Anda di halaman 1dari 14

1

PENGARUH PEWIWILAN DAN PUPUK PELENGKAP CAIR


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI RAWIT
(Capsicum frustescens L.)

THE EFFECT OF PRUNING OF WATER SHOOTS AND LIQUID


SUPPLEMENTARY FERTILIZERS TO THE GROWTH AND YIELD OF
CAYENNE PEPPER (Capsicum frustescens L.)

Inas Nabilah1, Husna Yetti 2, Sri Yoseva 2


Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau
inasnabilah995@gmail.com

ABSTRACT

This research can be done in the frequency of the pruning of water shoots
and the concentration of liquid supplementary fertilizer and the best combination
in improving growth and yield of cayenne pepper. The experimental method was
conducted experiments in the form of a 4 x 4 factorial experiment arranged
according to Complete Randomized Design. The first factor is the pruning of
water shoots. The second factor of liquid supplementary fertilizer given in the
form of Bayfolan. The data those collected analyze with Anova and Duncan’s new
Multiple Range Test at the 5% level. Parameters observed were plant height, stem
diameter, first flower appeared, the age of the first harvest, length of fruit, fruit
diameter, weight per fruit, total fruit count per plant and weight of fruit per plant.
The frequency of pruning of water shoots has no effect on all parameters, except
for total fruit per plant. The frequency of pruning of water shoots 1 time indicates
the total fruit count per plant more than the frequency of pruning of adventive
shoots. PPC concentration has no effect on all parameters, except for the length of
the fruit. A PPC concentration of 3 cc/l water indicates the length of the fruit is
longer than the other PPC concentration. The interaction of frequency of pruning
of adventive shoots and PPC concentration has no effect on all parameters.

Keywords: Cayenne pepper, pruning of water shoots, liquid supplementary


fertilizer

PENDAHULUAN produktivitas 4,65 ton per hektar.


Cabai rawit (Capsicum Dibanding tahun 2013, terjadi
frustescens L.) termasuk kelompok penurunan produksi sebesar 167 ton
tanaman hortikultura golongan (2,61%). Penurunan ini disebabkan
sayuran buah yang memiliki nilai oleh penurunan produktivitas sebesar
ekonomis tinggi di pasaran. Badan 0,45 ton per hektar (8,82%),
Pusat Statistik Provinsi Riau (2015) sedangkan luas panen tahun 2014
melaporkan bahwa produksi cabai mengalami kenaikan sebesar
rawit segar dengan tangkai tahun 87 hektar (6,92%) dibandingkan luas
2014 sebesar 6.235 ton dengan luas panen tahun 2013.
panen 1.344 hektar dan rata-rata
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018
2

Tingkat kebutuhan cabai pelengkap cair dianjurkan karena


rawit akan terus meningkat dapat memberikan unsur hara lebih
dikarenakan manfaat yang besar bagi efektif serta ramah lingkungan.
kesehatan dan semakin Salah satu pupuk pelengkap
berkembangnya industri pengolahan cair adalah pupuk daun Bayfolan.
menyebabkan permintaan terhadap Menurut Musnamar (2006) pupuk
cabai rawit sangat tinggi. Rendahnya daun Bayfolan merupakan pupuk
produksi cabai rawit dan lengkap berbentuk cair yang
meningkatnya luas panen di Provinsi mengandung unsur hara makro (C,
Riau disebabkan kurangnya N, P, K, S, Mg, O) dan unsur hara
pemanfaatan teknologi dalam usaha mikro (Mn, Zn, Cu, Mo, B, Fe).
tani seperti pemeliharaan tanaman Hasil penelitian Asnijar dkk. (2013)
yang tidak intensif serta pemupukan bahwa jumlah buah cabai per
yang tidak berimbang. Upaya tanaman yang tinggi terdapat pada
peningkatkan hasil dengan lahan perlakuan pemberian pupuk
yang ada perlu dilakukan dengan Bayfolan konsentrasi 2 cc/l air yang
teknik budidaya. Upaya teknik berbeda dengan 0, 1 dan 3 cc/l air,
budidaya tersebut dapat dilakukan namun pemberian pupuk Bayfolan
dengan pewiwilan tunas yang konsentrasi 1 cc/l air tidak berbeda
tumbuh di ketiak daun dan dengan pemberian pupuk Bayfolan
pemupukan yang seimbang dan pada konsentrasi 3 cc/l air.
tepat. Penelitian ini bertujuan untuk
Tunas yang tumbuh di ketiak mendapatkan frekwensi pewiwilan
daun perlu dihilangkan dengan cara dan konsentrasi pupuk pelengkap
pewiwilan (Badan Penelitian dan cair serta mendapatkan kombinasi
Pengembangan Pertanian, 2010). terbaik dalam meningkatkan
Hasil penelitian Rahmi (2002) dalam pertumbuhan dan hasil tanaman
Rehatta dkk. (2014) menunjukkan cabai rawit.
bahwa pemangkasan tunas air pada
tomat varietas Epoch secara nyata BAHAN DAN METODE
meningkatkan hasil tanaman bila Penelitian dilaksanakan di
dibandingkan dengan tanpa kebun percobaan Fakultas Pertanian
pemangkasan tanaman tomat pada dan Laboratorium Tanaman Fakultas
varietas yang sama. Pertanian Universitas Riau Kampus
Pewiwilan dilakukan 2-4 kali Bina Widya km 12,5 Kelurahan
selama musim tanam (Zulkarnain, Simpang Baru, Kecamatan Tampan,
2012). Meningkatkan pertumbuhan Kota Pekanbaru. Penelitian
dan hasil cabai rawit tidak hanya dilaksanakan pada bulan April
upaya pewiwilan, pemupukan yang sampai Oktober 2017.
efektif dan efisien perlu dilakukan Bahan yang digunakan dalam
untuk memenuhi ketersediaan unsur penelitian adalah benih cabai rawit
hara. Varietas Hibrida Pelita, tanah top
Pemupukan yang biasa soil, NPK Majemuk (16:16:16),
dilakukan petani biasanya melalui Pupuk Pelengkap Cair (PPC)
tanah. Pemupukan melalui tanah Bayfolan, serta pestisida yaitu
kadang belum efisien, sehingga fungisida Dithane M-45 70 WP dan
unsur hara tidak cukup tersedia bagi insektisida Curacron 500 EC.
tanaman. Pemberian pupuk

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


3

Alat yang digunakan dalam 2 cc/l air dan P3 : Konsentrasi PPC


penelitian adalah polybag ukuran 3 cc/l air
7 cm x 12 cm, polybag ukuran Parameter yang diamati
35 cm x 40 cm, cangkul, ayakan adalah tinggi tanaman, lingkar
ukuran 20 mesh, hand sprayer, tali batang, muncul bunga pertama, umur
rafia, gunting, pisau, gembor, panen pertama, panjang buah,
lanjaran, timbangan, label, mistar, diameter buah, bobot per buah,
jangka sorong, alat tulis dan alat jumlah buah total per tanaman dan
dokumentasi. berat buah per tanaman. Hasil sidik
Penelitian ini dilakukan secara ragam yang berpengaruh nyata
eksperimen dalam bentuk percobaan dilanjutkan dengan uji jarak
faktorial 4 x 4 yang disusun menurut berganda Duncan pada taraf 5%.
Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Faktor pertama adalah pewiwilan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang terdiri dari 4 taraf yaitu: W0 :
Frekwensi pewiwilan 0 kali, W1 : HASIL
Frekwensi pewiwilan 1 kali pada 25 Tinggi Tanaman
HST, W2 : Frekwensi pewiwilan Hasil sidik ragam
2 kali pada 25 dan 35 HST dan W3 : menunjukkan bahwa frekwensi
Frekwensi pewiwilan 3 kali pada 25, pewiwilan dan konsentrasi PPC serta
35 dan 45 HST. Faktor kedua interaksi keduanya berpengaruh tidak
pemberian pupuk pelengkap cair nyata terhadap tinggi tanaman cabai
(PPC) yang diberikan dalam bentuk rawit. Hasil uji lanjut dan
pupuk daun Bayfolan yang terdiri perbandingan tinggi tanaman dapat
dari 4 taraf yaitu: P0 : Konsentrasi dilihat pada Tabel 1.
PPC 0 cc/l air, P1 : Konsentrasi PPC
1 cc/l air, P2 : Konsentrasi PPC

Tabel 1. Tinggi tanaman (cm) cabai rawit dengan berbagai frekwensi pewiwilan
dan berbagai konsentrasi PPC.
Frekwensi
Konsentrasi PPC (cc/l air) Rata-rata
Pewiwilan
(kali) 0 1 2 3
0 41,97 a 40,67 a 41,30 a 40,37 a 41,08 a
1 39,87 a 45,37 a 50,20 a 46,73 a 45,54 a
2 43,90 a 43,27 a 39.83 a 48,10 a 43,78 a
3 37,97 a 48,20 a 47,80 a 44,87 a 44,71 a
Rata-rata 40,93 a 44,38 a 44,79 a 45,02 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Diameter Batang nyata terhadap diameter batang


Hasil sidik ragam tanaman cabai rawit. Hasil uji lanjut
menunjukkan bahwa frekwensi diameter batang dapat dilihat pada
pewiwilan dan konsentrasi PPC serta Tabel 2.
interaksi keduanya berpengaruh tidak

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


4

Tabel 2. Diameter batang (cm) cabai rawit dengan berbagai frekwensi pewiwilan
dan berbagai konsentrasi PPC.
Frekwensi
Konsentrasi PPC (cc/l air) rata-rata
Pewiwilan
(kali) 0 1 2 3
0 0,76 a 0,79 a 0,63 a 0,73 a 0,73 a
1 0,67 a 0,73 a 0,92 a 0,81 a 0,78 a
2 0,74 a 0,77 a 0,71 a 0,82 a 0,76 a
3 0,63 a 0,76 a 0,77 a 0,71 a 0,72 a
Rata-rata 0,70 a 0,76 a 0,76 a 0,77 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Muncul Bunga Pertama nyata terhadap muncul bunga


Hasil sidik ragam pertama tanaman cabai rawit. Hasil
menunjukkan bahwa frekwensi uji lanjut muncul bunga pertama
pewiwilan dan konsentrasi PPC serta dapat dilihat pada Tabel 3.
interaksi keduanya berpengaruh tidak

Tabel 3. Muncul bunga pertama (HST) cabai rawit dengan berbagai frekwensi
pewiwilan dan berbagai konsentrasi PPC.
Frekwensi
Konsentrasi PPC (cc/l air) Rata-rata
Pewiwilan
(kali) 0 1 2 3
0 60,33 a 58,67 a 50,33 a 59,00 a 57,08 a
1 66,00 a 56,67 a 46,33 a 59,67 a 57,17 a
2 65,00 a 59,67 a 67,67 a 57,67 a 62,50 a
3 58,67 a 46,67 a 59,67 a 62,00 a 57,00 a
Rata-rata 62,50 a 53,08 a 58,58 a 59,58 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Umur Panen Pertama nyata terhadap umur panen pertama


Hasil sidik ragam cabai rawit. Hasil uji lanjut umur
menunjukkan bahwa frekwensi panen pertama dapat dilihat pada
pewiwilan dan konsentrasi PPC serta Tabel 4.
interaksi keduanya berpengaruh tidak

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


5

Tabel 4. Umur panen pertama (HST) cabai rawit dengan berbagai frekwensi
pewiwilan dan berbagai konsentrasi PPC.
Frekwensi
Konsentrasi PPC (cc/l air) Rata-rata
Pewiwilan
(kali) 0 1 2 3
0 105,33 a 106,33 a 96,33 a 99,00 a 101,75 a
1 108,67 a 93,67 a 99,00 a 96,00 a 99,33 a
2 106,33 a 100,33 a 117,00 a 93,33 a 104,25 a
3 99,00 a 96,67 a 104,00 a 102,33 a 100,50 a
Rata-rata 104,83 a 99,25 a 104,08 a 97,67 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Panjang Buah konsentrasi PPC berpengaruh nyata


Hasil sidik ragam terhadap panjang buah cabai rawit.
menunjukkan bahwa frekwensi Hasil uji lanjut dan perbandingan
pewiwilan dan interaksi frekwensi panjang buah dapat dilihat pada
pewiwilan dan konsentrasi PPC Tabel 5.
berpengaruh tidak nyata terhadap
panjang buah cabai rawit, namun

Tabel 5. Panjang buah (cm) cabai rawit dengan berbagai frekwensi pewiwilan dan
berbagai konsentrasi PPC.
Frekwensi
Konsentrasi PPC (cc/l air) Rata-rata
Pewiwilan
(kali) 0 1 2 3
0 2,50 a 2,53 a 2,43 a 2,59 a 2,51 a
1 2,42 a 2,53 a 2,92 a 2,86 a 2,68 a
2 2,54 a 2,54 a 2,53 a 2,87 a 2,62 a
3 2,40 a 2,68 a 2,62 a 2,76 a 2,61 a
Rata-rata 2,46 b 2,57 b 2,63 ab 2,77 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Diameter Buah nyata terhadap diameter buah cabai


Hasil sidik ragam rawit. Hasil uji lanjut dan
menunjukkan bahwa frekwensi perbandingan diameter buah dapat
pewiwilan dan konsentrasi PPC serta dilihat pada Tabel 6.
interaksi keduanya berpengaruh tidak

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


6

Tabel 6. Diameter buah (cm) cabai rawit dengan berbagai frekwensi pewiwilan
dan berbagai konsentrasi PPC.
Frekwensi
Konsentrasi PPC (cc/l air) rata-rata
Pewiwilan
(kali) 0 1 2 3
0 0,83 a 0,87 a 0,82 a 0,82 a 0,83 a
1 0,82 a 0,81 a 0,84 a 0,81 a 0,82 a
2 0,82 a 0,84 a 0,82 a 0,85 a 0,83 a
3 0,80 a 0,85 a 0,83 a 0,82 a 0,82 a
Rata-rata 0,82 a 0,84 a 0,83 a 0,83 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Bobot Per Buah nyata terhadap bobot per buah cabai


Hasil sidik ragam rawit. Hasil uji lanjut dan
menunjukkan bahwa frekwensi perbandingan bobot per buah dapat
pewiwilan dan konsentrasi PPC serta dilihat pada Tabel 7.
interaksi keduanya berpengaruh tidak

Tabel 7. Bobot per buah (g) cabai rawit dengan berbagai frekwensi pewiwilan dan
berbagai konsentrasi PPC.
Frekwensi
Konsentrasi PPC (cc/l air) Rata-rata
Pewiwilan
(kali) 0 1 2 3
0 0,91 a 0,99 a 0,86 a 0,91 a 0,92 a
1 0,87 a 0,93 a 1,06 a 0,99 a 0,96 a
2 0,93 a 0,95 a 0,90 a 1,07 a 0,96 a
3 0,85 a 0,98 a 0,94 a 0,98 a 0,94 a
Rata-rata 0,89 a 0,96 a 0,94 a 0,99 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Jumlah Buah Total per Tanaman frekwensi pewiwilan dan konsentrasi


Hasil sidik ragam PPC berpengaruh tidak nyata
menunjukkan bahwa frekwensi terhadap jumlah buah total per
pewiwilan berpengaruh nyata tanaman cabai rawit. Hasil uji lanjut
terhadap jumlah buah total per dan perbandingan jumlah buah total
tanaman cabai rawit, namun per tanaman dapat dilihat pada
konsentrasi PPC dan interaksi Tabel 8.

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


7

Tabel 8. Jumlah buah total per tanaman (buah) cabai rawit dengan berbagai
frekwensi pewiwilan dan berbagai konsentrasi PPC.
Frekwensi
Konsentrasi PPC (cc/l air) Rata-rata
Pewiwilan
(kali) 0 1 2 3
0 45,67 a 35,00 a 31,67 a 37,33 a 37,42 b
1 44,00 a 38,00 a 60,67 a 47,67 a 47,58 a
2 37,00 a 34,00 a 40,00 a 43,00 a 38,50 b
3 21,33 a 33,00 a 42,67 a 44,67 a 35,42 b
Rata-rata 37,00 a 35,00 a 43,75 a 43,17 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Berat Buah per Tanaman nyata terhadap berat buah per


Hasil sidik ragam tanaman cabai rawit. Hasil uji lanjut
menunjukkan bahwa frekwensi berat buah per tanaman dapat dilihat
pewiwilan dan konsentrasi PPC serta pada Tabel 9.
interaksi keduanya berpengaruh tidak

Tabel 9. Berat buah per tanaman (g) cabai rawit dengan berbagai frekwensi
pewiwilan dan berbagai konsentrasi PPC.
Frekwensi
Konsentrasi PPC (cc/l air) Rata-rata
Pewiwilan
(kali) 0 1 2 3
0 33,38 a 27,06 a 23,62 a 29,33 a 28,35 a
1 31,73 a 30,04 a 48,65 a 37,60 a 37,01 a
2 30,09 a 27,93 a 30,21 a 37,34 a 31,39 a
3 16,12 a 27,92 a 32,58 a 35,50 a 28,03 a
Rata-rata 27,83 a 28,24 a 33,76 a 34,94 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

PEMBAHASAN tinggi tanaman dan diameter batang


Berdasarkan hasil penelitian tanaman cabai rawit. Hal ini sesuai
menunjukkan bahwa frekwensi dengan hasil penelitian Thamthawi
pewiwilan memberikan hasil yang dkk. (2017) bahwa pemangkasan
berbeda tidak nyata pada variabel cabang air tidak berpengaruh
tinggi tanaman, diameter batang, terhadap pertumbuhan vegetatif
muncul bunga pertama, umur panen tanaman tomat sehingga tidak dapat
pertama, panjang buah, diameter meningkatkan tinggi tanaman dan
buah, bobot per buah dan berat buah diameter batang.
per tanaman (Tabel 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Pewiwilan juga tidak
dan 10). Hal ini diduga bahwa memberikan pengaruh terhadap
pewiwilan tidak memberikan pertumbuhan dan perkembangan
pengaruh terhadap pertumbuhan dan generatif tanaman. Tanaman dengan
perkembangan vegetatif tanaman jumlah tunas air yang banyak
sehingga tidak dapat meningkatkan ataupun sedikit memberikan hasil

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


8

yang relatif sama, sehingga tidak menunjukkan bahwa semua


dapat meningkatkan muncul bunga frekwensi pewiwilan berbeda tidak
pertama, umur panen pertama, nyata dibandingkan kontrol, namun
panjang buah, diameter buah dan frekwensi pewiwilan 1 kali
bobot per buah secara nyata. Hal ini cenderung dapat meningkatkan berat
didukung dengan penelitian Gumelar buah per tanaman. Hal ini
dkk. (2014) bahwa pemangkasan dikarenakan pada frekwensi
tunas air tidak berpengaruh terhadap pewiwilan 1 kali memiliki panjang
karakter umur berbunga, umur buah yang lebih panjang (Tabel 6),
panen, panjang buah, diameter buah bobot per buah yang berat (Tabel 8)
dan bobot per buah. Hatta (2012) dan jumlah buah yang lebih banyak
menambahkan bahwa tanaman (Tabel 9). Hal ini sesuai dengan
dengan jumlah tunas ketiak yang penelitian Syukur dkk. (2010) bahwa
banyak ataupun sedikit memberikan karakter yang memiliki pengaruh
pertumbuhan dan hasil yang relatif total yang besar terhadap berat buah
sama. per tanaman adalah panjang buah,
Frekwensi pewiwilan 1 kali bobot per buah dan jumlah buah per
pada variabel jumlah buah total per tanaman.
tanaman memberikan hasil berbeda Hasil pengamatan konsentrasi
nyata dibandingkan kontrol PPC memberikan hasil yang berbeda
(Tabel 9). Hal ini dikarenakan pada tidak nyata pada variabel tinggi
frekwensi pewiwilan 1 kali, tanaman tanaman, diameter batang, muncul
masih memiliki tunas air yang bunga pertama, umur panen pertama,
jumlahnya tidak lebih banyak diameter buah, bobot per buah,
dibandingkan frekwensi pewiwilan jumlah buah total per tanaman dan
0 kali, namun lebih banyak berat buah pertanaman (Tabel 2, 3, 4,
dibandingkan frekwensi pewiwilan 5, 7, 8, 9 dan 10). Hasil pengamatan
2 dan 3 kali. Tunas air yang tidak kombinasi frekwensi pewiwilan dan
diwiwil tersebut menjadi cabang konsentrasi PPC juga memberikan
lateral yang tumbuh dan berkembang hasil yang berbeda tidak nyata pada
seperti cabang utama, kemudian semua variabel pengamatan (Tabel 2,
cabang lateral tersebut tumbuh bunga 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10). Data pada
cabai rawit yang kemudian menjadi Tabel 2 dan 3 menunjukkan tinggi
buah, sehingga jumlah buah total per tanaman dan diameter batang cabai
tanaman yang dihasilkan lebih rawit lebih pendek dan kecil jika
banyak dibandingkan perlakuan dibandingkan dengan deskripsi.
lainnya. Nurwaningsih dkk. (2001) Semua perlakuan Tabel 4 dan 5
dalam Taufik dkk. (2013) menunjukkan muncul bunga pertama
menambahkan bahwa pewiwilan cukup lama, namun umur panen
dapat menjaga keseimbangan antara pertama cabai rawit lebih cepat jika
pertumbuhan cabang dan buah. dibandingkan dengan deskripsi. Hal
Jumlah cabang pada tanaman cabai ini diduga kandungan nitrogen,
akan berpengaruh terhadap mutu fosfor dan kalium yang terkandung
buah. Cabang tanaman yang sedikit dalam PPC yang diberikan dalam
diduga berpengaruh terhadap mutu bentuk Bayfolan belum cukup
buah menjadi meningkat. tersedia. Kebutuhan unsur hara untuk
Hasil pengamatan berat buah pertumbuhan tanaman cabai
per tanaman pada Tabel 10 membutuhkan nitrogen 31%, fosfor

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


9

11% dan kalium 40%. Sesuai dengan fosfor tersedia cukup besar, maka
penelitian Golcz dkk. (2012) bahwa dapat menunjang pertumbuhan tinggi
cabai memiliki kebutuhan terbesar tanaman dan diameter batang.
untuk kalium (40%) dan nitrogen Sebalikanya, apabila nitrogen dan
(31%) serta kebutuhan yang lebih fosfor tersedia rendah maka tanaman
sedikit untuk kalsium (20%) dan akan mengalami kekurangan
fosfor (11%) dalam kaitannya nitrogen dan fosfor sehingga
dengan jumlah total nutrisi yang tanaman akan tumbuh lambat dan
diserap. Menurut Lingga dan kerdil. Menurut Uchida (2000)
Marsono (2013) bahwa kandungan bahwa defisiensi N dapat
hara makro yang terdapat pada menyebabkan pertumbuhan kerdil
pupuk Bayfolan adalah N 11%, P2O5 karena berkurangnya pembelahan
8% dan K2O 6%. sel. Sedangkan unsur P dibutuhkan
Pertumbuhan dan dalam jumlah yang banyak selama
perkembangan tanaman yang baik tahap awal pembelahan sel, pada
jika terdapat unsur hara yang gejala awal tampak pertumbuhan
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan yang lambat, lemah dan terhambat.
perkembangan tanaman tersedia Muncul bunga pertama cabai
cukup. Menurut Wibawa (1998) rawit tergolong cukup lama, namun
pertumbuhan tanaman yang baik umur panen pertama cabai rawit
dapat tercapai apabila unsur hara lebih cepat jika dibandingkan dengan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan deskripsi. Hal ini diduga karena
dan perkembangan tanaman berada ketersediaan unsur hara yang
dalam bentuk yang tersedia, diberikan pada tanaman cabai rawit
seimbang dan konsentrasi yang belum mampu untuk merespon
optimum serta didukung oleh faktor muncul bunga pertama dan umur
lingkungannya. Dartius (1990) panen pertama dengan baik. Sotedjo
menambahkan bahwa ketersediaan (2010) menyatakan bahwa kebutuhan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman tanaman terhadap berbagai macam
yang berada dalam keadaan cukup, jenis pupuk selama pertumbuhan dan
maka hasil metabolisme akan perkembangannya adalah tidak sama
membentuk protein, enzim, hormon banyaknya. Sebab selama
dan karbohidrat sehingga pertumbuhan dan perkembangannya
pembesaran, perpanjangan dan terdapat berbagai proses dengan
pembelahan sel akan berlangsung intensitas yang berbeda-beda. Hal ini
cepat. berarti bahwa sepanjang
Pertumbuhan vegetatif pertumbuhan ada saat-saat dimana
tanaman sangat ditentukan oleh tanaman itu memerlukan pertukaran
ketersediaan nitrogen dan fosfor. zat secara intensif agar
Nitrogen dibutuhkan untuk pertumbuhannya berlangsung dengan
membentuk senyawa penting seperti baik dan dengan sendirinya ada saat-
klorofil, asam nukleat dan enzim. saat diperlukan unsur hara yang
Fosfor dibutuhkan tanaman untuk cukup bagi pembentukan bagian-
membentuk asam nukleat, bagian tanaman.
menyimpan dan memindahkan ATP Kandungan nitrogen yang
dan ADP, merangsang pembelahan tersedia dalam PPC belum
sel serta membantu proses asimilasi mencukupi untuk peningkatan umur
dan respirasi. Apabila nitrogen dan panen pertama dan panjang buah

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


10

cabai rawit (Tabel 5 dan 6), sehingga ketersediaan hara yang lebih banyak
menyebabkan kematangan dini pada untuk melaksanakan metabolisme
buah cabai rawit yang menyebabkan dengan baik, sehingga dengan diberi
penurunan kualitas cabai rawit konsentrasi PPC 3 cc/l air dapat
seperti panjang buah cabai rawit meningkatkan panjang buah cabai
yang lebih kecil jika dibandingkan rawit. Unsur hara makro dan mikro
dengan deskripsi. Sesuai pernyataan berperan penting dalam
Uchida (2000) bahwa defisiensi N pembentukan dan perkembangan sel.
menyebabkan kematangan dini pada Hal ini sesuai dengan pernyataan
beberapa tanaman yang Gardner dkk. (1991) bahwa unsur
menyebabkan penurunan hasil dan hara makro dan mikro yang
kualitas. diberikan pada konsentrasi optimum
Semua kombinasi frekwensi dapat meningkatkan proses
pewiwilan dan konsentrasi PPC lebih fotosintesis dan fotosintat yang
kecil jika dibandingkan dengan dihasilkan akan digunakan oleh
deskripsi dan berbeda tidak nyata tanaman untuk pembentukan dan
terhadap panjang buah (Tabel 6). Hal perkembangan sel baru.
ini dikarenakan ketersediaan hara Diameter buah dan bobot per
nitrogen, fosfor dan kalium tidak buah pada semua konsentrasi PPC
tersedia cukup untuk pertumbuhan dan kombinasi frekwensi pewiwilan
generatif tanaman dalam dan konsentrasi PPC lebih besar dan
perpanjangan organ sel seperti lebih berat jika dibandingkan dengan
panjang buah cabai rawit. deskripsi (Tabel 7 dan 8). Hal ini
Kekurangan unsur hara makro dapat dikarenakan jumlah buah total per
mempengaruhi kualitas hasil tanaman yang dihasilkan tanaman
tanaman cabai rawit. Menurut cabai rawit lebih sedikit (Tabel 9),
Uchida (2000) bahwa kekurangan N sehingga fotosintat lebih banyak
dapat menurunkan kandungan digunakan untuk perbesaran organ
protein pada benih. Kekurangan sel dan penambahan bobot buah
unsur P dapat menyebabkan seperti diameter buah dan bobot per
pengembangan benih dan buah yang buah. Menurut Lakitan (2012) bahwa
buruk. Hanafiah (2012) fotosintat yang dihasilkan pada daun-
menambahkan bahwa kalium daun dan sel-sel fotosintetik lainnya
berfungsi meningkatkan sintesis harus diangkut ke organ atau
protein dan translokasi karbohidrat, jaringan lain agar dapat
sehingga mempercepat penebelan dimanfaatkan oleh organ atau
dinding-dinding sel dan menguatkan jaringan tersebut untuk pertumbuhan.
tangkai bunga dan buah, namun jika Hasil fotosintesis diangkut dari daun
tanaman yang mengalami defisiensi ke organ-organ lain seperti organ
kalium dapat mengakibatkan reproduktif melalui floem.
rendahnya kualitas produksi buah. Jumlah buah total per
Konsentrasi PPC 3 cc/l air tanaman yang diuji dengan berbagai
yang diuji berbeda nyata terhadap konsentrasi PPC menunjukkan
panjang buah jika dibandingkan berbeda tidak nyata dan hasil yang
dengan kontrol, namun panjang buah sedikit (Tabel 9). Ketersediaan hara
lebih kecil jika dibandingkan dengan sangat menentukan hasil suatu
deskripsi (Tabel 6). Pembentukan tanaman. Jika terjadi kekurangan
panjang buah memerlukan hara dapat menyebabkan penurunan

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


11

hasil dan kualitas. Tanaman cabai Berat buah per tanaman yang
rawit dapat berkembang dengan baik diuji dengan berbagai konsentrasi
dan memberikan hasil yang PPC berbeda tidak nyata jika
maksimal jika unsur hara yang dibandingkan dengan kontrol, namun
dibutuhkan tersedia dan cukup dalam konsentrasi PPC 3 cc/l air
bentuk yang sesuai untuk diserap cenderung meningkatkan berat buah
oleh tanaman. Djafarudin (1987) per tanaman (Tabel 10). Hal ini
menambahkan bahwa tanaman dikarenakan pada konsentrasi PPC
berkembang dengan baik apabila 3 cc/ l air cenderung memiliki
segala elemen yang dibutuhkan panjang buah yang lebih panjang
tersedia cukup, apalagi elemen (Tabel 6) dan bobot per buah yang
tersebut dalam bentuk yang sesuai lebih berat (Tabel 8). Hal ini berarti
untuk diserap oleh tanaman. semakin panjang buah dan semakin
Semua kombinasi frekwensi berat bobot per buah maka berat
pewiwilan dan konsentrasi PPC buah per tanaman semakin berat.
berbeda tidak nyata terhadap jumlah Sesuai dengan hasil penelitian
buah total per tanaman jika Situmorang dkk. (2014) bahwa
dibandingkan dengan kontrol dan panjang buah dan bobot per buah
hasil yang relatif lebih sedikit, berhubungan dengan berat buah per
namun pada kombinasi frekwensi tanaman. Hal ini berarti semakin
pewiwilan 1 kali dan konsentrasi tinggi panjang buah dan bobot per
PPC 2 cc/l air jumlah buah total per buah maka berat buah total per
tanaman cenderung lebih banyak tanaman semakin besar.
dibandingkan dengan kombinasi Berat buah per tanaman yang
yang lain (Tabel 9). Tanaman dengan diuji berbagai frekwensi pewiwilan
frekwensi pewiwilan 1 kali masih dan konsentrasi PPC menunjukkan
memiliki tunas air yang menjadi berbeda tidak nyata jika
cabang lateral, kemudian diberikan dibandingkan dengan kontrol, namun
konsentrasi PPC 2 cc/l air sehingga frekwensi pewiwilan 1 kali dan
dapat memenuhi kebutuhan hara konsentrasi PPC 2 cc/l air cenderung
tanaman untuk pertumbuhan dapat meningkatkan berat buah per
generatif tanaman. Cabang lateral tanaman (Tabel 10). Hal ini
dan cabang utama pada tanaman dikerenakan hasil pada kombinasi
tersebut tumbuh bunga cabai rawit tersebut cenderung memiliki panjang
yang kemudian menjadi buah cabai buah yang lebih panjang (Tabel 6)
rawit sehingga jumlah buah total per dan jumlah buah yang banyak
tanaman cenderung lebih banyak dari (Tabel 9) maka berat buah per
perlakuan lain. Menurut Harjadi tanaman juga lebih berat. Sesuai
(1992) bahwa unsur hara sangat dengan pernyataan Ganefianti dkk.
penting terutama untuk pembentukan (2006) bahwa tanaman yang berbuah
bunga dan buah. Menurut Jumin panjang akan menghasilkan bobot
(2012) bahwa unsur P dapat buah per tanaman yang tinggi.
mengurangi kerontokan buah. Bernardius (2002) menambahkan
Menurut Sarief (1986) bahwa unsur semakin banyak jumlah buah yang
K berfungsi membantu proses terbentuk maka berat buah per
metabolisme, yang pada akhirnya tanaman yang dihasilkan akan
dapat menghasilkan fotosintat yang semakin tinggi.
lebih banyak.

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


12

KESIMPULAN DAN SARAN Badan Penelitian dan Pengembangan


Tanaman. 2010. Budidaya
Kesimpulan dan Pascapanen Cabai
Berdasarkan hasil penelitian yang Merah (Capsicum annum
telah dilaksanakan disimpulkan L.). Balai Pengkajian
bahwa : Teknologi Pertanian Jawa
1. Frekwensi pewiwilan tidak Tengah. Jawa Tengah.
memberikan pengaruh pada
semua parameter, kecuali pada Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.
jumlah buah total per tanaman. 2015. Produksi Cabai Besar
Frekwensi pewiwilan 1 kali dan Cabai Rawit Tahun
menunjukkan jumlah buah total 2014. http://.www.bps.go.id/.
per tanaman lebih banyak Diakses pada tanggal 24 Mei
dibandingkan frekwensi 2016.
pewiwilan yang lain.
2. Konsentrasi PPC tidak Bernadius, T. W. W. 2002. Kiat
memberikan pengaruh pada mengatasi buah salak
semua parameter, kecuali pada segaran (Salacca zallacca
panjang buah. Konsentrasi PPC gaertner Voss) dengan
3 cc/l air menunjukkan panjang perlakuan pra panen.
buah yang lerbih panjang Agritek volume 9 (4). Dosen
dibandingkan konsentrasi PPC Fakultas Pertanian UPN
yang lain. “Veteran” Jatim. Jawa Timur.
3. Interaksi frekwensi pewiwilan
Djafarudin. 1987. Dasar-dasar
dan konsentrasi PPC tidak
Agronomi. Universitas
memberikan pengaruh pada
Andalas. Padang.
semua parameter.
Dartius. 1990. Fisiologi Tumbuhan
Saran 2. Fakultas Pertanian
Berdasarkan penelitian yang Universitas Sumatera Utara.
telah dilakukan, maka disarankan Medan.
adanya penelitian lanjutan tentang
pewiwilan dan pupuk pelengkap cair Ganefianti, D. W., A. N. Yulian dan
serta dianjurkan untuk meningkatkan Suprapti. 2006. Korelasi dan
konsentrasi pupuk pelengkap cair sidik lintas antara
untuk mendapatkan hasil yang lebih pertumbuhan, komponen
baik lagi. hasil dan hasil dengan
gugur buah pada tanaman
DAFTAR PUSTAKA cabai. Jurnal Akta Agroseia,
Asnijar, E. Kesumawati dan volume 9 (1): 1-6.
Syammiah. 2013. Pengaruh
varietas dan konsentrasi Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R.
pupuk bayfolan terhadap L. Mithchell. 1991. Fisiologi
pertumbuhan dan hasil Tanaman Budidaya. UI
tanaman cabai (Capsicum Press. Jakarta.
annum L.). Jurnal Agrista,
volume 17 (2): 60-66. Golcz, A., P. Kujawski dan B.
Markiewicz. 2012. Yielding
of red pepper (Capsicum

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


13

annum L.) under the Rehatta, H., A. Mahulete, dan A. M.


influence of varied Pelu. 2014. Pengaruh
potassium fertilization. konsentrasi pupuk organik
Jurnal Hortorum Cultus, cair bioliz dan
volume 11 (4): 3-15. pemangkasan tunas
air/wiwilan terhadap
Gumelar, R. M. R., S. H. Sutjahjo, S. perumbuhan dan produksi
Marwiyah dan A. Nindita. tanaman tomat
2014. Karakteristik dan (Lycopersicon esculentum
respon pemangkasan tunas Miller). Jurnal Budidaya
air terhadap produksi serta Pertanian, volume 10 (2): 88-
kualitas buah genotipe 92.
tanaman tomat lokal. Jurnal
hortikultura Indonesia, Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan
Volume 5 (2): 73-83. Pemupukan Tanah. Pustaka
Buana. Bandung.
Hanafiah, K. A. 2012. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Rajawali Press. Situmorang, A., Adiwirman dan
Jakarta. Deviona. 2014. Uji
pertumbuhan dan daya
Harjadi. 1992. Pengantar hasil enam genotype tomat
Agronomi. Gramedia (Lycopersicum esculentum
Pustaka Utama. Jakarta. Miil) di dataran Rendah.
Skripsi Fakultas Pertanian
Hatta, M. 2012. Pengaruh
Universitas Riau, Pekanbaru.
pembuangan pucuk dan
(Tidak dipublikasikan).
tunas ketiak terhadap
pertumbuhan dan hasil Sutedjo, M. 2010. Pupuk dan Cara
tanaman cabai. Jurnal Pemupukan. Rineka Cipta.
Floratek, volume 7: 85-90. Jakarta.
Jumin, H. B. 2012. Dasar-dasar Syukur, M., S. Sujiprihati., R.
Agronomi. Rajawali Press. Yunianti dan K. Nida. 2010.
Jakarta. Pendugaan komponen
ragam, herebilitasi dan
Lakitan, B. 2012. Dasar-dasar
korelasi untuk menentukan
Fisiologi Tumbuhan.
kriteria seleksi cabai
Rajawali Press. Jakarta.
(Capsicum annum L.)
Lingga, P dan Marsono. 2013. populasi F5. Jurnal
Petunjuk Penggunaan hortikultura Indonesia,
Pupuk Edisi Revisi. Penebar volume 1 (3): 74-80.
Swadaya. Jakarta.
Taufik, I., S. Soeparjono dan A.
Musnamar, E. I. 2006. Pupuk Mudjiharjati. 2013.
Organik, Cair dan Padat, Kemampuan dosis pupuk
Pembuatan dan Aplikasi. ZA dan waktu pewiwilan
Penebar Swadaya. Jakarta. tunas lateral terhadap hasil
dan kualitas cabai besar.

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018


14

Jurnal Berkala Ilmiah


Pertanian, volume 1 (1): 1-3.
Thamtawi, Marlina dan Agusni.
2017. Pengaruh aplikasi
dekamon dan waktu
pemangkasan tunas air
terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman tomat
(Solanum lycopersicum L.).
Jurnal Agrotropikal Hayati,
volume 4 (4): 324-330.
Uchida, R. 2000. Essential nutrients
for plant growth: nutrient
function and deficiency
symptoms. Plant nutrient
management in Hawaii’s soil,
approaches for tropical and
subtropical agriculture.
Collage of Tropical
Agriculture and Human
Resources. University of
Hawaii. Manoa.
Wibawa, G. 1998. Dasar-dasar
Fisiologi Tanaman.
Suryandra Utama. Semarang.
Zulkarnain. 2012. Budidaya
Sayuran Tropis. Bumi
Aksara. Jakarta.

JOM Faperta UR Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai