Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beton bertulang merupakan material yang umum digunakan dalam dunia
konstruksi, yang terdiri dari campuran beton yang dikombinasikan dengan
tulangan baja. Beton berfungsi untuk menahan gaya tekan sedangkan baja
tulangan di dalam beton berfungsi menahan gaya tarik yang bekerja.
Balok sebagai salah satu elemen struktur yang sering dijumpai, dalam
aplikasi di lapangan merupakan elemen yang cukup besar peranannya dalam
memikul beban, terutama untuk memikul beban lentur. Elemen struktur yang
panjang dan menerus seperti balok, membuat tulangan yang dipasang memerlukan
penyambungan akibat ketersediaan panjang tulangan di lapangan.
Penyambungan tulangan baja pada beton harus diperhitungkan dengan
cermat dan teliti. Hal ini dilakukan agar transfer tegangan lekatan antara tulangan
yang satu dengan tulangan lainnya tercukupi. Penyambungan tulangan sebaiknya
tidak diletakkan pada daerah dimana terjadi momen lentur maksimum dan juga
tidak terkumpul pada satu lokasi yang sama karena akan memperlemah
penampang beton khususnya pada balok.
Balok beton bertulang dapat diperkuat untuk menahan beban dengan cara
menempelkan wiremesh yang dilapisi Self Compacting Concrete (SCC) pada
daerah lentur, daerah geser dan atau pada daerah kombinasi lentur dan geser
balok. Dengan penambahan ini diharapkan wiremesh dapat membantu
meningkatkan kemampuan balok untuk menahan beban.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh A. Arwin Amiruddin (2009)
pada benda uji balok beton bertulang dengan perkuatan lentur menggunakan
Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) Grid diperoleh kekuatan lentur 3 kali
lebih kuat dari beton normal. Namun, dikarenakan masyarakat belum terlalu
mengetahui material CFRP dan juga karena harganya yang mahal, maka dipilih
material wiremesh sebagai alternatif pengganti CFRP Grid. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Hery Dualembang (2014) pada benda uji balok
beton bertulang yang diperkuat dengan menggunakan wiremesh pada daerah

1
2

lentur, diperoleh peningkatan kekuatan lentur sebesar 6-40% terhadap beton


normal.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan penelitian tentang
pengaruh penggunaan wiremesh sebagai perkuatan balok beton bertulang terhadap
perilaku lentur balok karena adanya variasi overlapping tulangan di sepertiga
bentangan balok beton bertulang. Studi ini kemudian disusun dalam bentuk tugas
akhir dengan judul :
“ Studi Penggunaan Material Retrofit Wiremesh dan SCC dengan
Variasi Overlapping Tulangan di Sepertiga Bentangan Terhadap Perilaku
Lentur Balok Beton Bertulang “
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perilaku lentur balok beton bertulang yang diperkuat dengan
wiremesh dan SCC karena adanya variasi overlapping tulangan di
sepertiga bentangan balok.
2. Bagaimana pola retakan yang terjadi pada balok beton bertulang yang
diperkuat dengan wiremesh dan SCC karena adanya variasi overlapping
tulangan di sepertiga bentangan balok.
3. Bagaimana mode kegagalan / keruntuhan pada balok beton bertulang
yang diperkuat dengan wiremesh dan SCC karena adanya variasi
overlapping tulangan di sepertiga bentangan balok.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk menganalisis perilaku lentur balok beton bertulang yang diperkuat
dengan wiremesh dan SCC karena adanya variasi overlapping tulangan di
sepertiga bentangan balok.
2. Untuk menganalisis pola retakan yang terjadi pada balok beton bertulang
yang diperkuat dengan wiremesh dan SCC karena adanya variasi
overlapping tulangan di sepertiga bentangan balok.
3

3. Untuk menganalisis mode kegagalan / keruntuhan pada balok beton


bertulang yang diperkuat dengan wiremesh dan SCC karena adanya
variasi overlapping tulangan di sepertiga bentangan balok.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengetahui
bagaimana perilaku lentur balok beton bertulang yang diperkuat dengan
wiremesh dan SCC karena adanya variasi overlapping tulangan di
sepertiga bentangan balok.
2. Dapat memberikan solusi yang efektif dan ekonomis dalam dunia
konstruksi
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Untuk mencapai tujuan diatas, maka akan dilakukan penelitian yang
bersifat studi eksperimental untuk mengetahui perilaku lentur balok beton
bertulang yang diperkuat dengan wiremesh dan SCC karena adanya variasi
overlapping tulangan di sepertiga bentangan balok.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Benda uji yang digunakan adalah balok beton bertulang dengan dimensi
270 cm x 15 cm x 20 cm sebanyak 4 buah yakni 1 buah sampel beton
normal dan 3 buah sampel beton retrofit wiremesh dan SCC.
2. Material retrofit yang digunakan adalah Welded Wiremesh Galvanized
tipe 2210 Ø 3 mm spasi 50x50 mm2), dan diselimuti beton SCC dengan
mutu 25 MPa.
3. Material retrofit dipasang pada daerah lentur balok beton bertulang
dengan menggunakan bonding agent.
4. Tulangan yang digunakan adalah besi polos Ø 10 mm ( daerah tarik ), Ø
8 mm ( daerah tekan ), dan Ø 6 mm ( sengkang ).
5. Pengujian balok beton bertulang menggunakan Static Loading Frame
dengan dua titik pembebanan.
6. Dalam analisis hanya membahas pengaruh penggunaan material retrofit
wiremesh dan SCC serta variasi overlapping tulangan di sepertiga
bentangan terhadap perilaku lentur balok beton bertulang.
4

1.6 Sistematika Penulisan


Secara umum penulisan tugas akhir ini terbagi dalam 5 (Lima) pokok
bahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan hal-hal mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, batasan masalah, serta
sistematika penulisan yang berisi tentang penggambaran secara garis
besar mengenai hal-hal yang dibahas dalam bab-bab berikutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menyajikan teori singkat dan gambaran umum tentang material
retrofit wiremesh dan SCC, sambungan tulangan, serta perilaku lentur
balok beton bertulang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat tentang uraian penjelasan mengenai alur dari
penelitian, tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian meliputi alat
dan bahan yang digunakan, lokasi penelitian, mix desain, pembuatan
benda uji, perawatan benda uji, dan pengujian lentur pada beton.
BAB IV ANALISA DATA
Bab ini merupakan penjabaran dari hasil analisis perhitungan data-data
yang diperoleh dari hasil pengujian serta pembahasan dari hasil analisis
yang diperoleh.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan mengenai hasil analisa data yang
diperoleh saat penelitian dan disertai dengan saran-saran.

Anda mungkin juga menyukai