Di susun oleh:
Kelompok 3
Taufiq Riyana
Roni Fardiansyah
Priatna
Khoerul Anwar
Kokom Komariah
Imas Alawiyah
Olivia Sarah
Ummi Lailatus Salaamah
Annisa Fitri Aprilia
Lina Herlinayati
Rika Dwi Ecaesar
Ovi Oktaviani
Mutia Addini
Rini Nur’aeni
Putri Karina
Meri Sri Gantini
Dadan diki
KATA PENGANTAR
Roni Fardiansyah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………… 1
Daftar isi ………………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah …………………………………………………. 3
b. Maksud dan Tujuan ………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Perubahan Sosial Budaya…………………………………..6
b. Teori – teori Perubahan Sosial…………………..……………………… 7
c. Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya………8
d. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan kebudayaan…..……………. ..9
e. Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya………………………….12
f. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya ……………………… 16
g. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya .……………………. 18
h. Proses Perubahan Sosial Budaya…………………….……………….. 20
i. Sikap Kritis Masyarakat terhadap Perubahan Sosial Budaya………23
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ……………………………………………………………….25
b. Saran-saran ………………………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti
kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas
maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan
tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan
dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan
suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan
kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak
dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di indonesia misalnya,
akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis , tidak maju dan tidak berubah.
Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang
mendalam dan kurang teliti.Karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti
pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang orang desa sudah mengenal
perdagangan, alat-alat transport modern, bahkan dapat mengakui berita-berita
menggenai daerah lain melalui radio, televisi, dan sebagainya yang kesemuanya
belum dikenal sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-
norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan
lain sebagainya. Karena luasnya bidang dimana mungkin terjadi perubahan-
perubahan tersebut maka bilamana seseorang hendak membuat penelitian perlulah
terlebih dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa yang dimaksudnya dasar
penelitiannya mungkin tak akan jelas, apabila hal tersebut tidak dikemukakan
terlebih dahulu.
Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat banyak sosiolog
modern yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan sosial
dan kebudayaan dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting lagi
dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi yang di usahakan oleh banyak
masyarakat Negara-negara yang memperoleh kemerdekaan politiknya setelah
perang dunia II. Sebagian besar ahli ekonomi mula-mula mengira bahwa suatu
masyarakat akan dapat membangun ekonominya dengan cepat, apabila telah
dicukupi dan dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam bidang ekonomi.
Akan tetapi pengalaman mereka yang berniat untuk mengadakan pembangunan
ekonomi dalam masyarakat-masyarakat yang baru mulai dengan pembangunan
terbukti bahwa syarat-syarat ekonomis saja tak cukup untuk melancarkan
pembangunan.Di samping itu diperlukan pula perubahan-perubahan masyarakat
yang dapat menetralisasi faktor-faktor kemasyarakatan yang mengalami
perkembangan. Hal ini dapat memperkuat atau menciptakan factor-faktor yang
dapat mendukung pembangunan tersebut. Sebaliknya, perlu diketahui terlebih
dahulu perubahan-perubahan di bidang manakah yang akan terjadi nanti sabagai
akibat dari pembangunan ekonomi dalam masyarakat. Perubahan-perubahan di luar
bidang ekonomi tidak dapat dihindarkan karena setiap perubahan dalam suatu
lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan pula perubahan-perubahan di dalam
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lainnya. Pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan tersebut selalu terkait proses saling mempengaruhi secara timbal
balik.
Para sosiologi pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat-masyarakat
statis dan dinamis. Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang sedikit sekali
mengalami perubahan dan berjalan lambat. Masyarakat yang dinamis
adalah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan dengan cepat.Jadi setiap
masyarakat, pada suatu masa dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis.
Sedangkan pada masyarakat yang lainya, dianggap sebagai masyarakat yang
dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah semata-mata berarti suatu kemajuan
(progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang kehidupan
tertentu.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini
merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke
bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan
baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui
oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu.
Namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat
cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya.Perubahan-
perubahan sering berjalan secara konstan.Ia tersebut memang terikat oleh waktu
dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat
berlangsung terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan
reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
B. Maksud dan Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian perubahan sosial budaya
Beberapa pakar mengemukakan pengertian perubahan sosial diantaranya
sebagaiberikut:
3. Mac iver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural
elements yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan
sekunder. Semua kegiatan dan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam
kedua kategori tersebut diatas. Sebuah mesin ketik, alat pencetak, atau sistem
keuangan, merupakan utilitarian elements, karena benda-benda tersebut tidak
langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi dapat dipakai untuk
memenuhi kebutuhannya. Utilitarian elements disebutnya civilization. Artinya, semua
mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam upaya menguasai kondisi-
kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik
dan alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta api, sekolah, hukum dan
seterusnya dimasukan ke dalam golongan tersebut. Cultur menurut Mac Iver adalah
ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berfikir, pergaulan hidup,
seni kesusastraan, agama rekreasi dan hiburan. Sebuah potret, novel, drama, film,
permainan, filsafat dan sebagainya, termasuk culture, karena hal-hal itu secara
langsung memenuhi kebutuhan manusia.
4. Gillin dan gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk ideologi maupun karena
adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Secara
singkat Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan
sosial yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan
lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya
adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat
sebagai pendukung kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah
sistem kepercayaan/religi, system mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan,
sistem peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
B. Teori-teori perubahan sosial
Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiolog telah mencoba untuk
merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial.
Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan
social merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia.
Yang lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan
dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti
misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau
kebudayaan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan
sosial bersifat periodik dan non periodik. Pokoknya, pendapat-pendapat tersebut
pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-
kejadian. Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk
mengemukakan bahwa ada suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam
perubahan-perubahan sosial , tidak akan berhasil baik. Dia meragukan kebenaran
akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut. Akan tetapi perubahan-
perubahan tetap ada, dan yang paling penting adalah bahwa lingkaran terjadinya
gejala-gejala sosial harus dipelajari, karena dengan jalan tersebut barulah akan
dapat diperoleh suatu generalisasi.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi,
yaitu:
• Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat
mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana
menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.
• Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat
tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan
manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
• Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap
perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada
pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.
2. Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak
ada kehendak atau perencanaan sebelumnya.Secara sosiologis perubahan revolusi
diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan
atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam
revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan,
dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat
yang bersangkutan.
Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara
sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu,
antara lain adalah:
• Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam
masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu
keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
• Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu
memimpin masyarakat tersebut.
• Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk
kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk
dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
• Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat.
Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh
masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya
perumusan sesuatu ideologi tersebut.
• Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan
dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila
momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat
gagal.
Contoh dari perubahan Revolusi adalah: Kemerdekaan Indonesia merupakan
revolusi dari Negara terjajah menjadi Negara merdeka.
3. Perubahan yang direncanakan atau dikehendaki
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau
yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan
dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang
mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-
lembaga kemasyarakatan.Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan
selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara umum,
perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk
mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan
gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan
jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB).
4. Perubahan yang tidak direncanakan atau tidak dikehendaki
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak
dikehendaki oleh masyarakat.Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan,
perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau
kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak
dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi. Misalnya, kasus banjir bandang
di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang
kurang memerhatikan kelestarian lingkungan.Sebagai akibatnya, banyak
perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para
warganya mencari permukiman baru.
5. Perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil
Perubahan berpengaruh besar
Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut
mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan
kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak
pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi. Pada perubahan ini
memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di
wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian.
Perubahan berpengaruh kecil
Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang
terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti
bagi masyarakat.Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-
perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena
tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan homolis.
E. Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan
Faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan budaya bukanlah merupakan
faktor yang tunggal, tetapi menyangkut hal yang kompleks.banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat. Soeryono
Soekanto menyebutkan adanya faktor internal dan eksternal yang menyebabkan
terjadinya perubahan dalam masyarakat.
1. Faktor internal
a. Perubahan jumlah penduduk
Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat di pulau jawa, menyebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur masyarakatnya, terutama tentang hal yang
menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan. Lembaga sistem hak milik atas
tanah mengalami perubahan-perubahan. Orang mengenal hak milik individual atas
tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil, dan sebagainya, yang sebelumnya tidak
dikenal. Sebaliknya, berkurangnya penduduk disebabkan karena berpindahnya
penduduk dari desa ke kota atau dari satu daerah ke daerah lain (misalnya
transmigrasi). Perpindahan penduduk tersebut mangakibatkan kekosongan misalnya
dalam bidang pembagian kerja atau stratifikasi sosial yang selanjutnya dapat
memperngaruhi lembaga-lembaga kemasyrakatan.
b. Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan juga dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan pada
masyarakat meliputi beberapa hal berikut.
1) Discovery adalah suatu penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat atau
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu maupun serangkaian individu dalam
suatu masyarkat.
Contoh: penemuan listrik, diesel, lokomotif, dan lain-lain.
2) Invention adalah discovery yang telah diakui, diterima, dan diterapkan oleh
masyarakat. Jadi, invention merupakan bentuk pengembangan dari
discovery. Contoh: mobil, kreta api, dan lain-lain.
3) Inovasi artinya suatu penemuan baru apabila unsur atau alat baru yang ditemukan
tersebut sudah menyebar ke bagian-bagian masyarakat dan dikenal serta
dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Jadi, pada saat penemuan menjadi
invention, proses inovasi belum selesai.
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya penemuan baru antara lain sebagai
berikut:
1) Kesadaran dari orang perorangan akan kekurangan dalam kebudayaannya.
2) Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
3) Perangsang untuk aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat
c. Teknologi
Teknologi dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat yaitu dapat
mempengaruhi sebagian dari pikiran dan perilaku manusia yang akan membawa
perubahan sosial budaya dalam kehidupannya. Contoh: teknologi dalam industri
tekstil dapat mempengaruhi cara berpakaian serta mode atau gaya berpakaian
manusia. Dengan demikian sesungguhnya keberadaan teknologi telah banyak
membantu atau memudahkan aktivitas manusia dan juga mengubah kehidupan
manusia menuju keadaan yang lebih baik. Namun, dalam kenyataannya, teknologi
juga dapat membawa pengaruh ke arah yang kurang baik dan justru dapat
menyebabkan masalah baru yang lebih parah. Contoh : teknologi komunikasi seperti
dalam bentuk tayangan telivisi, jika tidak dapat diadaptasi dengan baik secara
langsung dapat mengubah pola kehidupan sehari-hari masyarakat, misalnya gaya
hidup, kekerasan, dan lainya.
d. Pertentangan (conflict)
Sebagai proses sosial, pertentangan (conflict) merupakan proses disosiatif, namun
selalu berakibat negatif. Pertentangan atau konflik dalam masyarakat dapat berupa
hal-hal berikut:
1) Pertentangan antara individu di dalam masyarakat
2) Pertentangan antar kelompok di dalam masyarakat
3) Pertentangan antara individu dengan kelompok di dalam masyarakat.
4) Pertentangan antar generasi di dalam masyarakat
Sebenarnya, hubungan antara pertentangan dengan perubahan sosial budaya
bersifat timbal balik, yaitu pertentangan di suatu masyarakat dapat memungkinkan
terjadinya perubahan sosial budaya, dan sebaliknya perubahan sosial budaya di
dalam masyarakat dapat memungkinkan terjadinya pertentangan.
e. Keterbukaan masyarakat
Sifat masyarakat yang terbuka mempermudah masyarakat tersebut untuk menerima
unsur-unsur baru atau menyerapnya dalam kehidupan sosial dan budayanya. Oleh
karena itu, masyarakat yang bersifat terbuka akan mempermudah terjadinya
perubahan-perubahan sosial maupun budaya. Contoh : melalui pendidikan, seorang
anak buruh bangunan dapat menjadi seorang dokter atau insinyur, sehingga dapat
mengubah kondisi keluarganya, yakni mengangkat keluarganya untuk memiliki
kehidupan sosial dan budaya yang lebih baik.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan alam (lingkungan fisik)
Perubahan lingkungan alam fisik (bukan karena faktor manusia) dapat membawa
perubahan pada kehidupan sosial budaya suatu masyarakat. Bencana alam yang
dahsyat dapat mengubah struktur sosial budaya masyarakat setempat. Contoh
banjir dan gempa. Gempa dan gelombang tsunami yang memporak porandakan
Aceh, menyebabkan beberapa penduduk yang bermata pencaharian sebagai
nelayan dievakuasi atau akhirnya pindah ke dataran tinggi sehingga beralih profesi
sebagai petani dan mencoba untuk menekuni pertanian di daerah tersebut
b. Peperangan
Perang menyebabkan pada banyak aspek. Pihak yang menang pada umumnya
berupaya menerapkan norma-norma dan nilai-nilai yang dianggap paling benar oleh
masyarakat mereka. Contoh : perang antara Amerika dan sekutu terhadap
Irak. Amerika dan sekutu sebagai pihak yang menang, berupaya mempengaruhi
sistem politik, sosial , dan budaya Iraq. Hal ini menyebabkan perubahan
pemerintahan Iraq termasuk perubahan kehidupan sosial negara Iraq seperti
emansipasi kaum perempuan Iraq.
c. Kontak kebudayaan dengan masyarakat lain
Kontak kebudayaan antar masyarakat akan menyebabkan pengaruh positif dan
negatif.Contoh: kontak kebudayaan Indonesia dengan kebudayaa barat
(Eropa). Pengaruh positifyang di dapat oleh masyarakat Indonesia antara lain
berupa transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun pengaruh
negatif yang diperoleh bangsa Indonesia dapat berupa sikap sekelompok anak
muda di dalam masyarakat Indonesia yang kebarat-baratan (westernis).
Organisasi keagamaan
Organisasi pendidikan
Organisasi ekonomi
Organisasi hukum
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti
kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas
maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan
tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan
dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan
suatu masyarakat pada suatu waktu dan mebandingkanya dengan susunan dan
kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak
dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di indonesia misalnya,
akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis , tidak maju dan tidak berubah.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial