Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN HADITS PENDIDIKAN

BILA AZAB DITURUNKAN KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT

Disusun oleh kelompok 2 :

Nama NPM

Gamal Abdul Nasser : 31.17.082

Ridha Aulia Rachman : 31.17.103

Nida Salsabila Nisrina Ismah : 31.17.095

Ahmad Baidhowi : 31.17.111

Dosen : H. Zainuddin Yusuf

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA


BAB II

PEMBAHASAN

1. Matan Hadits

،‫ ِإذَا أ َ ْنزَ َل هللاُ ِبقَ ْو ٍم َعذَابًا‬:‫سو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬
ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ قَال‬،‫ع َم َر رضي هللا عنهما‬
ُ ‫حديث اب ِْن‬
‫ ث ُ َّم بُ ِعثُوا َعلَى أَ ْع َما ِل ِه ْم‬،‫اب ْالعَذَابُ َم ْن َكانَ فِي ِه ْم‬
َ ‫ص‬َ َ‫أ‬
‫ باب إذا أنزل هللا بقوم عذابًا‬19 :‫ كتاب الفتن‬92 :‫أخرجه البخاري في‬

2. Terjemahan :

Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jika Allah menurunkan
siksa (bala') pada suatu kaum. maka semua penghuni tempat itu terkena
siksa itu, tetapi kemudian jika dibangkitkan kelak menurut amal
perbuatannya. (Bukhari, Muslim).
Di lain riwayat: Kemudian dibangkitkan menurut niat masing-masing.

3. Maksud Hadits
4. Biografi Perawi Hadits

1. Beliau lahir 13 syawal tahun 194 H (21 Juli 810) di Bukhara, sedangkan
nama aslinya ialah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin
Mughirah bin Bardizhah al-Ju'fi al-Bukhari. Bapaknya meninggal dunia
semasa ia masih kanak-kanak, dan ibunya membesarkan beliau bersendirian.
Ibunya memelihara dan mendidiknya dengan penuh kasih sayang serta
berkorban apa saja untuk memberikan pendidikan yang terbaik kepada
beliau.

Semasa kecil lagi, nilai intelek Imam Bukhari telah terlihat. Beliau
amat wara' dan mempunyai daya ingatan yang luar biasa serta mempunyai
kesungguhan dalam pelajarannya. Ia mulai menghafal hadits-hadits Nabi
sejak umur 10 tahun, dan pada umur 16 tahun sudah banyak hadits-hadits
yang ia hafalkan. Diriwayatkan bahwa ketika di dalam belasan tahun, beliau
sudah menghafal 70,000 hadis Rasulullah s.a.w.

Ketika berumur 16 tahun, Imam Bukhari pergi ke Makkah bersama ibunya


untuk menunaikan Haji. Imam Bukhari terlalu senang berada di Makkah
sehingga dia memperpanjang masa kunjungan di Makkah untuk
memungkinkan ia berguru dengan cendekiawan di Makkah. Pada umur 18
tahun, Imam Bukhari menerbitkan bukunya yang pertama tentang sahabat-
sahabat Rasulullah saw, dan setelah itu buku sejarah berjudul "Al-Tanggal-
al-Kabir".

Dalam menyelidiki hadits Nabi itu ia berkelana menuju Baghdad, Basrah,


Kufah, mekkah, Madinah, syam, Homs, Askalan, Baghdad, Naisabur dan
Mesir. Bukhari telah menemui guru-guru yang membantunya dalam
berbagai ilmu, sehingga kemudian ia bergelar Amirul Mu'lminin dalam
Hadits
Selama perjalanannya, Imam Bukhari hanya memiliki satu tujuan -
mengumpulkan sebanyak ilmu yang mungkin bisa dikumpulkan untuk
memungkinkan dia membuat pengumpulan yang terbesar sunnah hadis
Rasulullah saw. Beliau begitu giat menulis, dan pada satu ketika berkata
"Saya sudah menulis tentang 1800 orang, masing-masing meriwayatkan
hadis Rasulullah saw, dan saya hanya menulis tentang mereka yang lulus tes
yang ditetapkan. "

Imam Bukhari memiliki ingatan yang mengagumkan, dan kontribusinya


terhadap sains pengumpulan hadits tak tertandingi. Dia mencatat hadis
Rasulullah s.a.w. dalam buku "Al-Jami-al-Shahih". Dia membuat penelitian
selama 16 tahun dan meneliti 600.000 buah hadis sebelum memilih 7,525
buah hadis yang beliau puas menepati definisi legalitas yang ia tetapkan.

1. Imam Muslim bernama lengkap Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin
Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi. Imam Muslim dilahirkan di
Naisabur tahun 202 H atau 817 M. Naisabur, saat ini termasuk wilayah
Rusia. Dalam sejarah Islam, Naisabur dikenal dengan sebutan Maa Wara’a
an Nahr, daerah-daerah yang terletak di belakang Sungai Jihun di
Uzbekistan, Asia Tengah. Kehidupan Imam Muslim penuh dengan kegiatan
mulia. Beliau meran-tau ke berbagai negeri untuk mencari hadits. Dia pergi
ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Dia belajar hadits
sejak masih kecil, yakni mulai tahun 218 H.
Dalam perjalanannya, Muslim bertemu dan berguru pada ulama hadis. Di
Khurasan, dia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di
Ray, dia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu Ansan. Di Irak,
dia belajar kepada Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah. Di Hijaz,
berguru kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas’ab. Di Mesir, belajar kepada
’Amar bin Sawad dan Harmalah bin Yahya dan berguru kepada ulama hadits
lainnya. Imam Muslim berulangkali pergi ke Bagdad untuk belajar hadits,
dan kunjungannya yang terakhir tahun 259 H.

Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, Muslim sering berguru


kepadanya. Sebab dia mengetahui kelebihan ilmu Imam Bukhari. Ketika
terjadi ketegangan antara Bukhari dengan az--Zuhali, dia memihak Bukhari.
Sehingga hubungannya dengan az-Zuhali menjadi putus. Dalam kitab
syahihnya maupun kitab lainnya, Muslim tidak memasukkan hadits yang
diterima dari az-Zuhali, meskipun dia adalah guru Muslim. Dan dia pun
tidak memasukkan hadits yang diterima dari Bukhari, padahal dia juga
sebagai gurunya. Bagi Muslim, lebih baik tidak memasukkan hadits yang
diterimanya dari dua gurunya itu. Tetapi dia tetap mengakui mereka sebagai
gurunya

Setelah mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Muslim wafat pada hari
Ahad sore, dan di makamkan di kampung Nasr Abad daerah Naisabur pada
hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun. Selama hidupnya, Muslim
menulis beberapa kitab yang sangat bermanfaat

5. Kandungan Petunjuk Tentang Pendidikan Islam

Azab adalah suatu peringatan akan kemurkaan Allah pada makhluknya


(manusia) yang telah melanggar perintah Allah yaitu perbuatan yang dilarang
baik berupa ibadah, amal, iman dan lain-lain, dibalasnya dengan teguran berupa
bencana alam.

Sesungguhnya kita telah punya jawabannya dari ayat-ayat Alquran. Ketika


Allah membinasakan suatu kaum, di satu sisi hal tersebut adalah azab yang
Allah timpakan kepada mereka lantaran kekufuran mereka kepada Allah swt.
Namun, di sisi lain itu merupakan ujian bagi kaum yang beriman, supaya
mereka lebih dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah swt. Contoh,
kisah Nabi Nuh a.s. yang dipaparkan Allah dalam surat ayat 25-49. Di sana
Allah mengisahkan kaum Nabi Nuh senantiasa ingkar dan tidak mau beriman
kepada Allah swt., maka Allah timpakan azab kepada mereka berupa banjir
yang sangat besar. Bahkan, Alquran menggambarkan banjir itu datang dengan
gelombang seperti gunung. (Hud: 42). Peristiwa ini jika dilihat dari satu sisi
adalah azab yang Allah timpakan kepada kaum Nabi Nuh karena keingkaran
dan kekufuran mereka. Namun di sisi yang lain peristiwa itu adalah ujian dan
cobaan sekaligus rahmat bagi orang-orang beriman yang mengikuti Nabi Nuh.
Bagi Nabi Nuh sendiri, kejadian tersebut merupakan ujian berat. Karena dengan
mata kepalanya sendiri dari bahtera yang dinaikinya, ia menyaksikan anak
kandungnya lenyap ditelan ombak besar (Hud: 43). Orang tua mana yang tega
melihat anaknya meregang nyawa ditelan ombak besar, sementara ia aman di
atas sebuah bahtera? Jadi, ini adalah cobaan yang begitu berat bagi Nabi Nuh,
sekaligus peringatan bagi Nabi Nuh sendiri maupun bagi umatnya. Dalam
Alquran banyak sekali diceritakan tentang musibah dan bencana yang menimpa
orang-orang terdahulu. Dan, semua musibah dan bencana besar yang pernah
menimpa manusia diterangkan oleh Alquran adalah selalu terkait dengan
kekufuran dan keingkaran manusia itu sendiri kepada Allah swt. Telah tampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakan
perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).
Berikut adalah di antara ayat-ayat Alquran yang berbicara mengenai bencana
atau azab yang menimpa suatu kaum kaum, termasuk diri kita.

1. Penyebab terjadi azab atau musibah adalah lantaran mendustakan ayat-ayat


Allah. Padahal jika kita beriman, Allah akan membukakan pintu-pintu
keberkahan baik dari langit maupun dari bumi. (Al-A’raf: 96)

2. Penyebab terjadinya bencana atau musibah adalah lantaran manusia


menyekutukan Allah dengan sesuatu (baca: syirik), seperti mengatakan
bahwa Allah memiliki anak.
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai)
anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat
mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah,
dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha
Pemurah mempunyai anak. (Maryam: 91).

3. Allah timpakan bencana kepada kaum yang tidak mau memberikan


peringatan kepada orang-orang dzalim di antara mereka. Dan peliharalah
dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja
di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Al-
Anfal: 25).

4. Dalam hadits juga digambarkan bahwa azab dan bencana itu bisa bersumber
dari kemaksiatan yang akibatnya dirasakan secara sosial. Di antaranya
adalah perbuatan zina dan riba. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum mereka melakukan dengan
terang-terangan berupa riba dan zina, melainkan halal bagi Allah untuk
menimpakan azabnya kepada mereka.” (HR. Ahmad).

Sesungguhnya masih banyak ayat dan hadits yang memaparkan tentang


sebab-sebab terjadinya musibah atau bencana. Tapi, dari yang dipaparkan di
atas kita tahu bahwa setiap musibah dan bencana selalu terkait dengan dosa
yang dilakukan oleh manusia. Bentuknya bisa berupa membudayanya
praktik riba dan zina. Bisa juga karena mengkufuri nikmat Allah,
mendustakan ayat-ayat Allah, dan menyekutukan Allah.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Semua peristiwa dan bencana yang kita saksikan di atas bumi dan alam semesta
ini tidak ada yang terjadi begitu saja dengan sendirinya, melaikan sesuai
kehendak dan ketentuan Tuhan Penciptanya, yakni Allah Ta’ala.

b) Berbagai persitiwa dan bencana itu disebabkan kedurahakaan dan kesombongan


manusia terhadap Allah dan syari’at Allah serta berbagai dosa-dosa yang mereka
lakukan, sehingga Allah menurunkan berbagai azab atas mereka.

2. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
http://materi4belajar.blogspot.com/2018/11/kumpulan-contoh-saran-dalam-
makalah.html
https://medium.com/@fikrira/bicara-layar-kaca-8-azab-2018-10e462bc9f52
http://tsaqofahislamiyah99.blogspot.com/2017/01/biografi-singkat-imam-
bukhari.html
https://sholihfikr.blogspot.com/2015/05/biografi-singkat-imam-bukhari.html

Anda mungkin juga menyukai