PENDAHULUAN
menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa. Dalam dua puluh
tahun terakhir ini telah banyak dikembangkan tentang bagaimana cara menatalaksana
penyakit ini dengan tepat. Seringkali usaha ini berupa suatu tim yang terdiri dari ahli
bedah ortopedi, ahli bedah plastik, ahli penyakit infeksi, ahli penyakit dalam, ahli
muskuloskeletal dapat berkembang melalui dua cara, baik melalui peredaran darah
maupun akibat kontak dengan lingkungan luar tubuh. Referat ini berusaha
muskuloskeletal tersebut.
BAB II
OSTEOMIELITIS
Definisi
Dalam kepustakaan lain dinyatakan bahwa osteomielitis adalah radang tulang yang
disebabkan oleh organism piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga dapat
Patogenesis
beberapa cara. Kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka penetrasi langsung,
melalui penyebaran hematogen dari situs infeksi didekatnya ataupun dari struktur lain
yang jauh, atau selama pembedahan dimana jaringan tubuh terpapar dengan
lingkungan sekitarnya.
timbul antara usia 5 dan 15 tahun.Ujung metafisis tulang panjang merupakan tempat
lambat dan berturbulensi pada tempat ini. Kondisi ini mempredisposisikan bakteri
untuk bermigrasi melalu celah pada endotel dan melekat pada matriks tulang. Selain
itu, rendahnya tekanan oksigen pada daerah ini juga akan menurunkan aktivitas
fagositik dari sel darah putih. Dengan maturasi, ada osifikasi total lempeng fiseal dan
ciri aliran darah yang lamban tidak ada lagi. Sehingga osteomielitis hematogen pada
darah lokal yang pada akhirnya menciptakan suatu area nekrosis avaskular yang
kemudian berkembang menjadi abses. Akumulasi pus dan peningkatan tekanan lokal
akan menyebarkan pus hingga ke korteks melalui sistem Havers dan kanal Volkmann
involukrum periosteal (fase kronis). Apabila pus keluar dari korteks, pus tersebut
malnutrisi, gangguan fungsi hati dan ginjal, hipoksia kronik, dan usia tua. Sedangkan
faktor-faktor lokal adalah penyakit vaskular perifer, penyakit stasis vena, limfedema
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula
ditemukan pada bayi dan ‘infant’. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak
perempuan (4:1). Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang seperti femur,
Klasifikasi Osteomielitis
ostemielitis. Sistem tradisional membagi infeksi tulang menurut durasi dari timbulnya
gejala : akut, subakut, dan kronik. Osteomielitis akut diidentifikasi dengan adanya
onset penyakit dalam 7-14 hari. Infeksi akut umumnya berhubungan dengan proses
hematogen pada anak. Namun, pada dewasa juga dapat berkembang infeksi
terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini berhubungan dengan adanya nekrosis tulang
: hematogen, penyebaran kontinyu (dengan atau tanpa penyakit vaskular) dan kronik.
Penyebaran infeksi hematogen dan kontinyu dapat bersifat akut meskipun penyebaran
kontinyu berhubungan dengan adanya trauma atau infeksi lokal jaringan lunak
stadium 3 – medular dan kortikal yang terlokalisasi, dan stadium 4 – medular dan
kortikal difus.
Manifestasi Klinis
biasanya terlokalisasi meskipun bisa juga menjalar ke bagian tubuh lain di dekatnya.
Sebagai contoh, apabila penderita mengeluhkan nyeri lutut, maka sendi panggul juga
Pada pemeriksaan biasanya ditemukan nyeri tekan lokal dan pergerakan sendi
yang terbatas, namun oedem dan kemerahan jarang ditemukan. Dapat pula disertai
gejala sistemik seperti demam, menggigil, letargi, dan nafsu makan menurun pada
anak.
LED, dan leukosit. Pada pemeriksaan kultur darah tepi, ditemukan organisme
penyebab infeksi. Pada pemeriksaan foto polos pada awal gejala didapatkan hasil
yang negatif. Seminggu setelah itu dapat ditemukan adanya lesi radiolusen dan
elevasi periosteal. Sklerosis reaktif tidak ditemukan karena hanya terjadi pada
infeksi kronis. Presentasi radiologi dari Osteomielitis hematogen akut mirip dengan
pasti.
2. Osteomielitis Subakut
Infeksi subakut biasanya berhubungan dengan pasien pediatrik. Infeksi ini
biasanya disebabkan oleh organisme dengan virulensi rendah dan tidak memiliki
kombinasi dari gambaran akut dan kronis. Seperti osteomielitis akut, maka ditemukan
3. Osteomielitis Kronik
Osteomielitis kronis merupakan hasil dari osteomielitis akut dan subakut yang
tidak diobati. Kondisi ini dapat terjadi secara hematogen, iatrogenik, atau akibat
melindunginya dari leukosit dan antibiotik. Pada hal ini, pengangkatan implan dan
tulang mati tersebut harus dilakukan untuk mencegah infeksi lebih jauh lagi. Gejala
klinisnya dapat berupa ulkus yang tidak kunjung sembuh, adanya drainase pus atau
Pemeriksaan penunjang
Penelitian berikut diindikasikan pada pasien dengan osteomielitis:
mungkin lebih berguna daripada laju endapan darah (LED) karena menunjukan
adanya peningkatan LED pada permulaan. LED biasanya meningkat (90%), namun,
temuan ini secara klinis tidak spesifik. CRP dan LED memiliki peran
normal.
2. Kultur :
penggunaan yang terbatas. Darah hasil kultur, positif pada sekitar 50% pasien
organisme. Kultur tulang dari biopsi atau aspirasi memiliki hasil diagnostik
Pemeriksaan Radiologi
a. Foto polos
radiograf. Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area osteopeni, yang mengawali
tampak, dan area destruksi pada korteks tulang tampak lebih jelas.
Osteomielitis kronik diidentifikasi dengan adanya detruksi tulang yang masif dan
adanya involukrum, yang membungkus fokus sklerotik dari tulang yang nekrotik
yaitu sequestrum.
Infeksi jaringan lunak biasanya tidak dapat dilihat pada radiograf kecuali
Udara pada jaringan lumak ini dapat dilihat sebagai area radiolusen, analog dengan
b. Ultrasound
c. Radionuklir
sensitif namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang. Umumnya, infeksi
tidak bisa dibedakan dari neoplasma, infark, trauma, gout, stress fracture, infeksi
jaringan lunak, dan artritis. Namun, radionuklir dapat membantu untuk mendeteksi
pada osteomielitis
d. CT Scan
polos, CT, dan scanning radionuklida dan dianggap sebagai pencitraan pilihan.
Diagnosis Banding
osteomielitis memiliki gejala klinis yang hampir sama dengan yang lain. Khususnya
dalam keadaan akut, gejala klinis yang muncul sama seperti pada histiocytosis sel
dari jaringan lunak. Pada osteomielitis, jaringan lunak terjadi pembengkakan yang
difus. Sedangkan pada sel langerhan histiocytosis tidak terlihat secara signifikan
pembengkakan jaringan lunak atau massa. Sedangkan pada ewing sarkoma pada
jaringan lunaknya terlihat sebuah massa. Durasi gejala pada pasien juga
Terapi
Osteomielitis akut harus diobati segera. Biakan darah diambil dan pemberian
dipilih harus memiliki spektrum antistafilokokus. Jika biakan darah negatif, maka
diperlukan aspirasi subperiosteum atau aspirasi intramedula pada tulang yang terlibat.
dengan gips. Perbaikan klinis biasanya terlihat dalam 24 jam setelah pemberian
osteomielitis. LED dan CRP sebaiknya diperiksa secara serial setiap minggu untuk
memantau keberhasilan terapi. Pasien dengan peningkatan LED dan CRP yang
persisten pada masa akhir pemberian antibiotik yang direncanakan mungkin memiliki
infeksi yang tidak dapat ditatalaksana secara komplit. C-Reactive Protein (CRP)
Adalah suatu protein fase akut yang diproduksi oleh hati sebagai respon adanya
tubuh memberikan respon terhadap injury . Jumlah CRP akan meningkat tajam
beberapa saat setelah terjadinya inflamasi dan selama proses inflamasi sistemik
Sedangkan LED adalah merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah.
darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel
darah merah yang mengendap maka makin tinggi LED-nya. Tinggi ringannya nilai
pada LED memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi
menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan infeksi terutama yang
pemeriksaan penunjang yang tidak spesifik untuk satu penyakit. Bila dilakukan secara
berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti
tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. LED yang cepat menunjukkan
penting untuk: Mendeteksi Inflamasi/infeksi akut secara cepat (6-7 jam setelah
inflamasi)
3. Hs-CRP meningkat tajam saat terjadi inflamasi dan menurun jika terjadi perbaikan
sedang LED naik kadarnya setelah 14 hari dan menurun secara lambat sesuai dengan
waktu paruhnya.
4. Pemeriksaan Hs-CRP dapat memonitor kondisi infeksi pasien dan menilai efikasi
terapi antibiotika.
diangkat dan daerah itu diiringi secara langsung dengan larutan salin fisiologis steril.
dalam menjadi cekungan yang dangkal (saucerization). Semua tulang dan kartilago
yang terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi penyembuhan yang
permanen.Pada beberapa kasus, infeksi sudah terlalu berat dan luas sehingga satu
satunya tindakan terbaik adalah amputasi dan pemasangan prothesa. Bila proses akut
telah dikendalikan, maka terapi fisik harian dalam rentang gerakan diberikan. Kapan
aktivitas penuh dapat dimulai tergantung pada jumlah tulang yang terlibat.
1. Adanaya sequester
2. Adanya abses
Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space)
atau dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting
dan mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan salin normal selama 7 sampai 8
hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan pemberian irigasi ini. Rongga yang
penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi dengan transfer
tulang berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu otot diambil dari jaringan
sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang utuh). Teknik bedah mikro ini akan
penyembuhan tulang dan eradikasi infeksi. Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara
bertahap untuk menyakinkan penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan
atau alat penyokong eksterna untuk mencegah terjadinya patah tulang. Saat yang
terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum telah cukup
4. Timbulnya resistensi
7. Kesalahan diagnostik
Komplikasi
kematian tulang. Jika terjadi nekrosis pada area yang luas, kemungkinan
3. Arthritis septik
4. Dalam beberapa kasus, infeksi dalam tuolang bias menyebar ke dalam sendi di
dekatnya.
5. Gangguan pertumbuhan
Pada anak-anak lokasi paling sering terjadi osteomielitis adalah pada daerah
yang lembut, yang disebut lempeng epifisis, di kedua ujung tulang panjang pada
lengan dan kaki. Pertumbuhan normal dapat terganggu pada tulang yang terinfeksi.
6. Kanker kulit
2. Bakteremia 4. Selulitis
BAB III
KESIMPULAN
Infeksi dalam suatu sistem muskuloskeletal dapat berkembang melalui dua cara, baik
melalui peredaran darah maupun akibat kontak dengan lingkungan luar tubuh.
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula
ditemukan pada bayi dan ‘infant’. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak
perempuan (4:1). Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang seperti femur,
tibia, radius, humerus, ulna, dan fibula.Penyebab osteomielitis pada anak-anak adalah
Juga harus dilakukan rehabilitasi pada tulang yang terlibat setelah pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
2012
4. David R, Barron BJ, Madewell JE. Osteomyelitis, acute and chronic. Radio Clin
North Am 1987;25:1171-1201.
at http://emedicine.medscape.com/article/785020-overview
7. Sabiston, DC. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Edisi ke-1. Jakarta : Penerbit Buku
10. Cierny G, Mader JT, Pennick JJ. A clinical staging system for adult