Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA


KELOMPOK 1A

Disusun oleh :
1. Amin Salapudin
2. Anis Wahyu Eka .P
3. Annisa Salsabilla .R
4. Annizahro Nurrrul Safitri
5. Anti Afriani
6. Aprilia Indriyani

Kelas : D3 Keperawatan 3A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKes HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanau Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Judul makalah ilmiah ini yang penulis ambil adalah “Sitem
Kebudayan Dan Kesehatan Masyarakat Desa”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi Mahasiswa/i (Stikes Harapan bangsa). Ucapan terimakasih tidak lupa
penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah ini, diantaranya :

1. Suci Khasanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan


Medikal Bedah I
2. Teman – teman yang telah membantu dan bekerjasama sehingga tersusun makalah ini.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini yang namanya penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah
ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan
dan saran yang membangun agar karya tulis ilmiah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik
dan sempurna serta komprehensif.

Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan sebagai media pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat
membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Purwokerto, 01 November 2017


DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I ................................................................ 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
2. Tujuan ............................................................................................................................................ 5
3. Manfaat .......................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA ..................................................................................... 6
A. Definisi Pneumonia ................................................................................................................... 6
B. Penyebab Dan Faktor Resiko................................................................................................... 6
C. Tanda Dan Gejala ..................................................................................................................... 7
D. Pemeriksaan Penunjang .............................................................................................................. 7
E. Penegakan Diagnosis ................................................................................................................ 8
F. Tatalaksana Pengobatan .............................................................................................................. 8
H. Pengkajian ............................................................................................................................. 9
I. Masalah Keperawatan Yang Muncul ........................................................................................ 11
J. Perencanaan Keperawatan ........................................................................................................ 12
K. Evaluasi ....................................................................................................................................... 15
BAB III................................................................................................................................................. 16
PENUTUP............................................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali penyakit yang baru pada saluran perafasan dan penyebabnya
bermacam-macam, ada disebabkan oleh virus, bakteri, dan lain sebagainya. Dengan
fenomenaini harus menjadi perhatian bagi kita semua. Salah satu penyakit pneumonia sering
kali diderita sebagian akibat rusaknya kekebalan tubuh (imun), akan tetapi pneumonia juga
bisa menyerang kalanagan muda yang bertubuh sehat. Saat ini di dunia penyakit pneumonia
dilaporkan telah menjadi penyakit utama dikalangan anak-anak dan merupakan suatu penyakit
serius yang dapa merenggut nyawa wanrga setiap tahun. (Jeremy, dkk, 2007, Hal 76-78)
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah Pnemonia
lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran
informasi tentang penanggulangan Pnemonia. Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita
kedalam 2 kelompok usia:
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia) Usia 2 bulan sampai kurang dari
5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia ). Klasifikasi Bukan-
pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala
peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common
cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit
yang tercakup dalam program ini.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja
dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropah.
Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah
kematian rata-rata 45.000 orang (S. A. Price, 2005, Hal 804-814)
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka
kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak
berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan
pada bagian paru, kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang
sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru
terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen.
Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma
( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus
Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus
influensa(Jeremy, dkk, 2007, Hal 76-78).
Dari uraian di atas, maka kelompok tertarik untuk membahas tentang ”Asuhan keperawatan
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah Pnemonia
lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran
informasi tentang penanggulangan Pnemonia. Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita
kedalam 2 kelompok usia:
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia) Usia 2 bulan sampai kurang dari
5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia ). Klasifikasi Bukan-
pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala
peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common
cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit
yang tercakup dalam program ini.
2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis penyakit pneumonia
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia, yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia, yang meliputi
ppengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementsi, dan evaluasi.
3. Manfaat
1. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
3. Sebagai sumber referensi bagi pembaca mengenai Pneumonia
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

A. Definisi Pneumonia
Menurut Hudak (1998) dalam Asih & Effendy (2004), Pneumonia adalah suatu proses
inflamasi dimana kompartemen alveolar terisi oleh eksudat. Pneumonia merupakan penyebab
kematian yang cukup tinggi pada klien lanjut usia.
Menurut Corwin (2001), Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah, penyakit
ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikroorganisme. Sebagian besar pneumonia
disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
B. Penyebab Dan Faktor Resiko
Penyebab (Agent) merupakan penyakit penyebab pneumonia yaitu bakteri, virus, jamur
protozoa. Penyebab tersering adalah bakteri streptococcus pneumoniae/ pneumococcus dan
hemophilus influenzae type B.
Faktor Risiko menurut Kartasasmita (2010), faktor risiko adalah faktor atau keadaan
yang mengakibatkan seorang anak rentan menjadi sakit atau sakitnya menjadi berat. Dari faktor
risiko ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam menentukan tindakan pencegahan dan
penanggulangan kasus.Faktor risiko menurut WHO adalah karakteristik, tanda atau kumpulan
gejala pada penyakit yang diderita individu dan secara statistik berhubungan dengan
peningkatan kejadian kasus baru berikutnya. Faktor risiko yang dicurigai merupakan faktor
risiko yang belum mendapatkan dukungan sepenuhnya dari hasil penelitian dan faktor risiko
yang ditegakkan merupakan faktor risiko yang telah mendapatkan bukti dari hasil
penelitian.Faktor risiko dapat digunakan untuk memprediksi, memperjelas penyebab dan
mendiagnosa kejadian penyakit. Menurut Notoadmodjo (2010), faktor risiko dikelompokkan
menjadi dua, yaitu faktor risiko ekstrinsik (faktor yang berasal dari lingkungan yang
memudahkan orang terjangkit penyakit) dan faktor risiko intrinsik (faktor risiko yang berasal
dari dalam organisme sendiri). Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya
penyakit dan kematian karena pneumonia, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk
memperbesar risiko), pemberian ASI ( ASI eksklusif mengurangi risiko), suplementasi vitamin
A (mengurangi risiko), suplementasi zinc (mengurangi risiko), bayi berat badan lahir rendah
(meningkatkan risiko), vaksinasi (mengurangi risiko), dan polusi udara dalam kamar terutama
asap rokok dan asap bakaran dari dapur (meningkatkan risiko). Maryunani (2010),
menyebutkan terjadinya pneumonia di pengaruhi 3 faktor yitu faktor lingkungan meliputi :
pencemaran udara dalam rumah, fentilasi rumah, kepadatan hunian ; faktor resiko anak
meliputi : umur, BBLR, status gizi, pemberian vitamin A, status imunisasi dan faktor perilaku
meliputi : perilaku pencegahan dan penanggulangan penyakit pneumonia. Faktor resiko
meningkatnya angka kejadian dan keparahan penyakit antara lain : prematuritas, malnutrisi,
status sosial ekonomi rendah, terkena asap secara pasif, dititipkan di penitipan anak, tinggal
dirumah yang terlalu padat, mempunyai riwayat pneumonia (Lalani dan Schneeweiss, 2012).
C. Tanda Dan Gejala
Gejala yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia adalah demam, batuk,
kesulitan bernafas,terlihat adanya retraksi interkostal, nyeri dada, penurunan bunyi nafas,
pernafasan cuping hidung, sianosis, batuk kering kemudian berlanjut ke batuk produktif dengan
adanya ronkhi basah, frekuensi nafas > 50 kali per menit (Marni, 2014). Pada pemeriksaan
kardiovaskuler akan didapatkan gejala takikardi dan pada pemeriksaan neurologis terdapat
nyeri kepala, gelisah, susah tidur.
Dan Menurut Corwin (2001), gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis
pneumonia, tetapi terutama mencolok pada pneumonia yang disebabakan oleh bakteri. Gejala-
gejala mencakup:

1) Demam dan menggigil akibat proses peradangan


2) Batuk yang sering produktif dan purulen
3) Sputum berwarna merah karat (untuk streptococcus pneumoniae), merah muda (untuk
staphylococcus aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk pseudomonas aeruginosa)
4) Krekel (bunyi paru tambahan).
5) Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan edema.
6) Biasanya sering terjadi respons subyektif dispnu. Dispnu adalah peasaan sesak atau
kesulitan bernafas yang dapat disebabkan oleh penurunan pertukaran gas-gas.
7) Mungkin timbul tanda-tanda sianosis
8) Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mucus, yang dapat menyebabkan
atelektasis absorpsi.
9) Hemoptisis, batuk darah, dapat terjadi akibat cedera toksin langsung pada kapiler atau
akibat reaksi peradangan yang menyebabkan kerusakan kapiler.
D. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih
dari 10.000/mm kadang-kadang mencapai 30.000/mm dan pada hitung jenis terdapat
pergeseran ke kiri, disertai peningkatan Laju Endap Darah Ureum darah dapat meningkat,
dengan kreatinin masih dalam batas normal. Asidosis respiratorik dapat terjadi pada stadium
lanjut akibat hipoksemia dan hipokarbia yang ditunjukkan melalui pemeriksaan analisis gas
darah.
2) Pemeriksaan Radiologi
Pnumonia komunitas dapat didiagnosis berdasarkan manifestasi klinis yang muncul,
misal batuk, demam, produksi sputum dan nyeri dada pleuritis, disertai pemeriksaan imejing
paru, biasanya dengan radiografi dada.Temuan pada pemeriksaan radiografi dada dapat
berkisar dari suatu bercak infiltrat kecil di area udara sebagai konsolidasi lobar dengan
bronkogram udara hingga infiltrat alveolar difus atau infiltrat interstisial. Efusi pleura dan
kavitasi juga dapat ditemukan. Hasil radiografi dada juga dapat digunakan untuk
menentukan derajat keparahan penyakit, dan terkadang juga dapat menentukan dugaan
etiologi, misal pneumatoceles pada infeksi akibat S.aureus.17,25,28.

3) Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi etiologi lebih
pasti,mengetahui jenis patogen yang sering menjadi penyebab infeksi di suatu daerah,
mengetahui tingkat resistensi suatu patogen, serta dapat memperkirakan jenis terapi empirik
apa yang perlu diberikan. Pengecatan gram pada sputum dapat membantu untuk pemberian
obat pada terapi empirik. Panduan IDSA/ATS juga merekomendasikan agar specimen
sputum dapat diperoleh sebelum pemberian antibiotik. Sebelum pemberian antibiotik untuk
pertama kalinya. Pengecatan gram itu sendiri juga dapat mengidentifikasi patogen tertentu
melalui karakteristik khasnya, misal Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan
bakteri gram negatif. Tujuan lain dari pengecatan gram pada sputum adalah untuk
memastikan sputum sudah cocok atau belum untuk dijadikan kultur.
E. Penegakan Diagnosis
Dalam pelaksanaan program P2 ISPA, penentuan klasifikasi pneumonia berat dan
pneumonia adalah sekaligus merupakan penegakan diagnosis, sedangkan penentuan
klasifikasi bukan pneumonia tidak dianggap sebagai penegakan diagnosis. Jika keadaan
penyakit seorang balita termasuk dalam klasifikasi bukan pneumonia maka diagnosis
penyakitnya kemungkinan adalah batuk pilek biasa, faringitis, tonsillitis, otitis atau penyakit
ISPA non-pneumonia lainnya. penegakan diagnosis juga harus melalui dan meihat hasil
pemeriksaan fisik, radiologi, laboratorium.
F. Tatalaksana Pengobatan
1) Pemberian antibiotik per-oral/melalui infus.
2) Pemberian oksigen tambahan
3) Pemberian cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
4) Antibiotik sesuai dengan program
5) Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
6) Cairan, kalori dan elektrolit glukosa 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1 ditambah larutan KCl 10
mEq/500 ml cairan infuse.
7) Obat-obatan :
a. Antibiotika berdasarkan etiologi.
b. Kortikosteroid bila banyak lender.
G. Tatalaksana Keperawatan
Kemotherapi untuk mycoplasma pneumonia, dapat diberikan Eritromicin 4 X 500 mg
sehari atau Tetrassiklin 3-4 hari mg sehari. Obat-obatan ini meringankan dan mempercepat
penyembuhan terutama pada kasus yang berat. Obat-obat penghambat sintesis SNA (Sintosin
Antapinosin dan Indoksi Urudin) dan interperon inducer seperti polinosimle, poliudikocid
pengobatan simptomatik seperti :
a) Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat di rumah.
b) Simptomatik terhadap batuk.
c) Batuk yang produktif jangan di tekan dengan antitusif
d) Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan broncodilator.
e) Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik
yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebab yang mempunyai spektrum
sempit.
H. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas pasien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, status, pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register dan
dx.medis.

2) Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, hubungan dengan pasien, pekerjaan
dan alamat.

b. Keadaan Umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, warna kulit, tingkat kesadaran kualitatif
atau GCS, pola nafas, posisi klien dan respon verbal klien.
c. Keluhan utama :Sesak napas
d. Riwayat penyakit sekarang : Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama
beberapa hari, kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada ( anak besar )
kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensiaddomen dan kaku
kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun.
e. Riwayat Kesehatan
1) Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan sebelumnya : batuk, pilek, demam.
2) Anorexia, sukar menelan, mual dan muntah.
3) Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi
4) Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernapasan
5) Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernapasan cepat dan dangkal,
gelisah, sianosis
f. Tanda-tanda Vital, meliputi pemeriksaan:
1) Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji tekanan nadi, dan
kondisi patologis.
2) Pulse rate meningkat/menurun tergantung dari mekanisme kompensasi, sistem
konduksi jantung & pengaruh sistem saraf otonom.
3) Respiratory rate
4) Suhu
g. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi : wajah terlihat pucat, lemas, banyak keringat, sesak, Adanya PCH, Adanya
tachipne, dyspnea, Sianosis sirkumoral, Distensi abdomen, Batuk : Non produktif –
produktif. nyeri dada
2) Palpasi : denyut nadi meningkat, turgor kulit menurun, Fremitus raba meningkat disisi
yang sakit, Hati mungkin membesar
3) Auslkutasi : terdengar stridor, ronchii pada lapang paru, takikardia.
4) Perkusi : pekak bagian dada dan suara redup pada paru yang sakit.
Menurut M. Doengoes (2000) pengkajian yang bisa dilakukan pada pasien dengan pneumonia
adalah :
a. Aktivitas istirahat :
Gejala : kelemahan, kelelahan, Insomnia.
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya GJK kronis.
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan / pucat.
c. Integritas ego
Gejala : banyaknya stressor/ masalah finansial
d. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual muntah, riwayat diabetes mellitus.
Tanda : distensi abdomen, Hiperaktif bunyi usus, Kulit kering dengan turgor buruk.,
Penampilan kalkeksia (malnutrisi).
e. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perubahan mental (bingung)
f. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk, nyeri dada subternal
(influenza), mialgia, artralgia
Tanda : melindungi area yang sakit (pasien umunya tidur pada posisi yang sakit
untuk membatasi gerakan)
g. Pernafasan
Gejala : riwayat adanya ISK kronik, PPOM, merokok sigaret, takipnea, dipsnea
progesif, pernafasan dangkal, penggunaan obat aksesori, pelebaran nasal.
Tanda : sputum : merah muda, berkarat, atau purulen.
Perkusi : pekak di atas area yang konsolidasi.
Fremitus : taktil dan vocal bertahap dengan konsolidasi.
Gesekan friksi pleural.
Bunyi nafas : menurun atau tidak ada di atas area yang terlibat, atau nafas bronchial.
Warna : pucat atau sianosis bibir/kuku.
h. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan system imun, mis: SLE, AIDS, penggunaan steroid
ataukemoterapi, institusionalisasi, ketidak mampuan umum, demam (misalnya 38,5-39,6
0
C)
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan mungkin ada pada kasus
rubeola atau varisela.
I. Masalah Keperawatan Yang Muncul
1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
peningkatan produksi sputum
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin
dan batuk menetap.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, akibat toksin
bakteri, bau dan rasa sputum
J. Perencanaan Keperawatan
Hari/ No Rencana Perawatan TTD
Tgl Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1 Setelah diberikan  Kaji status pernafasan  Takipnea, pernafasan
asuhan keperawatan meliputi respiratory dangkal, dan gerakan
selama ….x24 jam rate, penggunaan otot otot dada tidak simetris
diharapkan masalah bantu nafas, warna sering terjadi karena
jalan nafas kembali kulit. ketidak nyamanan
efektif dengan kriteria \ gerakan dinding
hasil: dada/cairan paru.
- Menunjukkan jalan  Berikan cairan sesuai  Cairan (khususnyayang
nafas yang paten (RR: kebutuhan. hangat) memobilisasi
16-20x/menit dan tidak dan mengeluarkan
ada suara nafas secret
abnormal (ronkhi atau  Batuk adalah
rales, wheezing))  Ajarkan teknik batuk mekanisme
- Tidak ada pernafasan efektif. pembersihan jalan nafas
cuping hidung alami untuk
mempertahankan jalan
nafas paten.
 Memudahkan
 Kolaborasi dengan pengenceran dan
fisiotherapist untuk pembuangan secret.
melakukan fisiotherapi Koordinasi
dada pengobatan/jadwal dan
masukan oral
menurunkan muntah
karena batuk,
pengeluaran sputum.
2 Setelah diberikan  Observasi TTV pasien Untuk
asuhan keperawatan sebelum dan sesudah mengidentifikasi
selama ….x24 jam beraktifitas kemajuan yang dicapai
diharapkan klien dapat dan tindak lanjut
melakukan aktivitas pengobatan
dengan baik dengan  Bantu pasien untuk  Aktivitas yang tepat
kriteria hasil: memilih aktivitas dapat membantu pasien
 TTV dalam rentang konsisten yang sesuai untuk menghindari
normal (RR: 16- dengan kemampuan kelelahan dan stress
20x/menit, TD: 120/80 fisik, psikologi dan karena aktivitas yang
mmHg, Nadi: sosial berlebihan,
80x/menit, Suhu: 36,5-  Tirah baring
37,50C)  Jelaskan pentingnya dipertahankan selama
 Pasien mampu istirahat dalam rencana fase akut untuk
melakukan aktivitas pengobatan dan menurunkan kebutuhan
sehari-hari secara perlunya keseimbangan metabolic, menghemat
mandiri aktivitas dan istirahat. energy untuk
penyembuhan.
Pembatasan aktivitas
ditentukan dengan
respon individual
pasien terhadap
aktivitas dan perbaikan
kegagalan pernafasan.

 Program yang tepat


akan membantu dalam
 Kolaborasi dengan mempercepat proses
tenaga rehabilitasi penyembuhan klien.
medik dalam
merencanakan program
terapi yang tepat
3 Setelah diberikan  ObservasiTTV pasien  Untuk
asuhan keperawatan mengidentifikasi
selama ….x24 jam kemajuan yang dicapai
diharapkan pasien dapat dan tindak lanjut
tebebas dari edema perawatan
dengan baik dengan  Batasi masukan peroral
kriteria hasil: cairan IV sesuai  Untuk membatasi
 TTV dalam rentang indikasi masukanc cairan
normal (RR: 16- dan jarak pemberian
20x/menit, TD: 120/80 cairan membantu
mmHg, Nadi: mengurangi haus pada
80x/menit, Suhu: 36,5- pasien
37,50C)
 Tidak ada tanda-tanda Ajarkan dan beri  Untuk mengetahui
dehidrasi, elastisitas edukasi kepada pasien seberapa asupan cairan
turgor baik, membran dan keluarga untuk yang diperlukan pasien
mukosa lembab, tidak tidak memberikan dan tujuan dari batasan
ada rasa haus asupan cairan yang pemberian cairan
berlebihan. berlebih  Sebagai tindakan
pencegahan untuk
 Kolaborasi dengan komplikasi penyakit
dokter jika ada tanda- lebih lanjut
tanda cairan berlebih
muncul memburuk
K. Evaluasi
Hari/Tgl No TTD
No Evaluasi
Jam Dx
1 1 S: Diharapkan pasien mengatakan tidak susah lagi 
dalam bernafas
 O : Diharapkan TTV klien dalam batas normal (TD:
120/80 mmHg, RR: 20x/menit, S: 36,5-37,50C, Nadi:
80x/menit)
 A : Masalah teratasi
 P : Pertahankan kondisi klien
2 2
 S: Diharapkan pasien mengatakan dapat melakukan
aktivitas dengan baik
 O: Diharapkan pasien sudah mulai bisa beraktifitas
tanpa menggunakan alat bantu atau bantuan orang lain
 A : masalah teratasi sebagian.
 P : Lanjutkan intervensi dan pertahankan kondisi
pasien.
S: Diharapkan pasien mengatakan kondisiya lebih
3 3
baik
 O: Diharapkan pasien tampak segar dan tidak timbul
gejala dehidrasi
 A: Masalah teratasi sebagian
 P : Lanjutkan intervensi dan pertahankan kondisi
pasien.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan
pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah
yang mengalami konsolidasi, begitupun dengan aliran darah disekitar alveoli, menjadi
terhambat dan tidak berfungsi maksimal. Hipoksemia dapat terjadi, bergantung pada
banyaknya jaringan paru-paru yang sakit. Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri tersebut
segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan, virus dan organisme mirip bakteri
yaituMicoplasma pneumonia. Faktor predisposisi dari pneumonia meliputi faktor yang
berhubungan dengan daya tahan tubuh dan faktor eksogen. Penatalaksanaan dari pneumonia
antara lain pemberian antibiotik per-oral/melalui infus, pemberian oksigen tambahan,
pemberian cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik dan antibiotik sesuai dengan program.

B. Saran
Kita sebagai seorang perawat perlu mengetahui tentang penyakit pneumonia selain untuk
menambah wawasan pengetahuan kita sebagai seorang perawat, juga untuk berbagi kepada
masyarakat tentang informasi tentang penyakit pneumonia. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. EGC : Jakarta.


Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.
Doenges, Marilynn, E. dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta
Jeremy, dkk. 2005. At a Glance Sistem Respirasi, Edisi 2. Erlangga : Jakarta
Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine. 2005. Patofisiologi Jilid 2, Edisi 4. EGC : Jakarta.
LAMPIRAN

A. Format Penilaian
NAMA MAHASIWA PENILAIAN TIAP MAHASISWA JUMLAH
RATA-RATA
MHS MHS MHS MHS MHS
1 2 3 4 5
AMIN SALAPUDIN 85 85 85 80 90
ANIS WAHYU E.P 85 85 80 85 90
ANNISA S.R 85 80 85 90 85
ANNIZAHRO N.S 80 90 85 80 85
ANTI AFRIANI 85 85 90 85 80
APRILIA INDRIYANI 85 80 85 90 85

Anda mungkin juga menyukai