Anda di halaman 1dari 10

1.

Benzodiazepine
a. Alprazolam
Indikas
Pengobatan jangka pendek, ansietas sedang atau berat dan ansietas yang berhubungan
dengan depresi.
Kontraindikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap golongan benzodiazepin.
Glaukoma sudut sempit akut.
Miastenia gravis, insufisiensi pulmonary akut, kondisi fobia dan obsesi psikosis
kronik.
Anak dan bayi prematur.
Perhatian
 Dapat terjadi ketergantungan, hindari pemakaian jangka panjang.
 Jangan digunakan sebagai pengobatan tunggal pada pasien depresi atau
kecemasan dengan depresi.
 Pasien penyakit hati dan ginjal kronik, penyakit pernafasan, kelemahan otot dan
riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol, penderita kelainan kepribadian yang
nyata.
 Hati-hati pemakaian pada penderita insufisiensi pulmonary kronik.
 Selama menggunakan obat ini dilarang mengendarai atau mengoperasikan mesin.
 Wanita hamil dan menyusui
 Pemakaian pada anak di bawah usia 10 tahun tidak diketahui keamanannya
dengan pasti.
Efek samping
 Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, amnesia, depresi, light-headedness, bingung,
halusinasi, pandangan kabur.
 Jarang terjadi: sakit kepala, insomnia, reaksi paradoksikal, tremor, hipotensi,
gangguan gastrointestinal, ruam, perubahan libido, menstruasi tidak teratur,
retensi urin, diskrasia darah dan ikterus.
Interasi obat
 Efek ditingkatkan oleh depresan saraf pusat, alkohol dan barbiturat.
 Ekskresi dihambat oleh simetidin.

Dosis
0,25-0,5 mg, 3 kali sehari. Jika perlu dosis dapat dinaikkan dengan interval 3-4 hari
hingga maksimum 4 mg sehari dalam dosis terbagi.
Untuk pasien lanjut usia, debil (lemah) dan gangguan fungsi hati berat:
0,25 mg, 2-3 kali sehari, ditingkatkan bertahap jika perlu
Sediaan yang beredar
Alprazolam OGB Mersi, Frixitas, Xanax / Xanax XR, Zyprax, Atarax, Opizolam,
Zolastin

b. Chlordiazepoxide
Indikasi
Mengobati gangguan kecemasan berlebih (anxiety disorder) dan sindrom alcohol
withdrawal akut. Mengurangi rasa khawatir dan cemas sebelum menjalani operasi
medis
Kontraindikasi
 Kontraindikasi pada pasien dengan riwayat hipersensitif/alergi obat
Chlordiazepoxide HCl atau obat-obat kelas benzodiazepine secara umum.
 Jangan digunkan pada pasein insufisiensi paru akut, depresi berat, pasien dengan
kelemahan respek neuromuskular, psikosis kronis, atau porfiria.
 Sebaiknya tidak digunkan untuk ibu hamil atau ibu menyusui.
Perhatian
 Obat ini bisa menyebabkan withdrawal syndrome, dimana risikonya meningkat
jika digunakan dalam dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang. Oleh karena
itu, pengobatan hanya digunakan secara jangka pendek, dihentikan sesegera
mungkin secara bertahap.
 Jangan menggunakan obat ini bersamaan dengan obat golongan opioid karena
bisa menyebabkan efek samping yang sangat buruk, misalnya kesulitan bernapas
bahkan kematian.
 Hindari penggunaan alkohol selama menggunakan obat ini.
Efek samping
 Efek samping Chlordiazepoxide yang mungkin terjadi misalnya ketergantungan
fisik dan psikologis.
 Obat ini juga menyebabkan withdrawal syndrome. Semakin tinggi dosis dan
semakin lama obat diminum, semakin besar risikonya mengalami gejala
withdrawal syndrome yang tidak menyenangkan. Bahkan gejala withdrawal
syndrome dapat terjadi pada dosis standar dan juga penggunaan jangka pendek.
 Obat ini juga menyebabkan efek samping berupa mengganggu kinerja
psikomotor, agresi (pada individu yang memiliki kecenderungan tersebut
terutama jika pasien juga menggunakan alkohol).
 Efek samping yang umum dari obat kelas benzodiazepine adalah efek sedasi.
 Kadang bisa menyebabkan dislasi darah, sakit kuning, dan disfungsi hepar.
 Efek samping yang berpotensi fatal namun frekuensi kejadiannya jarang adalah
anemia hipoplasia atau hemolitik.
Interaksi obat
 Cimetidine menghambat proses metabolisme Chlordiazepoxide sehingga
meningkatkan kadar serumnya.
 Bisa meningkatkan efek obat-obat neuroleptik mayor.
 Alkohol mempotensiasi efek obat-obat depresan sistem saraf pusat.
 Jus anggur dapat meningkatkan kadar serum dan toksisitas.
 Penggunaan obat benzodiazepine bersamaan dengan obat opioid (misalnya
codeine, oxycodone, dan morphine) menyebabkan efek samping yang sangat
buruk bahkan sampai kematian. Hindari penggunaan secara bersamaan.

Dosis
Kegelisahan (oral)
Dewasa : 30 mg/hari dalam dosis terbagi, bisa ditingkatkan sampai 100 mg/hari jika
parah.
Kecemasan akut (Parenteral)
Dewasa : Dosis awal, 50-100 mg diikuti 25-50 mg 3-4 kali sehari jika diperlukan.
Bisa diberikan via Intramuskular yang dalam atau Intravena lamban.
Sediaan yang beredar
Clixid, Librax, Melidox, Clidiaz, Braxidin, dan Cliad.

2. Non benzodiazepin
a. Hydroxyzine
Indikasi
untuk mengatasi gatal-gatal yang disebabkan alergi. Digunakan dalam jangka pendek
untuk mengatasi kecemasan atau membantu Anda merasa mengantuk/relaks sebelum
atau setelah operasi.
Kontraindikasi
Riwayat Hipersensitivitas, Glaukoma sudut sempit, wanita Hamil dan menyusui.
Perhatian
 Berhenti menggunakan obat ini dan berkonsultasi dengan dokter Anda segera jika
Anda memiliki efek samping yang serius seperti tremor, kebingungan, kejang,
atau gerakan otot gelisah di mata Anda, lidah, rahang, atau leher
 Jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin berat
 obat ini dapat menyebabkan rasa mengantuk dan pusing
Efek samping
 Sedasi
 Ketiadaan koordinasi
 Gangguan psikomotor
 Menghambat aksi neurotransmitter
 Mulut kering
 Sistem pusat depresi saraf
 Pusing
 Sakit kepala
Interaksi obat
Alkohol, depresan SSP.
Dosis
Pruritus: dosis awal 25 mg malam hari dinaikkan bila perlu sampai 25 mg 3-4 kali
sehari; Anak 6 bulan-6 tahun, dosis awal 5-15 mg/hari dinaikkan bila perlu sampai 50
mg sehari dalam dosis terbagi; lebih dari 6 tahun dosis awal 15-25 mg sehari
dinaikkan bila perlu sampai 50-100 mg/hari dalam dosis terbagi. Ansietas (hanya
Dewasa): 50-100 mg, 4 kali sehari.
Sediaa yg beredar
Bestalin dan iterax
b. Buspiron
Indikasi
Untuk mengobati gangguan kecemasan berlebih, mengurangi rasa gelisah dan marah
serta dapat mengontrol gejala gangguan kecemasan, seperti pola tidur tidak teratur,
berkeringat terus-menerus, dan detak jantung yang berdegup kencang.
Kontraindikasi
Riwayat penyakit hati dan ginjal; kecanduan alcohol atau narkotika , wanita hamil,
dan menyusui
Perhatian
 Jangan gunakan untuk kegelisahan
 Tidak akan mencegah penarikan dari ansiolitis lain, seperti benzodiazepine
 Dapat menyebabkan gangguan motorik kognitif
 Sindrom gelisah terkait dengan terapi
 Penggunaan pada kerusakan ginjal/hati berat tidak dianjurkan
 Penggunaan dengan inhibitor MAO dapat mengakibatkan reaksi hipertensi (tidak
dianjurkan)

Efek samping
 Gugup
 Insomnia
 Gangguan perhatian
 Depresi
 Kebingungan
 Kejang
 Gangguan tidur seperti pusing, sakit kepala
 Perasaan yang meluap-luap
 Parestesia
 Penglihatan kabur
 Gangguan koordinasi dan tremor
 Tinnitus
 Takikardia, palpitasi dan nyeri dada
 Hidung tersumbat
 Mual, sakit perut, mulut kering, diare, konstipasi, muntah
 Keringat dingin
 Ruam kulit
 Nyeri muskuloskeletal dan kelelahan

Interaksi
Obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya termasuk:
 Isocarboxazid
 Linezolid
 Phenelzine
 Almotriptan
 Amitriptyline
 Amoxapine
 Buprenorphine
 Carbamazepine
 Carbinoxamine
 Clozapine
Dosis
Dewasa: Pemberian obat-obat mulanya, 5 mg 2-3 kali sehari, secara bertahap
meningkat dengan penambahan sebesar 5 mg pada interval 2-3 hari. Dosis biasa: 15-
30 mg setiap hari dalam dosis terbagi. Maksimal pemberian: 60 mg setiap hari.
Anak-anak usia 6-18 tahun: Dosis awal: 2.5 – 10 mg per hari. Dosis pemeliharaan:
dosis dapat ditingkatkan dengan kelipatan 2.5 mg tiap 2 – 3 hari sampai dengan 60
mg/hari dalam dosis yang dibagi dua.
Sediaan yang beredar
Buspar

c. Beta Blocker (Propranolol)


Indikasi
Menangani darah tinggi, serangan jantung, angina, tremor, nyeri dada, dan mengatasi
gejala gangguan kecemasan.
Kontraindikasi
Kontraindikasi propranolol di antaranya pada syok kardiogenik dan penyakit paru
obstruktif kronis, ibu hamil dan menyusui
Perhatian
 Tidak boleh diberikan pada penderita syok kardiogenik, sinus bradikardia dan
asma.
 Berhati-hati dalam pemberian untuk penderita diabetes, gangguan tiroid,
gangguan hati serta ginjal.
 Hindari meminum alkohol bersamaan dengan propanolol karena bisa
meningkatkan kadar Propranolol dalam darah, sedangkan rokok dapat
menurunkan kadarnya.
Efek Samping
 Alergi seperti gatal, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah, lidah dan
tenggorokan atau bahkan sampai pingsan.
 Pada anak : batuk berdahak, kesulitan bernafas dan perasaan sesak di dada.
 Diare, kram perut, konstipasi
 Insomnia
 Impotensi
 Efek samping lain meliputi pusing, nyeri kepala serta mual dan muntah, gangguan
penglihatan, gangguan hati, hilang keseimbangan dan kadar gula darah rendah.
Interaksi
Interaksi obat dengan haloperidol yang menyebabkan peningkatan efek hipotensi dan
risiko henti jantung.
Dosis
 Keadaan emergency aritmia : 1mg secara IV. maksimal 10 mg pada pasien sadar
dan 5mg pada pasien dalam pengaruh obat bius.
 Hipertensi (Anak : 0.25 – 0.5mg/kg 3 – 4 x sehari, Dewasa : 60mg/hari dalam
dosis terbagi)
 Miokard infark : 40mg 4x sehari selama 2 -3 hari lalu dilanjutkan 80 mg 2x
sehari.
 Pencegahan migraine (Anak : <12 tahun 10 – 20mg 2-3x sehari. >12tahun 40 mg
2-3x sehari, maksimal 240mg/hari, Dewasa: 40mg 2-3x sehari. Dosis antara 120 –
240 mg/hari)
 Gangguan irama jantung (Anak : 0.25 – 0.5 mg/kg 3-4x sehari, Dewasa : 30 – 160
mg/hari dalam dosis terbagi)
 Tremor esensial : 40 mg 2-3x sehari dengan maksimal 240mg/hari.
 Ansietas : 10 – 40 mg 2-3x sehari dengan maksimal 160mg/hari

Sediaan yang beredar


Inderal, Inderal LA, InnoPran XL, Hemangeol

d. Difenhidramin
Indikasi
Meredakan batuk yang disebabkan iritasi tenggorokan ringan atau saluran
pernapasan, mencegah dan mengobati mabuk perjalanan, mengendalikan gejala pada
penyakit Parkinson, yaitu kesulitan dalam bergerak, mengendalikan otot, dan menjaga
keseimbangan; atau untuk mengatasi keluhan gangguan pergerakan yang disebabkan
efek samping dari suatu pengobatan.
Kontraindikasi
Obat diphenhydramine tidak boleh diberikan untuk penderita asma, glaukoma sudut
sempit, benign prostatic hyperplasia, ulkus peptik stenosis, obstruksi piloroduodenal,
obstruksi kantung kemih dan porfiria. Efek antikolinergik dari obat diphenhydramine
dapat menyebabkan retensi urin pada pasien yang menderita benign prostatic
hyperplasia. Untuk pasien dengan glaukoma sudut sempit, pemberian obat
diphenhydramine dapat memperparah kondisi tersebut. Obat diphenhydramine juga
tidak bisa diberikan untuk neonatus dan bayi lahir prematur sehingga ibu menyusui
dengan bayi neonatus dan prematur sebaiknya tidak mengkonsumsi obat ini.
Perhatian
 Hindari menggunakan diphenhydramine jika memiliki alergi terhadap obat ini.
 Konsultasikan kepada dokter jika saat ini sedang menggunakan obat antihistamin
lainnya, obat demam, batuk pilek, antidepresan, antikejang, obat pelemas otot,
pereda nyeri, dan obat penenang.
 Beri tahu dokter jika pernah menderita atau sedang menderita gangguan kesehatan
sebagai berikut: Asma, emfisema, bronkitis kronis, atau jenis penyakit paru
lainnya. Glaukoma, yaitu kondisi meningkatnya tekanan pada mata dan
menyebabkan penderitanya kehilangan penglihatan secara bertahap. Gangguan
fungsi kandung kemih yang disebabkan pembengkakan kelenjar prostat. Penyakit
jantung. Hipertensi dan Gangguan kelenjar tiroid.

Efek samping
 Sedasi
 Kebingungan
 Efek antikolinergik
 Dapat menurunkan fungsi kognitif pada pasien geriatric
 Faring kekeringan
 Kejang
 Takikardia
 Hipotensi
 Gugup
 Kegelisahan
 Penglihatan kabur
 Palpitasi
 Sembelit
 Vertigo
 Ketidakteraturan menstruasi
 Euphoria
 Anorexia
 Retensi urin
Dosis
Untuk reaksi alergi:
25-50 g peroral setiap 6-8 jam jangan melebihi 300 mg/hari
25-51 10-50 mg (tidak lebih dari 100 mg) IV/IM setiap 4-6 jam, jangan melebihi
400 mg/hari.
Untuk batuk:
25-50 mg peroral setiap 4 jam PRN (pro renata, jika perlu), sirup lebih
direkomendasikan, jangan melebihi 150 mg/hari
Untuk motion sickness:
Terapi atau profilaksis (pencegahan): 25-50 mg setiap 6-8 jam
Sebagai alternatif, 10-50 mg/dosis setiap terapi dapat digunakan sampai 100 mg jika
dibutuhkan, jangan melebihi 400 mg
Parkinsonisme:
25 mg peroral setiap 8 jam, untuk dosis awal, dan dilanjutkan 50 mg setiap 6 jam,
jangan melebihi 300 mg/hari
Sebagai alternatif, 10-50 mg IV jangan melebihi 25 mg/menit ketika pemberian,
jangan melebihi 400 mg/hari, dapat diberikan juga 100 mg IM.
Sediaan yang beredar
Difenhidramin ampul 1 ml (10 mg/ml), Vial 15 ml (10 mg/ml), Tablet 25 mg, Sirup
(12,5 mg/5 ml)

Anda mungkin juga menyukai