Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK

“MEKANISME PERSALINAN ”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 9 (B)

NAMA ANGGOTA NIM

1. I Desak Komang Mertawati (P07124018068)


2. Intan Anggun Septiana (P07124018070)
3. Mutia Rahmi Solihah (P07124018077)
4. Nurul Ariska (P07124018084)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI DIII KEBIDANAN

T. A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tentang “Mekanisme Persalinan”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Mekanisme Persalinan” ini
dapat memberikan manfaat maupun refrensi terhadap pembaca.

Mataram, 6 Agustus 2019

Kelompok 9
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Komplikasi Persalinan...................................................... 3


B. Bentuk Komplikasi Persalinan ...................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 28
B. Saran ........................................................................................... 28

Daftar Pustaka ........................................................................................ 30


BAB I

PENDAHULUAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Persalinan Normal


Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak
melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang
dari 24 jam. Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2007).
2. JenisPersalinan

Berdasarkan caranya, persalinan dapat dikelompokan dalam 4 cara,


yait (Mochtar, 1998 dalam Annisa, 2011)
a. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri.
b. Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan
cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak memanjang, presentasi
belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh
proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa
tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.
c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi jika kekuatan yang
diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan,
yaitu merangsang otot rahim berkontraksi seperti dengan menggunakan
prostaglandin, oksitosin, atau memecahkan ketuban.
d.Persalinan tindakan adalah persalinan yang tidak dapat berjalan normal
secara spontan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena terdapat indikasi
adanya penyulit persalinan sehingga persalinan dilakukan dengan
memberikan tindakan menggunakan alat bantu. Persalinan tindakan
terdiridari:
1) Persalinan TindakanPervaginam
Apabila persyaratan pervaginam memenuhi, meliputi ekstraksi
vakum dan forsep untuk bayi yang masih hidup dan embriotomi untuk
bayi yang sudah meninggal.
2) Persalinan TindakanPerabdomen
Apabila persyaratan pervaginam tidak memenuhi, berupa Sectio
Caesarea (SC).
3. TahapPersalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Tahapan Persalinan tersebut adalah
a. Kala I, Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I
dinamakan juga kala pembukaan, Normalnya Kala I berlangsung selama
12- 14 jam.
b. Kala II, Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena
kekuatan his dan kekuatan mengedan,janin didorong keluar sampai lahir.
c. Kala III, dalam kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari
dinding uterus dan dilahirkan.
d. Kala IV, Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian.
Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.
(Rohani dkk, 2011, dalam Wahyuni, 2014).
4. Faktor-Faktor yang Berperan dalam ProsesPersalinan

Berdasarkan Manuaba (2009), terdapat lima factor yang mempengaruhi


proses persalinan. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Passanger (penumpang)

b. Passageway (jalan lahir), meliputi jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu
bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina dan introitus vagina.

c. Powers(kekuatan) ibu melakukan konterkasi involunteer dan volunteer secara


bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi
involunteer disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan. Apabila
serviks berdilatasi, usaha volunteer dimulai untuk mendorong yang disebut
kekuatan sekunder, yang memperbesar kekuatan kontraksi involunter.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan persalinan normal ?


2. Apa saja penyebab terjadinya proses persalinan ?
3. Apa saja faktor yang berperan dalam persalinan ?
4. Apa saja sebab yang menimbulkan persalinan ?
5. Bagaimana proses persalinan ?
6. Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu bersalin ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum
Mahasiswa diharapkanmampu memahami materi Mekanisme Persalinan
2. Tujuan khusus

D. Manfaat Penulisan

a. Bagi Penulis
Agar penulis dapat memahami materi Mekanisme Persalinan
b. Bagi Pembaca
Agar pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang lebih banyak mengenai materi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Persalinan Normal

Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam. Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2007).
2. . Sebab Terjadinya Proses Persalinan
Penyebab terjadinya persalinan merupakan teori-teori yang komplek
antara lain ditemukan faktor hormonal, 1 – 2 minggu sebelum partus mulai
terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron bekerja sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun. Struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh prostaglandin, pengaruh tekanan pada syaraf dan
nutrisi (Prawirohardjo, 2007). Berikut teori dalam persalinan adalah sebagai
berikut :
a. Teori Keregangan
Maksudnya disini yaitu rahim yang menjadi besar dan teregang menyebabkan
iskemia otot – otot sehingga menggangu sirkulasi uteroplasenter (Sumarah,
2008).
b. Teori penurunan progesteron
Proses panuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
dan buntu. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesteron tertentu (Sumarah, 2008).
c. Teori Oksitosin internal
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi baraxton hicks.
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin
dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai (Sumarah, 2008).
d. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur 15 minggu, yang dikeluarkan
oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat
merupakan pemicu terjadinya persalinan (Sumarah, 2008).
e. Teori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula Superarenalis
Dari beberapa percobaan tersebut dapat disimpulkan ada hubungan antara
hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan. Glandula suprarenal
merupakan pemicu terjadinya persalinan (Sumarah, 2008).
f. Teori Berkurangnya Nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hippokrates untuk pertama
kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang makan hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan (Sumarah, 2008).
g. Faktor lain
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale fleksus frankenhauser yang
terletak dibelakang serviks. Bila ganglion tertekan maka kontraksi uterus dapat
dibangkitkan (Sumarah, 2008).
3. Faktor yang Berperan dalam Proses Persalinan
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
 His (kontraksi uterus)
 Kontraksi otot-otot dinding perut
 Kontraksi diafragma
 Ligmentous action terutama ligrotundum
2. Faktor Janin
3. Faktor Jalan Lahir
(Sinopsis Obstetri 93)
4. Sebab – Sebab yang Menimbulkan Persalinan
1. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron.
2. Teori Plasenta Menjadi Tua
akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori Distensi Rahim
rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori Iritasi Mekanik
di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser).
5. Induksi Partus

5. Proses Persalinan

Persalinan kala 1 :
Fase pematangan / pembukaan serviks
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur,
makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6
jam. Fase aktif terbagi atas adalah sebagai berikut :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1 adalah sebagai berikut :
1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous
plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat
terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput
ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban
pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida
berbeda dengan pada multipara :
a) pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan – pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya,
sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
b) pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di
tengah) – pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka
bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar).
c) periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara
(+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien
primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Persalinan kala 2 :
Fase pengeluaran bayi
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap.berakhir pada saat bayi telah
lahir lengkap.His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput
ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2 adalah sebagai berikut :
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis
pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar
jalan lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam. Gerakan utama
pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala adalah sebagai
berikut :
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut
dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his
dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3)
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin
terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah
dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-
bregmatikus (belakang kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan
bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul /
trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
Persalinan kala 3 :
Fase pengeluaran plasenta
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap. Berakhir dengan lahirnya
plasenta.Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus,
serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri. Lepasnya plasenta dari insersinya :
mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi /
marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga
serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan
plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi
mudah lepas dan berdarah. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah
keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit
setelah bayi lahir. (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut
solusio/abruptio placentae – keadaan gawat darurat obstetrik .
Persalinan Kala 4 :
Observasi pasca persalinan
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 adalah :
1) kontraksi uterus harus baik,
2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) kandung kencing harus kosong,
5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) resume keadaan umum bayi, dan
7) resume keadaan umum ibu.

6. Tindakan Bidan Terhadap Persalinan Normal


Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas dalam
menolong persalinan antara lain dokter, bidan serta mempunyai kopetensi dalam
menolong persalinan, menangani kegawatdaruratan serta melakukan rujukan jika
diperlukan. Penolong persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang
dianjurkan termasuk diantaranya cuci tangan, memakai sarung tangan dan
perlengkapan pelindung pribadi serta pendekontaminasian alat bekas pakai
(Rukiyah, 2009).
1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu bersalin kala I
Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan hasil observasi,
anamnesa dan pemeriksaan fisik, dengan tujuan untuk memantau kemajuan
persalinan, mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal dan
membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan
pengisian partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif).
2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu bersalin kala II
Perubahan fisiologis yang terjadi pada kala II persalinan adalah sebagai berikut :
a. His menjadi lebih kuat dan sering.
b. Timbulnya tenaga mengedan.
c. Perubahan dalam dasar panggul.
d. Lahirnya Fetus.
Mekanisme persalianan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan dengan
ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul (Sumanah,
2008). Mekanisme persalinan sebenarnya mengacu pada bagaimana janin
menyesuaikannya dan meloloskan diri dari panggul ibu, yang meliputi gerakan.
3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu bersalin kala III
Kala III persalinan disebut disebut juga sebagai kala uri atau pengeluaran
plasenta. Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta yang
mengakibatkan terlepasnya plasenta dari tempatnya , yaitu sebagai berikut :
a. Tanda-tanda lepasnya plasenta
b. Manajemen aktif kala III
c. Melakukan manajemen aktif kala III
4. Asuhan Kebidanan Pada Ibu bersalin kala IV
Asuhan Kebidanan Pada Ibu bersalin kala IV adalah sebagai berikut :
a. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
b. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit
1 jam.
c. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotic profilaxsis untuk perlindungan terhadap infeksi akibat kontak
dengan organisme berbahaya selama perpersalinan.
d. Setelah 1 jam pemberian Vitamin K, berikan suntikan imunisai hepatitis B
di paha kanan anterolateral. Kegunaan imunisasi hepatitis B untuk
mencegah penyakit yang di sebabkan virus hepatitis B yang berakibat
pada hati. Penyakit itu menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain
dari orang yang terinfeksi dan Lanjutkan pemantauan kontraksi dan
mencegah perdarahan pervaginam dan Ajarkan ibu dan keluarga cara
melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
e. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
f. Memeriksakan nadi ibu dan keaadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama dan Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa
bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,
5 o C-37, 5o C).
g. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi selama 10 menit. Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
h. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
i. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT dari sisa cairan ketuban,
lendir, dan darah ibu. Bantu ibu untuk memakai pakaian yang kering dan
bersih.
j. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI, anjurkan
keluarga untuk memberikan makanan dan minuman yang diinginkan oleh
ibu.
k. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
l. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikan bagian
dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci
kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
m. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan
asuhan kala IV.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan

b. Saran

Anda mungkin juga menyukai