2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12311
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
44
TESIS
Oleh
THESIS
By
TESIS
Oleh
Telah diuji
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
Rumah Sakit USU Medan”, yang disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat
dengan baik tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
Sumatera Utara.
3. Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Utara.
motivasi kepada penulis sejak awal penulisan hingga tesis ini selesai.
iii
5. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE., MBA selaku dosen penguji I yang telah
8. Ayah H. Yusri Abdullah, S.Sos dan Bunda Hj. Maryamah, S.Pd, yang
9. Suami Notaris Muhammad Akhyar, SH., M.Kn dan anak Lathifa Zahra,
pendidikan.
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini dan harapan
penulis semoga tesis ini bermanfaat demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
profesi keperawatan.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………… i
ABSTRACT ……………………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… x
vi
BAB 5 PEMBAHASAN………………………………………………… 96
Proses Pengembangan Penilaian Portofolio……………………………..
dalam Jabatan Fungsional Perawat……………………………………… 96
Tahap reconnaissance ……………………………………………… 97
Tahap planning………………………………………………………. 103
Tahap acting dan observing………………………………………… 105
Tahap reflecting ……………………………………………………... 110
Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan…………………......
Fungsional Perawat……………………………………………………..... 112
Output dan Outcome Pengembangan Penilaian Portofolio………………
dalam Jabatan Fungsional Perawat ……………………………………... 120
Pelajaran yang didapat dari penelitian action research…………………..
(Lesson Learned)………………………………………………………… 121
Keterbatasan Penelitian………………………………………………....... 122
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.6 Pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta ……..
dalam penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat 94
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kinerja yang optimal akan dapat diraih jika produktivitas pegawai sebagai aset
pangkat. Apabila kenaikan pengkat perawat tepat waktu dan lancar akan
tunjangan fungsional yang diperoleh juga naik. Kepuasan yang diperoleh perawat
Karir adalah suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat
merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan
untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta
menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi
penghargaan bagi perawat sudah dikembangkan untuk aparatur sipil negara (ASN)
25 tahun 2014 tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya. Sistem
jenjang karir profesional terdapat 3 (tiga) aspek yang saling berhubungan yaitu
perawat adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab,
oleh ASN. Perawat adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
ahli pertama, 2) perawat ahli muda, 3) perawat ahli madya, dan 4) perawat ahli
utama.
berfokus pada sejauh mana portofolio dapat mengatasi tantangan dari suatu
Hasil temuan lain menunjukkan bahwa portofolio yang dirancang dengan baik
teori dan praktek, promosi penilaian diri, otonomi, refleksi dan meta kognisi, dan
perawat terhadap kepuasan pasien serta proses perawatan lainnya. Penelitian ini
sejalan dengan Altahawi, Sisk, Poloskey, Hicks, dan Dannefer (2012) yang
umpan balik yang melibatkan mahasiswa dalam menilai kinerja mereka sendiri, 4)
dokumen lain yang relevan. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian oleh
dan pengalaman dari berbagai sumber. Portofolio yang dibuat harus menunjukkan
jelas. Dengan cara ini, portofolio memiliki potensi sebagai alat yang merupakan
sumber daya yang diakses dan dapat membantu dalam mendukung perubahan
untuk belajar bagaimana memulai keterlibatan dengan perawat yang teregister dan
untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian di
berfokus pada curriculum vitae dan sertifikat pelatihan. Adanya regulasi baru
terkait penilaian portofolio dalam konteks sebagai salah satu metode uji
Tahun 2017 yang menyatakan bahwa penilaian portofolio sebagai salah satu cara
perawat ASN di lingkungan kerja rumah sakit USU dalam meningkatkan kualitas
layanan keperawatan dan persiapan jenjang sesuai level karir sangat mendukung
akan hal tersebut. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Tujuan khusus
portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan, dan 3)
USU Medan.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah draf penilaian portofolio dalam
jabatan fungsional perawat yang diharapkan dapat berguna di rumah sakit untuk
fungsional perawat yang dapat dijadikan sumber informasi dan dapat digunakan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Perawat
Definisi perawat
keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan
ketidaktahuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasar yang terganggu baik aktual
maupun potensial.
secara otonom dan berkolaborasi dengan yang lain dan telah menyelesaikan
program pendidikan profesi keperawatan, terdiri dari ners generalis, ners spesialis
dan ners konsultan. Menurut PPNI perawat profesional adalah tenaga keperawatan
yang berasal dari jenjang pendidikan tinggi keperawatan (ahli madya, ners, ners
10
Definisi standar
Standar adalah suatu ukuran atau diskripsi bebas dari suatu variabel yang
standar-standar yang berlaku pada sektor industri kesehatan dinegara lain serta
spesifikasi suatu kinerja antara lain spesifik (specific), terukur (measurable), tepat
dengan mutu karena standar menetukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan
cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai (Simamora,
2012).
pengguna, sebagai acuan dalam penetapan urutan tugas bagi tenaga keperawatan,
Kewenangan Klinis
kewenangan yang diberikan oleh kepala rumah sakit kepada tenaga keperawatan
untuk melakukan asuhan keperawatan dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu
merasa bahwa lahan pekerjaan yang dimilikinya dicampuri atau diambil alih oleh
pihak lain. Konflik yang timbul tentunya akan mempengaruhi kualitas pelayanan
Penilaian Kinerja
dilakukan untuk menilai prestasi kerja seorang pegawai apakah mencapai target
yang bertugas untuk melakukan penilaian hasil kerja karyawan yang disebut
kerja karyawan dan objek pembahasannya sama yaitu prestasi kerja karyawan.
Program manajemen kerja yang mempunyai ruang lingkup yang besar dan
organisasi.
Penilaian kinerja mengacu kepada suatu sistem formal dan terstruktur yang
demikian penilaian prestasi adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup
untuk penilaian kinerja pegawai. Dengan kata lain, pegawai harus mampu
sikan, dan mengevaluasi perawatan spesifik sesuai usia pasien yang mereka rawat.
memiliki dampak yang sangat baik pada alat yang digunakan dalam proses
Ada beberapa jenis alat penilaian yaitu: 1) daftar tilik; terdiri atas berbagai
atau sifat, 2) esai; metode penilaian esai sering kali disebut sebagai peninjauan
tertulis atau portfolio mengenai pencapaian yang terkait dengan pekerjaan mereka
klinis, kriteria hasil pasien yang tercapai, dan contoh dokumentasi asuhan pasien;
dan 4) management by objectives (MBO); merupakan alat yang sangat baik untuk
tingkatan-tingkatan kinerja dalam rangka mencapai tujuan objektif dan misi dari
penarikan tenaga kerja. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk melengkapi
rencana tindakan dalam waktu yang telah ditetapkan. Fokus terhadap suatu
rencana tindakan merupakan suatu yang penting dimana perawat dapat mengenal
(Swansburg, 2000).
Penilaian kinerja memiliki hasil yang positif. Dimana hal ini dapat
dijadikan dasar dalam membentuk tujuan organisasi. Penilaian kinerja bisa dan
atas pegawai atau perilaku yang kurang optimal, 5) menyediakan dasar imbalan
yang juga sebagai dasar motivasi, 6) sebagai dasar pemberhentian kerja jika
(Huber, 1996).
Konsep Portofolio
Definisi portofolio
ekspertis dan pencapaian prestasi. Portofolio bukan log book atau diary tetapi
disertai dengan kelengkapan dokumen (Haryati, Sutoto, & Irawaty, 2016) yang
meliputi: 1) resume dan deskripsi tentang personal dan nilai-nilai yang dianut
Istilah portofolio berasal dari portare latin, yang berarti untuk membawa
dan foglio, berarti lembar. Jadi sebuah portofolio adalah wadah untuk informasi.
dokumen lain yang relevan (Duffy, 2011). Dengan kata lain, portofolio lebih dari
keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap. Dalam bidang bahasa, portofolio
memberi gambaran atas apa yang dilakukan pejabat fungsional kesehatan dan
Komponen portofolio
Penilaian Portofolio
komponen utama yang mengacu dari butir kegiatan jabatan fungsional dengan
hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus
setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari perbedaan diantara siswa;
panjang dan segera; 2) pendidik harus tekun, sabar, dan terampil; dan 3) tidak ada
Rincian kegiatan dan unsur yang dinilai dalam pemberian angka kredit
Perawat terampil
hidup bersih dan sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif, 3)
membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu
pengamanan atau pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada
pasien, 13) mempertahankan posisi anatomis pasien, 14) melakukan fiksasi fisik,
menjelang ajal (dying care), 25) memberikan perawatan pada pasien menjelang
berduka dan kematian, 27) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan
Perawat mahir
perawatan luka, 18) mendampingi pasien untuk tindakan bone marrow punction
(BMP) dan lumbal punction (LP), 19) melakukan tindakan keperawatan pada
pasien dengan intervensi pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada
intervensi pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada tahap post-
operasi, 22) melakukan range of motion (ROM) pada pasien dengan berbagai
kondisi dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif pada individu, 23) melatih
mobilisasi pada pasien dengan berbagai kondisi dalam rangka melakukan upaya
rehabilitatif pada individu, 24) memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal
Perawat penyelia
preventif pada individu, 5) memasang alat bantu khusus lain sesuai dengan
care), 16) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman, 17)
melakukan manajemen nyeri pada setiap kondisi, 18) melakukan intervensi krisis,
19) melakukan perawatan CVC dan port a cath, 20) melakukan perawatan pasien
transplantasi sumsum tulang (pre, intra, post), 21) melakukan perawatan pasien
dengan risiko radio aktif (radioterapi), 22) menyiapkan pasien untuk tindakan
dengan risiko tinggi pada tahap post-operasi, 25) memberikan perawatan pada
pasien menjelang ajal sampai meninggal, 26) memberikan dukungan dalam proses
Rincian kegiatan dan unsur yang dinilai dalam pemberian angka kredit
pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif, 14) melakukan support
eliminasi, 23) melakukan upaya membuat pasien tidur, 24) melakukan relaksasi
pasien menjelang ajal (dying care), 30) memfasilitasi suasana lingkungan yang
tenang dan aman, 31) mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri,
terkait kasus dan kondisi pasien, 32) merawat pasien dengan water seal drainage
resusitasi bayi baru lahir, 35) melakukan tata kelola keperawatan pada pasien
dengan kemoterapi (pre, intra, post), 36) melakukan perawatan luka kanker, 37)
40) memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal, 41)
finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu dalam rangka melakukan
teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular, 13) melaksanakan
skrining dalam rangka melakukan upaya preventif pada kelompok, 14) melakukan
care), 19) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman, 20)
self help group pada pasien gangguan jiwa, 27) melakukan terapi kognitif, 28)
pasien dengan intervensi pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada
tahap intra operasi, 32) melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan dengan risiko tinggi (bedah jantung, bedah syaraf, dll)
pada tahap intra operasi, 33) melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
dalam rangka upaya rehabilitatif, 34) melatih interaksi sosial pada pasien dengan
masalah kesehatan mental pada individu dalam rangka upaya rehabilitatif, 35)
pada keluarga, 39) melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada kelompok, 40)
dalam rangka melakukan upaya promotif, 10) memobilisasi sumber daya yang ada
upaya promotif, 11) melakukan diseminasi informasi tentang sehat dan sakit pada
case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu dalam rangka upaya
individu dalam rangka upaya preventif, 15) melakukan pendidikan kesehatan pada
individu pasien pada individu dalam rangka upaya preventif, 16) mengajarkan
dalam rangka upaya preventif, 17) mengajarkan teknik kontrol infeksi pada
tinggi pada kelompok dalam rangka upaya preventif, 19) melakukan pendidikan
faktor risiko pada masyarakat dalam rangka upaya preventif, 21) melakukan
menjelang ajal (dying care), 24) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang
dan aman, 25) melakukan tata kelola keperawatan pada pasien dengan tindakan
medik khusus dan berisiko tinggi, 26) memberikan obat-obat elektrolit dengan
kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan
kondisi pasien, 29) melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu dalam
pelayanan keperawatan, 35) menyusun rencana program tahunan unit ruang rawat,
keperawatan, 39) menyusun uraian tugas sesuai peran dan area praktik, 40)
memanfaatkan sumber daya yang ada dalam penanganan masalah kesehatan pada
menjelang ajal (dying care), 23) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang
dan aman, 24) melakukan terapi lingkungan kepada pasien, 25) melakukan terapi
bermain pada anak, 26) merawat pasien dengan pemberian obat khusus yang
berisiko tinggi, 27) merawat pasien dengan kompleksitas dan risiko tinggi dan
etik dan disiplin perawat, 41) merancang kegiatan peningkatan mutu profesi
perawat, 42) merancang sistem penghargaan dan hukum bagi perawat, 43)
Dengan berfokus pada pencapaian tujuan, atau hasil, dengan kemitraan perawat-
pasien dari seluruh dunia terus menggunakan karya King untuk meningkatkan
berinteraksi dengan anggota keluarga ketika klien tidak dapat secara verbal
berikut:
Keperawatan
berfungsi dalam peran mereka. Keperawatan adalah antar pribadi proses aksi,
reaksi, interaksi, dan transaksi. Persepsi perawat dan pengaruh pasien dalam
proses interpersonal.
Individu
memiliki kemampuan melalui bahasa mereka dan simbol lain untuk merekam
sejarah mereka dan melestarikan budaya mereka. Individu yang unik dan holistik,
dari intrinsik layak, dan mampu berpikir rasional dalam mengambil keputusan
Kesehatan
sumber daya seseorang untuk mencapai potensi maksimal untuk kehidupan sehari-
hari.
Lingkungan
penting untuk perawat. Sistem terbuka menyiratkan bahwa interaksi terjadi terus-
Praktik keperawatan
dimana perawat berfungsi melalui interaksi dengan individu dan kelompok dalam
pengetahuan (kompetensi) mengenai konsep teori ini adalah perawat yang mampu
melihat apa yang terjadi pada pasien, anggota keluarga dan mampu melakukan
Pendidikan keperawatan
Riset keperawatan
anak-anak dan penyakit kronis; teori Killeen tentang kepuasan pasien dengan
Definisi AR
didasarkan pada prinsip kolektif dan reflektif yang dilakukan oleh partisipan
Action research menurut Polit dan Beck (2012) menuntut seorang peneliti
yang ditemui pada saat penelitian. Metode penelitian action research berlangsung
bersama kolaborasi dan dialog yang dapat memotivasi, meningkatkan harga diri
Proses AR
permasalahan yang ada. Tahap ini bisa disebut juga tahap preliminary study, yaitu
mempelajari masalah yang ada dan menentukan tema yang penting. Tahap ini
menggambarkan apa yang terjadi sekarang dan apa yang kita lakukan sekarang.
dimunculkan pada tahap ini. Dalam tahap ini dirumuskan permasalahan yang ada
untuk berubah dengan menggunakan bahasa, aktivitas dan praktik, hubungan antar
manusia dan organisasi, dan mengobservasi hasil dari implementasi yang telah
dilakukan.
sintetis, interpretasi, penjelasan dan menyimpulkan hal yang penting. Pada tahap
ini refleksi berfokus pada hasil yang telah dicapai kemudian dibuat analisa untuk
perbaikan pada cycle berikutnya. Pada langkah ini ditemukan hasil akhir
penelitian, penghambat, dan pendukung. Hasil yang belum sesuai dengan tujuan
tindakan yang diinginkan dan isu-isu yang muncul dan menyarankan cara
melanjutkan.
Siklus AR
ulang, mempelajari dan mengamati, mengkaji lagi dan seterusnya (Polit & Beck.
2012).
siklus tindakan action research spiral terdiri dari plan, act, observe dan reflect.
harus menganalisa permasalahan secara prioritas dan harus ada saling pengertian
dalam menghadapi situasi penelitian. Segala faktor resiko dianalisa dalam fase ini
dan dipersiapkan untuk evaluasi sebelum dipilih tindakan yang akan dilakukan.
Pada fase ini diperlukan kolaborasi antara peneliti dan partisipan untuk
peneliti dengan partisipan. Action yang dilakukan harus sesuai dan bersifat
dari action mengasumsikan material, sosial, dan politik untuk ditingkatkan lebih
baik lagi. Salah satu cara di dalam action adalah observasi dengan tujuan
tindakan. Observasi harus direncanakan dengan baik dan akan menjadi dokumen
yang penting untuk melakukan refleksi. Rencana observasi harus fleksibel dan
efek yang diinginkan dan menyarankan apa yang akan dilakukan kemudian. Pada
Keterangan :
R : Rencana tindakan
A & O : Aplikasi tindakan
dan observasi
Rf : Refleksi
RR : Revisi Rencana
Gambar 2.1 : Siklus action research (Kemmis, McTaggart, & Nixon, 2014)
Kerangka Konsep
PROSES reconnaissance
R
P
A&O
OUTPUT
1. Alur
2. SPO
3. Form Penilaian
OUTCOME
Manajermen rumah sakit menerima perumusan
penilaian dan bersedia untuk menjalankan
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
action research. Peneliti memandang desain tersebut sebagai desain yang tepat
pedoman oleh pihak rumah sakit di rumah sakit USU Medan. Penelitian action
research ini merupakan suatu bentuk kegiatan penelitian yang berdasarkan pada
prinsip kolektif dan reflektif yang dilakukan oleh partisipan. Action research
Terdapat 7 (tujuh) ciri utama participatory action research (PAR) yaitu (1)
participatory action research adalah sebuah proses sosial, (2) participatory action
research berciri partisipatoris, (3) participatory action research berciri praktis dan
berciri recursif (refleksi dialektis), dan (7) participatory action research bertujuan
44
perawat di rumah sakit USU Medan menggunakan 2 (dua) dari 7 (tujuh) ciri
utama dari participatory action research (PAR) yaitu (1) participatory action
dan nilai) dan kategori interpretif (cara menafsirkan diri dan tindakan dalam sosial
dan material), yang merupakan proses di mana semua individu dalam sebuah
bagaimana kerangka pengetahuan saat ini. Hal ini juga partisipatif dalam artian
orang hanya bisa melakukan penelitian tindakan baik secara individu maupun
kolektif.
sosial yang menghubungkan diri dengan orang lain dalam interaksi sosial. Ini
pengetahuan yang dimiliki oleh partisipan yaitu pihak manajerial rumah sakit
USU Medan. Peneliti menjadikan partisipan untuk turut serta berperan aktif dalam
fungsional perawat di rumah sakit USU Medan. Kegiatan penelitian ini sesuai
Lokasi penelitian
dilakukan peneliti karena rumah sakit USU Medan merupakan salah satu rumah
Waktu penelitian
Waktu penelitian dimulai sejak Agustus tahun 2017 hingga Januari tahun
dengan metode action research yang memiliki siklus dengan beberapa tahapan
yang representatif. Penelitian ini terdiri dari 1 (satu) siklus action research.
Partisipan Penelitian
fenomena yang sedang diteliti berhak menjadi partisipan atau orang-orang yang
Pemilihan subjek penelitian ini sesuai dengan pendapat menurut Polit dan
Beck (2012) yang menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif subjek penelitian
atau dikenal dengan partisipan adalah subjek yang pernah mengalami substansi
terhadap manajerial rumah sakit yang berjumlah 14 orang dengan kriteria inklusi
sebagai berikut, yaitu: 1) aparatur sipil negara (ASN), 2) tidak dalam keadaan cuti
Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data terdiri atas metode dan alat pengumpulan data, yaitu:
action research merupakan penelitian yang unik dan kompleks sehingga dapat
Adapun metode pengumpulan data pada tahap ini dilakukan dengan metode focus
FGD peneliti berperan sebagai moderator dan dibantu oleh seorang asisten selama
dua kali yaitu pada fase reconnaissance dan pada fase reflecting. Pada fase
dan untuk menggali pemahaman terkait penilaian portofolio. FGD fase reflecting
Self report
rumah sakit. Penyebaran kuesioner dilakukan dua kali. Pertama pada tahap
reconnaissance yaitu pada Oktober 2017 dan kedua pada tahap reflecting yaitu
pada Januari 2018. Data kuantitatif hasil self report selanjutnya dianalisis dengan
pengetahuan sebelum dan setelah ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio
Observasi
penilaian portofolio. Observasi dilakukan 3 (tiga) kali pada tahap planning, acting
perumusan yang belum ada, observasi kedua dilakukan pada saat perumusan
sakit. Observasi yang ketiga dilakukan pada saat setelah pemaparan hasil
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari; 1)
perawat. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara pada FGD yaitu dengan
Semua alat pengumpulan data yang disiapkan oleh peneliti telah dilakukan
uji validitas dengan menggunakan content validity index (CVI) oleh tiga orang
expert sesuai dengan kompetensi objek penelitian. Untuk uji validitas dilakukan
dinyatakan valid apabila CVI berada diatas >0,80 (Polit & Beck, 2012).
(dua) yaitu panduan FGD tahap reconnaissance dan panduan FGD tahap
reflecting. Pada kegiatan FGD ini, menggunakan alat bantu berupa voice recorder
untuk merekam kegiatan baik secara formal maupun informal. Data yang sudah
Panduan focus group discussion (FGD) yang pertama terdiri dari 5 (lima)
perawat yang dilakukan selama ini di Rumah Sakit USU. Pertanyaan terbuka
ditujukan untuk menggali informasi selanjutnya yaitu, cara yang dilakukan untuk
dalam jabatan fungsional perawat, hal yang harus dipersiapkan untuk mendukung
pada penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat dan manfaat yang
Panduan focus group discussion (FGD) yang kedua terdiri dari 5 (lima)
jawaban. Kuesioner dibuat sendiri oleh penulis dengan melihat konsep dari
kesehatan. Partisipan yang menjawab dengan benar diberikan skor 1 dan yang
portofolio dalam jabatan fungsional perawat telah di uji validitasnya oleh 3 (tiga)
pertanyaan 4, 8, 11) dari ketiga expert tersebut didapatkan nilai rata-rata content
validity index (CVI) adalah 0,95. Selanjutnya instrument tersebut dilakukan uji
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM). Hasil uji statistik kuder
Prosedur Penelitian
dalam jabatan fungsional perawat, dilakukan dalam satu siklus terdiri atas tahap
reconnaisance dan siklus action research (Kemmis, McTaggart dan Nixon, 2014)
sebagai berikut :
Tahap reconnaissance
Pada tahap ini merupakan tahap pre eliminary study atau studi
berdasarkan data yang terkumpul dari berbagai sumber. Adapun kegiatan yang
dengan pihak terkait, 3) pengumpulan data melalui diskusi kelompok (FGD) dan
Siklus action research terdiri atas empat langkah yaitu planning, acting,
Planning
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang
dibuat dalam tahap ini antara lain; 1) perencanaan pembentukan tim perumusan
Acting
Tahap ini merupakan tahap penerapan atas rencana tindakan yang telah
disusun. Pada tahap tindakan ini kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) pembentukan
tim dan pihak terkait berdiskusi terkait perumusan draf penilaian portofolio yang
perawat.
Observing
dilakukan unutuk melihat sejauh mana peran manajerial rumah sakit dalam
Reflecting
Tahap reflecting adalah tahap penilaian atas kegiatan yang telah dijalani
selama siklus dalam action research. Pada tahap ini peneliti menilai sejauh mana
kegiatan yang direncanakan tersebut telah dilaksanakan. Tujuan pada tahap ini
adalah menilai kemajuan, kelemahan dan kendala apa saja yang ditemukan oleh
partisipan selama proses kegiatan pelaksanaan penilaian portofolio dilakukan.
Setelah itu peneliti berupaya untuk memahami, memaknai dan menyimpulkan
data-data yang ditemukan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: 1) self report (penyebaran
kuesioner pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta terlibat dalam
Tujuan dari FGD ini adalah untuk mengetahui tentang tanggapan terhadap
sumber daya manusia (SDM) pada saat melakukan pengembangan karir dalam
penilaian portofolio.
(ongoing process data analysis). Proses analisis data dilakukan sejak fase
reconnaissance sampai fase reflecting mengikuti alur yang telah disusun. Analisis
data dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis yaitu analisis data kualitatif dan
kuantitatif.
Analisa data kualitatif dilakukan pada data yang diperoleh dari fase
reconnaissance dan reflecting yaitu hasil kegiatan FGD. Pengolahan data ini
kategori yang sejenis, dan 10) menentukan tema dan sub tema (Setiawan, 2015).
Analisa data kuantitatif dilakukan pada data yang diperoleh dari fase
reconnaissance dan fase reflecting. Data dari kedua fase tersebut dikumpulkan
distribusi frekuensi.
memperjelaskan data dengan fakta aktual yang terjadi saat penelitian dilapangan.
Polit dan Beck (2012) menentukan beberapa kriteria dalam keabsahan data
kepastian (confirmability dengan teknik triangulasi, check expert dan audit trail),
kepercayaan antara peneliti dan partisipan. Kegiatan yang dilakukan yaitu peneliti
menanyakan pada mereka baik lisan maupun tertulis tentang keakuratan laporan
waktu dan kondisi. Artinya bahwa jika pekerjaan itu diulang dalam konteks yang
sama, dengan metode yang sama dan dengan peserta yang sama maka hasil yang
sama akan diperoleh. Peneliti menggunakan teknik thick description dengan cara
mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian baik dari jurnal-jurnal maupun
tercapai persetujuan antara dua orang atau lebih tentang relevansi dan arti data.
Confirmability tercapai jika peneliti dapat meyakinkan orang lain bahwa data
yang dikumpulkan adalah data yang objektif, seperti apa adanya di lapangan.
Peneliti melakukan teknik triangulasi, check expert dan audit trail. Triangulasi
objektivitas tentang adanya kesamaan terhadap akurasi data, relevansi, atau makna.
Audit trail dilakukan dengan cara membuat tabel atau diagram yang berisi tentang
alur kegiatan secara rinci yang meliputi jenis kegiatan, tujuan, sasaran, partisipan
atau diterapkan pada kelompok atau populasi yang lain. Hal ini bergantung pada
Peneliti menguraikan secara rinci tentang data terkait dengan latar belakang dan
Authenticity mengacu pada sejauh mana peneliti secara adil dan dengan
sebagaimana yang mereka rasakan. Ketika teks mencapai keaslian, maka pembaca
peneliti dengan cara membuat beberapa pernyataan partisipan sebagai data yang
Pertimbangan Etik
penelitian dan menandatangani informed consent yang berisi informasi terkait etik
sebelum dilakukan diskusi (FGD) dan sebelum mengisi kuesioner (self report).
Partisipan dalam hal ini sebelum dilakukan diskusi (FGD) dan sebelum
bagi partisipan penelitian (beneficience), tidak memberikan resiko secara fisik dan
merugikan bagi partisipan (non maleficience/do not harm) dan mengganti nama
Tabel 3.1 Tahap reconnaissance Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan Fungsional Perawat
di Rumah Sakit USU Medan
Minggu IV Agustus s/d Minggu IV Minggu I Oktober s/d Minggu II Oktober Minggu III Oktober 2017 s/d Minggu IV
September 2017 2017 Oktober 2017
1. Melakukan prolonged engagement 1. Melaksanakan FGD dengan partisipan 1. Melakukan penyebaran kuesioner
2. Menyampaikan tujuan dari dari manajerial rumah sakit di rumah pengetahuan manajerial rumah sakit
pelaksanaan penelitian di rumah sakit sakit USU Medan tentang penilaian portofolio
USU Medan 2. Kegiatan FGD dengan menggunakan 2. Melakukan analisa data dari penyebaran
3. Menyampaikan batas waktu panduan FGD tahap reconnaissance kuesioner
penelitian yang akan dilakukan yang telah disusun sebelumnya
4. Menyampaikan rangkaian kegiatan 3. Kegiatan FGD direkam dengan bantuan
yang akan dilakukan selama alat bantu voice recorder
penelitian berlangsung 4. Kemudian hasil rekaman dibuat dalam
5. Mencari kelengkapan informasi bentuk transkrip lalu di analisa untuk
tentang setting/tempat penelitian menentukan tema
6. Mempelajari permasalahan yang ada
terkait penelitian
61
Tabel 3.2 Rangkaian kegiatan penelitian action research pada Pengembangan Penilaian Portofolio
dalam Jabatan Fungsional Perawat di Rumah Sakit USU Medan
Minggu I Oktober s/d Minggu III November Minggu IV November s/d Minggu I Januari s/d Minggu IV Januari 2018
Minggu II November 2017 Minggu I Desember 2017 Minggu III Januari 2018
2017
1. Melakukan focus 1. Melakukan pertemuan 1. Melakukan pertemuan 1. Merumuskan draf dari 1. Melakukan focus group
group discussion dengan pihak dengan pihak manajerial hasil penelitian discussion (FGD)
(FGD) dengan manajerial rumah sakit rumah sakit untuk pengembangan dengan manajerial
manajerial rumah sakit untuk berdiskusi terkait perumusan terkait produk portofolio dalam rumah sakit untuk
terkait persepsi dalam hasil pengumpulan data hasil penelitian jabatan fungsional menggali persepsi
penilaian portofolio tahap reconnaissance perawat terkait draf perumusan
2. Membentuk tim perumus penilaian portofolio
2. Melakukan 2. Mengadakan sosialisasi untuk pengembangan 2. Melakukan diskusi
pengumpulan data self mengenai hasil penilaian portofolio hasil perumusan draf 2. Melakukan
report dengan pengumpulan data awal dalam jabatan fungsional dengan pihak pengumpulan data self
penyebaran kuesioner dengan manajerial perawat manajemen rumah report dengan
pengetahuan rumah sakit sakit penyebaran kuesioner
manajerial rumah sakit 3. Mengadakan pertemuan pengetahuan manajerial
mengenai penilaian 3. Melakukan koordinasi dengan tim perumus yang 3. Melakukan sosialisasi rumah sakit setelah
portofolio dengan pihak telah terbentuk untuk pemaparan hasil mengetahui draf
manajerial rumah sakit perumusan penilaian perumusan penelitian perumusan penelitian
untuk pengembangan portofolio dalam jabatan
penilaian portofolio fungsional
dalam jabatan
fungsional perawat
62
RECONNAISSANCE :
REFLECTING R reconnaissance 1. Pengenalan setting penelitian
1. Melakukan FGD untuk menggali pengalaman 2. Pendekatan dengan pihak terkait
partisipan terhadap produk dari perumusan penilaian 3. Pengumpulan data secara: FGD
portofolio dalam jabatan fungsional perawat P dan self report
2. Melakukan penyebaran kuesioner (self report)
PLANNING
A&O 1. Perencanaan pembentukan tim
perumusan penilaian portofolio
ACTING 2. Perencanaan perumusan untuk
1. Pembentukan tim penilaian portofolio dalam jabatan menilai
OUTPUT
fungsional perawat 3. Perencanaan pemaparan hasil
1. SPO
2. Peneliti bersama tim dan pihak terkait berdiskusi terkait penelitian/perumusan terkait
perumusan draf penilaian portofolio yang digunakan 2. Alur
penilaian portofolio dalam jabatan
dalam jabatan fungsional perawat 3. Form
fungsional perawat.
3. Pelaksanaan pemaparan hasil penelitian/perumusan Penilaian
terkait penilaian portofolio dalam jabatan fungsional PPenilaian
perawat.
OBSERVING OUTCOME
1. Melakukan observasi/ pengamatan atas tindakan Manajemen rumah sakit menerima produk
penilaian terhadap seluruh rangkaian proses penilaian dari perumusan dan siap untuk dijalankan
portofolio
Gambar 3.1 Proses action research “Pengembangan Penilaian Porto+folio dalam Jabatan Fungsional Perawatdi Rumah Sakit USU
Medan”
63
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Perawat
pada tahap ini peneliti mulai melakukan pendekatan dengan pihak terkait dan
yang berkaitan dengan penelitian yang disebut dengan preliminary study. Tahap
kedua menjelaskan proses dari siklus action research dimulai dari tahap planning,
Tahap Reconnaissance
dari 30 Agustus 2017 sampai dengan 20 Oktober 2017. Adapun kegiatan awal
peneliti untuk menggali informasi terkait penelitian di rumah sakit USU Medan.
64
dengan sertifikat hak pakai dan berlokasi di pusat kota, Jl. Dr. Mansur,
yang menempati sekitar 35% dari tapak lahan tersebut memiliki luas bangunan
tangga. Sejarah pendirian Rumah Sakit USU sebenarnya telah dimulai pada tahun
usulan Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) USU. Antara tahun 2007 -
USU (19 Juli 2009). Pembangunan RSP USU berlangsung antara tahun 2009 –
2011 dan sementara itu mulai pula disusun usulan rencana pengadaan alkes/non
Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap untuk sementara (100 tempat tidur terdiri dari
kelas I, kelas II, dan kelas III), Kamar Bersalin, Kamar Bedah Sentral, Instalasi
Perawatan Intensif (ICU, NICU, PICU,), Unit Endoskopi, Unit CSSD, Unit
opening” rumah sakit USU dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2014 dan
pembukaan operasional penuh baru dapat terlaksana pada tanggal 28 Maret 2016.
Rumah sakit USU berfungsi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan tenaga
Barat. Misi Rumah Sakit USU adalah: 1) meningkatkan mutu Dokter, Dokter
antara berbagai cabang ilmu kedokteran dan kesehatan maupun ilmu-ilmu lain
yang menunjang. Rumah Sakit USU menggunakan motto : Kualitas, Aman dan
Rumah Sakit USU memiliki falsafah yaitu: 1) kesehatan adalah hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan; 2) kesehatan
Sakit USU menganut dua nilai dasar yaitu nilai pertama salus aegroti suprema lex
pasien) dan nilai kedua primum non nucere, yakni tidak membahayakan (patient
safety).
paripurna bintang lima merupakan satu tolak ukur agar pelayanan pasien dan
peningkatan mutu memiliki standar. Pelayanan UGD 24 jam, klinik umum, klinik
KIA, klinik gigi, layanan klinik spesialis dasar (penyakit dalam, kesehatan anak,
bedah, obstetri & ginekologi), klinik spesialis lainnya (mata, THT, syaraf, kulit
dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, jantung dan pembuluh darah), layanan
farmasi, layanan diagnostik penunjang, rawat inap dengan kapasitas 400 tempat
tidur. Pada tahun 2016 pasien rawat jalan di Rumah Sakit USU mencapai hampir
2000 orang dan pasien rawat inap mencapai 50 orang perharinya. Sejak 1 April
2017 Rumah Sakit USU secara resmi membuka pelayanan praktek bersama dokter
spesialis.
Susunan struktur organisasi Rumah Sakit USU Medan dapat dilihat sebagai
berikut :
melakukan FGD dan penyebaran kuesioner (self report), untuk mendapatkan data
fungsional perawat di rumah sakit USU yaitu dari pelaksanaan yang dilakukan
perawat. Hasil kegiatan dari FGD dan self report dari penelitian ini adalah:
berjumlah 14 partisipan (terdiri dari 7 orang pihak manajemen dan 7 orang kepala
ruangan).
orang (86,4%), memiliki pendidikan terakhir Ners sebanyak 7 orang (50,4%), dan
seluruhnya telah bekerja selama 5-10 tahun di rumah sakit USU Medan sebanyak
orang pihak manajemen dan 7 orang kepala ruangan). Hasil dari FGD yang telah
belum optimal
sakit USU belum optimal, terdiri dari 2 sub tema yaitu: 1) Kelengkapan dokumen
partisipan seperti :
portofolio yang dilakukan di rumah sakit USU terkait dengan tata cara penilaian
“… portofolio itu bagian komite yang kasih yang isinya identitas diri dan
keluarga, pendidikan dan pelatihan. Nah berdasarkan pendidikan dan
pelatihan ini dari komite melakukan mapping kemana perawat-perawat
diklasifikasi lagi penempatannya. “(P6. L61-L64)
“…Nah dari situ mungkin sudah dimachingkan dan sudah ada form
khusus untuk kami membuat apa-apa saja tindakan kami yang sudah kami
lakukan sesuai dengan rencana kami yang telah kami buat di SKP. Jadi
seperti itu untuk sekarang ini, nanti berkasnya serahkan ke bagian SDM
untuk mencapai angka kredit...” (P8. L75-L79)
fungsional
portofolio dalam jabatan fungsional perawat, terdiri dari 2 sub tema yaitu: 1)
kendala yang dialami dalam proses penilaian, dan 2) belum adanya form penilaian
“… menurut saya kalau pun kita nanti membuat sebuah format penilaian
portofolio tersebut kita masukkan juga unit kompetensi yang telah
diikuti,,karena kan seperti dijelaskan tadi PERMENKES terbaru 2017
didalamnya metode pelaksanaaan uji kompetensi yang salah satunya yaa
tentang penilaian portofolio,..” (P6. L249-L253)
portofolio dalam jabatan fungsional perawat, yang terdiri dari 2 sub tema yaitu: 1)
hal yang dilakukan dalam proses penilaian portofolio, dan 2) adanya pembentukan
“… pertama ya sama yaa tim, kedua sosialisasi, di dalam tim itu juga
harus mempersiapkan tools nya apa saja berdasarkan dari acuan
PERMENPAN dan PERMENKES nya itu, dari situ baruu ya terdepan
kepala ruangan berjenjang sampai ke kasie dan bagian SDM, sebelum
sosialisasi dimulai itu semuanya harus ada panduan, kebijakan, SPO,…”
(P1. L235-L239)
perawat
motivasi dari perawat untuk bekerja maksimal, 2) adanya aktualisasi diri perawat,
perawat, diantaranya adalah: 1) adanya keterlibatan bagian SDM biro rektor, dan
2) validasi oleh kepala ruangan sebagai atasan langsung. Hal ini sesuai dengan
Matriks tema FGD tahap reconnaissance dapat dijabarkan dalam tabel 4.2
berikut ini:
sakit yang disebarkan kepada 14 orang partisipan yang terdiri dari 7 orang kepala
kurang baik dengan nilai rata-rata 10,5. Hasil distribusi frekuensi kuesioner
dalam jabatan fungsional perawat, dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini:
permasalahan yang ada di rumah sakit USU Medan terkait dengan penilaian
portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Secara garis besar beberapa masalah
tesebut yang muncul yaitu: 1) belum adanya standar prosedur operasional (SPO),
perawat, dan 3) belum adanya form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional
perawat.
Permasalahan yang didapat oleh peneliti pada tahap ini dijadikan sebagai
Tahap Planning
berikutnya. Adapun tujuan pada tahap ini untuk merumuskan perencanaan dalam
Medan
dari pihak manajerial rumah sakit. Setelah memperoleh kesepakatan waktu antara
November 2017.
perumusan dimulai dari siapa yang akan terlibat dalam tim. Tim yang dibentuk
dalam jabatan fungsional perawat, dimana peneliti dan tim perumus terlebih
dahulu mencari referensi atau materi yang terkait perumusan penilaian portofolio
peraturan terhadap aparatur sipil Negara (ASN) yaitu tentang jabatan fungsional
perawat dan angka kreditnya dan peraturan menteri kesehatan yang menjelaskan
waktu dan tempat perencanaan perumusan SPO, alur dan form penilaian
waktu dan aktivitas pihak manajerial rumah sakit USU Medan. Setelah adanya
Pada tahap acting ini kegiatan yang dilakukan peneliti disesuaikan dengan
rencana kegiatan yang telah disusun pada tahap planning. Kegiatan pada tahap ini
yaitu: 1) melakukan pertemuan dengan pihak manajerial rumah sakit USU Medan,
2) pembentukan tim perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio dalam
jabatan fungsional perawat, 3) perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio
keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan diadakan pertemuan dengan bidang
perawat sebagai ASN dengan jabatan fungsional yang ada di rumah sakit USU
perumusan SPO, alur, dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional
USU Medan adalah: 1) isi SPO, bentuk alur dan form penilaian portofolio dalam
dan kondisi rumah sakit USU Medan, 2) terbentuknya tim perumusan SPO, alur
dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, yang terdiri dari
2018.
oleh peneliti, partisipan ikut berperan aktif dalam memberikan saran dan
bekerja sama dengan membuat suasana yang aman, tenang pada saat pertemuan
berlangsung.
perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional
perawat. Tujuan dibentuk tim untuk memudahkan koordinasi peneliti dan pihak
rumah sakit USU Medan, sehingga perumusan penilaian portofolio dalam jabatan
(ketua, sekretaris, sub komite mutu, sub komite kredensial dan sub komite etik),
bidang SDM rumah sakit, dan kepala ruangan. Kegiatan selanjutnya peneliti
2017 bertempat di ruang komite keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan.
partisipan bersikap antusias agar perumusan ini dapat menjadi sebuah draf
Medan.
November 2017 sampai dengan 22 Desember 2017. Pertemuan pertama pada hari
rumah sakit USU Medan dan dihadiri oleh anggota tim. Hasil pembahasan peneliti
bersama tim perumusan terdiri atas: 1) revisi dari isi SPO penilaian portofolio
dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan, 2) alur pelaksanan
penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan
dalam hal isi dari kebijakan dari direktur utama, 3) form penilaian portofolio
dalam jabatan fungsional perawat lebih jelas dibuat perjenjang jabatan fungsional.
lantai 4 rumah sakit USU Medan. Hasil dari pertemuan tersebut adalah : 1) revisi
SPO dalam isi tentang kebijakan dari surat keputusan (SK) direktur yang
perawat di rumah sakit USU Medan, revisi SPO tentang isi prosedur dibuat per
tahap, 2) revisi alur penambahan sertifikat kompetensi, dan 3) revisi form dari
mengagendakan waktu untuk bertemu dengan expert terkait form yang telah
dibuat.
SDM melakukan pertemuan ketiga pada hari Kamis tanggal 14 Desember 2017
bertempat di ruang komite keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan. Hasil
pertemuan membahas: 1) revisi SPO mengenai isi dari unit terkait, 2) revisi
perumusan alur yaitu harus jelas siapa melakukan apa dan prosedur dari
pertemuan keempat pada hari Selasa tanggal 9 Januari 2018 bertempat di ruang
membahas hasil akhir dari draf perumusan penilaian portofolio dalam jabatan
penelitian. Hasil pertemuan yaitu: 1) revisi SPO, alur pelaksanaan, dan form
Pada hari Selasa tanggal 23 Januari 2018, pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB
bertempat di ruang skill lab lantai 4 rumah sakit USU Medan, dilaksanakan
perawat. Peserta yang hadir berjumlah 17 orang. Kegiatan pada sosialisasi ini
peneliti memaparkan hasil dari perumusan revisi SPO, alur pelaksanaan, dan form
Observasi yang peneliti lakukan kepada peserta yang hadir dalam kegiatan
sosialisasi SPO, alur pelaksanaan, dan form penilaian portofolio dalam jabatan
fungsional perawat, dapat dilihat dari semangat dan antusiasnya para peserta yang
hadir memberikan saran agar perumusan ini menjadi draf dan mendapat
persetujuan dari direktur di rumah sakit USU Medan. Peran serta dari lintas
sakit hingga SDM biro rektor yang merupakan harapan dari para peserta yang
hadir.
Tahap Reflecting
manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio
portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Pada hari Senin tanggal 29 Januari
2018 dilakukan kegiatan focus group discussion (FGD) pada manajerial rumah
sakit. Partisipan yang hadir dalam kegiatan FGD ini berjumlah 14 orang.
Partisipan yang hadir dari manajemen rumah sakit 7 orang, dan kepala ruangan 7
orang.
Hasil dari FGD yang telah dilakukan peneliti ditemukan 5 tema sebagai
perawat
bagus, 2) harus adanya tindak lanjut terkait produk perumusan, dan 3) alur direvisi
dan jelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
penilaian portofolio ini adalah: 1) adanya dukungan dari berbagai pihak terkait
peraturan baru, 2) adanya motivasi untuk kenaikan jenjang jabatan fungsional, dan
partisipan:
perawat
menghasilkan suatu draft yang dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam proses
“… Iya jelas ada manfaat nya yaitu akan mempermudah proses penilaian
dan kenaikan jabatan fungsional, sehingga perawat bisa memiliki jenjang
karir yang jelas sebagai ASN yang nantinya akan berimbas kepada
pelayanan dan pendapatan meningkat…” (P9. L251-L254)
Matriks tema FGD tahap reflecting dapat dijabarkan dalam tabel 4.4
berikut ini:
Matriks tema gabungan hasil focus group discussion (FGD) pada tahap
dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan, dapat dijabarkan
Tabel 4.5 Matriks tema gabungan hasil focus group discussion (FGD) pada
sakit yang disebarkan kepada 14 orang partisipan yang terdiri dari 7 orang kepala
bidang SDM setelah ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio dalam
pengetahuan baik, dan 2 orang (14,3%) memiliki pengetahuan yang kurang baik,
manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio
dalam jabatan fungsional perawat, dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam
sakit USU Medan telah menghasilkan output yaitu telah adanya suatu draf
sudah adanya standar prosedur operasional (SPO), sudah adanya alur pelaksanaan
penilaian, dan adanya form penilaian yang dilengkapi dengan rubrik terhadap
beberapa kali pertemuan antara peneliti dan manajerial rumah sakit USU Medan
yang mengacu pada peraturan bagi aparatur sipil Negara (ASN) yaitu
2017 dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi rumah sakit USU tersebut.
Hasil diskusi dan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti bersama manajerial
rumah sakit USU Medan, menghasilkan beberapa hal tentang pembuatan SPO,
alur, dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Pembuatan
SPO terdiri atas pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur dan unit terkait.
BAB 5
PEMBAHASAN
Perawat
mulai mengumpulkan data awal yang terdiri atas metode pengumpulan data yaitu
focus group discussion (FGD) dan self report. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian action research dengan satu siklus. Kegiatan action research satu
siklus dimulai dari tahap reconnaissance, planning, acting dan observing, sampai
dari penelitian yang dilakukan di kota Lhokseumawe oleh Sarah F (2011) yaitu
96
Tahap reconnaissance
dari apa yang peneliti lakukan bersama partisipan, yang mungkin perlu
terlibat dalam tahap diskusi sebagai tahap awal untuk menumbuhkan komitmen
agar dapat menggali isu atau permasalahan yang ada di tempat penelitian
(Kemmis, McTaggart, & Nixon, 2014). Pada tahap reconnaissance peneliti juga
yang ada di rumah sakit USU Medan terkait dengan penilaian portofolio dalam
fungsional perawat, dan 3) belum adanya form penilaian portofolio dalam jabatan
perawat di rumah sakit USU Medan. Waktu dan tempat kegiatan pada tahap
sakit USU Medan. Berdasarkan hasil focus group discussion (FGD) pada tahap
penelitian. Adapun kekuatan pada tahap reconnaissance dapat dilihat dari hasil
peraturan terkait aparatur sipil Negara (ASN) dalam jabatan fungsional perawat
partisipan terhadap peraturan terkait aparatur sipil Negara (ASN) dalam jabatan
fungsional, hal ini dibuktikan dengan sudah adanya peraturan terbaru terkait
penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan
baik sebanyak 10 orang (71,4%), dan 4 orang (28,6%) memiliki pengetahuan yang
kurang baik. Hal ini dikarenakan partisipan yang terlibat belum terpapar terhadap
peraturan baru bagi aparatur sipil Negara (ASN) dan pemahaman partisipan belum
ter update tentang peraturan yang baru untuk ASN sebagai pejabat fungsional
kesehatan.
asuhan layanan kepada masyarakat. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan
sakit untuk mengatasi kondisi yang selalu berubah-ubah (Jauch & Glueck, 2004).
Berdasarkan hal tersebut diatas maka rumah sakit USU Medan membuat analisis
secara SWOT.
USU Medan sebagai rumah sakit rujukan, riset, dan pelayanan kesehatan
percepatan pertumbuhan rumah sakit USU Medan, 6) rumah sakit USU Medan
operasi katarak gratis, pemeriksaan EKG gratis, dan donor darah gratis.
diantaranya: 1) masih merupakan rumah sakit baru di kota Medan dan berkreditasi
C, 2) sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan nya yang masih kurang.
Hal ini akan menjadikan bahan pertimbangan direktur utama melalui direktur
diklat, penelitian dan kerjasama, dan direktur administrasi umum, SDM untuk
dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan ruangan tempat kerja. Proses rekruitmen
dan penempatan pegawai baru dilakukan pada situasi tertentu sesuai dengan
rumah sakit tipe B) dibandingkan dengan rumah sakit yang memiliki tipe yang
sama dengan rumah sakit USU Medan, 2) memiliki sumber daya manusia (SDM)
tipe yang sama dengan rumah sakit USU Medan, 3) merupakan rumah sakit
pendidikan kedua setelah rumah sakit umum pusat Haji Adam Malik (RSUP
HAM), sehingga rumah sakit USU Medan memiliki komitmen yang tinggi untuk
dilakukan melalui proses rekruitmen umum dan khusus, dan SDM yang mengikuti
rekruitmen tersebut berasal dari universitas yang berbeda dan terkemuka sehingga
persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat sehingga menyebabkan rumah
sakit USU Medan harus berinovasi dalam menciptakan pelayanan yang lebih baik.
Pelayanan tersebut dimulai dari kualitas layanan kesehatan, sarana dan prasarana,
dan adanya peningkatan skill dan kompetensi sumber daya manusia sesuai dengan
kebutuhan serta latar belakang pendidikan yang bekerja di rumah sakit USU
Medan. Ancaman lainnya yaitu kehadiran rumah sakit khusus ginjal di kota
Medan menjadi ancaman rumah sakit USU, karena salah satu keunggulan rumah
yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja dan
berikut ini.
dari naluri keibuan (mother instint). Tokoh keperawatan juga didominasi oleh
berlampu (the lady with the lamp) atas jasa-jasanya pada perang Krimea di Rusia.
Usia merupakan aspek demografi yang penting untuk diamati karena dapat
perawat di rumah sakit USU Medan didapatkan usia partisipan dominan antara
30-40 tahun sebanyak 12 orang (86,4%), sedangkan usia antara 1 s/d <5 tahun
usia dapat mempengaruhi kinerja di mana pengembangan karir terjadi pada usia
selain itu pendidikan merupakan faktor tidak langsung yang berpengaruh terhadap
kinerja (Ilyas, 2002). Semakin tinggi tingkat pendidikan, akan semakin kritis logis
orang (50,4%).
orang, terdiri atas 12 orang (86,4%) dengan lama kerja 5 s/d <10 tahun dan 2
orang (14,4%) dengan lama kerja 1 s/d <5 tahun. Hasil penelitian Panjaitan (2002)
yang bermakna dengan kinerja. Penelitian tersebut sejalan dengan Robbin (2006)
yang mengatakan bahwa masa kerja dan kepuasan saling berkaitan positif,
semakin lama seorang bekerja, maka semakin terampil dan berpengalaman pula
Tahap planning
rencana sesuai dengan hasil yang ditemukan pada tahap reconnaissance. Kemmis
Pernyaataan ini sesuai dengan pendapat Hegney dan Francis (2015), yang
research yaitu terbinanya komitmen antara peneliti dan orang lain, agenda rutin
Rangkaian kegiatan pada tahap planning hampir semua berjalan sesuai dengan
yang telah direncanakan, namun pada saat sosialisasi pemaparan hasil penelitian
terdapat kendala dan berubah jadwal dari bulan Desember 2017 menjadi bulan
tim perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional
lainnya pada tahap planning dapat dilihat dari tingkat keberhasilan perencanaan
yang telah disusun atas koordinasi, komunikasi yang baik antara peneliti dan
partisipan. Keberhasilan pada tahap ini tidak hanya bergantung dari peneliti dan
partisipan, namun adanya faktor pendukung sebagai key person yaitu pembuat
kebijakan. Rangkaian rencana yang disusun tidak bisa berjalan dengan semestinya
telah disusun antara peneliti dan partisipan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
dari rumah sakit USU Medan. Kelemahan lain ketersediaan waktu dari para
partisipan yang padat dengan aktivitas harian, keterlibatan tim perumus dalam
kelompok kerja (pokja) akreditasi rumah sakit, dan adanya rapat rutin dengan
direncankan. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Kemmis dan McTaggart
(1998) bahwa pada tahap acting peneliti melakukan kegiatan yang sudah
direncanakan pada tahap planning. Pada tahap ini dilakukan selama kurang lebih
2 bulan sejak bulan November 2017 sampai dengan bulan Januari 2018.
rumah sakit. Hasil pertemuan yang diperoleh adalah: 1) isi SPO, bentuk alur dan
perumusan disesuaikan dengan situasi dan kondisi rumah sakit USU Medan, 2)
terbentuknya tim perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio dalam
jabatan fungsional perawat, yang terdiri dari kepala bidang keperawatan, komite
dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Pembentukan tim
terlaksana sesuai dengan perencanaan awal yaitu pada hari Senin tanggal 13
November 2017 di ruang komite keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan.
komite keperawatan, bidang SDM rumah sakit, dan kepala ruangan. Peneliti dan
tim yang telah terbentuk saling melakukan koordinasi agar perumusan penilaian
portofolio dalam jabatan fungsional perawat dapat menjadi sebuah draf penilaian
perumusan SPO, alur pelaksanaan, dan form penilaian portofolio dalam jabatan
fungsional perawat. Hasil dari pertemuan diperoleh bahwa: 1) revisi SPO, alur
November 2017 menjadi tanggal 23 Januari 2018. Hal ini dikarenakan persiapan
dan padatnya aktivitas anggota tim yang terlibat dalam kelompok kerja (pokja)
akreditasi rumah sakit sebelum dan sesudah kedatangan tim surveyor komite
(1988) bahwa tahap observing yaitu mengamati proses acting, efek dari acting
keadaan dan hambatan action dan masalah yang timbul. Observing harus
direncanakan, responsive, kritis dan harus peka terhadap hal-hal yang tidak
terduga. Observasi yang peneliti lakukan kepada keseluruhan dari tahap ini adalah
dapat dilihat dari semangat dan antusiasnya para peserta yang hadir memberikan
saran agar perumusan ini menjadi draf dan mendapat persetujuan dari direktur di
rumah sakit USU Medan. Peran serta dari lintas bidang seperti, bidang
keperawatan, komite keperawatan, bidang SDM rumh sakit hingga SDM biro
hari Selasa tanggal 23 Januari 2018 bertempat di ruang skill lab lantai 4 rumah
sakit USU Medan. Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh 17 orang peserta yaitu dari
bidang keperawatan, komite keperawatan (terdiri dari sub kredensial, sub mutu,
dan sub etik dan disiplin), bidang SDM, dan kepala ruangan. Kegiatan sosialisasi
tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya, dan peraturan menteri
dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU, yang terdiri atas: adanya
dengan jabatan fungsional yang akan naik jenjang jabatan memahami proses dari
jabatannya.
koordinasi dengan salah satu expert. Waktu presentasi kurang lebih 30 menit.
yang hadir tampak antusias dan memperhatikan penjelasan dari peneliti. Beberapa
peserta ada yang memberikan masukan, dan tanggapan agar perumusan ini
menjad draf yang bisa diajukan kepada direktur utama untuk menjadi sah dengan
terkait waktu yang berubah kurang lebih 1 sampai 2 jam, dikarenakan ada rapat
Pada tahap acting dan observing, terdapat kekuatan yang dimulai dari
struktur organisasi, dan visi misi dari rumah sakit. Pada tahap acting dan
observing budaya paling berperan secara aktual dari pada leadership dengan
Kelemahan pada tahap acting dan observing dapat tergambarkan pada saat
perumusan penelitian. Hal ini yang membuat peneliti sangat berhati-hati dalam
penyampaian materi sosialisasi tersebut. Peneliti dalam hal ini harus mampu
Tahap reflecting
Pada tahap reflecting yang merupakan tahap akhir dari 1 siklus penelitian
action research di rumah sakit USU Medan, peneliti melakukan evaluasi kegiatan
pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam perumusan penilaian
Hal ini sejalan dengan pernyataan Kemmis dan Taggart (1988) bahwa
tahapan reflecting berusaha memahami proses, masalah, issue dan hambatan yang
memberikan dasar bagi rencana revisi. Reflecting memiliki aspek evaluatif untuk
Hasil focus group discussion (FGD) pada tahap reflecting terdapat 5 (lima)
ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat
Pada tahap reflecting, kekuatan yang dimiliki adalah ketika partisipan masih
pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam perumusan yaitu
Kelemahan pada tahap reflecting, dapat dilihat dari hasil FGD reflecting,
dimana tema yang didapat masih adanya kendala terkait perumusan produk
belum optimal, motivasi masih kurang terhadap peraturan bagi ASN dalam
jabatan fungsional, dan beban kerja dan keterbatasan waktu terhadap pengisian
logbook.
perawat
sistem penilaian berbasis kompetensi. Hal ini sesuai dengan penelitian Altahawi et
Persamaan penelitian dapat dilihat dari tema yang muncul dari penelitian tersebut
merupakan umpan balik kinerja para siswa, umpan balik tersebut berbasis
dalam jabatan fungsional perawat, dan 5) harapan dari penilaian portofolio dalam
fungsional perawat
mengacu dari butir kegiatan jabatan fungsional (Permenkes RI, 2017). Hal ini
yang menyatakan bahwa pola penilaian dalam bentuk kinerja klinis buku catatan
(logbook) yang bisa menjadi alat yang berharga untuk menilai kompetensi klinis
(CCU).
kebutuhan uji kompetensi bagi pejabat fungsional yang akan naik jenjang.
fungsional perawat
fungsional perawat adalah kendala dari perawat dan dari manajemen rumah sakit.
bahwa manager harus dapat melihat peningkatan dari kualitas pelayanan melalui
persepsi perawat, agar kelemahan atau kendala yang dihadapi dapat dihindari.
Kendala dari perawat teridentifikasi dari kategori yaitu: 1) motivasi dari individu,
dan 2) beban kerja. Sedangkan kendala dari manajemen rumah sakit dari kategori:
telah dilakukan sesuai dengan jenjang jabatan fungsionalnya. Hal ini sesuai
dengan pernyataan oleh I N Budiawan (2015) terkait motivasi dari individu bahwa
motivasi pegawai akan meningkat bila tujuan dari organisasi tersebut sejalan atau
sama dengan tujuan setiap pribadi pegawai. Pernyatan Jones (2007) juga
kesehatan. Tenaga kesehatan yang memiliki motivasi yang tinggi akan bekerja
dan berusaha untuk memberikan kepuasan terhadap pasien yang pada akhirnya
Beban kerja
dapat dibuktikan oleh pengisian logbook. Ini merupakan kendala yang mendasar
dari perawat dimana beban kerja diruangan yang menuntut harus siap dengan
segala aktivitas pelayanan. Hal ini memiliki persamaan menurut penelitian oleh
Munandar (2005) bahwa beban kerja merupakan kondisi kerja dan uraian
tugasnya yang dalam waktu tertentu mesti terselesaikan. Penelitian oleh Irwady
(2007) menyatakan bahwa beban kerja merupakan jumlah rata-rata kegiatan kerja
pada waktu tertentu, yang terdiri dari beban kerja fisik, beban kerja psikologis
harus ada suatu panduan/tools agar penilaian dapat terlaksana, yaitu: adanya
standar prosedur operasional (SPO), adanya alur pelaksanaan dalam penilaian, dan
Medan.
fungsional perawat
perawat dipengaruhi oleh dukungan dari berbagai pihak terkait peraturan baru.
salah satu metode dari uji kompetensi perawat dengan jenjang jabatan fungsional
universitas.
(ASN) yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
jenis pekerjaan atau bidang garapan profesi fungsional dimasa mendatang akan
perawat
penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Kategori dari tema tersebut
regulasi baru.
Medan dapat menjadi salah satu sarana untuk aktualisasi diri perawat. Menurut
Kelliat (1998) aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima. Hal ini
sejalan dengan pernyataan oleh Perry dan Potter (2005) menjelaskan bahwa
Aktualisasi diri merupakan proses dari kematangan diri yang dicapai lewat
suatu proses yang disertai dengan motivasi atau dorongan yang kuat. Perawat
informasi yang baru. Menurut penelitian oleh Wawan (2010) mengenai faktor-
lingkungan dan sosial budaya. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status sosial
seseorang maka tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi pula. Begitu juga
semakin bertambah.
penilaian portofolio dapat menjadi suatu bagian dari pengembangan karir perawat.
Menurut Marquis dan Huston (2010) karir adalah suatu jenjang yang dipilih oleh
individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja perawat, sehingga pada akhirnya
Berdasarkan pasal 69 ayat (1) dan ayat (3) Undang-undang nomor 5 tahun 2014
tentang aparatur sipil negara antara lain dinyatakan bahwa pengembangan karir
rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang
sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai
menyatakan bahwa menjadikan rumah sakit USU sebagai salah satu rumah sakit
profesi keperawatan dan penataan pelayanan keperawatan ke arah yang lebih baik.
perawat di rumah sakit USU Medan dengan menggunakan desain action research
portofolio dalam jabatan fungsional perawat dengan sesudah ikut serta dalam
10,5 dan berada dalam kategori baik sebesar 71,4%. Sedangkan nilai rata-rata
nilai rata-rata 12,0 dan berada pada kategori baik sebesar 85,7%.
Fungsional Perawat
fungsional perawat dilakukan dalam 1 (satu) siklus action research sesuai dengan
rumah sakit USU Medan. Draf yang telah tersusun terdiri atas standar prosedur
dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan. Output dari draf
logbook jenjang jabatan fungsional dan adanya rubrik untuk pencapaian penilaian
Outcome yang diharapkan peneliti sendiri atas output yang telah terbentuk
adalah pihak manajemen rumah sakit menerima output penelitian (SPO, alur, dan
yang nyata dari penelitian ini telah menghasilkan suatu kebijakan yang baru dalam
bentuk standar prosedur operasional (SPO), alur pelaksanaan penilaian, dan form
Medan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Polit dan Beck (2008) bahwa
penelitian ini tidak hanya menghasilkan pengetahuan tetapi juga ada tindakan dan
akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk praktik klinik berbasis temuan,
yang merefleksikan kenyataan dari praktik klinik yang dilakukan oleh peneliti
peneliti, partisipan, dan rumah sakit di rumah sakit USU Medan. Pelajaran yang
dapat diperoleh peneliti adalah peneliti belajar lebih dalam lagi terkait penilaian
manajerial rumah sakit, mampu mengetahui kendala dan faktor pendukung yang
peneliti alami selama proses penelitian. Secara garis besar peneliti banyak
sekitar. Peneliti juga mendapatkan pengalaman yang berharga dari setiap proses
2017.
Penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pihak manajerial rumah sakit untuk
dengan draf penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, sesuai dengan
Keterbatasan Penelitian
waktu yang terbatas karena jumlah perawat yang terbatas dan aktivitas perawat
yang padat di ruangan. Hal ini menyebabkan sulitnya mencari waktu yang tepat,
juga harus mengikuti rapat untuk persiapan reakreditasi sesuai dengan kelompok
kerja (pokja) nya. Selain itu, peneliti sedikit sulit untuk bertemu dan berdiskusi
dengan tim perumus dalam penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat
karena tim ini merupakan bagian dari personel komite keperawatan, bidang
keperawatan, bagian SDM, dan kepala ruangan yang memiliki agenda yang
sangat padat.
keterbatasan dalam penelitian ini yaitu menyesuaikan waktu dengan tim. Hal lain
dalam jabatan fungsional perawat masih relatif sedikit. Peneliti merujuk pada
(satu) siklus action research. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
outcome pada penelitian tersebut akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
BAB 6
PENUTUP
KESIMPULAN
jabatn fungsional perawat. Output dari penelitian ini adalah adanya draf penilaian
portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan yang
terdiri atas adanya standar prosedur operasional (SPO) penilaian portofolio dalam
jabatan fungsional perawat, dan adanya form penilaian portofolio dalam jabatan
124
SARAN
Medan.
perkembangan draf yang sudah ada dan dari penelitian yang sudah ada.
salah satu data riset keperawatan (evidence based) sebagai masukan penelitian dengan
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work (8th edn). Nursing
Theorists and Their Work (8th edn). https://doi.org/10.5172/
conu.2007.24.1. 106a.
Altahawi, F., Sisk, B., Poloskey, S., Hicks, C., & Dannefer, E. F. (2012). Student
perspectives on assessment: experience in a competency-based portfolio
system. Medical Teacher, 34(3), 221–5. https://doi.org/
10.3109/0142159X.2012.652243.
Bahreini, M., Moattari, M., Shahamat, S., Dobaradaran, S., & Ravanipour, M.
(2013). Improvement of Iranian nurses’ competence through professional
portfolio: A quasi-experimental study. Nursing and Health Sciences,
15(1), 51–57. https://doi.org/10.1111/j.1442-2018.2012.00733.x. Diakses
tanggal 7 Maret 2017.
Bond, A.E, Eshah, N.F, Bani-Khaled, M., Hamad, A.O., Habashneh, S., Kataua’,
H., et al. (2011). Who uses nursing theory? A univariate descriptive
analysis of five years’ research articles. Scandinavian Journal of Caring
Sciences, 25(2), 404–409. doi: 10.1111/j.1471–6712.2010.00835.x.
Diakses tanggal 7 Maret 2017.
Buckley, S., Coleman, J., & Khan, K. (2010). Best evidence on the educational
effects of undergraduate portfolios. Clinical Teacher, 7(3), 187–191.
https://doi.org/10.1111/j.1743-498X.2010.00364.x. Diakses tanggal 18
April 2017.
Byrne, M., Delarose, T., King, C., Leske, J., Sapnas, K. G., & Schroeter, K.
(2007). Continued professional competence and portfolios. Journal of
Trauma Nursing, 14(1), 24–31.
https://doi.org/10.1097/01.JTN.0000264146.57922. Diakses tanggal 14
Maret 2017.
Casey, D. C., & Egan, D. (2010). The use of professional portfolios and profiles
for career enhancement. British Journal of Community Nursing, 15(11),
547–548, 550–552. https://doi.org/10.12968/bjcn.2010.15.11.79625.
Diakses tanggal 31 Maret 2017.
Chamblee, T. B., Dale, J. C., Drews, B., Spahis, J., & Hardin, T. (2015).
Implementation of a Professional Portfolio: A Tool to Demonstrate
Professional Development for Advanced Practice. Journal of Pediatric
Health Care, 29(1), 113–117. https://doi.org/10.1016/j.pedhc.2014.06.003.
Diakses tanggal 31 Maret 2107.
Cooke, M., Mitchell, M., Moyle, W., Henderson, A., & Murfield, J. (2010).
Application and student evaluation of a Clinical Progression Portfolio: A
pilot. Nurse Educationin Practice, 10(4),227.232. https://doi.org/10.1016/j
.nepr. 2009.11.010. Diakses tanggal 31 Maret 2017.
Dasim Budimansyah, (2002), Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio,
Bandung: PT. Ganesindo
Depkes RI. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan. Diakses tanggal 7 Maret 2017 melalui
https://www.scribd.com/ document/246054414.
Dewi, P. Rika (2010). Hubungan Pengetahuan mengenai Akreditasi Rumah Sakit
dan Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat Rumah Sakit Zahirah.
(Tesis Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit). Diakses tanggal
5 Maret 2017 melalui http:/ lib.ui.ac.id.
Hespenheide, M., Cottingham, T., & Mueller, G. (2011). Portfolio Use as a Tool
to Demonstrate Professional Development in Advanced Nursing Practice.
Clinical Nurse Specialist, 25(December), 312–320. Diakses tanggal 20
April 2017 melalui https://doi.org/10.1097/ NUR. 0b013e318233ea90.
Huber, D. (2006). Leadership and nursing care management, Saunders Elsevier
Ilyas (2002). Kinerja : Teori, penilaian dan Penelitian. Pusat kajian Ekonomi
Kesehatan, FKM UI: Jakarta
Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R. (2014). The Action Research Planner:
Doing Critical Participatory Action Research. Singapore : Springer. Doi
10.1007/978-981-4560-67-2.
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen
keperawatan: teori & aplikasi. Alih bahasa: Amelia, Edisi 4. Jakarta:
EGC.
McMullan, M., Endacott, R., Gray, M. A., Jasper, M., Miller, C. M. L., Scholes,
J., & Webb, C. (2003). Portfolios and assessment of competence: A review
of the literature. Journal of Advanced Nursing, 41(3), 283–294. https://
doi.org/10.1046/j.1365-2648.2003.02528.x
Munandar. (2005). Psikologi Industri dan Organisasi, UI-Press :Jakarta.
Neuvendorf, KA. (2016). The content analysis guidebook. Sage.
Panjaitan R. (2002). Hubungan efektivitas kepemimpinan kepala ruangan dengan
kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto,
Jakarta. Tesis Program Pasca sarjana, FIK UI.
Polit, D.F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Research: Generating and Assessing
Evidence for Nursing Practice (9thed). Wolters Kluwer Health: Lippincott
Williams & Wilkins.
Potter, P., A & Perry, A., G., P. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan:
Konsep, proses & praktek. edisi 4. vol 1. Jakarta : EGC.
R.H. Simamora. (2018). Buku Ajar Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima
Pasien Berbasis Komunikasi Efektif: SBAR. USUpress.
Rivai, V., Basri, A.F.M., Sagala, E.J & Murni, S. (2006). Performance appraisal:
sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya
saing perusahaan (Ed.2). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, PS. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi Bahada Indonesia, edisi 10, PT
Indeks: Jakarta
Sri Haryati, Rr.Tuti., Sutoto., & Irawaty, D. (2016). Kredensial dan rekredensial
keperawatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Swansburg, R.C. (2000). Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
Alih bahasa: Suharyati Samba. Jakarta: EGC.
Timmins, F., & Duffy, A. (2011). Writing your nursing portfolio a step-by-step
guide. New York: Open University Press.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara: Jakarta
RIWAYAT HIDUP
Email : pocutrara@gmail.com
Riwayat Pendidikan:
Riwayat Pekerjaan:
Staf Ruang Jaminan dan Sarana Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen
Staf Ruang Inap Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya TMT Maret
Kepala Ruang Inap Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya TMT
Staf Ruang Jamsostek Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen TMT
Peserta Seminar “Update Diagnosa Nanda dan Launching Buku NOC NIC
2016
Mei 2016
2016
Februari 2017
2018
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
135
Lampiran 1 A
No.
fungsional di Rumah Sakit USU Medan. Saya akan melakukan pengambilan data
dari Anda dengan cara memberikan kuesioner yang telah dibuat. Oleh karena itu
diharapkan Anda dapat menjawab semua pertanyaannya sesuai dengan apa yang
Peneliti,
Lampiran 1 B
(Informed Consent)
Setelah memahami penjelasan dan tujuan penelitian dari saudari Cut Maria
Fungsional Perawat di Rumah Sakit USU Medan”, maka dengan ini saya
penelitian tersebut.
Medan, 2017
Partisipan Peneliti,
Lampiran 1 C
Tempat : Tanggal :
Nama Fasilitator :
Kegiatan :
Tujuan dari pertemuan kita ini adalah untuk melakukan pembicaraan secara
dalam diskusi.
yaitu :
USU?
5. Menurut Bapak/Ibu, apa saja manfaat yang akan dirasakan jika penilaian
e. Menutup FGD
Terima kasih atas waktu dan saran yang Bapak/Ibu berikan. Hal ini akan
Lampiran 1 D
Tempat : Tanggal :
Nama Fasilitator :
Kegiatan :
Tujuan dari pertemuan kita ini adalah untuk melakukan pembicaraan secara
Pertemuan ini akan membahas kegiatan yang telah dilaksanakan kurang lebih
dalam diskusi.
2. Hal-hal yang didiskusikan akan saya simpan dan rahasiakan. Saya akan
merekam dan mencatat perjalanan diskusi ini, tanpa menuliskan nama atau
tersebut?
5. Menurut Bapak/Ibu, apa saja manfaat yang diperoleh pada saat perumusan
e. Menutup FGD
Terima kasih atas waktu dan saran yang Bapak/Ibu berikan. Hal ini
Lampiran 1 E
Petunjuk Pengisian:
partisipan dalam penelitian. Isilah pernyataan di bawah ini sesuai keadaan Bapak/
Ibu yang sebenarnya, dengan member tanda checklist (√) pada kotak yang telah
disediakan.
S-1 Keperawatan
Ners
Lain-lain …………….
Lampiran 1 F
Lembar Kuesioner Pengetahuan tentang Penilaian Portofolio dalam Jabatan
anda dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom pilihan yang telah
disediakan.
LAMPIRAN 2
BIODATA EXPERT
136
BIODATA EXPERT
(Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan)
(Ketua Komite Etik Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan)
LAMPIRAN 3
IZIN PENELITIAN
137
LAMPIRAN 4
DOKUMENTASI KEGIATAN
PENELITIAN
138
LAMPIRAN 5
LEMBAR KONSUL
139
PRODUK
PENELITIAN TESIS
KATA PENGANTAR
Segala puji ke hadirat Allah SWT karena dengan izin, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan draf penilaian portofolio
dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… i
2. ALUR PELAKSANAAN………………………………………………………… 2
3. FORM PENILAIAN……………………………………........................... 2
ALUR PELAKSANAAN………………………………………………………….. 7
III. REFERENSI………………………………………………….……………………….. 8
REFERENSI