METODOLOGI PENELITIAN
9
yang memiliki kriteria penelitian dimasukkan dalam penilitian sampai kurun
waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi (Sugiyono, 2008).
10
11
tetesan/ber-cak- haid
bercak 1=
mengala-
mi
gangguan
haid
c. Ameno- responden yang Metode Kuesio- 0 = tidak Nominal
rhea tidak mengalami angket ner mengala-
menstruasi/haid mi
selama pemakaian gangguan
DMPA minimal 3 haid
bulan berturut- 1=
turut mengala-
mi
gangguan
haid
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang telah diisi oleh
37 responden yang menggunakan KB suntik DMPA pada tahun 2016.
Pengumpulan kuesioner ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 di Klinik KB
Vany.
Berikut ini diuraikan beberapa karakteristik dari responden :
14
15
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa usia responden yang menggunakan KB
suntik di Klinik KB Vany paling banyak pada usia 26-30 tahun dan 31-35 tahun
yaitu masing-masing ada sebanyak 8 responden (21.6%), sedangkan usia
16
responden yang paling sedikit menggunakan KB suntik terdapat pada usia 20-25
tahun, 36-40 tahun, dan 41-45 tahun yang masing-masing ada sebanyak 7
responden (18.9%).Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa pekerjaan responden
yang paling banyak yang menggunakan KB suntik 3 bulan di Klinik KB Vany
adalah pekerjaan petani (89.2%). Pekerjaan yang sedikit yaitu PNS dan
Wiraswasta, masing-masing ada 1 responden (2.7%). Ini berarti bahwa responden
yang menggunakan KB suntik 3 bulan di Klinik KB Vany memiliki pekerjaan
yang paling dominan yaitu petani. Pekerjaan petani banyak menghabiskan waktu
diladang sehingga memiliki keterbatasan waktu untuk ikut serta dalam kegiatan-
kegiatan pelayanan KB yang diadakan.
Selain itu, dalam tabel dapat dilihat bahwa responden dengan riwayat
penggunaan KB suntik 3 bulan yang mengalami gangguan menstruasi ada
sebanyak 32 responden (86.5%), sedangkan yang tidak memiliki gangguan
menstruasi ada sebanyak 5 responden (13.5%). Ini berarti bahwa riwayat
penggunaan KB suntik 3 bulan pada responden telah mengalami lebih dari 85%
gangguan menstruasi. Ini sejalan dengan penelitian Octasari et al., (2014) yang
menunjukkan bahwa setelah penggunaan kontrasepsi ada sebanyak 126 orang
(60%) mengalami pola menstruasi tidak teratur.Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa gangguan menstruasi yang terjadi pada responden yang menggunakan KB
suntik 3 bulan paling banyak mengalami amenorhea, yaitu sebanyak 24 responden
(64.9%). Gangguan menstruasi yang paling sedikit terjadi adalah spotting yaitu
sebanyak 3 responden (8.1%). Gangguan menstruasi lain yang terjadi pada
responden adalah hypermenorhea yaitu ada sebanyak 5 responden (13.5%).
Namun, ada 5 responden (13.5%) yang pola haidnya masih normal atau teratur.
responden (81,4%). Didukung juga oleh penelitian Laely dan Fajarsari (2012),
bahwa akseptor suntik DMPA ada sebanyak 98 orang (54,7%), yang mengalami
gangguan menstruasi ada sebanyak 83 orang (84,7%), dan paling banyak
mengalami amenorea sebanyak 52 orang (25%).
Pada penelitian ini yang ingin dianalisa adalah apakah ada hubungan
antara lama penggunaan KB suntik 3 bulan dengan gangguan pola menstruasi.
Data yang ada bersifat kategorik sehingga penelitian ini menggunakan uji Chi-
Square. Uji Chi-Square merupakan uji statistik non parametrik yang tidak
mensyaratkan data berdistribusi normal. Tetapi karena ada expected count kurang
dari 5 maka diuji dengan alternatife Chi Square test yaitu fisher’s Exact Test.
Tabel 4.2. Tabulasi silang hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan dan gangguan pola haid
gangguan pola haid. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Momole
(2013) bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama pemakaian KB suntik
DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea (p =
0.025, α < 0.05). Sejalan juga dengan penelitian Kansil et al. (2015) yang
menunjukan bahwa ada pengaruh lama pemakaian alat kontrasepsi suntik depo
provera terhadap efek samping gangguan menstruasi dengan nilai p = 0,011.
Menurut Impey (2009), KB suntik 3 bulan mengandung Depo-Provera
yang merupakan suspensi cair yang mengandung kristal-kristal mikro depo
medrokxy progesterone asetat (DMPA) yaitu suatu progestin yang mekanisme
kerjanya bertujuan untuk menghambat sekresi hormon yang menyebabkan tidak
haidnya seorang wanita. Mekanisme kerjanya yaitu: menghambat sekresi hormon
pemicu folikel (FSH) dan LH serta lonjakan LH, endometrium mengalami atrofi
sehingga tidak dapat mendukung implantasi sel ovum, pembentukan lendir serviks
yang mengganggu sperma, yaitu lendir yang kental dan sangat sulit dipenetrasi
oleh sperma sehingga mengurangi penetrasi, pengangkutan, dan kemungkinan
sperma untuk bertahan hidup (Varney, 2007). Mekanisme kerja tersebut
menyebabkan gangguan haid muncul seperti amenorea (tidak haid lebih dari 3
bulan), menoragia (perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasa),
dan spotting (perdarahan yang berupa tetesan) (Susilowati, 2011).
Berikut diuraikan antara lama pemakaian KB suntik DMPA dengan
gangguan pola haid yang terjadi :
Tabel 4.3. Tabulasi silang hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan dan hypermenorhea
Lama Hypermenorhea
Jumlah
penggunaan KB Ya Tidak p (Sig)
suntik 3 bulan
f % f % f %
≤ 6 bulan 4 10.8 6 16.2 10 27.0
> 6 bulan 1 2.7 26 70.3 27 73.0 0.014
Jumlah 5 13.5 32 86.5 37 100.0
20
Tabel 4.4. Tabulasi silang hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan dan spotting
Spotting
Lama Jumlah
penggunaan KB Ya Tidak p (Sig)
suntik 3 bulan
f % f % f %
≤ 6 bulan 1 2.7 9 24.3 10 27.0
> 6 bulan 2 5.4 25 67.6 32 73.0 1.000
Jumlah 3 8.1 34 91.9 37 100.0
Pada tabel 4.4 didapati bahwa kejadian terjadinya spotting pada lama
penggunaan KB suntik DMPA > 6 bulan yaitu ada 2 responden (5.4%), tidak jauh
berbeda dengan lama penggunaan ≤ 6 bulan yang hanya ada 1 responden (2.7%).
Pada hasil uji statistik diperoleh p (sig) > α (1.000 > 0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa lama penggunaan KB suntik 3 bulan tidak ada hubungannya
dengan terjadinya spotting. Hal ini dapat disebabkan karena responden yang
mengalami spotting setelah pemakaian KB suntik DMPA hanya 3 responden.
21
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Octasari et al. (2014) yang
menyatakan bahwa hasil analisis bivariat tetang hubungan lama penggunaan
kontrasepsi hormonal terhadap kejadian spotting diperoleh p=0.253 (>0.05),
artinya lama penggunaan kontrasepsi belum dapat disimpulkan sebagai faktor
resiko terjadinya spotting.
Menurut Hartanto (2010),spotting menurun secara progresif seiring
setiap satu kali penyuntikan ulang dan sifatnya tidak mengganggu. Banyak
akseptor KB jarang mengeluhkan hal ini dan tidak selalu terjadi pada akseptor.
Suntikan DMPA lebih sering menyebabkan gangguan haid berupa amenorhea
dibandingkan dengan spotting.
Tabel 4.5. Tabulasi silang hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan dan amenorhea
Lama Amenorhea
Jumlah
penggunaan KB Ya Tidak p (Sig)
suntik 3 bulan
f % f % f %
≤ 6 bulan 1 2.7 9 24.3 10 27.0
> 6 bulan 23 62.2 4 10.8 32 73.0 0.000
Jumlah 24 64.9 13 35.1 37 100.0
Tabel 4.6. Tabulasi silang hubungan hypermenorhea dan keputusan tetap meneruskan KB suntik
DMPA
Tetap menggunakan KB
Jumlah
Hypermenorhea Ya Tidak p (Sig)
f % f % f %
Ya 1 2.7 4 10.8 5 13.5
Tidak 31 83.8 1 2.7 32 86.5 0.000
Jumlah 32 86.5 5 13.5 37 100.0
Pada tabel 4.1 sebelumnya telah dibahas frekuensi responden yang tidak
meneruskan menggunakan KB suntikada sebanyak 5 responden. Pada tabel 4.6 di
atas ada 4 dari 5 responden yang tidak menggunakan KB suntik DMPA kembali
dikarenakan hypermenorhea. Pada uji statistiknya diperoleh nilai p (Sig) = 0.000
(<0.05) yang artinya bahwa ada hubungan gangguan haid berupa hipermenorhea
akibat penggunaan kontrasepsi KB suntik DMPA yang menyebabkan akseptor
menghentikan penggunaan KB suntik tersebut.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Veisi & Zangeneh
(2013) yang menyatakan bahwa dari 125 responden yang menggunakan KB
suntik DMPA, ada sebanyak 32 responden yang tidak melanjutkan penggunaan
KB suntik DMPA karena perubahan menstruasi.
Menurut Jacobstain & Polis (2014), perubahan pola perdarahan
menstruasi (misalnya perdarahan yang lebih ringan atau lebih berat, perdarahan
berkepanjangan atau tidak teratur, atau amenorea) merupakan penyebab utama
23
6.1 KESIMPULAN
24
25
6.2 SARAN
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang
dapat diberikan, yaitu :
Daftar Pustaka
Anggia, R.J. & Mahmudah, 2012, ‘Hubungan jenis dan lama pemakaian
kontrasepsi hormonal dengan gangguan menstruasi di BPS (Bidan Praktek
Swasta) Wolita M. J. Sawong Kota Surabaya’,Departemen biostatistika dan
kependudukan FKM UNAIR, vol. 1, no. 1, pp. 43-51.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias, 2017, Banyaknya Pasangan Usia Subur
dan Peserta KB Aktif Menurut Kecamatan di Kabupaten Nias 2015, Badan
Pusat Statistik.
Baziad, A. 2008,Kontrasepsi Hormonal, Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.
Benson, R.C. & Pernoll, M.L. 2008, Buku Saku: Obstetri dan Ginekologi, edisi 9,
EGC, Jakarta.
Coad J. & Dunstall M. 2007, Anatomi dan Fisiologi Terapan Untuk Bidan, EGC,
Jakarta.
Hackers, N.F., Gambone, J.C., &Hobel, C.J. 2010, Hackers and Moore’s:
Essentials of Obstetrics and Gynecology, 5th edition, Saunders Elsevier,
Philadelphia.
Hanretty, K.P. 2009, Obstetrics Illustrated, 7th edition, Churchill Livingstone,
London.
Hartanto, H. 2010, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta.
Hasmi, 2016, Metode Penelitian Kesehatan, In Media, Bogor.
Heffner, L.J. & Schust, D.J. 2008, At a Glance : Sistem Reproduksi, edisi kedua,
p. 38, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Impey, L. Tim Child, 2009, Obstetrics and Gynaecology, 3rd edition, Wiley-
Blackwell, USA.
Jacobstein, R.,& Polis, C.B. 2014, ‘Progestin-only contraception: Injactables and
implants’, Best Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology’,
vol. 26, no. 6, pp. 795-806.
Kansil, S.E., Kundre, R., & Bataha, Y. 2015, ‘Hubungan Penggunaan Kontrasepsi
Suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) Dengan Perubahan
Fisiologis Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Puskesmas Ranomuut Kota
Manado’, e-Journal Keperawatan (eKp), vol. 3, no. 3, pp 1-7.
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Database Kesehatan per-Kabupaten,
Kementerian Kesehatan RI.
27
Parisaei, Shailendra, Panay, & Ryan, 2008, Obstetrics and Gynaecology, Second
edition, Mosby Elswvier, USA.
Pratiwi, D., Syahredi, & Erkadius 2013, ‘Hubungan antara penggunaan
kontrasepsi hormonal suntik DMPA dengan peningkatan berat badan di
Puskesmas Lapai Kota Padang’, Jurnal Kesehatan Andalas, vol. 3, no. 3,
pp. 365-369.
Pratiwi, R., Amran, R., Said, U., & Saleh, I. 2015, ‘Serum Vascular Endothelial
Growth Factor (VEGF) in DMPA Acceptors:Influence on Bleeding
Occurrence’, Indonesian J of Obstetrics and Gynecology, vol. 3, no. 1, pp.
26-31.
Putri, D.Y., Nurullita, U., & Pujiati, N. 2013, ‘Gambaran Pola Menstruasi
Akseptor Kontrasepsi Suntik 1 Bulan dan 3 Bulan (Studi di BPM T
Tlogosari Kota Semarang Tahun 2012)’, Jurnal Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Semarang, vol. 2, no. 1, pp. 6-11.
Rizqi, U. & Rini, H. 2016, ‘Gangguan Haid Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan di
PUSTU Bandung, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang’,
Jurnal Ilmiah Kebidanan, vol. 2, no. 1, pp. 30-35.
Samsulhadi & Hendrarto, H. 2009, Aplikasi Klinis: Induksi Ovulasi dan Stimulasi
Ovarium, Sagung Seto, Jakarta.
Sastroasmoro, S. & Ismael, S. 2013, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,
edisi ke-4, Sagung Seto, Jakarta.
Schorge, J.O., Schaffer, J.I., Halvorson, L.M., Hoffman, B.L., Bradshaw, K.D., &
Cunningham, F.G. 2008, Williams Gynecology, McGraw-Hill Medical,
Texas.
Sety, L.M. 2014, ‘Jenis pemakaian kontrasepsi hormonal dan gangguan
menstruasi di wilayah kerja Puskesmas’, Jurnal Kesehatan, vol. 5, no. 1, pp.
60-66.
Setyaningrum, A.C. & Sehmawati. 2008, ‘Hubungan Lama Pemakaian Depo
Mendroksiprogesteron Asetat Dengan Gangguan Menstruasi Di Perumahan
Petragriya Indah Purwodadi Tahun 2008’, Berita Ilmu Keperawatan, vol. 1,
no. 4, pp. 151-156.
Sibagariang, E.E, Pusmaika, & Rismalinda 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita,
Trans Info Media, Jakarta.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Susilowati, E. 2011, ‘KB Suntik 3 (Tiga) Bulan dengan Efek Samping Gangguan
Haid dan Penanganannya’, Majalah Ilmiah Sultan Agung, vol. 49, no. 123,
pp. 40-51.
29
Sutarjo, U.S. & Johan P.R. (eds) 2016, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015,
pp. 336-338, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., &Pradipta E.A. 2014, Kapita Selekta
Kedokteran, jilid I, Edisi ke-IV, Media Aesculapius, Jakarta.
Varney, H. 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi ke-IV, Vol 1, EGC,
Jakarta.
Veisi, F. & Zangeneh, M. 2013, ‘Comparison of Two Different Injectable
Contraceptive Methods: Depo-medroxy Progesterone Acetate (DMPA) and
Cyclofem’, J Family Reprod Health, vol. 7, no. 3, pp. 109-113.
30
NIM : 140100109
Riwayat Pendidikan :
Prestasi :
Kepada
Yth. Calon responden penelitian
Di
Tempat
Dengan hormat,
Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat bebas. Saudara bebas ikut
atau tidak tanpa dikenai sanksi apapun. Atas perhatian dan kesediaan Saudara,
saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Peneliti
Nama :
Usia :
Alamat :
No. Telp/Hp :
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,
saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Medan,Agustus 2017
Peneliti Responden,
Lampiran D. Kuesioner
KUESIONER
Petunjuk pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada salah satu kolom sesuai dengan jawaban
responden.
2. Bila ada pertanyaan yang tidak dipahami maka dapat ditanyakan kepada
peneliti.
3. Jawaban yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
Identitas Responden
No. Responden :
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan Tidak
Selalu Sering Kadang
pernah
Riwayat menstruasi sebelum penggunaan KB suntik 3 bulan
1. Saya masih menstruasi atau haid
2. Darah yang keluar saat
menstruasi normal
3. Darah yang keluar
menghabiskan 1-2 pembalut
perhari
4. Waktu menstruasi normal (2-7
hari)
5. Siklus haid normal (diantara 21-
35 hari)
*Siklus haid adalah rentang hari
sejak hari pertama haid hingga
hari pertama haid berikutnya.
6. Darah yang keluar saat
menstruasi banyak (>2 pembalut
perhari)
7. Darah haid berupa gumpalan
darah
8. Waktu menstruasi lama (>7 hari)
9. Nyeri ketika haid
10. Ada tanda-tanda anemia (mudah
lelah, pucat, nafas pendek, dan
lain-lain)
11. Darah yang keluar saat
menstruasi sedikit
12. Darah yang keluar berupa
bercak-bercak
13. Nyeri pada payudara
14. Tidak membutuhkan
pembalut/tampan
15. Waktu menstruasi pendek (<3
hari)
16. Saya tidak mengalami haid lebih
dari 3 bulan berturut-turut
17. Peningkatan/penurunan berat
badan yang berarti
18. Sedang hamil atau sedang
menyusui
19. Pertumbuhan rambut yang
berlebihan
20. Perubahan suara yang
36
dalam/berat
Riwayat menstruasi setelah menggunakan KB suntik 3 bulan
1. Saya masih menstruasi atau haid
2. Darah yang keluar saat
menstruasi normal
3. Darah yang keluar
menghabiskan 1-2 pembalut
perhari
4. Waktu menstruasi normal (2-7
hari)
5. Siklus haid normal (diantara 21-
35 hari)
*Siklus haid adalah rentang hari
sejak hari pertama haid hingga
hari pertama haid berikutnya.
6. Darah yang keluar saat
menstruasi banyak (>2 pembalut
perhari)
7. Darah haid berupa gumpalan
darah
8. Waktu menstruasi lama (>7 hari)
9. Nyeri ketika haid
10. Ada tanda-tanda anemia (mudah
lelah, pucat, nafas pendek, dan
lain-lain)
11. Darah yang keluar saat
menstruasi sedikit
12. Darah yang keluar berupa
bercak-bercak
13. Tidak membutuhkan
pembalut/tampan
14. Waktu menstruasi pendek (<3
hari)
15. Nyeri pada payudara
16. Saya tidak mengalami haid lebih
dari 3 bulan berturut-turut
17. Peningkatan/penurunan berat
badan yang berarti
18. Sedang hamil atau sedang
menyusui
19. Pertumbuhan rambut yang
berlebihan
20. Perubahan suara yang
dalam/berat
37
Pearson
Pertanyaan Syarat Keterangan
correlation
1 0,547 > 0,361 Valid
2 0,635 > 0,361 Valid
3 0,443 > 0,361 Valid
4 0,362 > 0,361 Valid
5 0,481 > 0,361 Valid
6 0,406 > 0,361 Valid
7 0,392 > 0,361 Valid
8 0,467 > 0,361 Valid
9 0,420 > 0,361 Valid
10 0,506 > 0,361 Valid
11 0,436 > 0,361 Valid
12 0,435 > 0,361 Valid
13 0,558 > 0,361 Valid
14 0,568 > 0,361 Valid
15 0,408 > 0,361 Valid
16 0,443 > 0,361 Valid
17 0,383 > 0,361 Valid
18 0,426 > 0,361 Valid
19 0,402 > 0,361 Valid
20 0,417 > 0,361 Valid
Pearson
Pertanyaan Syarat Keterangan
correlation
1 0,613 > 0,361 Valid
2 0,497 > 0,361 Valid
3 0,704 > 0,361 Valid
4 0,523 > 0,361 Valid
5 0,475 > 0,361 Valid
6 0,474 > 0,361 Valid
7 0,526 > 0,361 Valid
8 0,653 > 0,361 Valid
9 0,562 > 0,361 Valid
10 0,444 > 0,361 Valid
11 0,501 > 0,361 Valid
12 0,577 > 0,361 Valid
13 0,491 > 0,361 Valid
14 0,416 > 0,361 Valid
15 0,713 > 0,361 Valid
16 0,709 > 0,361 Valid
17 0,368 > 0,361 Valid
18 0,491 > 0,361 Valid
19 0,376 > 0,361 Valid
20 0,540 > 0,361 Valid
ANALISA DATA
1. Analisis data univariat
Statistics
Riwayat_
Setelah_
Lama_Pe Penggun
nggunaa Tetap_M aan_KB_ Ganggua
Pekerj Pendidi Jumlah_ n_KB_Su eneruska Suntik_3 n_Menstr
Umur aan kan Anak ntik n_KB _Bulan uasi
N Valid 37 37 37 37 37 37 37 37
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Std. Deviation 1.404 .616 .931 .315 .450 .693 .347 1.140
Umur
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jumlah anak
Jumlah_Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lama_Penggunaan_KB_Suntik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tetap_Meneruskan_KB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Riwayat_Setelah_Penggunaan_KB_Suntik_3_Bulan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Gangguan menstruasi
Gangguan_Menstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Crosstab
Riwayat_Setelah_Pengguna
an_KB_Suntik_3_Bulan
Total Count 5 32 37
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 37
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,35.
Crosstab
hypermenorhea
Ya tidak Total
Total Count 5 32 37
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 37
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,35.
Crosstab
spotting
Ya tidak Total
Total Count 3 34 37
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 37
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,81.
Crosstab
amenorhea
Ya tidak Total
Total Count 24 13 37
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 37
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,51.
Crosstab
Tetap_Meneruskan_KB
Ya Tidak Total
Hypermenorhea ya Count 1 4 5
tidak Count 31 1 32
Total Count 32 5 37
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 37
a. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,68.
b. Computed only for a 2x2 tableb. Computed only for a 2x2 table
53
PERNYATAAN