Anda di halaman 1dari 5

PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY

1. Definisi/pengertian pembelajaran Discovery-Inquiry


Pembelajaran discovery-inquiry bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai
subyek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara
optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Proses perkembangan harus dipandang sebagai
stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Bertolak dari hal
tersebut ada beberapa pendapat mengenai definisi dari pembelajaran Discovery-
Inquiry diantaranya adalah: Sund (1975) dalam Moh. Amien (1979: 5) menyatakan bahwa
”Discovery adalah proses mental dimana individu mengasimilasi konsep dan prinsip-
prinsip”. Sedangkanmenurut Roestiyah (2002: 20) ”Discovery learning ialah suatu cara
mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melaui tukar pendapat,
dengan diskusi, membaca sendiri, dan mencoba sendiri agar anak belajar sendiri”.
Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002: 22) ”Inquiry-discoveri learningadalah
belajar mencari dan menemukan sendiri”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran discovery-inquiry adalah suatu kegiatan mental melalui tukar pendapat,
dengan diskusi, seminar, membaca sendiri, mencoba sendiri sehingga menemukan konsep
sendiri.
Pembelajaran discovery harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk
menjamin siswa dapat mengembangkan proses penemuan. Inquiry dibentuk dan
meliputi discovery, karena siswa harus harus menggunakan kemampuandiscovery dan lebih
banyak lagi. Dengan kata lain inquiry adalah suatu proses perluasan proses-
proses discovery yang digunakan dalam cara-cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada
proses-proses discovery-inquiry mengandung proses-proses yang lebih tinggi tingkatannya.
Berdasarkan berbagai definisi pembelajaran discovery-inquiry di atas dapat
penulis simpulkan bahwa pembelajaran discovery-inquiry merupakan pembelajaran yang
menitik beratkan pada proses pemecahan masalah, sehingga siswa harus melakukan
eksplorasi berbagai informasi agar dapat menentukan konsep mentalnya sendiri dengan
mengikuti petunjuk guru berupa pertanyaan yang mengarah pada pencapaian tujuan
pembelajaran.
Peran guru dalam pembelajaran discovery-inquiry adalah: pertama, menciptakan
suasana yang memberi peluang untuk berpikir bebas dalam bereksplorasi dalam penemuan
dan pemecahan masalah; kedua, sebagai fasilitator dalam penelitian; ketiga, rekan diskusi
dalam pencarian alternatif pemecahan masalah; dan yang keempat, pembimbing penelitian,
pendorong keberanian berfikir alternatif dalam pemecahan masalah. Sedangkan peranan
siswa adalah: pertama, mengambil prakasa dalam menemukan masalah dan merancang
alternatif pemecahan masalah; ketiga, aktif mencari informasi dan sumber-sumber belajar;
ketiga, menyimpulkan dan analisis data; keempat, melakukan eksplorasi untuk memecahkan
masalah; dan kelima, mencari alternatif masalah bila terjadi kebuntuan.
Pembelajaran discovery-inquiry dalam kegiatan pembelajaran termasuk pembelajaran
modern yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Adanya tuduhan
bahwa sekolah menciptakan kultur bisu tidak akan terjadi apabila pembelajaran discovery-
inquiry digunakan. Pembelajaran discovery-inquirydapat dilaksanakan apabila dipenuhi
syarat-syarat berikut: a. guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan
kepada kelas (personal bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problematik)
dan sesuai dengan daya nalar siswa; b. guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar
siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; c. adanya fasilitas dan sumber
belajar yang cukup; d. adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan, berdiskusi;
e. guru tidak ikut campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Discovery-Inquiry
Setiap model pembelajaran yang digunakan memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Pada pembelajaran discovery-inquiry siswa dirancang untuk menemukan
sendiri konsep ilmu yang akan dipelajari sehingga diharapkan dari penemuan sendiri suatu
konsep oleh siswa selain lebih mudah dimengerti dan diingat, juga dapat menumbuhkan
motivasi intrinsik siswa karena siswa merasa puas atas hasil dari penemuan mereka.
Pembelajaran ini membutuhkan waktu yang cukup banyak, karena dalam prosesnya siswa
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan dengan cara
mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber serta melakukan uji coba sendiri.
Apabila selama proses penemuan konsep kurang terbimbing atau kurang terarah, maka akan
terjadi kekacauan dan kekaburan atas konsep yang dipelajari.
Menurut Roestiyah (2002 : 20-21) model pembelajaran discovery-inquirymemiliki
kelebihan dan kekurangan:
Kelebihan model pembelajaran discovery-inquiry yaitu:
a. Mampu mengembangkan penguasaan ketrampilan untuk berkembang dan maju dengan
menggunakan potensi yang ada pada diri siswa itu sendiri;
b. Mampu memberikan motivasi belajar, memperkuat, dan menambah kepercayaan pada diri
siswa dengan proses menemukan sendiri.
Kekurangan model pembelajaran discovery-inquiry yaitu:
a. Siswa harus ada kesiapan, kemampuan, dan keberanian untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan lebih baik;
b. bila kelas terlalu besar, maka bentuk ini akan kurang berhasil.
Menurut Jerome Bruner dalam Moh. Amien (1979 : 12) beberapa keuntungan
pembelajaran penemuan adalah: a. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide
dengan lebih baik, b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi-situasi
dalam proses belajar mengajar yang baru, c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja
atas inisiatifnya sendiri, d. Mendorong siswa untuk berpikir inklusif dan merumuskan
hipotesisnya sendiri, e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik, f. Situasi proses belajar
mengajar lebih merangsang.
3. Sintaks atau langkah-langkah pembelajaran Discovery-Inquiry
Pembelajaran yang dilakukan dengan discovery-inquiry adalah pembelajaran dimana
metode-metode tersebut dilakukan tidak lepas dan tetap berpijak pada langkah-
langkah discovery-inquiry. Secara garis besar prosedur pelaksanaan
pembelajaran discovery menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002:22) adalah sebagai
berikut :
a..Stimulation : guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik
membaca ataupun mendengarkan uraian yang membuat persoalan, b.Problem statement :
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi berbagai persoalan, c. Data
collection : perngumpulan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
obyek, wawancara dengan nara sumber atau melakukan uju coba sendiri dan lain-lain oleh
siswa, d. Data prossesing: pengolahan, pengacakan, pengklasifikasian, pentabulasian bahkan
penghitungan data pada tingkat kepercayaan tertentu, e. Verification atau pembuktian :
pembuktian dari hipotesis atau pernyataan yang telah dirumuskan berdasarkan hasil
pengolahan informasi yang telah ada, f. Generalization : berdasarkan hasil verifikasi, siswa
menarik kesimpulan atau genaralisasi tertentu
4. Bentuk/macam-macam pembelajaran Discovery-Inquiry
Menurut Moh. Amien (1979: 15) bahwa pengembangan kemampuan “discovery
inquiry” pada diri siswa melalui pengajaran science dapat dilakukan dengan kegiatan-
kegiatan antara lain:
a. guided discovery-inquiry
b. discovery-inquiry bebas
c. discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi
d. inquiry role approach
e. invitation into inquiry
f. pictorial riddle
g. synectic lesson
Dari beberapa jenis tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut:
ing (Guided Discover-Inquiryy)
Salah satu pengembangan kemampuan “discovery-inquiry” pada diri siswa melalui
pengajan science dapat dilukiskan dengan kegiatan guided discovery-inquiry
laboratory lesson. Menurut Moh. Amien (1979 : 15) “Istilah “guided discovery-inquiry”
digunakan apabila didalam kegiatan “discovery-inquiry” guru menyediakan bimbingan/
prtunjuk yang cukup luas kepada siswa, sebagian perencanaan dibuat oleh guru”. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa guided discovery-inquiry ataudiscovery-
inquiry tebimbing adalah kegiatan pembelajaran penemuan, di mana permasalahan/problem
diberikan oleh guru.
Siswa tidak merumuskan problema. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana
menyusun dan mencatat diberikan oleh guru. Menurut Moh. Amien (1979 : 15-16) Pada
umumnya suatu “guided discovery lab lesson” terdiri dari: 1) Pernyataan problema :
problema untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagi pertanyaan atau peryataan
biasa; 2) Prinsip atau konsep yang diajarkan : prinsip-prinsip dan/atau konsep-konsep yang
harus ditemukan oleh siswa melalui kegiatan, harus ditulis dengan jelas dan tepat; 3)
Alat/Bahan : alat/bahan harus disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa untuk
melakukan kegiatan; 4) Diskusi pengarahan : berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada siswa (kelas) untuk didiskusikan sebelum para siswa melakukan kegiatan “discovery-
inquiry”; 5) Kegiatan discovery-inquiry : kegiatan metoda “discovery-inquiry” oleh siswa
berupa kegiatan percobaan/penyelidikan yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan
konsep-konsep dan/atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh guru; 6) Proses berpikir
siswa : proses berpikir kritis dan ilmiah menunjukkan tentang “mental operation: siswa yang
diterapkan selama kegiatan berlangsung; 7) Pertanyaan yang bersifat “open-ended” :
pertanyaan yang bersifat “open-ended” : harus berupa pertanyaan yang mengarah ke
pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh siswa; 8) Catatan
guru : catatan guru berupa catatan-catatan lain yang meliputi : penjelasan tentang hal-hal atau
bagian-bagian yang sulit dari kegiatan/pelajaran, isi/materi pelajaran yang relevan dengan
kegiatan, faktor-faktor variable yang dapat mempengaruhi hasi.
Free Discuvery-Inquiry)
Discover-inquiryy bebas merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memberi
kebebasan siswa untuk menentukan masalah sendiri, mencari konsep, dan
merancangeksperimen sampai mencari kesimpulan. Di sini guru hanya sebagai teman belajar
apabila diperlukan sebagai tempat bertanya. Biasanya discovery bebas tidak berjalan, siswa
masih memerlukan bimbingan
Termodifikasi (Modified Free Discovery-Inquiry)
Model pembelajaran discovery-inquiry bebas termodifikasi merupakan suatu
kegiatan discovery-inquiry bebas tetapi dalam penemuan masalahnya diberikan oleh guru.
Pada pembelajaran ini guru memberikan masalah tersebut melalui pengamatan, eksplorasi
atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban dan siswa harus di dorong untuk
memecahkan masalah dalam kerja kelompok atau perorangan.
.A)
Menurut Moh. Amien (1979: 21) inquiry role approach (I.R.A) merupakan kegiatan
proses belajar-mengajar yang melibatkan siswa dalam team-team yang masing-masing terdiri
dari 4 anggota untuk memecahkan invitation into inquiry. Masing-masing anggota team
diberi tugas suatu perananan yang berbeda-beda sebagai berikut: 1) team coordinator; 2)
technical advisor; 3) data recorder; 4) proses evaluator. Anggota team menggambarkan
peranan-peranan di atas, bekerja sama untuk memecahkan problem-problem yang berkaitan
dengan topic yang disetudi. Misalnya: populasi burung, tingkah laku tikus, anak abnormal,
dan sebagainya

Menurut Moh. Amien (1979: 23) Pembelajaran dengan menggunakan”pictorial


riddle” adalah salah satu teknik/metoda untuk mengembangkan motivasi dan interest siswa di
dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar peraga atau situasi yang sesunggunya
dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatip siswa. Suatu “riddle”
biasanya berupa gambar di papann tulis dan sebagainya, kemudian guru mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan “riddle”.

Anda mungkin juga menyukai