Anda di halaman 1dari 2

BAB I

A. FILSAFAT
Filsafat adalah langkah awal untuk mengetahui pengetahuan
FILSAFAT adalah studi tentang seluruh penomena kehidupan, pemikiran manusia
secarakritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar
Kriteria Berpikir filsafata adalah 1. Sifat menyeluruh, 2. Sifat mendasar, 3. Sifat
spekulatif
B. PENGETAHUAN
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari
pengetahuan panca indra terhadap obyek tertentu
C. ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia

BAB II
A. KRITERIA KEBENARAN
Teori koherensi: suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnyayang diangap benar.
Teori Koespondensi : suatu pernyataan dianggap benar bila materi pengetahuan yang
dikandung pernyataan itu berkorespndensi( berhugungan ) dengan obyek yang dituju
pernyataan tersebut
Teori Pragmatis : kebenaran suatu penyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersiafat fungsional dalam kehidupan praktis.
B. SUMBER PENGETAHUAN
Ada dua cara untuk memperoleh pengetahuan yang benar yang pertama mendasarkan
diri pada rasio dan yang kedua mendasarkan diri pada pengalaman.
Kaum rasionalis memngembangkan paham pada rasionalisme. Menggunakan metode
deduktif dalam menyusun pengetahuannya.
Yang mendasarkan diri pada pengalaman mengembangkan paham empirisme
C. PENALARAN
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan
D. LOGIKA
Logika didefinisakan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih
BAB III
A. METAFISIKA
cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia

B. ASUMSI
Asumsi adalah dugaan atau anggapan sementara yang belum terbukti kebenarannya
dan memerlukan bukti

C. PELUANG
Probabilitas merupakan salah satu konsep yang sering kita gunakan untuk
mendeskripsikan realitas di dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, aplikasinya
tidaklah terbatas hanya pada percakapan keseharian tersebut, namun juga mencakup
wilayah konversasi yang lebih serius dan refleksif, yaitu sains. Dengan kata lain,
probabilitas acapkali digunakan sebagai perangkat eksplanasi ilmiah
BAB IV

Anda mungkin juga menyukai