Anda di halaman 1dari 6

PENCABUTAN GIGI TETAP

No. Dokumen : 445/PKM-


II/SPO-
P/…/…/2019
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4

BLUD
PUSKESMAS dr. BAMBANG HERMANTO
PANGKALAN NIP.19790719 201001 1 010
KURAS II

1. Pengertian 1. Pencabutan gigi adalah tindakan pengeluaran gigi dari soket dan tulang
alveolus.
2. Pencabutan gigi tetap adalah tindakan pengeluaran gigi dari soket dan
tulang alveolus, apabila jaringan pendukung gigi sudah tidak ada dan gigi
sudah tidak dapat dilakukan perawatan/ dipertahankan.
3. Anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit untuk sementara
dengan cara mengaplikasikan bahan topical atau suntikan tanpa
menghilangkan kesadaran
4. Anestesi infiltrasi adalah tindakan menghilangkan rasa sakit pada region
terbatas dengan cara di injeksi.

5. Anestesi blok adalah tindakan menghilangkan rasa sakit pada suatu daerah
tertentu karena pemberian anestesi pada pusat syaraf

6. Indikasi pencabutan gigi :

a. Perawatan ortodontik (malposisi/ crowding)


b. Gigi impaksi (geraham bungsu atau molar 3 yang tidak tumbuh
sempurna,
c. Gigi yang sudah mati dan karies gigi yang sudah tidak dapat dirawat
secara endodontik
d. Gigi yang diduga merupakan atau menyebabkan focal infection
e. Gigi oleh karna trauma (kecelakaan)
f. Gigi dengan penyakit periodontal, dimana kerusakan tulang sudah
tidak dapat diatasi lagi (mengakibatkan mobility)
g. Gigi berlebih,
h. Fraktur akar
i. Sisa akar gigi
2. Tujuan 1. Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan pencabutan gigi tetap di
Puskesmas Pangkalan Kuras II
2. Untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan tindakan
pencabutan gigi
3. Menurunkan angka kesakitan dan mengembalikan fungsi pengunyahan serta
estetik
3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Nomor ….. Tahun ….. tentang Kebijakan Jenis – jenis
Pelayanan Kesehatan
2. SK Kepala Puskesmas Nomor …. Tahun ……. tentang Penyampaian Hak dan
Kewajiban Pasien dan Keluarganya
4. Referensi 1. Kemenkes RI Nomor HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang panduan praktek
klinik bagi dokter gigi.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Petunjuk Praktis Anastesi Lokal. drgPurwanto dan drgLilianYuwono. 1993
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien masuk ke dalam Poli Gigi
2. Petugas melakukan identifikasi pasien sesuai rekam medic
3. Petugas menganamnesa keluhan pasien serta menganamnesa ada/tidaknya
riwayat penyakit sistemik yang memperberat seperti diabetes mellitus atau
lainnya. Apabila ada riwayat penyakit stistemik rujuk internal laboratorium
dan rujuk ke BP Umum, kemudian petugas mencatat hasil anamnesa pasien
ke rekam medis
4. Petugas mempersiapkan alat diagnostik standar untuk pemeriksaan (kaca
mulut, sonde, ekskavator, pinset)
5. Petugas mencuci tangan dengan sabun, dibawah air mengalir
6. Petugas mengeringkan tangan dengan tissu bersih
7. Petugas memakai APD
8. Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk di dental chair
9. Petugas memeriksa rongga mulut pasien sesuai keluhan utama dan gejala
klinis Petugas mencatat hasil pemeriksaan ke rekam medik
10. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan
11. Petugas menentukan rencana tindakan perawatan
12. Petugas memberi tahu/ menjelaskan maksud dari tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan orang tua pasien
13. Pasien/wali menandatangani formulir Persetujuan Tindakan Medik, apabila
sudah mengerti dan setuju dengan perawatan yang akan dilakukan
14. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti : tang
pencabutan gigi dewasa (sesuai indikasi gigi yang akan dicabut), bein (bila
perlu), spuit 3ml/1ml, bahan anastesi lokal (lidocin 2%), kapas gulung dan
tampon
15. Petugas melakukan tindakan sesuai dengan rencana perawatan
a. Kondisikan pasien agar tidak cemas sehingga kooperatif, apabila
diperlukan orang tua mendampingi saat akan dilakukan tindakan Dokter
gigi mempersilahkan pasien membuka mulut
b. Petugas mengoles povidone iodine pada bagian yang akan disuntik
c. Petugas melakukan penyuntikan pada mucosa gigi yang akan dicabut.
1. Rahang atas anastesi infiltrasi dilakukan pada bagian palatal-
bukal atau palatal-labial
2. Rahang bawah anterior anastesi infiltrasi dilakukan pada
bagian labial-lingual, sedangkan
3. Rahang bawah posterior anastesi infiltrasi pada bagian bukal
dan anastesi blok pada bagian mucosa mandibula.
d. Petugas meminta pasien menunggu sampai reaksi dari anastesi berkerja
terasa membesar/tebal/baal.
e. Petugas melakukan pengecekan dengan menggunakan sonde/ujung
pinset yang ditekan pada gusi gigi untuk mengetahui apakah anastesi
surah berjalan/bereaksi, dimana akan terlihat mukosa daerah tersebut
memucat atau memutih.
f. Petugas mengambil tang pencabutan kemudian melakukan penempatan
paruh tang pada gigi dengan baik.
g. Petugas melakukan adaptasi tang dilanjutkan dengan tekanan cengkram
berupa gerakan rotasi memutar dan menarik sejajar sumbu gigi (gigi
anterior) atau gerakan luksasi ke arah lingual-bukal/ lingual-labial/
palatal-bukal/ palatal-labial (untuk gigi posterior) hingga gigi tercabut.
h. Pada kasus seperti sisa akar di dalam gusi atau gigi indikasi perawatan
orthodontik, dokter gigi dapat menggunakan bein/elevator dengan cara
mengungkit dan fulkrum, apabila gigi sudah mulai bergerak/goyang,
dokter gigi dapat menggunakan tang kembali untuk dilakukannya
pencabutan.
16. Petugas melakukan pembersihan luka bekas pencabutan dari serpihan gigi
atau tulang – tulang yang tajam bila ada
17. Instruksi pasien untuk berkumur hingga darah berhenti, kemudian penekanan
pada alveolus dengan menggigit tampon hingga darah berhenti
18. Petugas mencuci tangan dengan sabun, dibawah air mengalir
19. Petugas mengeringkan tangan dengan tissu bersih
20. Petugas menulis dan memberikan resep obat analgetik, seperti:
a. Paracetamol tablet 500mg 3x1, atau
b. Asam mefenamat tablet 500mg 3x1, atau
c. Ibuprofen tablet 400mg 3x1
21. Petugas memberikan instruksi paska pencabutan :
a. Tampon digigit kuat selama ± 1 jam, apabila sudah penuh darah
dalam tampon, diganti dengan tampon baru yang diberikan
perawat.
b. Pasien dapat berkumur dengan air dingin atau mnggunakan
kompres dingin agar darah cepat berhenti (diluar rongga mulut)
c. Jangan sering meludah atau berkumur
d. Jangan makan disisi yang baru dicabut, hindari makanan/minuman
hangat/panas.
e. Bekas luka pencabutan jangan dipegang atau dimainkan dengan
lidah
f. Bekas luka pencabutan jangan dihisap
g. Bila ada sakit minum obat secara teratur
22. Petugas melakukan edukasi kesehatan gigi dan mulut, dan menyarankan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut 6 bulan sekali
23. Petugas mencuci serta merapikan alat dan bahan yang telah digunakan
24. Petugas melakukan dokumentasi semua hasil pemeriksaan dan tindakan gigi
kedalam rekam medis dan menginput kedalam tablet pintar.
25. Pasien menyelesaikan administrasi pembayaran
6. Hal – hal Perdarahan, Infeksi, Perforasi sinus (rahang atas), fraktur gigi/akar/rahang,
yang perlu laserasi jaringan lunak sekitar gigi, alveolalgia (dry soket), Dislokasi Temporo
diperhatikan Mandibular Joint (TMJ)
7. Unit terkait BP Umum
Laboratorium
Farmasi
8. Dokumen 1. Buku Register Pasien
terkait 2. Rekam Medik Pasien
3. Surat Persetujuan/Penolakan Tindakan Medik
4. Resep

9. Rekam historis perubahan


No. Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENCABUTAN GIGI TETAP
No. Dokumen : 445/PKM-II/DT/…/III/2019
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
DAFTAR Halaman : 1/2
BLUD TILIK
PUSKESMAS
PANGKALAN
KURAS II

Tidak
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1 Apakah Petugas mengidentifikasi pasien ,mencocokkan
identitas pasien dengan rekam medis?

2 Apakah Petugas menganamnesa pasien sesuai keluhan pasien?

3 Apakah Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis?

4 Apakah Petugas mempersiapkan alat yang dibutuhkan untuk


pelaksanaan pemeriksaan dan tindakan?
5 Apakah Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukukan pemeriksaan dan tindakan?
6 Apakah Petugas mengenakan Alat Pelindung Diri?
7 Apakah Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil
pemeriksaan?
8 Apakah Petugas setelah menentukan rencana perawatan,
melakukan penjelasan maksud dan tujuan
dilakukannya tindakan tersebut?
9 Apakah Petugas memberikan surat persetujuan tindakan
kepada orang tua pasien untuk ditanda tangani?
10 Apakah Petugas mengkondisikan pasien agar tidak cemas?
11 Apakah Petugas mengoles povidone iodine pada bagian yang
akan disuntik?
12 Apakah Dokter gigi melakukan penyuntikan pada mucosa gigi
yang akan dicabut?
13 Apakah Petugas meminta pasien menunggu sampai reaksi dari
anastesi berkerja terasa membesar/tebal/baal?
14 Apakah Petugas mengambil tang yang sesuai gigi yang dicabut
dan melakukan pencabutan?
15 Apakah Petugas menggunakan bein/elevator dengan cara
mengungkit dan fulkrum, apabila gigi sudah mulai
bergerak/goyang, menggunakan tang kembali untuk
dilakukannya pencabutan?
16 Apakah Petugas melakukan pembersihan luka bekas
pencabutan dari serpihan gigi atau tulang – tulang
yang tajam bila ada?
17 Apakah Petugas menginstruksikan pasien berkumur dan
menggigit tampon hingga darah berhenti?
18 Apakah Petugas memberikan resep obat dan menyerahkan
kepada pasien/ wali?
19 Apakah Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan
kepada pasien dan orang tua pasien serta edukasi
tentang kesehatan gigi dan mulut?
20 Apakah Petugas melakukan dokumentasi semua hasil
pemeriksaan dan tindakan gigi kedalam rekam medis
pasien?
21 Apakah Petugas membubuhi tandatangan pada rekam medis?
22 Apakah Petugas mencuci serta merapikan alat dan bahan yang
telah digunakan

CR :………………%.

Terantang Manuk,……………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai