“MEKANISME PERSALINAN ”
T. A. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tentang “Mekanisme Persalinan”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Mekanisme Persalinan” ini
dapat memberikan manfaat maupun refrensi terhadap pembaca.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 28
B. Saran ........................................................................................... 28
PENDAHULUAN
A. Tinjauan Pustaka
a. Passanger (penumpang)
b. Passageway (jalan lahir), meliputi jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu
bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina dan introitus vagina.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa diharapkanmampu memahami materi Mekanisme Persalinan
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Agar penulis dapat memahami materi Mekanisme Persalinan
b. Bagi Pembaca
Agar pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang lebih banyak mengenai materi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Persalinan Normal
Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam. Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2007).
2. . Sebab Terjadinya Proses Persalinan
Penyebab terjadinya persalinan merupakan teori-teori yang komplek
antara lain ditemukan faktor hormonal, 1 – 2 minggu sebelum partus mulai
terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron bekerja sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun. Struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh prostaglandin, pengaruh tekanan pada syaraf dan
nutrisi (Prawirohardjo, 2007). Berikut teori dalam persalinan adalah sebagai
berikut :
a. Teori Keregangan
Maksudnya disini yaitu rahim yang menjadi besar dan teregang menyebabkan
iskemia otot – otot sehingga menggangu sirkulasi uteroplasenter (Sumarah,
2008).
b. Teori penurunan progesteron
Proses panuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
dan buntu. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesteron tertentu (Sumarah, 2008).
c. Teori Oksitosin internal
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi baraxton hicks.
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin
dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai (Sumarah, 2008).
d. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur 15 minggu, yang dikeluarkan
oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat
merupakan pemicu terjadinya persalinan (Sumarah, 2008).
e. Teori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula Superarenalis
Dari beberapa percobaan tersebut dapat disimpulkan ada hubungan antara
hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan. Glandula suprarenal
merupakan pemicu terjadinya persalinan (Sumarah, 2008).
f. Teori Berkurangnya Nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hippokrates untuk pertama
kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang makan hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan (Sumarah, 2008).
g. Faktor lain
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale fleksus frankenhauser yang
terletak dibelakang serviks. Bila ganglion tertekan maka kontraksi uterus dapat
dibangkitkan (Sumarah, 2008).
3. Faktor yang Berperan dalam Proses Persalinan
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
His (kontraksi uterus)
Kontraksi otot-otot dinding perut
Kontraksi diafragma
Ligmentous action terutama ligrotundum
2. Faktor Janin
3. Faktor Jalan Lahir
(Sinopsis Obstetri 93)
4. Sebab – Sebab yang Menimbulkan Persalinan
1. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron.
2. Teori Plasenta Menjadi Tua
akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori Distensi Rahim
rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori Iritasi Mekanik
di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser).
5. Induksi Partus
5. Proses Persalinan
Persalinan kala 1 :
Fase pematangan / pembukaan serviks
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur,
makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6
jam. Fase aktif terbagi atas adalah sebagai berikut :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1 adalah sebagai berikut :
1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous
plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat
terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput
ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban
pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida
berbeda dengan pada multipara :
a) pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan – pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya,
sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
b) pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di
tengah) – pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka
bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar).
c) periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara
(+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien
primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Persalinan kala 2 :
Fase pengeluaran bayi
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap.berakhir pada saat bayi telah
lahir lengkap.His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput
ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2 adalah sebagai berikut :
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis
pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar
jalan lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam. Gerakan utama
pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala adalah sebagai
berikut :
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut
dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his
dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3)
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin
terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah
dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-
bregmatikus (belakang kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan
bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul /
trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
Persalinan kala 3 :
Fase pengeluaran plasenta
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap. Berakhir dengan lahirnya
plasenta.Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus,
serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri. Lepasnya plasenta dari insersinya :
mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi /
marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga
serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan
plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi
mudah lepas dan berdarah. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah
keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit
setelah bayi lahir. (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut
solusio/abruptio placentae – keadaan gawat darurat obstetrik .
Persalinan Kala 4 :
Observasi pasca persalinan
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 adalah :
1) kontraksi uterus harus baik,
2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) kandung kencing harus kosong,
5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) resume keadaan umum bayi, dan
7) resume keadaan umum ibu.
b. Saran