Anda di halaman 1dari 4

PROSEDUR PEMBUATAN CLINICAL PATHWAY

No. Dokumen No. Revisi : Halaman


/ / /2019 1/4
Rumah Sakit
Tk IV 02.07.04
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit: Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL) Dr.Teguh Ismanto,Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11020000391071

Pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada


diagnosis, masalah klinnis dan tahapan pelayanan atau dapat
diartikan sebagai suatu alur yang menunjukkan secara detail
PENGERTIAN
tahap-tahap penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil
yang diharapkan.

Menyediakan standar pelayanan minimal dan memastikan bahwa


pelayanan tersebut tidak terlupakan dan dilaksanakan tepat
waktu atau dengan kata lain menjamin tidak ada aspek-aspek
TUJUAN penting dari pelayanan yang dilupakan, memastikan semua
intervensi dilakukan secara tepat waktu dengan mendorong staf
klinik untuk bersikap pro-aktif dalam perencanaan pelayanan.

Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 Bandar Lampung


Nomor SK/001/7/2016 Tentang Kebijakan Peningkatan Mutu dan
KEBIJAKAN
Keselamatan Pasien.
KOMPLAIN

No. Dokumen No revisi Halaman


/ / /2019 2/4
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
PROSEDUR 1. Pembentukan tim penyusun clinical pathway. Tim penyusun
clinical pathway terdiri dari staf multidisiplin dari semua
tingkat dan jenis pelayanan. Bila diperlukan, tim dapat
mencari dukungan dari kunsultan atau institusi diluar rumah
sakit seperti organisasi profesi sebagai narasumber. Tim
bertugas untuk menentukan dan melaksanakan langkah-
langkah penyusunan clinical pathway.
2. Identifikasi key players. Identifikasi key players bertujuan
untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam penanganan
kasus atau kelompok pasien yang telah ditetapkan untuk
merencanakan focus group dengan key players bersama
dengan pelanggan internal dan eksternal.
3. Pelaksanaan site visit di rumah sakit. Pelaksanaan site visit di
rumah sakit bertujuan untuk mengenai praktik yang sekarang
berlangsung, menilai sistem pelayanan yang ada dan
memperkuat alasan mengapa clinical pathway perlu disusun.
Jika diperlukan, site visit internal perlu dilanjutkan dengan site
visit eksternal setelah sebelumnya melakukan identifikasi
partner benchmarking. Hal ini juga diperlukan untuk
mengembangkan ide.
4. Studi literatur. Studi literatur diperlukan untuk menggali
pertanyaan klinis yang perlu dijawab dalam pengambilan
keputusan klinis dan untuk menilai tingkat dan kekuatan bukti
ilmiah. Studi ini sebaiknya menghasilkan laporan dan
rekomendasi tertulis.
KOMPLAIN

No. Dokumen No revisi Halaman


/ / /2019 3/4
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
5. Diskusi kelompok terarah. Diskusi kelompok terarah atau
focus group discussion (FGD) dilakukan untuk mengenal
kebutuhan pelanggan (internal dan eksternal) dan
menyesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dalam
memenuhi kebutuhan tersebut serta untuk mengenal
kesenjangan antara harapan pelanggan dan pelayanan yang
PROSEDUR diterima. Lebih lanjut diskusi kelompok terarah juga perlu
dilakukan untuk memberi masukan dalam pengembangan
indikator mutu pelayanan klinis dan kepuasan pelanggan serta
pengukuran dan pengecekan.
6. Penyusunan pedoman klinik. Penyusunan pedoman klinik
dilakukan dengan mempertimbangkan hasil site visit, hasil
studi literatur (berbasis bukti ilmiah) dan hasil diskusi
kelompok terarah. Pedoman klinik in perlu disusun dalam
bentuk alur pelayanan untuk diketahui juga oleh pasien.
7. Analisis bauran kasus. Analisis bauran kasus dilakukan untuk
menyediakan informasi penting baik pada saat sebelum dan
setelah penerapan clinical pathway, meliputi: length of stay,
biaya per kasus, obat-obatan yang digunakan, tes diagnosis
yang dilakukan, intervensi yang dilakukan, praktisi klinis yang
terlibat dan komplikasi.
8. Menetapkan sistem pengukuran proses dan outcome. Contoh
ukuran-ukuran proses antara lain pengukuran fungsi tubuh
dan mobilitas, tingkat kesadaran, temperatur, tekanan darah,
fungsi paru dan skala kesehatan pasien (wellness indicator).
KOMPLAIN

No. Dokumen No revisi Halaman


/ / /2019 4/4
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
PROSEDUR 9. Diskusi kelompok terarah. Diskusi kelompok terarah atau
focus group discussion (FGD) dilakukan untuk mengenal
kebutuhan pelanggan (internal dan eksternal) dan
menyesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dalam
memenuhi kebutuhan tersebut serta untuk mengenal
kesenjangan antara harapan pelanggan dan pelayanan yang
UNIT TERKAIT Seluruh unit

Anda mungkin juga menyukai