Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR TRANSFER PASIEN

No. Dokumen :
SPO-RSCH-PTP-001
No. Revisi : 00 Halaman :1/3

RS. CITRA HUSADA

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit: Direktur Rumah Sakit Citra Husada
Mei 2017
Standar Prosedur
Operasional

dr. Santoso T, M.Si

Pengertian Transfer pasien antar ruang perawatan adalah memindahkan pasien


dari satu ruangan keruang perawatan/ ruang tindakan lain didalam RS
Citra Husada.
Tujuan Agar proses transfer/ pemindahan pasien berlangsung dengan aman
dan lancar serta pelaksanaannya sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
Kebijakan - Pelaksanaan transfer pasien harus memperhatikan keselamatan dan
keamanan pasien.
- Transfer boleh dilakukan apabila kondisi pasien stabil/ layak untuk
transfer
( Peraturan Direktur Nomor :079.a /PER-DIR/RSCH/I/2016
Prosedur A. Persiapan :
- Status Rekam Medis Pasien
- Hasil pemeriksaan penunjang
- Formulir transfer/ serah terima
- Peralatan medis yang digunakan selama transfer sesuai kondisi
pasien
B. Pelaksanaan :
1. Ucapkan salam
“ Selamat pagi/ siang/ malam, Bapak/ Ibu”
2. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana transfer
yang akan dilakukan.
“Bapak/ Ibu, sesuai kondisi saat ini kami akan pindahkan Bapak/
Ibu ke ruang perawatan (sebutkan ruang perawatan/ ruang
tindakan/ pemeriksaan yang dituju ..RI Lt../ HCU/ HND, Kamar
Operasi), sebelumnya kami akan siapkan lebih dulu peralatan
yang diperlukan untuk pemindahan”.
3. Lakukan koordinasi dengan perawat/ petugas unit yang dituju
dan komunikasikan tentang rencana pemindahan pasien yang
meliputi:
- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
- Diagnosa medis dan riwayat penyakit
- Keadaan umum pasien
- Dokter yang merawat
- Alasan pasien dipindahkan
4. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk ditransfer (oleh DPJP/
dr Anesthesi/ dr IGD/ dr ruangan), perlu stabilisasi
5. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama transfer
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pasien Level 0: didampingi oleh perawat dan TPK/ petugas
keamanan yang memiliki kompetensi minimal kemampuan
BLS
- Pasien Level 1: didampingi oleh TPK/ petugas keamanan
yang memiliki kompetensi BLS dan perawat yang memiliki
kompetensi BLS dan cara pemberian oksigen, sudah
berpengalaman dalam memberikan obat-obatan yang spesifik,
dapat melakukan suction.
- Pasien Level 2: didampingi oleh TPK/ petugas keamanan
yang memiliki kompetensi BLS dan perawat yang
mempunyai kompetensi seperti pada level 1 ditambah dengan
kompetensi: dapat memberikan bantuan pernafasan
menggunakan ambu bag, dapat melakukan perawatan CVP,
tracheostomi dan pengalaman kerja 2 tahun merawat pasien
kritis (Perawat HCU) bila memungkinkan.
- Pasien Level 3: didampingi oleh TPK/ petugas keamanan
yang memiliki kompetensi BLS dan perawat yang memliki
kompetensi seperti pada level 2 ditambah dengan kompetensi
dapat menggunakan defibrilator, pengalaman kerja 2 tahun
merawat pasien kritis (Perawat HCU) serta dokter yang
memiliki kompetensi ACLS dan pengetahuan tentang
panduan monitor pasien saat transfer.
6. Siapkan peralatan yang harus disertakan saat transfer pasien,
sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan Level yaitu:
- Pasien Level 0: Status rekam medis pasien, hasil
pemeriksaan penunjang (foto rontgen, dll), formulir transfer/
serah terima yang sudah diisi dengan lengkap, kursi roda/
tempat tidur
- Pasien Level 1: Semua peralatan yang disertakan pada level 0
ditambah dengan tabung oksigen dan canul, standar infus.
- Pasien Level 2: Peralatan yang disertakan pada level 1
ditambah dengan Monitor EKG bila dimungkinkan
- Pasien Level 3: Peralatan yang disertakan pada level 2
ditambah dengan alat bantu pernafasan bila diperlukan
7. Isi formulir pemindahan antar ruangan dengan lengkap
8. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, sebelum
pasien ditransfer oleh perawat pendamping
9. Catat hasil observasi pada catatan keperawatan
10. Informasikan pada pasien dan keluarga saat pasien akan
ditransfer
“Bapak/ Ibu, kita pindah keruang perawatan (sebutkan ruang
perawatan yang dituju RI/ HCU/ HND/ Kamar Operasi),
sekarang ”
11. Antar pasien ke unit yang dituju (RI / HCU/ HND/ Kamar
Operasi)
12. Monitor kondisi pasien (keadaan umum, kesadaran) selama
transfer
13. Lakukan serah terima dengan perawat unit yang dituju.
Hal-hal yang diserahterimakan adalah:
-Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
-Dokter yang merawat
-Diagnosa medis dan riwayat penyakit
-Keadaan umum, kesadaran dan hasil observasi tanda-tanda
vital pasien
- Tindakan yang telah dilakukan
- Terapi yang telah diberikan (cairan infus, obat-obatan)
- Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan serta
administrasinya (Laboratorium, radiologi, dll, serta untuk
follow up hasil pemeriksaan yang belum selesai)
- Alergi obat
- Rencana tindakan, pemeriksaan penunjang, terapi yang akan
dilakukan/ dilanjutkan serta administrasinya
- Status Rekam Medis Pasien
- Daftar barang pasien (bila pasien tidak ada keluarga)
- Informasi lain yang dianggap perlu
14. Tandatangani formulir serah terima
Kembalikan peralatan yang telah selesai dipakai saat transfer ke
tempat semula
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Pastikan level kondisi pasien:
- Level 0: Pasien yang hanya membutuhkan ruang perawatan
biasa
- Level 1: Pasien yang berisiko mengalami perburukan kondisi,
pasien yang sebelumnya menjalani perawatan di High Nursing
Deppedency Unit (HND)
- Level 2: Pasien yang memerlukan observasi dan intervensi lebih
ketat, termasuk penanganan kegagalan satu sistem organ atau
perawatan pasca-operasi.
- Level 3: Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut
(advanced respiratory support) atau bantuan pernapasan dasar
(basic respiratory support) dengan dukungan / bantuan pada
minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang
membutuhkan penanganan kegagalan multi-organ.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
2. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
3. Instalasi Rawat Inap (IRNA)
5. High Nursing Deppedency (HND)
6. Kamar Operasi

Anda mungkin juga menyukai