Abstract
Introduction: The existence of the application of competency-based curriculum (CBC) with the strategy of problem
based learning (PBL) has influenced the learning process of ethics and professionalism. It poses a challenge for every
medical school to develop the new curriculum. There has been a controversy on the model of the curriculum development.
Objective: This article describes several educational studies on ethics and professionalism and proposes one curriculum
model.
Discussion: The method used in the study of ethics is directed in accordance with the level of education and the complexity
of the expertise field. Determination of the material depends on the competence and the expected outcomes.
Challenges in the assessment and ethics and professionalism must be faced.
Conclusion: The development of a curriculum that will better ensure the achievement of competence 7th SKDI area.
Therefore, the curriculum makers must continue to innovate.
Abstrak
Pendahuluan: Keberadaan penerapan kurikulum berbasis kompetensi dengan strategi problem based learning
(PBL) telah mempengaruhi proses pembelajaran etik dan profesionalisme. Sebuah tantangan setiap institusi
pendidikan kedokteran mengembangkan kurikulum baru pada area ini. Adanya kontroversi pada pengembangan
area ini di dalam kurikulum.
Tujuan: Artikel ini menggambarkan beberapa penelitian pendidikan etik dan profesionalisme dan menawarkan
satu contoh model pengembangannya
Pembahasan: Metode yang digunakan dalam pembelajaran etik diarahkan sesuai dengan tingkat pendidikan
dan kompleksitas bidang keahlian. Penentuan materi tergantung pada kompetensi dan luaran yang diharapkan.
Tantangan dalam asessment etik dan profesionalisme harus dihadapi.
Kesimpulan: Pengembangan kurikulum yang baik akan menjamin pencapaian kompetensi area ke-7 SKDI. Oleh
karena itu, pembuat kurikulum harus terus berinovasi.
Korespondensi: FK Unissula JL. Raya Kaligawe Km.4 Semarang, 50112. PO Box 1054/SM, 08156534492 Fax: (024) 6594366
Email: bosse-fk@yahoo.co.id
muda akan berbeda sekali dengan residen.7 Beberapa menanyakan alternatif pertimbangan di dalam
literatur tentang metode pembelajaran etik dan proses pelayanan kesehatan
profesionalisme, diantaranya menyebutkan bahwa: 5. Adanya pembelajaran dengan menggunakan
1. Pembelajaran melalui diskusi kelompok kecil pendekatan kuliah yang mengutamakan metode
dengan menggunakan studi kasus di dalam cerita, diskusi interaktif dengan kombinasi debat
kurikulum terintegrasi dapat secara efektif etik, sesi panel ahli, bermain peran, tugas-tugas yang
mengembangkan nilai normatif profesi kedokter- harus diselesaikan, dan mengamati situasi praktek
an. Semakin banyak kesempatan di dalam diskusi yang ada.1
kelompok kecil maka efektifitasnya semakin 6. Menggunakan dosen sebagai role model. Role model
besar. 5 Pembelajaran ini juga memberikan lebih efektif daripada formal coursework oleh
pengaruh besar terhadap penalaran moral (moral karena dosen berkeinginan untuk mengakui ke-
reasoning) daripada kuliah atau kelas besar.2,8 kurangan ketika berbagi pengalaman pribadi
Temuan dari Self et al 9 menunjukkan bahwa mereka dengan mahasiswa sehingga hal ini
diskusi kelompok kecil menimbulkan efek memainkan peran penting didalam menumbuh-
penalaran moral ketika mahasiswa terpapar 20 kan sikap kritis yang konstruktif terhadap maha-
jam atau lebih didalam proses pembelajaran. siswa.14 Data empiris lain juga menguatkan bahwa
Menurut Kauffman et al10, alasan mengapa diskusi mahasiswa lebih terpengaruh oleh role model
kelompok kecil lebih efektif daripada kuliah atau daripada formal coursework. 15 Hafferty dan Franks16
kelas besar adalah kemungkinan karena di dalam menyarankan bahwa role model dapat membantu
proses diskusi kelompok kecil terjadi hubungan menetralkan efek dari hidden curriculum.
yang kondusif yang memungkinkan adanya
7. Visite besar etik dan kursus etik berbasis web.7
transformative learning.
8. Menggunakan pendekatan Bristol yaitu: kurikulum
2. Adanya integrasi teori dengan praktek, melakukan
terstruktur dan berjenjang, pembelajaran secara aktif
bimbingan yang mendukung/positif, pembelajaran
melibatkan mahasiswa, belajar berdasarkan kasus,
bersifat bertahap sepanjang kurikulum, dan disertai
kasus-kasus etik yang dipelajari berkenaan dengan
dengan ilustrasi yang konkrit.11
pasien, pembahasan teori disertai dengan aplikasi
3. Adanya pola interaktif dan tidak menggurui, klinik, pendekatan menyeluruh dan manusiawi,
berbasis kasus, pendekatan menyeluruh dan disampaikan secara interaktif dan tidak menggurui,
manusiawi, melihat pasien/ kasus secara langsung adanya suasana yang aman dalam berdiskusi, kritik
maupun tidak langsung (melalui klip video atau yang muncul bersifat membangun dan diberikan
skenario kasus), mengedepankan umpan balik secara berkesinambungan dan bila memungkin-kan
positif terhadap proses pembelajaran, kurikulum adanya tim ajar etik dalam mengorganisasi dan
terstruktur dan berjenjang. 12
menjalankannya.17
4. Pembelajaran dengan melibatkan mahasiswa terjun
ke rumah sakit dengan melihat kasus etik di Materi Pembelajaran Etik dan Profesionalisme
lingkungan sekitar yang kemudian kasus tersebut Dalam menentukan materi apa yang akan diberikan
diangkat di dalam suatu forum. Forum tersebut tentunya tergantung pada kompetensi dan luaran yang
diarahkan oleh seorang pakar bioetik yang telah diharapkan. Standar Kompetensi Dokter telah mengatur
mempersiapkan sumber pustaka. Forum semacam hal tersebut tetapi harus dijabarkan lagi ke dalam sasaran
ini dinilai sangat efektif karena mahasiswa diajarkan belajar. Beberapa literatur yang menyarankan tentang
sesuai dengan kenyataan yang dialaminya. Forum materi pembelajaran etik diantaranya:
ini bersifat informasi/ bimbingan sehingga
mahasiswa tidak perlu takut untuk dinilai. 13 Spike19 1. Autonomy, inform consent, kerahasiaan, alkohol, hak
menyarankan setiap rumah sakit pendidikan asasi manusia, negligence dan malpraktek.5
sebaiknya selalu ada seorang ahli etik yang bekerja 2. Komitmen untuk belajar, keterampilan komuni-kasi,
full-time guna membantu jika seseorang ingin bekerjasama sebagai anggota tim, dan integrity.8
3. Inform consent, patient autonomy, beneficience, keadilan, hukum kedokteran masih mengacu pada kurikulum
kerahasiaan dan etika klinik. 19 yang lama, dan pengorganisasian materi dilaksanakan
4. Inform consent, hubungan interprofessional, inter-aksi sebagai matakuliah. Setelah 2007, materi pembelajar-
dengan keluarga, keterampilan komunikasi dan an dikembangkan sesuai dengan tingkat kompetensi
perawatan end-of life.6 dan learning outcome yang diharapkan oleh Standar
Kompe-tensi Dokter Indonesia. Oleh karena isi
5. Etika kedokteran umum, etika kedokteran khusus,
kurikulum diintegrasikan baik secara horizontal
etika dalam masalah klinik, etika dalam masalah
maupun vertikal maka materi pada area ini juga
penelitian kedokteran, dan etika dalam masalah
diintegrasikan ke dalam modul-modul dan disesuaikan
reproduksi manusia.20
dengan temanya artinya diorganisasi secara terstruktur
Asesmen dan berjenjang. Struktur Kurikulum terdiri dari pro-
Asesmen etik dan profesionalisme dalam pengetahuan, gram pendidikan sarjana (fase 1 dan 2) dan program
keterampilan dan sikap merupakan tantangan yang pendidikan profesi dokter (fase 3).
penting. Pengetahuan faktual dapat dievaluasi melalui Pada Fase 1 pembelajaran ditekankan pada aspek teoritik
ujian langsung menggunakan ujian tertulis (MEQ, Essay dari etika, legal dan profesionalisme serta nilai inti
atau MCQ). Keterampilan dapat menggunakan objective kedokteran. Fase 2 ditekankan pada aspek penanganan
standardized clinical examination (OSCE). Sedangkan untuk pasien seperti prima facie; KODEKI dan hukum
profesionalisme menggunakan 3600 reviews (peer, perawat kedokteran; sumpah; UUPK; hak asasi manusia;
dan lainnya) atau disediakan form elektronik evaluasi.18,21 keterampilan penyelesaian masalah terkait etika, legal,
Contoh Implementasi area Etika, Moral, Mediko Legal dan hukum dengan menggunakan skenario kasus/klip
dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien yang video sedangkan fase 3 (klinik) ditekankan pada aspek
dikembangkan di Fakultas Kedokteran Unissula hukum pelayanan kedokteran dan RS; pengetahuan dan
keterampilan surat-surat yang berkekuatan hukum;
Fakultas Kedokteran Unissula mulai mengembangkan keselamatan pasien; dan keterampilan penyelesaian
materi pembelajaran area Etika, Moral, Mediko Le- masalah terkait etika, legal, dan hukum dengan meng-
gal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien gunakan kasus nyata. Tabel 1 menunjukkan contoh
sejak 2007-sekarang. Sebelumnya materi etika dan materi area 7 yang dimasukkan ke dalam kurikulum.
Tabel 1. Sebaran materi area 7 pada tahun pertama