Anda di halaman 1dari 3

Gejala Klinis

Dibagi berdasarkan penyebab menjadi :

1. DKI akut
Luka bakar oleh bahan kimia. Penyebab : iritan kuat, misalnya.: larutan asam sulfat & asam
hidroklorida ; atau basa kuat, misalnya.: Natrium & Kalium hidroksida. Biasanya terjadi karena
kecelakaan di tempat kerja & reaksi segera timbul. Intensitas reaksi sebanding dengan konsentrasi
dan lama kontak, serta reaksi terbatas hanya pada tempat kontak. Kulit terasa pedih, panas, rasa
terbakar. Kelainan kulit : eritema, edema, bulla, mungkin nekrosis. Tepi berbatas tegas &
umumnya asimetris. Luka bakar oleh bahan kimia juga termasuk dermatitis kontak iritan akut.
2. DKI akut lambat
Gambaran klinis dan gejala sama dengan DKI akut, tetapi baru terjadi 8 sampai 24 jam
setelah berkontak. Bahan iritan yang dapat menyebabkan DKI akut lambat, misalnya podofilin,
antralin, tretinoin, etilenoksida, benzolkonium klorida, asam hidro Fluorat. Sebagai contoh ialah
Dermatitis venenata : dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga ; Keluhan dirasakan pedih
keesokan harinya, gejala awal : eritema,→ vesikel→ nekrosis.
3. DKI kronik kumulatif
Merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering terjadi. Penyebab: kontak
berulang-ulang dengan iritan lemah. mis. : detergen, sabun, pelarut, tanah, bahkan air. Faktor fisis
:mis. : gesekan, kelembaban rendah, panas atau dingin, trauma mikro. Kelainan baru nyata setelah
kontak berminggu-minggu, atau bulan bahkan bertahun-tahun kemudian, sehingga waktu &
rentetan kontak merupakan faktor penting. Gejala klasik : kulit kering, eritema, skuama, lambat
laun kulit tebal (hiperkeratosis) dengan likenifikasi, difus. Bila kontak terus berlangsung, akhirnya
kulit dapat retak seperti luka iris (fisura), mis.: kulit tumit pencuci yang mengalami kontak terus
menerus dengan detergen. Keluhan : gatal atau nyeri karena kulit retak (fisura). Pekerjaan berisiko
tinggi : pencuci, kuli bangunan, montir, juru masak, penata rambut, tukang kebun.
4. Reaksi Iritan
Reaksi iritan merupakan dermatitis kontak iritan sub klinis pada seseorang yang terpajan
dengan pekerjaan basah dalam beberapa bulan pertama ,misalnya penata rambut dan pekerja
logam. Kelainan kulit bersifat Monomorf dapat berupa skuama, eritema vesikel, pustul,dan erosi.
Umumnya dapat sembuh sendiri, atau berlanjut menimbulkan penebalan kulit (skin hardening).
Pemeriksaan Fisik

Untuk pemeriksaan fisik bisa ditegakkan dengan melihat lesi berdasarkan Diagnostic Criteria of Irritant
Contact Dermatitis seperti pada tabel diatas.

 Inspeksi : melihat bentuk, letak, dan gambaran pada lesi kulit dan sekitarnya. Gunakan kaca
pembesar agar dapat melihat lebih jelas.
 Palpasi: meraba tekstur, kelembaban, dan suhu pada lesi kulit dan sekitarnya

Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada pemeriksaan spesifik untuk mendiagnosis dermatitis kontak iritan. Ruam kulit
biasanya sembuh setelah bahan iritan dihilangkan. Terdapat beberapa tes yang dapat memberikan
indikasi dari substansi yang berpotensi menyebabkan DKI. Tidak ada tes spesifik yang dapat
memperlihatkan efek yang didapatkan dari setiap pasien jika terkena dengan bahan iritan. Dermatitis
kontak iritan dalam beberapa kasus, biasanya merupakan hasil dari efek berbagai iritan.

 Patch test digunakan untuk menentukan substansi yang menyebabkan kontak dermatitis dan
digunkana untuk mendiagnosis DKA. Konsentrasi yang digunkan harus tepat. Jika terlalu
sedikit, dapat memberikan hasil negatif palsu oleh karena tidak adanya reaksi. Dan jika terlalu
tinggi dapat terinterpretasi sebagai alergi (positif palsu). Patch tes dilepas setelah 48 jam,
hasilnya dilihat dan reaksi positif dicata. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan kembali
dilakukan pemeriksaan pada 48 jam berikutnya. Jika hasilnya didapatkan ruam kulit yang
membaik, maka dapat didiagnosis sebagai DKI. Pemeriksaan patch tes digunakan untuk pasien
kronis dengan dermatitis kontak yang rekuren.
 Kultur bakteri dapat dilakukan pada kasus-kasus komplikasi infeksi sekunder bakteri.
 Pemeriksaan KOH dapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya mikologi pada
infeksi jamur superfisial infeksi kandida, pemeriksaan ini tergantung tempat dan morfologi
dari lesi.
 Lampu wood
 Pemeriksaan IgE untuk memeriksa peningkatan imunoglobulin E yang dapat mendukung
adanya riwayat atopik.

Diagnosa Banding

1. Dermatitis kontak alergi


2. Dermatitis atopik
3. Tinea pedis

Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras,
dan jenis kelamin. Data epidemiologi penderita dermatitis kontak iritan sulit didapat. Jumlah
penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak, namun sulit untuk diketahui jumlahnya.
Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita yang tidak datang berobat dengan kelainan
ringan

Referensi

1. Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin FK UI


2. Bahan ajar dr. Fanny iskandar

Skenario

Seorang wanita usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan rasa nyeri pada sela-sela jari
tangan. Hal ini dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, yang awalnya hanya berupa gatal saja. Ia
merupakan seorang tukang cuci keliling sejak 1 tahun yang lalu. Berkontak dengan detergen 3-4 kali
dalam sehari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit kering, eritema, skuama, kulit tebal
(hiperkeratosis) dengan likenifikasi yang difus.

Anda mungkin juga menyukai