Anda di halaman 1dari 3

B.

Teknik-Teknik Pemeriksaan Mikrobiologi

1. Kultur Mikroba
Sampel jaringan atau cairan diuji untuk mengetahui keberadaan patogen
spesifik penyebab penyakit. Terdapat tiga jenis tipe media yang digunakan saat tes
kultur mikroba, antara lain:
a. Kultur padat
Permukaan padat dibuat menggunakan campuran zat gizi, garam, dan agar.
Mikroba tunggal diletakkan di atas piring agar dan dibiarkan berkembang menjadi
koloni. Metode ini banyak digunakan untuk kultur bakteri dan jamur.
b. Kultur cair
Sel mikroba dibiarkan berkembang di dalam media cair. Perkembangannya
ditentukan oleh durasi yang dibutuhkan cairan untuk membentuk suspensi
koloidal. Metode ini digunakan untuk diagnosis penyakit akibat parasit dan
mendeteksi keberadaan mikroba.
c. Kultur sel
Kultur sel baik pada hewan atau manusia, diamati untuk menentukan dampak
keberadaan mikroba dalam sel tubuh. Metode ini digunakan untuk deteksi
penyakit akibat virus.
2. Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan untuk identifikasi parasit yang meliputi
jenis/spesies, stadium dan kepadatan parasit. Sediaan apus darah tebal pada kaca
benda diwarnai dengan larutan Giemsa 3%. Sediaan diamati dengan mikroskop
perbesaran 1000x. Kepadatan parasit dihitung berdasarkan jumlah parasit per 200
leukosit, dengan asumsi jumlah leukosit 5000/ml. Hasil pemeriksaan dinyatakan
negatif apabila tidak ditemukan parasit dalam 100 lapang pandang. Semua hasil final
pemeriksaan mikroskopis selanjutnya dikonfirmasi spesiesnya dengan pemeriksaan
PCR.
3. Tes Biokimia
Tergolong cepat dan mudah dilakukan. Bila digunakan untuk identifikasi
bakteri, tes biokimia menggunakan enzim atau zat metabolik yang mampu
memfermentasi karbohidrat. Zat asam, alkohol, dan gas terdeteksi ketika bakteri
tumbuh pada media cair atau padat tertentu.
4. Reaksi Rantai Polimerase (PCR)
PCR banyak digunakan untuk mendeteksi keberadaan mikroba dalam tubuh.
Dibanding metode lain, metode ini tergolong akurat, cepat, dan bisa diandalkan.
Keuntungan PCR lainnya adalah sekuens DNA dari mikroba atau strain infeksi yang
baru ditemukan bisa dibandingkan dengan yang telah terdaftar dalam basis data. Hal
ini membantu meningkatkan pemahaman tentang organisme mana yang
menyebabkan penyakit menular sehingga membantu proses pengobatan. Penerapan
PCR ditemukan pada pemeriksaan HIV dan virus hepatitis.
5. Tes Serologi
Terdapat tiga cara tes serologi terdapat banyak jenis antibodi, sehingga cara
mendeteksi keberadaannya beragam. Berikut tiga cara umum deteksi keberadaan
antibodi dalam darah, antara lain:
a. Uji aglutinasi, untuk menentukan apakah antibodi yang terpapar antigen
menyebabkan penggumpalan partikel dalam darah.
b. Tes presipitasi, untuk mengukur keberadaan antigen dalam cairan tubuh.
c. Tes western blot, untuk mengidentifikasi antibodi antimikroba dalam darah.
Prosedur tes serologi, tes serologi dilakukan dengan mengambil sampel darah,
lalu dianalisis di laboratorium. Dokter akan memasukkan jarum ke pembuluh darah
untuk mengambil dan mengumpulkan sampel darah. Setelah darah selesai diambil,
kamu bisa menunggu hasil pemeriksaan hingga keluar.

Sumber:
Herman,R.,Ariyanti,E.,Salwati,E.,Delima.,Tjitra,E.2011. Deteksi Dan Spesiasi Parasit
Malaria Sampel Monitoring Pengobatan Dihydroartemisininpiperaquine Di
Kalimantan Dan Sulawesi Mikroskopis Vs Polymerase Chain
Reaction.Vol.21(3).pp.104-110. Tersedia dalam
https://media.neliti.com/media/publications/150222-ID-deteksi-dan spesiasi-
parasit-malaria-sam.pdf. Diakses tanggal 1 agustus 2019.

https://www.halodoc.com/bisa-diagnosis-keberadaan-mikroba-begini-tes-
mikrobiologi-dilakukan

https://www.halodoc.com/4-fakta-tentang-tes-serologi-yang-perlu-diketahui

Anda mungkin juga menyukai