Anda di halaman 1dari 13

NAMA : DESI SUKMAWATI

NUPTK : 2049 7606 6230 0043


NO. PESERTA PPG : 19 02211 5610 759
PRODI : 156 BAHASA INDONESIA
LPTK : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. Dr. HAMKA
ANGKATAN : 5 (LIMA)
ASAL SEKOLAH : SMPN 8 KARAWANG BARAT/ SMPN 2 CILAMAYA KULON

TUGAS AKHIR MODUL 2


Instructions
1. Setelah Anda membaca dan memahami kaidah pembentukan istilah. Jelaskan secara umum
kaidah pembentukan istilah!

2. Perhatikan wacana di bawah ini!


a. "Siapa di antara Anda yang tertarik mengikuti program belajar ini?"
"Jika ada, hubungi saya selesai istirahat nanti".
b. Kami belum dapat menerima Anda untuk bergabung di percetakan kami.
Apakah kata Anda pada kedua wacana tersebut dikatakan deiksis?
Jelaskan menurut pemahaman Anda!

3. Seorang anak yang mau berangkat ke sekolah mengatakan kepada ayahnya, Saya tidak
mempunyai uang.
a. Apa maksud kalimat di atas?
b. Apa kira-kira jawaban ayahnya?
c. Tindak bahasa apa yang Anda temui?

4. Jelaskan syarat paragraf yang baik secara bentuk dan makna!

JAWABAN
1. Setelah Anda membaca dan memahami kaidah pembentukan istilah. Jelaskan secara umum
kaidah pembentukan istilah!
PENGERTIAN ISTILAH
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambing dan yang dengan cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan
pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya.
Misalnya:
Anabolisme pasar modal
Demokrasi pemerataan
Laik terbang perangkap electron

ISTILAH UMUM DAN ISTILAH KHUSUS


Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai secara luas,
menjadi unsur kosakata umum.
Misalnya:
Anggaran belanja penilaian
Daya radio
Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja.
Misalnya: Apendektomi kurtosis

1
PERSYARATAN ISTILAH YANG BAIK
Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan kosakata
bahasa Indonesia yang berikut:
a. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk mengungkapkan konsep
termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu,
b. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan yang tersedia yang
mempunyai rujukan sama.
c. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.
d. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).
e. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah bahasa Indonesia.

NAMA DAN TATA NAMA


Nama adalah kata atau frasa yang berdasarkan kesepakatan menjadi tanda pengenal benda,
orang, hewan, tumbuhan, tempat, atau hal. Tata nama (nomenklatur) adalah perangkat peraturan
penamaan dalam bidang ilmu tertentu, seperti kimia dan biologi, beserta kumpulan nama yang
dihasilkannya.
Misalnya:
aldehida Primat
natrium kloridaoryza sativa

PROSES PEMBENTUKAN ISTILAH


1. Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya
Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus menghasilkan
konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan. Ada istilah yang
sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan
ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi,
sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan
oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan sudah
dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan
ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.
2. Bahan Baku Istilah Indonesia
Tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak memerlukan
ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipya yang baru. bahasa Inggris yang kini dianggap
bahasa internasional utama, misalnya, pernah menyerap kata dan ungkapan dari bahasa Yunani,
Latin, Prancis, dan bahasa lain, yang jumlahnya hampir tiga perlima dari seluruh kosakatanya.
Sejalan dengan itu, bahan istilah Indonesia diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga
golongan bahasa yang penting, yakni (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa
Melayu, (2) bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3) bahsa asing,
seperti bhasa Inggris dan bahasa Arab.
3. Pemantapan Istilah Nusantara
Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit Indonesia, seperti
bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer, gunungan, dan pamor, telah lama diterima secara luas
sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi.
4. Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu bahasa
serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan penerjemahan dan
penyerapan. Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang
pemakaiannya bersifat internasional karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya.
Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan
kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.

2
5. Penerjemahan dengan Perekaan
Adakalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan dengan menciptakan istilah baru.
Istilah factoring, misalnya, sulit diterjemahkan atau diserap secara utuh. Dalam khazanah kosakata
bahasa Indonesia/Melayu terdapat bentuk anjak dan piutang yang menggambarkan pengalihan hak
menagih utang. Lalu, direka istilah anjak piu-tang sebagai padanan istilah factoring. Begitu pula
pemadanan catering menjadi jasa boga dan invention menjadi rekacipta diperoleh lewat perekaan.
6. Perekaciptaan Istilah
Kegiatan ilmuwan, budayawan dan seniman yang bergerak di baris terdepan ilmu, teknologi,
dan seni dapat mencetuskan konsep yang belum ada selama ini. Istilah baru untuk mengungkapkan
konsep itu dapat direkacipta sesuai dengan lingkungan dan corak bidang kegiatannya. Misalnya,
rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga sosrobahu, plasma inti rakyat, dan tebang pilih
Indonesia telah masuk ke dalam khazanah peristilahan.
Misalnya, rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga sosrobahu, plasma inti rakyat, dan
tebang pilih Indonesia telah masuk ke dalam khazanah peristilahan.
7. Aspek Semantik Peristilahan
a. Pemberian Makna Baru
Kata itu dapat dikurangi atau ditambah jangkauan maknanya sehingga penerapannya lebih
sempit atau lebih luas. Contohnya pada penyempitan makna dan perluasan makna.
b. Istilah
Dua istilah atau lebih yang maknanya sama atau mirip, tetapi bentuknya berlainan. mikro-
sebagai padanan micro-dalam hal tertentu lebih baik daripada renik.

ISTILAH HOMONIM
Istilah homonim berupa dua istilah, atau lebih, yang sama ejaan dan lafalnya, tetapi maknanya
berbeda, karena asalnya berlainan. Istilah homonim dapat dibedakan menjadi:
1. Homograf
Istilah homograf adalah istilah yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafalnya.
Contohnya:
teras-inti = teras-lantai datar dimuka rumah
2. Homofon
Istilah homofon adalah istilah yang sama lafalnya, tetapi berbeda ejaannya.
Contohnya:
bank dengan bang

ISTILAH POLISEM
Istilah polisem adalah bentuk yang memiliki makna ganda yang bertalian.
Contohnya : (cushion) head – topi (tiang pancang)

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA


Anda harus mengetahui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikeluarkan oleh Badan Bahasa.
Kamus terbaru yaitu edisi ke-5. Kamus ke-5 ini dibuat juga dalam bentuk aplikasi yang dapat digunakan
dalam gawai Anda. Anda bisa melihat gambar di bawah ini.
Khazanah dalam kata bahasa Indonesia meliputi:
1. Kata-kata umum hasil inventarisasi selama beberapa tahun terakhir ini.
2. Kata-kata yang termuat dalam kamus – kamus lain, tentunya setelah melalui seleksi.
3. Kata-kata dari pelbagai daerah, khususnya kosakata yang berkaitan dengan budaya di Indonesia
yang telah diteliti jangkauan penggunannya.
4. Istilah pelbagai bidang kehidupan dan cabang ilmu pengetahuan yang menurut pakar yang
bersangkutan pantas dimuat dalam kamus ini.
Bahasa Indonesia adalah bahasa pesatuan bangsa Indonesia, sebagaimana tersirat dalam
sumpah pemuda 28 Oktober 1928, bahasa Negara, sebagaimana dinyatakan dalam UUD RI 1945 Pasal

3
36, yang dari sudut struktur bahasanya merupakan ragam bahasa melayu, atau sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam kongres Bahasa Indonesia I 1938 di solo.

PETUNJUK PENGGUNAAN
Mengingat banyaknya varian bahasa tersebut, dalam perkembangannya, bahasa menumbuhkan
varian yang digunakan oleh bahasawan untuk mengatasi “kebingungan“ atau ketidakpastian karena
banyaknya varian itu ialah bahasa baku. Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat dipakai untuk
segala keperluan, tetapi hanya untuk:
a. Komunikasi resmi,
b. Wacana teknis,
c. Pembicaraan didepan umum, dan
d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati

INFORMASI DALAM KAMUS


Keanekaragaman bahasa sebagi kekayaan bangsa Indonesia itu tercermin dalam kamus ini, dan
disajikan dalam bentuk lema. Setiap lema mempunyai kerangka informasi sebagai berikut.
1. Lema, yang berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk, frasa (gabungan kata),
atau akronim (yang dianggap kata) menjadi judul tiap lema, dan itulah yang dijelaskan dalam batang
tubuh kamus.
2. Semua lema disusun secara alfabetis.
3. Tiap-tiap lema ditulis dengan pemenggalan berdasarkan pedoman terperinci yang termuat dalam
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan bagian pemenggalan kata.
4. Penjelasan makna dinyatakan melalui batasan makna, uraian penggunaan, atau padanan kata.
Apabila sebuah lema mempunyai lebih dari satu makna, perbedaan makna itu ditandai dengan
nomor polisem dengan menggunakan angka arab.
Contoh:
Lan.tai n 1 bagian bawah …; 2 tingkatan pd gedung bertingkat…; 3 geladak perahu
La.ri 1 v melangkah dng kecepatan tinggi; 2 v hilang; lenyap:….; 3v pergi…. Dst
Yang 1 p kata untuk menyatakan bahwa kata atau kalimat yang berikut diutamakan dan dibedakan
dari yang lain: orang – baik hati: 2 p kata yang menyatakan bahwa bagian kalimat yang berikutnya
menjelaskan kata yang didepan: dijumpainya seorang pengemis -- sedang berteduh dibawah
pohon asam itu; 3 pron kata yang dipakai sebagai pembeda;-- kaya sama –kaya , -- miskin sama –
miskin, 4 kl p adapun ; akan: --hamba ini diperanakkan dimalaka juga; 5 p cak bahwa saya pun
percaya – adinda kasih juga akan kakanda
Kata:
an.dal
meng.an.dal.kan
ter.an.dal
an.dal.an
ke.an.dal.an

4
2. Perhatikan wacana di bawah ini!
a. "Siapa di antara Anda yang tertarik mengikuti program belajar ini?"
"Jika ada, hubungi saya selesai istirahat nanti".
b. Kami belum dapat menerima Anda untuk bergabung di percetakan kami.
Apakah kata Anda pada kedua wacana tersebut dikatakan deiksis?
Jelaskan menurut pemahaman Anda!

Dari kedua contoh di atas, marilah kita bicarakan satu per satu. Sebelumnya kita pahami dahulu
makna dari contoh-contoh tersebut dan perhatikan secara seksama kata-kata yang tercetak miring
pada masing-masing contoh.
Kata Anda pada contoh (1), dan (2) mempunyai referen atau rujukan yang berbeda jika dilihat
dari siapa yang berbicara. Pada contoh (1), penutur pada wacana tersebut tentunya dilakukan oleh
seorang dosen/guru yang ditujukan kepada mahasiswa/siswa untuk menyatakan ajakan terhadap
program belajar yang akan ditawarkannya. Penutur pada contoh (2) dapat dilakukan oleh seorang
pemimpin atau atasan kepada bawahannya.
Kata Anda pada contoh-contoh di atas dapat disebut deiksis, karena rujukan kata tersebut juga
berganti dan berpindah sesuai dengan situasi ujar dan konteks wacananya.
Tuturan pada contoh-contoh di atas dibangun berdasarkan konstruksi yang utuh dalam satu wacana
yang lebih luas. Jika konstruksi tersebut digambarkan dalam satu wacana, maka akan tampak satu
kesatuan makna yang menyeluruh. Dengan demikian, akan tampak hubungan antara pragmatik
dengan semantik wacananya. Misalnya kita ingin membuat wacana lengkap yang mengiringi tuturan
pada contoh nomor (1), secara lengkap dapat terlihat di bawah ini:
Siapa di antara Anda yang tertarik mengikuti program belajar ini, jika ada, hubungi saya selesai
istirahat nanti.
Jawaban ya, dikatakan deiksis
Alasan:
1. KAIDAH PRAGMATIK DEIKSIS
 Kata ‘deiksis’ berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti penunjukan secara
langsung (Purwo, 1984: 2);
 Deiksis adalah kata-kata yang memiliki referen berubah-ubah atau berpindah-pindah
(Wijana, 1996:6);
 Deiksis adalah suatu cara untuk mengacu ke hakikat tertentu dengan menggunakan bahasa
yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi
situasi pembicaraan. Cahyono (1995:217);
 Dardjowidjojo (1988: 35) bersama beberapa ahli bahasa Indonesia mengungkapkan deiksis
sebagai gejala semantis yang terdapat pada kata atau konstruksi yang hanya dapat
ditafsirkan acuannya dengan memperhitungkan situasi pembicaraan.
 Dalam linguistik, istilah deiksis digunakan untuk menunjukkan fungsi kata ganti persona,
kata ganti demonstratif, fungsi waktu dan ciri gramatikal serta leksikal lainnya yang
menghubungkan tuturan dengan jalinan ruang dan waktu dalam tindak tuturan (Lyons, 1977
dalam Purwo, 1982: 2).
2. MACAM-MACAM DIEKSIS (tabel simple tentang deiksisi)

5
NO JENIS KATA GANTI SIFAT CONTOH
DEIKSIS
1 DEIKSIS  Mengarah pada pemahaman kata ganti. Kata ganti Informal,  Aku melihat Aish sedang duduk di depan kelas tadi
PERSONA  Deiksis tidak hanya kata-kata tersebut persona pertama: formal,  Maaf Bu, tadi Saya ke perpustakaan dulu, jadi telat.
sangat bergantung pada berpindah atau aku, saya, daku puisi, lagu  Beri daku spotong daging bakar, lenguh kerbau dan sapi malam hari.
bergeser tidaknya referen atau rujukan dari atau karya
kata-kata tersebut. sastra
 Pergeseran atau perpindahan referen atau Kata ganti  Engkau yang hadir tanpa penerimaan.
rujukan itu juga sangat bergantung pada persona kedua:  Mohon maaf Saya tidak sependapat dengan Anda.
situasi ujar dan konteks wacananya. engkau, anda,  Jika kau butuh bantuan datanglah kemari.
kau, kamu, dikau  Jangan lupa besok kamu piket kelas.
 Dikau serupa pelangi yang dating setelah kegelapan.
Kata ganti orang Ia hanya sekedar teman biasa bagiku, jadi jangan salah paham.
ketiga: ia, dia, Dia menangis saat mendengar cerita itu.
beliau, mereka, - Beliau lahir pada tanggal 21 April 1927.
nya. Mereka dipanggil kepala sekolah akobat mencoret tembok sekolah.
2 DEIKSIS  Mengacu pada penggambaran tempat dan Ini lokatif Ini bagian yang paling saya suka di rumah ini.
RUANG bersifat lokatif itu Di depan itu ada persimpangan kamu belok ke kanan.
 Unsur yang membentuk deiksis ruang di Coba cari di atas.
mengacu pada ke Kamu ke lantai 2 nanti siang.
dari Ibu masuk dari samping, karena terburu-buru.
pada Ia selalu berpegang teguh pada prinsipnya.
3 DEIKSIS  Mengacu pada penggambaran waktu dan Waktu temporal Dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri, yang bernama Fitri dapat makan
WAKTU bersifat temporal. Kemarin gratis besok.
 Deiksis waktu adalah pengungkapan atau Lusa  Gaji bulan ini tidak seberapa yang diterimanya.
pemberian bentuk kepada titik atau jarak Besok  Saya tidak dapat meolong Anda sekarang ini.
waktu yang dipandang dari waktu sesuatu Bulan ini
ungkpan dibuat (Agustina, 1995:46) Minggu ini
Pada suatu hari

6
3. Termasuk dalam deiksis persona, dibuktikan ada kata Anda (kata ganti persona kedua:
engkau, anda, kau, kamu, dikau);
4. Mengarah pada pemahaman kata ganti (Anda);
5. Pergeseran atau perpindahan referen atau rujukan itu juga sangat bergantung pada
situasi ujar dan konteks wacananya

3. Seorang anak yang mau berangkat ke sekolah mengatakan kepada ayahnya, Saya tidak
mempunyai uang.
a. Apa maksud kalimat di atas?
b. Apa kira-kira jawaban ayahnya?
c. Tindak bahasa apa yang Anda temui?
Jawaban:
a. Maksudnya adalah (Perlokusi) agar ayahnya memberikannya uang.
b. Jawaban ayah adalah (Ilokusi) cepat sekali habisnya, uang sakunya dipakai untuk keperluan
apa saja. Meminta agar si anak menjelaskan penggunaan uang sakunya supaya tidak boros dan
bisa menabung.
c. Bila melihat analisis di atas maka yang paling menonjol adalah tindak Perlokusi. Dikarenakan
memang kondisi si anak tidak memiliki uang dan dia membutuhkan uang tersebut sebagai
bekal kesekolah. Dan si ayah harus mengambil tindakan untuk memberi si anak uang.

REFERENSI
Pragmatik erat sekali hubungannya dengan tindak berbahasa. Secara pragmatik setidak-
tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur yang terjadi secara
serentak, yaitu:
Tindak lokusi (locutionary act).
Tindak ilokusi (illocutionary act), dan
Tindak perlokusi (perlocutionary act)

Tindak Lokusi (Locutonary act)


Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak lokusi yang mengaitkan
suatu topik dengan keterangan dalam suatu ungkapan, seperti hubungan pokok dengan predikat atau
topik dengan penjelasan dalam sebuah kalimat.
Cobalah Anda bandingkan kalimat di bawah ini.

a. Harimau termasuk binatang buas.


b. Orang Indonesia umumnya berkulit sawo matang.

Apa yang Anda lihat dari kedua kalimat di atas? Ya, kalimat (a) dan (b) diutarakan penuturnya
semata-mata hanya untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu,
apalagi untuk mempengaruhi lawan bicaranya. Informasi yang disampaikan yaitu tentang harimau
yang termasuk binatang buas dan corak kulit orang Indonesia.
Konsep lokusi adalah konsep yang berkaitan dengan proposisi kalimat. Tuturan dalam hal ini
dipandang sebagai satu satuan yang terdiri dari dua unsur yaitu subjek (topik) dan predikat
(penjelasan) (Nababan, 1987). Tindak lokusi termasuk tindak tutur yang relatif paling mudah untuk
diidentifikasikan.

Tindak Ilokusi
Cobalah Anda perhatikan contoh-contoh kalimat berikut!

7
c. Saya sakit perut
Kalimat (c) ini diutarakan oleh seorang guru kepada kepala sekolahnya yang baru saja
mengadakan rapat dewan guru. Apa yang ingin diutarakan oleh guru tersebut? Tentu selain
menginformasikan bahwa ia sakit perut, ia juga minta izin kepala sekolahnya tidak bisa mengikuti
rapat. Informasi tentang ketidakhadirannya tentu tidak begitu penting karena kepala sekolah atau
lawan tuturnya sudah mengetahui hal tersebut.

Selanjutnya coba Anda perhatikan kalimat berikut!

d. Awas, ada anjing galak!

Di mana bisa kita temui kalimat di atas? Ya, di pagar pemilik anjing, bukan?
Makna apa yang dikandung kalimat (4) di atas? Pertama tentu memberi informasi bahwa ada
anjing galak. Yang kedua, selain memberi peringatan untuk berhati-hati, tentu dapat pula berfungsi
untuk menakut-nakuti kalau ditujukan kepada pencuri.
Dari contoh di atas, Anda dapat membaca suatu tuturan selain berfungsi
untuk menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melaksanakan sesuatu. Bila hal ini
terjadi, tindak tutur yang terjadi ialah tindak tutur ilokusi (Putu Wijana, 1996). Tindak ilokusi
(illocutionary act) merupakan pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji, pujian, pemintaan, dan
sebagainya yang dinyatakan dengan bentuk-bentuk kalimat yang mewujudkan suatu ungkapan.
(Nababan, 1987). Perlu Anda perhatikan bahwa tindak tindak ilokusi ini sangat ditentukan oleh siapa
penuturnya dan siapa lawan tuturnya, dalam situasi bagaimana tuturan itu terjadi (kapan dan di mana).

3. Tindak Perlokusi
Yang dimaksud dengan tindak perlokusi ialah hasil atau efek yang ditimbulkan oleh suatu
ungkapan pada pendengar atau lawan tutur sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan sebuah
Perhatikan contoh kalimat berikut.

e. Ibunya sedang dirawat di rumah sakit.

Seandainya kalimat ini ditujukan kepada seorang kepala sekolah, tindak bahasa apa yang terjadi.
Cobalah Anda cermati dengan seksama.

a. Menginformasikan tentang ibunya yang sakit (tindak lokusi),


b. Pengucapan satu pernyataan untuk melakukan sesuatu atau menawarkan sesuatu. Jadi, mungkin
minta izin tidak melaksanakan tugas yaitu tidak mengajar (tindak ilokusi).
c. Menimbulkan efek terhadap pendengar atau lawan tutur, misalnya : tugasnya dapat digantikan
oleh guru lain (tindak perlokusi).

Jadi, apa yang dimaksud dengan tindak perlokusi? Ya, sebuah kalimat atau tuturan yang
mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force) atau efek bagi lawan tutur atau pendengar (Putu
Wijana, 1996). Efek atau daya pengaruh tutur ini dapat secara sengaja atau tidak disampaikan oleh
penutur untuk mempengaruhi lawan tutur.
Nah, apakah Anda sudah dapat memahami pengertian tindak tutur atau tindakan yang dapat
diwujudkan oleh seorang penutur yang berbentuk lokusi, ilokusi, dan perlokusi? Ingat, ketiga tindak
tutur ini terjadi secara serentak. Namun, perlu diingat, faktor-faktor penentu seperti siapa penutur,
siapa lawan tutur, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi, dan dalam situasi yang bagaimana tutur
itu terjadi sangat menentukan makna tuturan yang digunakan.

8
Tindak Perbedaan Kekuatan Contoh
Ilokusi untuk menyatakan atau Ujian sudah dekat.
menginformasikan sesuatu dan
dipergunakan untuk melakukan
sesuatu tindakan.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika
diucapkan seorang guru kepada
muridnya maka ilokusinya yaitu guru
Tindakan menyampaikan kepada muridnya
untuk bersiap-siap bahwa ujian sudah
dekat. Tetapi jika orang tua, berartia
seruan berhenti untuk bermain tetapi
harus belajar dengan baik.

Perlokusi sebuah tuturan yang dituturkan oleh Andrea Maria bebas SPP.
seseorang seringkali mempunyai
daya pengaruh atau efek bagi yang
mendengarkan.
Analisinya yaitu kalimat tersebut jika
diucapkan seorang guru kepad murid-
Tindakan muridnya, maka ilokusinya adalah
meminta agar teman-temannya tidak
iri, dan perlokusinya adalah agar
teman-temannya memaklumi keadaan
ekonomi orang tua Andrea Maria.

4. Jelaskan syarat paragraf yang baik secara bentuk dan makna!


PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-
kalimat yang dikembangkan dalam sebuah paragraf harus saling berhubungan antara satu kalimat
dan kalimat lainnya serta memperlihatkan satu kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut.
Sebuah paragraf mungkin saja terdiri dari dua buah kalimat, atau lebih. Walaupun sebuah
paragraf terdiri dari beberapa kalimat, namun tetap memiliki satu kesatuan pikiran, tidak satu pun
dari kalimat-kalimat itu memperkatakan soal lain. Dengan kata lain, kalimat-kalimat yang terdapat
pada paragraf tersebut hanya memperbincangkan satu masalah.

SYARAT-SYARAT PARAGRAF
Dalam perkembangan paragraf, kita harus menyajikan dan mengorganisasikan gagasan
menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu adalah kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan.
1. Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat
yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang
menyimpang dari ide pokok pargraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran
paragraf iu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat menyimpang itu harus
dikeluarkan dari paragraf.

Perhatikan paragraf di bawah ini.

9
Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih Jateng setelah selesai
pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang.
Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota Propinsi Jateng. Pernyataan itu
dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali
emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh para pilihan terbaik
yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi yang paling tinggi yang pernah
diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.

Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Kalimat ketiga
yang bertuliskan “Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota Propinsi Jateng.”
tidak ada hubungannya dengan ide pokok di dalam paragraf tersebut. Ide pokok dalam paragraf di
atas yaitu mengenai atlet Jawa Tengah yang sukses dalam pertandingan tinju. Kalimat ketiga
menceritakan tetang letak kota Semarang. Walaupun sama-sama menceritakan tentang kota
Semarang tetapi mempunyai sudut pandang penceritaan yang berbeda. Oleh sebab itu, kalimat
itu harus dikeluarkan dari paragraf.
2. Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui
ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Agar paragraf menjadi padu digunakan
pengait paragraf, yaitu berupa (1) ungkapan penghubung transisi, (2) kata ganti.
a. Beberapa Kata Transisi
1) Hubungan tambahan kepada sesuatu yang telah disebut sebelumnya. Bentuk transisi yang
digunakan biasanya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti
halnya, juga lagi pula, berikutnya, akhirnya, dan demikian juga.
2) Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebut
sebelumnya, digunkaan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya,
bairpun, dan meskipun.
3) Hubungan yang menyatakan perbadingan, menggunakan: lain
4) Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, dengan kata transisi sebab itu, oleh sebab
itu, jadi, maka, dan akibatnya.

Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang


berupa ungkapan penghubung transisi.

Belum ada syarat yang jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka.
Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para
pemburu saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang
dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik uang yang
menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabugan (ISHG) dalam tempo cepat
melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin ISHG itu meloncat ke tingkat 101.828
persen.

b. Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang, maupun kata
ganti lain.
1) Kata Ganti Orang
Pemakaian kata ini berguna untuk menghidari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata
ganti yang dimaksud adalah saya, akau, ku, kita, kami, engkau, kau, kamu, ia, mereka, dan
nya.
Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut.
Rizal, Rustam, dan Cahyo adalah teman sekolah sejak SMU hingga perguruan tinggi.
Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari sebuah universitas negeri di Jakarta.

10
Mereka merencanakan mendirikan sebuah poliklinik lengkap dengan apoteknya. Mereka
menghubungi saya dan mengajak bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan tempatnya
karena kebetulan saya memiliki sebidang tanah yang letaknya strategis.
2) Kata Ganti lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah, itu, ini, tadi,
begitu, di situ, kesitu, di atas, di sana, dan sebaiknya.
Perhatikan contoh berikut.
Itu asmara mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih
gelar sarjana. Orang tua mereka sering berkunjung ke situ.
3. Kelengkapan/Ketuntasan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas
secara lengkap untuk menunjukkan pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri penjelas yaitu berisi
penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh dll.
Contoh:
Kalimat terdiri dari dua, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat
yang terdiri dari subjek dan predikat. (salah)
Kalimat terdiri dari dua, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat
yang minimal terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari
beberapa kalimat tunggal. (benar)

PENGEMBANGAN PARAGRAF
Kelengkapan paragraf berhubungan dengan cara mengembangkan paragraf. Paragraf dapat
dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dan
klasifikasi.
Cara pengembangan paragraf:
1. Cara pertentangan
Biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan,
seangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
Contoh:
Jika kebanyakan pasangan sebelum menikah menjalani pingitan, lain halnya dengan calon
pengantin Pasha Ungu dan Adelia. Meski kurang satu bulan lagi pernikahan mereka, keduanya
selalu terlihat bersama. Dan memang, hal itu diakui Pasha, karena ada beberapa hal yang harus
dilakukan bersama - termasuk membuat video klip untuk souvenir pernikahan mereka.
(disadur dari http://forum.detik.com/pasha-adelia-duet-siap2-anang-ashanty-punya-saingan-
baru-t240296.html)
2. Cara perbandingan
Biasanya menggunakan ungkapan seperti, serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama
dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Contoh:
Ratusan warga Yogyakarta berkumpul untuk memperebutkan dua gunungan Suroloyo dalam acara
menyambut Tahun Baru Islam. Sementara itu di Marauke, Papua, ribuan muslim pawai mengelilingi
kota dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam. Acara itu dilakukan selepas melaksanakan salat
subuh di Masjid Raya Al-Aqsa.
(http://id.news.yahoo.com/lptn/20101207/tpl-beragam-cara-merayakan-satu-muharam-
9c562ac.html)
a) Cara analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang
memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata
kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Contoh:

11
Cinta itu seperti seseorang yang menunggu bis. Sebuah bis dating, dna kau bilang, “Wah…
terlalu sumpek dan panas, nggak bias duduk nyaman nih! Aku tunggu bis berikutnya saja.”
Kemudian, bis berikutnya dating. Kamu melihatnya dan berkata, “Aduh bisnya kurang asik nih
dank ok ga cakep begini… ngga mau ah.” Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu
bias terlambat pergi ke kantor. Ketika bis terakhir dating, kamu sudah tak sabar dan langsung
melompat masuk ke dalamya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalua kamu salah
menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kau tuju! Kau baru sadar telah menyikan
waktumu sekian lama.
(disadur dari http://fiksi.kompasmania.com/prosa/2010/12/06/analogi-cinta-dengan-
menunggu-bis/-120)
b) Cara contoh
Kata, seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam
pengembangan dan mengembangkan paragraf dengan contoh:
Banjir di Jakarta mengakibatkan kerugian yang besar bagi masyarakat. Kerugian itu
dirasakan masyarakat Jakarta dan sekitarnya, baik secara material dan psikis, secara material
dapat dilihat banyaknya sampah berserakan dan rumah warga mengalami kerusakan yang cukup
parah. Secara psikologis dapat dilihat dari trauma yang dirasakan masyarakat.
c) Cara sebab akibat
Paragraf ini dibuat jika menerangkan suatu kejadian. Ungkapan yang digunakan yaitu, padahal,
akibatnya, oleh karena itu dan karena.
Contoh:
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air
banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancer. Ditambah lagi dengan harga
pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan
pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080829005305AAojAtp)
d) Cara definisi
Kata-kata yang mengisi cara definisi adalah, yaitu, ialah, adalah merupakan kata-kata yang
digunakan dalam mengembangkan paragraph secara definisi.
Contoh:
Prasangka adalah salah satu bentuk perasaan yang timbul dari adanya perbedaan-perbedaan
tersebut. Prasangka (prejudice) diartikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa
sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Bahasa Arab menyebutnya “sukhudzon”.
Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Di sisi lain bahasa
Arab “khusnudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu. Menurut Morgan (1996) sikap adalah
kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negative terhadap orang, objek, atau
situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau bertingkah laku. Jadi, prasangka
merupakan lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis.
(http://dia-buttercup.blogspot.com/2010/01/pertentangan-pertentangan-sosial.html)
e) Cara klasifikasi
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraph melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri
tertentu. Kata-kata ungkapan yang lazin digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi,
terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh:
Tanpa kita sadari ada tiga jenis teman yang ada disekitar kita. Kelompok yang pertama
adalah teman dikala senang. Teman – teman yang ada dikala senang ini merupakan teman yang
paling mudah untuk dicari. Mereka sangat banyak jumlahnya di lua sana. Biasanya teman – teman
macam ini akan selalu berada di sekitar kita jika kita sedang berada dalam keadaan senang dan
gembira, tetapi ketika kita sedang tertimpa musibah, mereka biasanya menghilang entah kemana.
Kelompok teman yang selanjutnya adalah teman dekat. Teman dekat atau lebih dikenal dengan
sahabat adalah teman yang benar–benar dekat dengan kita. Mereka selalu menghabiskan waktu

12
bersama kita sehingga kita tahu segala sesuatu tentang mereka. Teman dekat akan selalu berada
di samping kita dalam keadaan apapun, entah itu sedih ataupun bahagia. Namun, mencari teman
dekat sangatlah sulit, perlu adanya suatu proses untuk menemukannya. Oleh karena itu, memiliki
satu teman dekat saja sudah cukup membahagiakan. Kelompok teman yang terakhir adalah
teman biasa. Kelompok teman ini merupakan teman–teman yang hanya sebatas kenal dengan
kita. Mereka tahu siapa dan kita tahu siapa mereka, tetapi kita tidak terlalu dekat dengannya.
(http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-paragraf-klasifikasi-dan-contoh-
lengkap.html)

LETAK KALIMAT TOPIK


Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling menunjang dan hanya
mengandung satu gagasan pokok dan dijelaskan oleh beberapa gagasan penunjang. Gagasan pokok
dituangkan ke dalam kalimat topik (kalimat pokok) dan gagasan penunjang ke dalam kalimat-kalimat
penunjang. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Pengarang
meletakkan inti maksud pembicaraan pada kalimat topik.
Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan
kalimat utama dalam paragraf itu. Setiap paragraf hanya memiliki sebuah topik karena itu kalimat
tersebut tentu memiliki satu kalimat utama.
Paragraf yang meletakkan topik pada awal paragraf disebut paragraf deduktif (umum ke
khusus), sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif
(khusus ke umum).
Pengarang jenis pertama meletakkan kalimat topiknya di bagian awal paragraf. Perhatikan
kalimat yang dicetak dengan huruf tebal.
Kekurangan kalsium kerap menimbulkan keropos tulang pada lansia. Akibatnya tulang cepat
patah. Walaupun mencoba mengatasinya dengan menelan suplemen kalsium, tetap saja keadaan tak
berubah.

13

Anda mungkin juga menyukai