3 27 73.0 0.014
Jumlah 5 13.5 32 86.5 37 100.0

Hasil analisis pada tabel di atas diperoleh bahwa pada 10 responden


dengan pemakaian KB suntik 3 bulan dengan lama penggunaan ≤6 bulan didapati
ada 4 (10.8%) responden yang tidak mengalami gangguan pola haid dan ada
sebanyak 6 (16.2%) responden yang mengalami gangguan pola haid. Pada 27
responden dengan pemakaian KB suntik 3 bulan dengan lama penggunaan >6
bulan didapati ada 1 (2.7%) responden yang tidak mengalami gangguan pola haid,
dan 26 (70.3%) responden mengalami gangguan haid.
Pada tabel 4.2 di atas hasil uji statistik diperoleh nilai p (sig) < α (0.014<
0.05), maka hipotesis diterima (H0ditolak atau Ha diterima) dan dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara lama penggunaan KB suntik 3 bulan dengan
19

gangguan pola haid. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Momole
(2013) bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama pemakaian KB suntik
DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea (p =
0.025, α < 0.05). Sejalan juga dengan penelitian Kansil et al. (2015) yang
menunjukan bahwa ada pengaruh lama pemakaian alat kontrasepsi suntik depo
provera terhadap efek samping gangguan menstruasi dengan nilai p = 0,011.
Menurut Impey (2009), KB suntik 3 bulan mengandung Depo-Provera
yang merupakan suspensi cair yang mengandung kristal-kristal mikro depo
medrokxy progesterone asetat (DMPA) yaitu suatu progestin yang mekanisme
kerjanya bertujuan untuk menghambat sekresi hormon yang menyebabkan tidak
haidnya seorang wanita. Mekanisme kerjanya yaitu: menghambat sekresi hormon
pemicu folikel (FSH) dan LH serta lonjakan LH, endometrium mengalami atrofi
sehingga tidak dapat mendukung implantasi sel ovum, pembentukan lendir serviks
yang mengganggu sperma, yaitu lendir yang kental dan sangat sulit dipenetrasi
oleh sperma sehingga mengurangi penetrasi, pengangkutan, dan kemungkinan
sperma untuk bertahan hidup (Varney, 2007). Mekanisme kerja tersebut
menyebabkan gangguan haid muncul seperti amenorea (tidak haid lebih dari 3
bulan), menoragia (perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasa),
dan spotting (perdarahan yang berupa tetesan) (Susilowati, 2011).
Berikut diuraikan antara lama pemakaian KB suntik DMPA dengan
gangguan pola haid yang terjadi :

Tabel 4.3. Tabulasi silang hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan dan hypermenorhea

Lama Hypermenorhea
Jumlah
penggunaan KB Ya Tidak p (Sig)
suntik 3 bulan
f % f % f %
≤ 6 bulan 4 10.8 6 16.2 10 27.0
> 6 bulan 1 2.7 26 70.3 27 73.0 0.014
Jumlah 5 13.5 32 86.5 37 100.0
20

Pada tabel 4.3 didapati bahwa kejadian terjadinya hypermenorhea lebih


banyak terjadi pada penggunaan KB suntik DMPA ≤ 6 bulan yaitu ada 4
responden (10.8%) dibanding pada penggunaan > 6 bulan yang hanya ada 1
responden (2.7%). Pada hasil uji statistik diperoleh p (sig) < α (0.014 < 0.05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama penggunaan KB suntik
3 bulan dengan hypermenorhea.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitianPratiwi et al. (2015)
bahwa pemakaian KB suntik DMPA dengan 1 kali injeksi (3 bulan) menyebabkan
gangguan menstruasi kepada 7 dari 8 responden (p = 0,003). Namun pada bulan-
bulan berikutnya angka kejadiannya semakin turun.
Hypermenorhea bisa terjadi pada pemakaian KB suntik DMPA
dikarenakan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Hypermenorhea
merupakan perdarahan yang banyak atau memanjang lebih dari 8 hari atau 2 kali
lebih banyak dari haid biasa. Ini biasanya sering timbul pada pemakaian bulan
pertama KB suntik DMPA. Namun jika berlangsung terus menerus, pemakaian
KB suntik DMPA bisa dihentikan (Mulyanidan Rinawati, 2013).

Tabel 4.4. Tabulasi silang hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan dan spotting
Spotting
Lama Jumlah
penggunaan KB Ya Tidak p (Sig)
suntik 3 bulan
f % f % f %
≤ 6 bulan 1 2.7 9 24.3 10 27.0
> 6 bulan 2 5.4 25 67.6 32 73.0 1.000
Jumlah 3 8.1 34 91.9 37 100.0

Pada tabel 4.4 didapati bahwa kejadian terjadinya spotting pada lama
penggunaan KB suntik DMPA > 6 bulan yaitu ada 2 responden (5.4%), tidak jauh
berbeda dengan lama penggunaan ≤ 6 bulan yang hanya ada 1 responden (2.7%).
Pada hasil uji statistik diperoleh p (sig) > α (1.000 > 0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa lama penggunaan KB suntik 3 bulan tidak ada hubungannya
dengan terjadinya spotting. Hal ini dapat disebabkan karena responden yang
mengalami spotting setelah pemakaian KB suntik DMPA hanya 3 responden.
21

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Octasari et al. (2014) yang
menyatakan bahwa hasil analisis bivariat tetang hubungan lama penggunaan
kontrasepsi hormonal terhadap kejadian spotting diperoleh p=0.253 (>0.05),
artinya lama penggunaan kontrasepsi belum dapat disimpulkan sebagai faktor
resiko terjadinya spotting.
Menurut Hartanto (2010),spotting menurun secara progresif seiring
setiap satu kali penyuntikan ulang dan sifatnya tidak mengganggu. Banyak
akseptor KB jarang mengeluhkan hal ini dan tidak selalu terjadi pada akseptor.
Suntikan DMPA lebih sering menyebabkan gangguan haid berupa amenorhea
dibandingkan dengan spotting.

Tabel 4.5. Tabulasi silang hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan dan amenorhea

Lama Amenorhea
Jumlah
penggunaan KB Ya Tidak p (Sig)
suntik 3 bulan
f % f % f %
≤ 6 bulan 1 2.7 9 24.3 10 27.0
> 6 bulan 23 62.2 4 10.8 32 73.0 0.000
Jumlah 24 64.9 13 35.1 37 100.0

Pada tabel 4.5 didapati bahwa kejadian terjadinya amenorhea lebih


banyak terjadi pada penggunaan KB suntik DMPA > 6 bulan yaitu ada 23
responden (62.2%) dibanding pada penggunaan ≤ 6 bulan yang hanya ada 1
responden (2.7%). Pada hasil uji statistik diperoleh p (sig) < α (0.000 < 0.05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama penggunaan KB suntik
3 bulan dengan amenorhea.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Novrida (2015) yang menyatakan
bahwa ada hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan terhadap kejadian
amenore sekunder (p=0.000). Hal ini juga sejalan dengan penelitianMunayarokh
et al., (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan lama pemakaian
kontrasepsi suntik DMPA dengan gangguan menstruasi yaitu dengan p value
sebesar 0.007 (α = 0.05).
22

Amenorhea adalah keadaan dimana tidak haid selama 3 bulan berturut-


turut. MenurutTanto et al. (2014), amenorea sekunder merupakan gangguan
menstruasi yang sering dikeluhkan peserta kontrasepsi DMPA. Efek pola
menstruasi tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan intermenstrual dan
bercak darah berkurang dengan jalannya waktu. Semakin lama penggunaan KB
suntik DMPA maka semakin meningkat kejadian amenorhea(Baziad, 2008).
Berikut diuraikan hubungan gangguan pola haid berupa hypermenorhea
dengan keputusan responden dalam melanjutkan pemakaian KB suntik DMPA :

Tabel 4.6. Tabulasi silang hubungan hypermenorhea dan keputusan tetap meneruskan KB suntik
DMPA
Tetap menggunakan KB
Jumlah
Hypermenorhea Ya Tidak p (Sig)

f % f % f %
Ya 1 2.7 4 10.8 5 13.5
Tidak 31 83.8 1 2.7 32 86.5 0.000
Jumlah 32 86.5 5 13.5 37 100.0

Pada tabel 4.1 sebelumnya telah dibahas frekuensi responden yang tidak
meneruskan menggunakan KB suntikada sebanyak 5 responden. Pada tabel 4.6 di
atas ada 4 dari 5 responden yang tidak menggunakan KB suntik DMPA kembali
dikarenakan hypermenorhea. Pada uji statistiknya diperoleh nilai p (Sig) = 0.000
(<0.05) yang artinya bahwa ada hubungan gangguan haid berupa hipermenorhea
akibat penggunaan kontrasepsi KB suntik DMPA yang menyebabkan akseptor
menghentikan penggunaan KB suntik tersebut.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Veisi & Zangeneh
(2013) yang menyatakan bahwa dari 125 responden yang menggunakan KB
suntik DMPA, ada sebanyak 32 responden yang tidak melanjutkan penggunaan
KB suntik DMPA karena perubahan menstruasi.
Menurut Jacobstain & Polis (2014), perubahan pola perdarahan
menstruasi (misalnya perdarahan yang lebih ringan atau lebih berat, perdarahan
berkepanjangan atau tidak teratur, atau amenorea) merupakan penyebab utama
23

penghentian kontrasepsi hormonal. Metode suntikan progestin menginduksi


ketidakteraturan menstruasi lebih banyak daripada metode suntikan kombinasi.
Kebanyakan wanita akan mengalami pola perdarahan tidak teratur pada tahun
pertama penggunaan kontrasepsi suntikan progestin, meskipun ketidakteraturan
berkurang dari waktu ke waktu.Kekhawatiran yang dialami responden ini bisa
dihilangkan jika pada awal penggunaan KB suntik dijelaskan tentang efek
samping yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan kontrasepsi DMPA.
Pada penelitian ini responden yang mengalami gangguan haid berupa
amenorhea tetap meneruskan penggunaan kontrasepsi suntik DMPA. Ini
disebabkan oleh karena sebagian akseptor pernah mendengar tentang efek
samping dari pemakaian kontrasepsi ini yang menyebabkan akseptor tidak
mengalami haid dan pada umumnya akseptor tidak terlalu merasa khawatir
dengan gangguan menstruasi tersebut. Berbeda halnya dengan gangguan haid
berupa hypermenorhea yang menyebabkan akseptor merasa khawatir dan takut
dengan haid yang berkepanjangan. Sehingga gangguan haid hypermenorhea lebih
dikeluhkan oleh akseptor dibandingkan dengan gangguan haid amenorhea.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini. Pertama, pada penelitian ini
pengambilan data melalui kuesioner belum secara mendalam untuk mengkaji
riwayat KB sebelumnya sehingga data yang diperoleh belum maksimal. Kedua,
pernyatan pada kuesioner perlu dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal dikarenakan banyaknya efek samping dari pemakaian KB suntik
DMPA serta masih banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan gangguan
menstruasi. Ketiga, responden lupa siklus menstruasi sebelumnya, sehingga
diperlukan waktu yang agak lama untuk responden menjawab pernyataan serta
perlunya penggalian pernyataan yang lebih dipahami oleh responden.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian mengenai


hubungan lama penggunaan suntik KB DMPA (3 bulan) dengan gangguan pola
haid, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Didapatkan bahwa riwayat penggunaan KB suntik DMPA pada
responden lebih banyak mengalami gangguan pola haid (86.5%) dan
yang paling banyak terjadi pada responden adalah amenorhea
(64.9%).
2. Terdapat hubungan antara lama pemakaian KB suntik DMPA
dengan gangguan pola haid (p=0.014, α < 0.05).
3. Terdapat hubungan antara lama penggunaan KB suntik DMPA
dengan hypermenorhea (p=0.014, α < 0.05).
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama penggunaan
KB suntik DMPA dengan spotting (p=1.000, α < 0.05).
5. Terdapat hubungan antara lama penggunaan KB suntik DMPA
dengan amenorhea (p=0.000, α < 0.05).
6. Terdapat hubungan antara gangguan pola haid berupa
hypermenorhea yang terjadi pada responden dengan keputusan
responden untuk tetap meneruskan pemakaian kontrasepsi suntik
DMPA (p=0.000, α < 0.05).

24
25

6.2 SARAN

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang
dapat diberikan, yaitu :

1. Bagi bidan dan perawat di Klinik KB Vany


Dari hasil penelitian ini diharapkan KKB Vany dapat memberikan
penyuluhan kesehatan khususnya masalah pemakaian KB suntik
DMPA, serta selalu memberikan informasi dan mengulang kembali
pemahaman akseptor tentang kontrasepsi suntik DMPA dan efek
samping dari kontrasepsi yang digunakan saat kunjungan ulang,
sehingga ibu mengerti tentang gangguan menstruasi yang
dialaminya.
2. Bagi ibu (akseptor KB)
Dari hasil penelitian ini diharapkan akseptor KB lebih berusaha
untuk mencari tahu dan berusaha mencari informasi melalui tenaga
kesehatan terkait dan buku yang berisi tentang efek samping
berbagai macam alat kontrasepsi sehingga ibu dapat memilih alat
kontrasepsi yang sesuai dengan keadaannya. Bagi akseptor KB
suntik 3 bulan juga diharapkan tidak perlu mencemaskan siklus
mentruasinya yang mungkin tidak lancar karena itu merupakan
faktor hormonal setiap individu.
3. Bagi peneliti lain
Sebaiknya ada penelitian lanjutan untuk mengembangkan penelitian
ini dan menggunakan responden yang lebih besar dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan menstruasi untuk mengetahui pengaruh lama
pemakaian suntik KB 3 bulanterhadap menstruasi.
26

Daftar Pustaka

Anggia, R.J. & Mahmudah, 2012, ‘Hubungan jenis dan lama pemakaian
kontrasepsi hormonal dengan gangguan menstruasi di BPS (Bidan Praktek
Swasta) Wolita M. J. Sawong Kota Surabaya’,Departemen biostatistika dan
kependudukan FKM UNAIR, vol. 1, no. 1, pp. 43-51.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias, 2017, Banyaknya Pasangan Usia Subur
dan Peserta KB Aktif Menurut Kecamatan di Kabupaten Nias 2015, Badan
Pusat Statistik.
Baziad, A. 2008,Kontrasepsi Hormonal, Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.

Benson, R.C. & Pernoll, M.L. 2008, Buku Saku: Obstetri dan Ginekologi, edisi 9,
EGC, Jakarta.
Coad J. & Dunstall M. 2007, Anatomi dan Fisiologi Terapan Untuk Bidan, EGC,
Jakarta.
Hackers, N.F., Gambone, J.C., &Hobel, C.J. 2010, Hackers and Moore’s:
Essentials of Obstetrics and Gynecology, 5th edition, Saunders Elsevier,
Philadelphia.
Hanretty, K.P. 2009, Obstetrics Illustrated, 7th edition, Churchill Livingstone,
London.
Hartanto, H. 2010, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta.
Hasmi, 2016, Metode Penelitian Kesehatan, In Media, Bogor.
Heffner, L.J. & Schust, D.J. 2008, At a Glance : Sistem Reproduksi, edisi kedua,
p. 38, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Impey, L. Tim Child, 2009, Obstetrics and Gynaecology, 3rd edition, Wiley-
Blackwell, USA.
Jacobstein, R.,& Polis, C.B. 2014, ‘Progestin-only contraception: Injactables and
implants’, Best Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology’,
vol. 26, no. 6, pp. 795-806.
Kansil, S.E., Kundre, R., & Bataha, Y. 2015, ‘Hubungan Penggunaan Kontrasepsi
Suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) Dengan Perubahan
Fisiologis Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Puskesmas Ranomuut Kota
Manado’, e-Journal Keperawatan (eKp), vol. 3, no. 3, pp 1-7.
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Database Kesehatan per-Kabupaten,
Kementerian Kesehatan RI.
27

Kementerian Kesehatan RI, 2013, ‘Situasi Keluarga Berencana di Indonesia’,


Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, vol. 2, pp. 1-2, Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, 2014, infoDATIN Situasi dan Analisis Keluarga
Berencana, Pusat Data dan Informasi, Jakarta Selatan.
Kusuma, N. 2016, ‘Hubungan antara metode dan lama pemakaian dengan keluhan
kesehatan subyektif pada akseptor’, Jurnal Berkala Epidemiologi, vol. 4,
no. 2, pp. 164-175.
Laely, F.N. & Fajarsari, D. 2011, ‘Perbedaan pengaruh KB Suntik Depo Medroxi
Progesteron Asetat (DMPA) dengan KB Implan Terhadap Gangguan
Menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Purwonegoro Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2011’, Jurnal Bidan Prada, vol. 2, no. 2, pp. 25-37.
Magas, M.M., Kundre, R.M.,& Masi, G.N. 2016, ‘Perbedaan siklus menstruasi
ibu pengguna kontrasepsi suntik cyclofem dengan depo-medroxy-
progesterone acetat di wilayah kerja Puskesmas Bontang Utara 1’, e-
Journal Keperawatan (e-Kp), vol. 4, no. 1, pp. 279-286.
Momole, A. 2014, ‘Perubahan pola menstruasi pada akseptor KB suntik Depo
Medroxy Progesterone Acetat (DMPA) di Desa Mawea Kecamatan Tobelo
Timur’, Institutional Repository Satya Wacana Christian University.
Muhammad, I. 2016, Pemanfaatan SPSS dalam Penelitian Sosial dan Kesehatan,
Citapustaka Media Perintis, Bandung.
Mulyani, N.S. & Rinawati, M. 2013, Medical Book: Keluarga Berencana dan
Alat Kontrasepsi, Nuha Medika, Yogyakarta.
Munayarokh, Triwibowo, M. & Rizkilillah, Z.D.M. 2014, ‘Hubungan lama
pemakaiaan kontrasepsi suntik DMPA dengan gangguan menstruasi di BPM
Mariyah Nurlaili, Rambe anak mungkid tahun 2014’, Jurnal Kebidanan,
vol. 3, no. 6, pp. 50-56.
Notoatmodjo, S. 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Novrida, Y. 2015, ‘Hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan terhadap
kejadian amenore sekunder di Puskesmas Paku Haji Kecamatan Paku Haji,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, tahun 2014’, J Ilmiah Permata
Medika, vol. 4, no. 1.
Octasari, F., Sarumpaet, S.M., & Yusad, Y. 2014, ‘Hubungan jenis dan lama
penggunaan alat kontrasepsi hormonal terhadap gangguan menstruasi pada
ibu PUS di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun
2014’, Jurnal USU, vol. 1, no. 3, pp. 1-9.
28

Parisaei, Shailendra, Panay, & Ryan, 2008, Obstetrics and Gynaecology, Second
edition, Mosby Elswvier, USA.
Pratiwi, D., Syahredi, & Erkadius 2013, ‘Hubungan antara penggunaan
kontrasepsi hormonal suntik DMPA dengan peningkatan berat badan di
Puskesmas Lapai Kota Padang’, Jurnal Kesehatan Andalas, vol. 3, no. 3,
pp. 365-369.
Pratiwi, R., Amran, R., Said, U., & Saleh, I. 2015, ‘Serum Vascular Endothelial
Growth Factor (VEGF) in DMPA Acceptors:Influence on Bleeding
Occurrence’, Indonesian J of Obstetrics and Gynecology, vol. 3, no. 1, pp.
26-31.
Putri, D.Y., Nurullita, U., & Pujiati, N. 2013, ‘Gambaran Pola Menstruasi
Akseptor Kontrasepsi Suntik 1 Bulan dan 3 Bulan (Studi di BPM T
Tlogosari Kota Semarang Tahun 2012)’, Jurnal Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Semarang, vol. 2, no. 1, pp. 6-11.
Rizqi, U. & Rini, H. 2016, ‘Gangguan Haid Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan di
PUSTU Bandung, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang’,
Jurnal Ilmiah Kebidanan, vol. 2, no. 1, pp. 30-35.
Samsulhadi & Hendrarto, H. 2009, Aplikasi Klinis: Induksi Ovulasi dan Stimulasi
Ovarium, Sagung Seto, Jakarta.
Sastroasmoro, S. & Ismael, S. 2013, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,
edisi ke-4, Sagung Seto, Jakarta.
Schorge, J.O., Schaffer, J.I., Halvorson, L.M., Hoffman, B.L., Bradshaw, K.D., &
Cunningham, F.G. 2008, Williams Gynecology, McGraw-Hill Medical,
Texas.
Sety, L.M. 2014, ‘Jenis pemakaian kontrasepsi hormonal dan gangguan
menstruasi di wilayah kerja Puskesmas’, Jurnal Kesehatan, vol. 5, no. 1, pp.
60-66.
Setyaningrum, A.C. & Sehmawati. 2008, ‘Hubungan Lama Pemakaian Depo
Mendroksiprogesteron Asetat Dengan Gangguan Menstruasi Di Perumahan
Petragriya Indah Purwodadi Tahun 2008’, Berita Ilmu Keperawatan, vol. 1,
no. 4, pp. 151-156.
Sibagariang, E.E, Pusmaika, & Rismalinda 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita,
Trans Info Media, Jakarta.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Susilowati, E. 2011, ‘KB Suntik 3 (Tiga) Bulan dengan Efek Samping Gangguan
Haid dan Penanganannya’, Majalah Ilmiah Sultan Agung, vol. 49, no. 123,
pp. 40-51.
29

Sutarjo, U.S. & Johan P.R. (eds) 2016, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015,
pp. 336-338, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., &Pradipta E.A. 2014, Kapita Selekta
Kedokteran, jilid I, Edisi ke-IV, Media Aesculapius, Jakarta.
Varney, H. 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi ke-IV, Vol 1, EGC,
Jakarta.
Veisi, F. & Zangeneh, M. 2013, ‘Comparison of Two Different Injectable
Contraceptive Methods: Depo-medroxy Progesterone Acetate (DMPA) and
Cyclofem’, J Family Reprod Health, vol. 7, no. 3, pp. 109-113.
30

Lampiran A. Format biodata penulis


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ivone Damaiyanti Halawa

NIM : 140100109

Tempat / Tanggal Lahir : Gunungsitoli/26 Oktober 1996

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Feberius Halawa

Nama Ibu : Edaria Gea

Alamat : Jalan Bunga Cempaka IX No. 38, Titi Rantai, Medan


Baru, Kota Medan, 20157

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 074054 Idanotae (2002-2008)


2. Sekolah Menengah Pertama Swasta Bunga Mawar (2008-2011)
3. Sekolah Menengah Atas Swasta Katolik (2011-2014)
Riwayat Pelatihan :
1. PMB FK USU 2014
2. MMB FK USU 2014
3. Seminar dokter keluarga dan workshop sirkumsisi 2014
4. Basic surgical skill 2014
31

5. Basic life support dan traumatology 2016


6. Emergency response in vertical rescue 2016
Riwayat Organisasi :

1. Anggota Tim Bantuan Medis (TBM) FK USU 2015-2016 Div. Logistik.


2. Anggota Pendidikan dan Pelatihan pengurus Wilayah 1 PTBMMKI
2016/2017
3. Anggota UKM KMK FK USU 2014-sekarang
Riwayat kepanitiaan :

1. Anggota seksi dana pada Perayaan Natal FK USU 2014


2. Anggota seksi dana pada Perayaan Paskah FK USU 2015
3. Bendahara Lomba Cerdas Cermat (LCC) dan pertolongan pertama antar
SMA se-Kota Medan2015
4. Anggota seksi konsumsi Basic Surgical Skill (BSS) 2015
5. Anggota seksi Peralatan dan Tempat (PT) pada Pengabdian Masyarakat
(PM) Akbar TBM FK USU 2016
6. Anggota seksi Administrasi dan Kesekretariat Basic Life Support dan
Traumatology 2016
7. Anggota seksi Administrasi dan Kesekretariat pra TBM camp dan TBM
camp XIV 2016
8. Anggota seksi acara pada Perayaan Paskah 2016
9. Sekretaris I pada Perayaan Natal FK USU 2016
10. Koordinator Administrasi dan Kesekretariat Semnas Baksosnas
PTBMMKI Cup 2017

Prestasi :

1. Juara III PEMA Medical Olympiad 2016 FK USU Div. Musculo-skeletal.


32

Lampiran B. Lembar penjelasankepada calon responden


LEMBAR PENJELASANKEPADA CALON RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon responden penelitian
Di
Tempat

Dengan hormat,

Saya mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,


bersama dengan ini memohon kesediaan Saudara untuk berpartisipasi sebagai
subjek penelitian (responden)dalam penelitian sayayangberjudul “Hubungan lama
penggunaan KB suntik Depo Medroxy Progesterone Acetat dengan gangguan
haid di Klinik KB Vany Kabupaten Nias Tahun 2016”.

Dalam penelitian tersebut saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk


memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang ada dalam kuisioner sesuai
dengan pendapat Saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh pihak lain sesuai dengan
petunjuk. Saya menjamin kerahasiaan pendapat Saudara. Identitas dan informasi
yang Saudara berikan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
untuk maksud lain.

Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat bebas. Saudara bebas ikut
atau tidak tanpa dikenai sanksi apapun. Atas perhatian dan kesediaan Saudara,
saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,
Peneliti

Ivone Damaiyanti Halawa


NIM 140100109
33

Lampiran C. Lembar persetujuan menjadi responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Nama :
Usia :
Alamat :
No. Telp/Hp :

Setelah membaca lembar penjelasan sebelumnya, saya bersedia menjadi


responden pada penelitian yang berjudul Hubungan lama penggunaan KB
suntik Depo Medroxy Progesterone Acetat dengan gangguan haid di Klinik
KB Vany Kabupaten Nias Tahun 2016.

Saya telah diberitahukan bahwa partisipasi atau penolakan ini tidak


merugikan saya dan saya mengerti bahwa tujuan dari penelitian ini akan sangat
bermanfaat bagi saya maupun bagi dunia kesehatan.

Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,
saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Medan,Agustus 2017
Peneliti Responden,

Ivone Damaiyanti Halawa


NIM 140100109
34

Lampiran D. Kuesioner
KUESIONER
Petunjuk pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada salah satu kolom sesuai dengan jawaban
responden.
2. Bila ada pertanyaan yang tidak dipahami maka dapat ditanyakan kepada
peneliti.
3. Jawaban yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
Identitas Responden

No. Responden :

1. Usia : ......... tahun


2. Pekerjaan : Petani
IRT
PNS
Wiraswasta
3. Pendidikan : Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
4. Jumlah anak : orang
5. Lama penggunaan KB suntik : bulan
3 bulan
6. Tetap meneruskan pemakaian : Ya
KB suntik 3 bulan Tidak
35

Pilihan Jawaban
No. Pernyataan Tidak
Selalu Sering Kadang
pernah
Riwayat menstruasi sebelum penggunaan KB suntik 3 bulan
1. Saya masih menstruasi atau haid
2. Darah yang keluar saat
menstruasi normal
3. Darah yang keluar
menghabiskan 1-2 pembalut
perhari
4. Waktu menstruasi normal (2-7
hari)
5. Siklus haid normal (diantara 21-
35 hari)
*Siklus haid adalah rentang hari
sejak hari pertama haid hingga
hari pertama haid berikutnya.
6. Darah yang keluar saat
menstruasi banyak (>2 pembalut
perhari)
7. Darah haid berupa gumpalan
darah
8. Waktu menstruasi lama (>7 hari)
9. Nyeri ketika haid
10. Ada tanda-tanda anemia (mudah
lelah, pucat, nafas pendek, dan
lain-lain)
11. Darah yang keluar saat
menstruasi sedikit
12. Darah yang keluar berupa
bercak-bercak
13. Nyeri pada payudara
14. Tidak membutuhkan
pembalut/tampan
15. Waktu menstruasi pendek (<3
hari)
16. Saya tidak mengalami haid lebih
dari 3 bulan berturut-turut
17. Peningkatan/penurunan berat
badan yang berarti
18. Sedang hamil atau sedang
menyusui
19. Pertumbuhan rambut yang
berlebihan
20. Perubahan suara yang
36

dalam/berat
Riwayat menstruasi setelah menggunakan KB suntik 3 bulan
1. Saya masih menstruasi atau haid
2. Darah yang keluar saat
menstruasi normal
3. Darah yang keluar
menghabiskan 1-2 pembalut
perhari
4. Waktu menstruasi normal (2-7
hari)
5. Siklus haid normal (diantara 21-
35 hari)
*Siklus haid adalah rentang hari
sejak hari pertama haid hingga
hari pertama haid berikutnya.
6. Darah yang keluar saat
menstruasi banyak (>2 pembalut
perhari)
7. Darah haid berupa gumpalan
darah
8. Waktu menstruasi lama (>7 hari)
9. Nyeri ketika haid
10. Ada tanda-tanda anemia (mudah
lelah, pucat, nafas pendek, dan
lain-lain)
11. Darah yang keluar saat
menstruasi sedikit
12. Darah yang keluar berupa
bercak-bercak
13. Tidak membutuhkan
pembalut/tampan
14. Waktu menstruasi pendek (<3
hari)
15. Nyeri pada payudara
16. Saya tidak mengalami haid lebih
dari 3 bulan berturut-turut
17. Peningkatan/penurunan berat
badan yang berarti
18. Sedang hamil atau sedang
menyusui
19. Pertumbuhan rambut yang
berlebihan
20. Perubahan suara yang
dalam/berat
37

Lampiran E. Validitas dan reabilitas kuesioner


1. Validasi dan reabilitas data sebelum penggunaan KB suntik

Pearson
Pertanyaan Syarat Keterangan
correlation
1 0,547 > 0,361 Valid
2 0,635 > 0,361 Valid
3 0,443 > 0,361 Valid
4 0,362 > 0,361 Valid
5 0,481 > 0,361 Valid
6 0,406 > 0,361 Valid
7 0,392 > 0,361 Valid
8 0,467 > 0,361 Valid
9 0,420 > 0,361 Valid
10 0,506 > 0,361 Valid
11 0,436 > 0,361 Valid
12 0,435 > 0,361 Valid
13 0,558 > 0,361 Valid
14 0,568 > 0,361 Valid
15 0,408 > 0,361 Valid
16 0,443 > 0,361 Valid
17 0,383 > 0,361 Valid
18 0,426 > 0,361 Valid
19 0,402 > 0,361 Valid
20 0,417 > 0,361 Valid

Case Processing Summary


N % Reliability Statistics
Cases Valid 30 100 Cronbach's
a N of Items
Excluded 0 0 Alpha
Total 30 100.0 .800 20
38

2. Validasi dan reabilitas data setelah penggunaan KB suntik

Pearson
Pertanyaan Syarat Keterangan
correlation
1 0,613 > 0,361 Valid
2 0,497 > 0,361 Valid
3 0,704 > 0,361 Valid
4 0,523 > 0,361 Valid
5 0,475 > 0,361 Valid
6 0,474 > 0,361 Valid
7 0,526 > 0,361 Valid
8 0,653 > 0,361 Valid
9 0,562 > 0,361 Valid
10 0,444 > 0,361 Valid
11 0,501 > 0,361 Valid
12 0,577 > 0,361 Valid
13 0,491 > 0,361 Valid
14 0,416 > 0,361 Valid
15 0,713 > 0,361 Valid
16 0,709 > 0,361 Valid
17 0,368 > 0,361 Valid
18 0,491 > 0,361 Valid
19 0,376 > 0,361 Valid
20 0,540 > 0,361 Valid

Case Processing Summary


N % Reliability Statistics
Cases Valid 30 100 Cronbach's
a Alpha N of Items
Excluded 0 0
Total 30 100.0 .869 20
39

Lampiran F. Halaman persetujuan komisi etik


40

Lampiran G. Surat izin penelitian


41

Lampiran H. Surat balasan izin penelitian


42

Lampiran I. Tabel induk

DATA INDUK PENELITIAN


Lama
No. Jum- Tetap
penggu- Riwayat
Res- Usia Peker- Pendi- lah meneruskan
naan KB gangguan
po- (thn) jaan dikan anak pemakaian
suntik menstruasi
nden (org) KB suntik
(bulan)
1 32 Petani SD 5 21 Amenorhea Ya
2 37 Petani SD 6 19 Amenorhea Ya
3 41 Petani SD 4 72 Amenorhea Ya
4 21 Petani SD 1 5 Normal Ya
Hypermeno-
5 30 PNS PT 4 3 Tidak
rhea
Wira-
6 33 SMA 5 15 Amenorhea Ya
swasta
7 30 Petani SD 1 3 Normal Tidak
8 38 Petani SD 5 24 Amenorhea Ya
Hypermeno-
9 30 Petani SMP 5 10 Ya
rhea
10 34 Petani SD 5 18 Amenorhea Ya
11 35 IRT SMP 5 4 Normal Ya
Hipermeno-
12 43 Petani SMP 6 5 Tidak
rhea
13 23 Petani SMA 2 12 Amenorhea Ya
Hypermeno-
14 42 Petani SD 7 3 Tidak
rhea
Tidak
15 35 Petani 3 6 Normal Ya
sekolah
16 32 Petani SD 4 19 Amenorhea Ya
17 36 Petani SD 4 14 Amenorhea Ya
18 37 Petani SD 6 21 Normal Ya
19 41 Petani SMP 5 36 Amenorhea Ya
20 45 Petani SD 6 19 Amenorhea Ya
21 40 Petani SD 5 16 Amenorhea Ya
22 26 Petani SD 6 46 Amenorhea Ya
Tidak
23 35 Petan 5 10 Spotting Ya
sekolah
24 29 Petani SMP 3 9 Amenorhea Ya
25 38 Petani SD 6 14 Amenorhea Ya
Tidak
26 29 Petani 2 6 Spotting Ya
sekolah
43

27 28 Petani SMP 3 14 Amenorhea Ya


28 26 Petani SMA 2 13 Amenorhea Ya
29 24 Petani SD 1 10 Amenorhea Ya
30 24 Petani SD 2 7 Amenorhea Ya
31 30 Petani SD 4 15 Amenorhea Ya
32 23 Petani SMA 2 10 Amenorhea Ya
33 32 Petani SD 4 7 Spotting Ya
34 45 Petani SD 6 27 Amenorhea Ya
35 45 Petani SD 7 27 Amenorhea Ya
36 37 IRT SMP 5 16 Amenorhea Ya
Hypermeno-
37 23 Petani SMA 1 2 Tidak
rhea
44

Lampiran J. Analisa data statistik SPSS

ANALISA DATA
1. Analisis data univariat

Statistics

Riwayat_
Setelah_
Lama_Pe Penggun
nggunaa Tetap_M aan_KB_ Ganggua
Pekerj Pendidi Jumlah_ n_KB_Su eneruska Suntik_3 n_Menstr
Umur aan kan Anak ntik n_KB _Bulan uasi

N Valid 37 37 37 37 37 37 37 37

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.97 1.19 2.46 1.89 1.73 1.27 1.86 3.24

Std. Deviation 1.404 .616 .931 .315 .450 .693 .347 1.140

 Umur

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-25 Tahun 7 18.9 18.9 18.9

26-30 Tahun 8 21.6 21.6 40.5

31-35 Tahun 8 21.6 21.6 62.2

36-40 Tahun 7 18.9 18.9 81.1

41-45 Tahun 7 18.9 18.9 100.0

Total 37 100.0 100.0


45

 Pekerjaan

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Petani 33 89.2 89.2 89.2

IRT 2 5.4 5.4 94.6

PNS 1 2.7 2.7 97.3

Wiraswasta 1 2.7 2.7 100.0

Total 37 100.0 100.0

 Pendidikan

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Sekolah 3 8.1 8.1 8.1

SD 21 56.8 56.8 64.9

SMP 7 18.9 18.9 83.8

SMA 5 13.5 13.5 97.3

Perguruan Tinggi 1 2.7 2.7 100.0

Total 37 100.0 100.0

 Jumlah anak

Jumlah_Anak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Primipara 4 10.8 10.8 10.8

Multipara 33 89.2 89.2 100.0

Total 37 100.0 100.0


46

 Lama penggunaan KB suntik 3 bulan

Lama_Penggunaan_KB_Suntik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 6 bulan 10 27.0 27.0 27.0

> 6 Bulan 27 73.0 73.0 100.0

Total 37 100.0 100.0

 Tetap meneruskan KB suntik 3 bulan

Tetap_Meneruskan_KB

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 32 86.5 86.5 86.5

Tidak 5 13.5 13.5 100.0

Total 37 100.0 100.0

 Riwayat setelah penggunaan KB suntik 3 bulan

Riwayat_Setelah_Penggunaan_KB_Suntik_3_Bulan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Ada Gangguan 5 13.5 13.5 13.5

Ada Gangguan 32 86.5 86.5 100.0

Total 37 100.0 100.0


47

 Gangguan menstruasi

Gangguan_Menstruasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Normal 5 13.5 13.5 13.5

Hypermenorhea 5 13.5 13.5 27.0

Spotting 3 8.1 8.1 35.1

Amenorhea 24 64.9 64.9 100.0

Total 37 100.0 100.0

2. Analisis data bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Lama_Penggunaan_KB_S 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%


untik *
Riwayat_Setelah_Penggu
naan_KB_Suntik_3_Bulan

Lama_Penggunaan_KB_S 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%


untik * hypermenorhea

Lama_Penggunaan_KB_S 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%


untik * spotting

Lama_Penggunaan_KB_S 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%


untik * amenorhea

Hypermenorhea * 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%


Tetap_Meneruskan_KB
48

 Hubungan lama penggunaan KB suntik DMPA dengan gangguan


menstruasi

Crosstab

Riwayat_Setelah_Pengguna
an_KB_Suntik_3_Bulan

Tidak Ada Ada


Gangguan Gangguan Total

Lama_Penggunaan_KB < 6 bulan Count 4 6 10


_Suntik
% within 40.0% 60.0% 100.0%
Lama_Penggunaa
n_KB_Suntik

> 6 Bulan Count 1 26 27

% within 3.7% 96.3% 100.0%


Lama_Penggunaa
n_KB_Suntik

Total Count 5 32 37

% within 13.5% 86.5% 100.0%


Lama_Penggunaa
n_KB_Suntik

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.226a 1 .004

Continuity Correctionb 5.413 1 .020

Likelihood Ratio 7.292 1 .007

Fisher's Exact Test .014 .014

Linear-by-Linear 8.003 1 .005


Association

N of Valid Cases 37

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,35.

b. Computed only for a 2x2 table


49

 Hubungan lama penggunaan KB suntik DMPA dengan


hypermenorhea

Crosstab

hypermenorhea

Ya tidak Total

Lama_Penggunaan_KB_ < 6 bulan Count 4 6 10


Suntik
% within 40.0% 60.0% 100.0%
Lama_Penggunaan_KB_
Suntik

> 6 Bulan Count 1 26 27

% within 3.7% 96.3% 100.0%


Lama_Penggunaan_KB_
Suntik

Total Count 5 32 37

% within 13.5% 86.5% 100.0%


Lama_Penggunaan_KB_
Suntik

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.226a 1 .004

Continuity Correctionb 5.413 1 .020

Likelihood Ratio 7.292 1 .007

Fisher's Exact Test .014 .014

Linear-by-Linear 8.003 1 .005


Association

N of Valid Cases 37

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,35.

b. Computed only for a 2x2 table


50

 Hubungan lama penggunaan KB suntik DMPA dengan spotting

Crosstab

spotting

Ya tidak Total

Lama_Penggunaan_KB_ < 6 bulan Count 1 9 10


Suntik
% within 10.0% 90.0% 100.0%
Lama_Penggunaan_KB_
Suntik

> 6 Bulan Count 2 25 27

% within 7.4% 92.6% 100.0%


Lama_Penggunaan_KB_
Suntik

Total Count 3 34 37

% within 8.1% 91.9% 100.0%


Lama_Penggunaan_KB_
Suntik

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .066a 1 .798

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .063 1 .801

Fisher's Exact Test 1.000 .624

Linear-by-Linear .064 1 .800


Association

N of Valid Cases 37

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,81.

b. Computed only for a 2x2 table


51

 Hubungan lama penggunaan KB suntik DMPA dengan amenorhea

Crosstab

amenorhea

Ya tidak Total

Lama_Penggunaan_KB_ < 6 bulan Count 1 9 10


Suntik
% within 10.0% 90.0% 100.0%
Lama_Penggunaan_KB_
Suntik

> 6 Bulan Count 23 4 27

% within 85.2% 14.8% 100.0%


Lama_Penggunaan_KB_
Suntik

Total Count 24 13 37

% within 64.9% 35.1% 100.0%


Lama_Penggunaan_KB_
Suntik

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 18.100a 1 .000

Continuity Correctionb 14.951 1 .000

Likelihood Ratio 18.819 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear 17.611 1 .000


Association

N of Valid Cases 37

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,51.

b. Computed only for a 2x2 table


52

 Hubungan gangguan haid berupa hypermenorhea dengan keputusan


responden untuk tetap meneruskan pemakaian KB suntik DMPA

Crosstab

Tetap_Meneruskan_KB

Ya Tidak Total

Hypermenorhea ya Count 1 4 5

Expected Count 4.3 .7 5.0

% within hypermenorhea 20.0% 80.0% 100.0%

tidak Count 31 1 32

Expected Count 27.7 4.3 32.0

% within hypermenorhea 96.9% 3.1% 100.0%

Total Count 32 5 37

Expected Count 32.0 5.0 37.0

% within hypermenorhea 86.5% 13.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 21.866a 1 .000

Continuity Correctionb 15.783 1 .000

Likelihood Ratio 15.403 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear 21.275 1 .000


Association

N of Valid Cases 37

a. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,68.
b. Computed only for a 2x2 tableb. Computed only for a 2x2 table
53

Lampiran K. Halaman pernyataan orisinalitas

PERNYATAAN

(Hubungan Lama Penggunaan KB Suntik Depo Medroxy


Progesterone Acetat dengan Gangguan Haid di Klinik KB Vany
Kabupaten Nias Tahun 2016)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai


syarat untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan
Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar
merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari
hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian
skripsi ini bukan karya penulis sendiri atau addanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Medan, Desember 2017


Penulis,

Ivone Damaiyanti Halawa


NIM. 140100109
54

Anda mungkin juga menyukai