BEDAH ANAK
Oleh :
G99161110
Pembimbing :
SURAKARTA
2016
1
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
Usia : 1 Tahun
No RM : 013565xx
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri perut. Oleh
orangtuanya dibawa ke dukun anak dan dipijat bagian perutnya. Tetapi
keluhan tidak berkurang, pasien muntah – muntah lebih dari 10x, muntah
berwarna kuning dan berisi makanan yang sebelumnya dikonsumsi,
demam (-), kejang (-), perut kembung (+). Pasien rewel dan tidak bisa
tidur. BAB berwarna kuning, lendir (+), darah (-). BAK berwarna gelap (-
), BAK darah (-). Pasien tidak mau makan, hanya minum air dan tetap
mengkonsumsi ASI namun setelah minum beberapa saat kemudian
dimuntahkan lagi. Pasien sering menekuk kakinya seperti menahan sakit
2
kemudian tertidur sebentar lalu terbangun lagi dan kembali rewel. Pasien
kemudian dibawa orangtuanya berobat ke Bidan dan diberi obat – obatan,
karena keluhan tidak berkurang, pasien dibawa ke RSIA Aisyiah Klaten
dan diperiksa oleh dokter spesialis anak dan dilakukan pemeriksaan USG.
Karena keterbatasan sarana, pasien dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi.
Riwayat Demam Tinggi : (+) 4 bulan yang lalu saat berusia 8 bulan
pasien menderita campak
5. Riwayat Kelahiran
BB lahir : 2,9 kg
Mekoneum : (+)
6. Riwayat Gizi
3
C. PEMERIKSAAN FISIK
RR : 36x/menit
t : 36,5oC
SiO2 : 99%
7. Mulut : Mukosa basah (+), gusi berdarah (-), lidah kotor (-)
10. Cor
11. Pulmo
Perkusi : sonor/sonor
Perkusi : Timpani
13. Genitourinaria : BAK normal, BAK darah (-), BAK warna gelap (-)
15. Ektremitas :
- - - -
- - - -
D. ASSESMENT I
E. PLANNING I
3. USG Abdomen
4. Colon in loop
5
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah (18/10/2016)
DARAH RUTIN
6
Calcium ion 1.12 mmol/L 1.17 – 1.29
2. USG Abdomen
7
Tampak hepar dan lien yang besar dan bentuknya normal disertai dengan
parenchym yang homogen dan ekhogenitas yang normal, terutama tak terlihat
SOL atau lesi –lesi pathologis lainnya intrahepatik, selain itu perihepatik tak
terlihat tanda – tanda fatty liver atau ascites. Intra- dan extrahepatic bile ducts
tidak tampak melebar, demikian juga vesica fellea tampak normal dan
menunjukkan dinding yang tipis, dan selain itu intavesical tak tampak lithiasis. V.
Portae dan V. Linealis tak tampak kelainan, selain itu pankreas tidak
menunjukkan abnormalitas, terutama tak terlihat tanda – tanda pankreatitis /
eksudat, selain itu tak tampak tanda – tanda pyloric hypertrophy / stenosis,
demikian juga gastroduodenal fluid flow / passage tampak normal, akan tetapi di
abdomen kuadran kanan bawah, terdapat konglomerasi struktur intestinal
yang berlapis lapis (target sign/ crescent-indoughnut sign) yang mencurigakan
invaginasi / intussception di daerah colon ascendent, dan daerah ileocaecal, selain
itu paragastral region serta mesenterial dan retroperitoneal tak terlihat adanya
limfadenopati.
Di daerah appendix tak terlihat adanya infiltrat / fluid collection atau abses
periapendical / periocoecal, demikian juga tak terasa nyeri tekan daerah mc
burney.
Di pelvis minor vesica urinaria dan organ – organ pelvis minor lainnya
tampak normal
8
3. Colon in loop
Plain foto :
9
Kontras study:
Kesimpulan:
G. ASSESMENT II
Invaginasi / Intussepsi
H. PLANNING II
1. Release invaginasi
5. Diet Cair
10
TINJAUAN PUSTAKA
1. Usus Halus
Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, yejunum dan ileum. Panjang
duodenum 26 cm, sedangkan yejunum + ileum : 6 m Dimana 2/5 bagian adalah
yejunum (Snel, 89). Sedangkan menurut schrock 1988 panjang usus halus
manusia dewasa adalah 5-6 m. Batas antara duodenum dan yejunum adalah
ligamentum treits.
Yejunum dan ileum dapat dibedakan dari :
11
Perbedaan usus halus dan usus besar pada anatomi adalah :
» Perbedaan eksterna
1. Usus halus (kecuali duodenum) bersifat mobil, sedang kan colon asenden
dan colon desenden terfiksasi tidak mudah bergerak.
2. Ukuran usus halus umumnya lebih kecil dibandingkan dengan usus besar
yang terisi.
3. Usus halus (kecuali duodenum) mempunyai mesenterium yang berjalan ke
bawah menyilang garis tengah, menuju fosa iliaka kanan.
4. Otot longitudinal usus halus membentuk lapisan kontinyu sekitar usus.
Pada usus besar (kecuali appendix) otot longitudinal tergabung dalam tiga
pita yaitu taenia coli.
5. Usus halus tidak mempunyai kantong lemak yang melekat pada
dindingnya. Usus besar mempunyai kantong lemak yang dinamakan
appandices epiploideae.
6. Dinding usus halus adalah halus, sedangkan dinding usus besar sakular.
» · Perbedaan interna
2. Usus Besar
A. Anatomi
Colon transversum merupakan bagian usus besar yang paling besar dan
paling dapat bergerak bebas karena bergantung pada mesocolon, yang ikut
membentuk omentum majus. Panjangnya antara 45-50 cm. Pendarahan colon
transversum terutama terjadi melalui arteria colica media, cabang arteria
mesenterica superior, tetapi memperoleh juga darah melalui arteri colica dextra
dan arteri colica sinistra. Penyaluran balik darah dari colon transversum terjadi
melalui vena mesenterica superior (Moore, 2002). Colon descendens panjangnya
kurang lebih 25 cm. Colon descendens melintas retroperitoneal dari flexura coli
sinistra ke fossa iliaca sinistra dan disini beralih menjadi colon sigmoideum
(Moore, 2002). Colon sigmoideum disebut juga colon pelvinum (Moore, 1992).
Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk lengkungan huruf S. Rectum
adalah bagian akhir intestinum crassum yang terfiksasi. Ke arah kaudal rectum
beralih menjadi canalis analis (Moore, 2002).
B. Fisiologi
Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk
membentuk feses yang padat dan penimbunan bahan feses sampai dapat
dikeluarkan (Guyton, 2008), kolon mengubah 1000-2000mL kimus isotonik yang
13
masuk setiap hari dari ileum menjadi tinja semipadat dengan volume sekitar 200-
250mL (Ganong, 2008).
3. Definisi
Invaginasi adalah suatu keadaan gawat darurat akut dibidang ilmu bedah
dimana suatu segmen usus masuk kedalam lumen usus bagian distalnya sehingga
dapat menimbulkan gejala obstruksi dan pada fase lanjut apabila tidak segera
dilakukan reposisi dapat menyebabkan strangulasi usus yang berujung pada
perforasi dan peritonitis.
4. Insidensi
Insiden 70% terjadi pada usia < 1 tahun tersering usia 6-7 bulan, anak laki-
laki lebih sering dibandingkan anak perempuan (De Jong, 2005).
Angka kejadian intususepsi (invaginasi) dewasa sangat jarang , menurut angka
yang pernah dilaporkan adalah 0,08% dari semua kasus pembedahan lewat
abdomen dan 3% dari kejadian obstruksi usus , angka lain melaporkan 1% dari
semua kasus obstruksi usus, 5% dari semua kasus invaginasi (anak-anak dan
dewasa), sedangkan angka-angka yang menggambarkan angka kejadian
berdasarkan jenis kelamin dan umur belum pernah dilaporkan, sedangkan segmen
usus yang telibat yang pernah dilaporkan Anderson 281 pasien terjadi pada usus
halus ( Jejunum, Ileum ) 7 pasien ileocolica, 12 pasien cecocolica dan 36
colocolica dari 336 kasus yang ia laporkan . Desai pada 667 pasien
menggambarkan 53% pada duodenum,jejunum atau ileum, 14% lead pointnya
pada ileoseccal, 16% kolon dan 5% termasuk appendik veriformis.
14
5. Etiologi
1. Idiophatic
90 – 95 % invaginasi pada anak dibawah umur satu tahun tidak dijumpai
penyebab yang spesifik sehingga digolongkan sebagai “infatile idiphatic
intussusceptions”.
2. Kausal
Pada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dua tahun) adanya
kelainan usus sebagai penyebab invaginasi seperti : inverted Meckel’s
diverticulum, polip usus, leiomioma, leiosarkoma, hemangioma, blue rubber blep
nevi, lymphoma, duplikasi usus.
15
selama enteritis akut, sehingga dicurigai akibat peningkatan peristaltik usus.
Gastroenteritis akut yang dijumpai pada bayi, ternyata kuman rota virus adalah
agen penyebabnya, pengamatan 30 kasus invaginasi bayi ditemukan virus ini
dalam fesesnya sebanyak 37 %. Pada beberapa penelitian terakhir ini didapati
peninggian insidens adenovirus dalam feses penderita invaginasi.
6. Patofisiologi
16
8. Diagnosis
Gejala klinis dari invaginasi adalah TRIAS gejala yang terdiri dari:
2) Muntah, dan
Sekum yang teraba kosong disebut dengan “dance’s sign”. Pada colok
dubur (rectal toucher) dapat ditemukan sebagai berikut: 1) Tonus sfingter ani
17
melemah, 2) Mungkin invaginat dapat diraba berupa massa seperti portio/pseudo
portio (portio like appearance), dan 3) Bila jari di tarik, maka akan keluar darah
bercampur lendir (Currant jelly stool’s).
9. Pemeriksaan Penunjang
f. Abdominal Hernias
g. Appendicitia
h. Cyclic Vomiting Syndrome
18
11. Tatalaksana
Adanya tanda obstruksi usus yang jelas baik secara klinis maupun
pada foto abdomen
Dijumpai tanda – tanda peritonitis
Gejala invaginasi sudah lewat dari 24 jam
Dijumpai tanda – tanda dehidrasi berat.
Usia penderita diatas 2 tahun
Hasil reduksi ini akan memuaskan jika dalam keadaan tenang tidak
menangis atau gelisah karena kesakitan oleh karena itu pemberian sedatif sangat
membantu.
19
Meniskus sering dijumpai pada kolon transversum dan bagian proksimal kolon
descendens.
Bila kolom bubur barium bergerak maju menandai proses reduksi sedang
berlanjut, tetapi bila kolom bubur barium berhenti dapat diulangi 2 – 3 kali
dengan jarak waktu 3 – 5 menit. Reduksi dinyatakan gagal bila tekanan barium
dipertahankan selama 10 – 15 menit tetapi tidak dijumpai kemajuan. Antara
percobaan reduksi pertama, kedua dan ketiga, bubur barium dievakuasi terlebih
dahulu.
Keberhasilan tindakan ini tergantung kepada beberapa hal antara lain, waktu
sejak timbulnya gejala pertama, penyebab invaginasi, jenis invaginasi dan teknis
pelaksanaannya,
20
antibiotika profilaksis dan obat sedativa, muscle relaxan, dan atau analgetika bila
diperlukan.
Tidak ada batasan yang tegas kapan kita harus berhenti mencoba
reposisi manual itu.
21
Antibiotika dapat diberikan satu kali pemberian pada kasus dengan reduksi. Pada
kasus dengan reseksi perawatan menjadi lebih lama.
13. Prognosis
22
DAFTAR PUSTAKA
Brunicardi JH, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB.
2010. Intussusception in Schwartz Principles of Surgery. 9th ed. the McGraw-Hill
Companies, Chapter 39.
Ganong, WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.
Hlm. 928.
Moore, KL. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates. hlm. 109-111.
Stead, LG., Stead, SM., Kaufman, MS., Sotsky-Kent, T. 2003. Pediatric Surgery
in First Aid for the Surgery Clerkship. the McGraw-Hill Companies, p336-337.
23