Anda di halaman 1dari 16

TONSILITIS

CLARA AILA OCTAVIANI


01071170222
CE-A / FK17
■ Nama : Nn. P
■ Usia : 13 tahun

IDENTITAS ■

Jenis Kelamin
Pekerjaan
: Perempuan
: Siswa SMP

PASIEN ■

Alamat
Status
: Bojong Kamal
: Belum menikah
■ Tanggal datang ke puskesmas : 12 Maret 2019
Keluhan utama
Saat menelan sejak 3 hari sebelum datang ke puskesmas

Riwayat penyakit sekarang


➢Sakit saat menelan sejak 3 hari sebelum datang ke puskesmas.
➢Awal pertama kali sakit muncul tiba-tiba.
➢Sakit dirasakan setiap saat, terutama saat menelan.
➢Seperti ada yang mengganjal saat menelan, sehingga sulit dalam menelan.
➢Rasa sakit memperburuk ketika menelan, seperti sedang makan dan minum.
➢Rasa sakit mereda jika tidak sedang menelan makanan.
➢Keluhan lain yaitu
oBatuk : pasien timbul 2 hari yang lalu. Batuk merupakan batuk kering, tidak terdapat
dahak.

ANAMNESIS oPilek. Terdapat cairan berwarna bening, encer, namun banyak, terkadang bisa sampai
tersumbat.
oPasien menyangkal adanya
▪ Nyeri dan terasa mendengung pada telinga
▪ Sesak nafas dalam sehari-hari atau saat tidur, dan gangguan tidur.
▪ Lapisan abu-abu yang tebal pada amandel.
➢Mendengkur saat tidur.
➢Belum mencoba mengonsumsi obat-obatan
➢Tidak terdapat pusing, demam, mual, muntah, maupun masalah dalam proses BAB dan
BAK pada pasien.
➢Pasien mengaku merasa aktivitas sehari-harinya sedikit terganggu dengan keluhan ini
➢Riwayat imunisasi lengkap, pasien melakukan imunisasi hepatitis B, BCG, campak, dan
DTP sebanyak 5 kali. Pasien mendapat ASI sampai pasien berumur 2 tahun yang
disertai makanan pengganti ASI. Berupa makanan yang dibuat di rumah. Ibu pasien
mengaku bahwa pasien tumbuh kembang sama seperti anak-anak seumurannya, tidak
terdapat masalah.
Riwayat penyakit •Tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
•Tidak memiliki riwayat dirawat maupun dioperasi di rumah sakit

dahulu •Tidak memiliki riwayat alergi makanan, alergi obat, maupun penyakit asma,
jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol, asam urat ataupun gula darah tinggi.

Riwayat penyakit •Keluarga kandung pasien tidak pernah mengalami gejala yang sama seperti
pasien

keluarga •Tidak ada riwayat penyakit tertentu di dalam keluarga pasien, seperti penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol, asam urat ataupun gula darah tinggi.

Riwayat sosial dan • Sekolah menengah pertama.


• Keadaan sosial ekonomi keluarga pasien adalah menengah ke
ekonomi bawah dengan bantuan BPJS.

•Pasien mengaku tinggal di rumah bersama dengan kedua orang tua, dan
kakaknya.
•Lingkungan pasien berada pada tingkat kebersihan yang cukup bersih.
•Tidak terdapat wabah penyakit di lingkungan pasien. Pasien tidak
Riwayat lingkungan memelihara binatang peliharaan.
•Pola makan yang teratur, sebanyak 3 kali sehari.
dan gaya hidup •Makanan pedas, goreng-gorengan, jajanan sekolah, mie instan, dan
minuman dengan es
•Jarang melakukan kegiatan olahraga.
•Tidak memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol, tidak merokok dan
tidak menggunakan obat terlarang.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Laju Nafas : 20x/menit
BB/TB : 76 kg / 150 cm
Suhu : 36.5’C/Axilla
Pemeriksaan umum
■ Kulit
o Kering
■ Telinga
o Kebiruan/sianosis (-)
o Gangguan pendengaran (-)
o Kekuningan/jaundice (-)
o Liang telinga hiperemis (-)
o Kemerahan (-)
o Serumen (-)
o Hiperpigmentasi/hipopigmentasi (-)
o Massa(-) ■ Mulut
o Bibir kering (-)
■ Kepala
o Perdarahan gusi (-),
o Kulit kepala normal
o Lidah terdapat warna putih kotor (-)
o Lesi (-)
o Ulkus/luka (-)
o Bekas luka (-)
o Nodul/massa (-)
o Massa (-).
o Tonsil T2/T2 dan Hiperemis
■ Mata o Faring hipereremis (-).
o Simetris
■ Leher
o Konjungtiva anemis (-/-)
o Bentuk leher normal
o Sklera ikterik (-/-).
o Bekas luka (-)
■ Hidung o Pembesaran kelenjar getah bening (-).
o Simetris
o Pernapasan cuping hidung (-)
o Sekret (+)
o Mukosa hidung hiperemis (-)
PEMERIKSAAN FISIK
■ Dada : ■ Ektrimitas : Akral hangat, sianosis (-).
o Inspeksi : Gerakan nafas paru-paru kanan dan
kiri simetris secara statis dan dinamis, barrel
■ Jantung :
chest (-), masa (-), lesi (-), bekas operasi (-), – Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.
hiperpigmentasi/hipopigmentasi (-).
– Palpasi : Ictus cordis tidak teraba.
o Palpasi : normal taktil fremitus simteris kanan
dan kiri. – Perkusi : Batas jantung normal.
o Perkusi : normal paru sonor di kedua lapang ■ Kanan atas : ICS II Linea Para Sternalis
paru. Dextra.
o Auskultasi : suara napas vasikuler, ■ Kanan bawah : ICS IV Linea Para Sternalis
Ronkhi -/-, Wheezing -/-. Dextra.
■ Abdomen : ■ Kiri atas : ICS II Linea Para Sternalis
o Inspeksi : luka (-), massa (-), Sinistra.
hiperpigmentasi/hipopigmentasi (-). ■ Kiri bawah : ICS IV Linea Mid Clavicularis
o Palpasi : nyeri tekan (-), pembesaran hepar, Sinistra.
lien, ginjal (-) . – Auskultasi : terdengar suara lub (S1)
o Perkusi : Perut kembung (-), Shifting dullness (- dub (S2) normal, murmur (-), gallop (-).
), ketok CVA (-).
o Auskultasi : Bising usus 16x/min.
■ Sakit saat menelan sejak 3 hari sebelum datang ke
puskesmas.
■ Pada awal pertama kali sakit muncul tiba-tiba.
■ Sakit dirasakan setiap saat, terutama saat menelan.
■ Pasien merasa seperti ada yang mengganjal saat
menelan, sehingga sulit dalam menelan.
■ Rasa sakit memperburuk ketika menelan, seperti sedang
makan dan minum.
■ Pasien mengaku rasa sakit mereda jika tidak sedang
menelan makanan.

Resume ■ Terdapat keluhan lain yaitu:


– Batuk : timbul 2 hari yang lalu. Batuk merupakan
batuk kering, tidak terdapat dahak.
– Pilek : terdapat cairan berwarna bening, encer,
namun banyak, terkadang bisa sampai tersumbat.
– Ibu pasien mengaku terkadang pasien
mendengkur ketika tidur.
– Pasien mengaku merasa aktivitas sehari-harinya
sedikit terganggu dengan keluhan ini.
■ PF: sekret pada hidung, tonsil yang membesar T2/T2 dan
hiperemis.
■ Analisis
– Diagnosis Kerja : Suspect Tonsilitis Akut
– Diagnosis Banding : Suspect difteri
■ Penatalaksanan
– Medikal mentosa
■ Antibiotik : Amoxicillin 3x1
■ Dexamethasone : 2x1
■ Obat kumur desinfektan
– Non medikal mentosa
Edukasi untuk menghindari faktor kebiasaan seperti tidak mengonsumsi minuman dengan es,
jajanan, makanan yang berminyak dan pedas. Pasien juga disarankan untuk merubah pola makan dengan
mengganti makanan yang dikonsumsi dengan makanan yang sehat dan bergizi, seperti sayur-sayuran dan
makanan yang dimasak dirumah.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
• Definisi – Epstein-Barr virus (EBV). Dalam satu studi, EBV ditemukan berperan
sebanyak 19% dalam menyebabkan tonsillitis eksudatif pada anak-anak.
– Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang
merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer – Hemofilus influenzae merupakan penyebab tonsillitis akut supuratif.
terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam – Jika terjadi infeksi virus coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga
rongga mulut yaitu : tonsil faringeal (adenoid ), tonsil mulut akan tampak luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangat
palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tosil pangkal lidah), nyeri dirasakan pasien.
dan tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring).
• Klasifikasi • Tonsilitis Bakterial :

– Berdasarkan perjalanan penyakitnya, tonsilitis dapat – Bakteri merupakan penyebab 15-30% kasus tonsilofaringitis.

diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut – kuman group A streptokokus, B hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat,
[1,2,3,4] : pneumokokus, streptokokus viridian, streptokokus piogenes.
– Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang
• Tonsilitis Akut : merupakan suatu inflamasi akut yang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus.
terjadi pada tonsilla palatina, yang terdapat pada
• Tonsilitis Kronis
daerah orofaring disebabkan oleh adanya infeksi
maupun virus. Penyebab tersering dari tonsillitis akut – peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi akut atau
adalah tonsillitis yang disebabkan oleh virus. subklinis yang berulang.

• Tonsilitis Viral : Tonsilitis dimana gejalanya lebih – Ukuran tonsil membesar akibat hiperplasia parenkim atau degenerasi
fibrinoid dengan obstruksi kripta tonsil
menyerupai commond cold yang disertai rasa nyeri
tenggorok. Diantaranya adalah: – Biasanya nyeri tenggorok dan nyeri menelan dirasakan lebih dari 4
minggu dan kadang dapat menetap. Tonsilitis kronis adalah suatu kondisi
– Adenovirus. Umumnya ditransmisikan melalui
yang merujuk kepada adanya pembesaran tonsil sebagai akibat
sumber air yang terkontaminasi atau fecal-
infeksi tonsil yang berulang.
oral.
Patofisiologi
Tonsil berperan sebagai filter yang Kuman menginfiltrasi lapisan epitel,
Bakteri atau virus memasuki tubuh menyelimuti bakteri ataupun virus bila epitel terkikis maka jaringan
melalui hidung atau mulut. yang masuk dan membentuk antibodi limfoid superfisial mengadakan
terhadap infeksi. reaksi.

Proses ini secara klinik tampak pada


korpus tonsil yang berisi bercak
Terdapat pembendungan radang kuning yang disebut detritus. Detritus Pada tonsilitis akut dimulai dengan
dengan infiltrasi leukosit poli merupakan kumpulan leukosit, gejala sakit tenggorokan ringan
morfonuklear. bakteri dan epitel yang terlepas, hingga menjadi parah.
suatu tonsillitis akut dengan detritus
disebut tonsillitis falikularis.

Sekresi yang berlebih membuat


pasien mengeluh sakit menelan,
tenggorokan akan terasa mengental.
Sistem imun selain melawan mikroba
Pasien hanya mengeluh merasa sakit Tetapi bila penjamu memiliki kadar
dan sel mutan, sel imun juga
tenggorokannya sehingga sakit imunitas antivirus atau antibakteri
membersihkan debris sel dan
menelan dan demam tinggi. yang tinggi terhadap infeksi virus atau
mempersiapkan perbaikan jaringan.
bakteri tersebut, maka tidak akan
terjadi kerusakan tubuh ataupun
penyakit.
Gejala pada tonsillitis akut biasanya muncul secara tiba-tiba.

Gejala-gejalanya adalah:

•Rasa gatal/ kering ditenggorokan


•Kesulitan saat menelan / dysphagia
•Sakit saat menelan/ odinophagia
•Tonsil membengkak
•Sakit pada telinga
•Demam
•Mendengkur saat tidur akibat obstruksi jalan napas atas
•Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit menelan,
kadang muntah.
•Pada tonsillitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluarnya

GEJALA nanah pada lekukan tonsil.

Pada tonsillitis yang disebabkan oleh virus, umumnya terdapat


gejala seperti ;

•Sakit kepala, telinga


•Hidung tersumbat
•Batuk.
•Tonsilitis yang disertai gejala dari common cold atau ISPA biasanya merupakan
tonsillitis viral, dan pada umumnya tidak didapatkan pada tonsillitis bakteri.

Tanda klinisnya dijumpai

•Tonsil membengkak dan meradang.


•Tonsila biasanya bercak-bercak dan kadang-kadang diliputi oleh eksudat. Eksudat ini
mungkin keabu-abuan dan kekuningan. Eksudat ini dapat berkumpul, membentuk
membran dan pada beberapa kasus dapat terjadi nekrosis jaringan local
■ Pemeriksaan Penunjang
– Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaanapus
tonsil. Biakan swab sering menghasilkan beberapa macam kuman dengan
derajat keganasan yang rendah, seperti Streptococcus haemolitikus,
Streptokokus viridans, Stafilokokus, atau Pneumokokus.
– pemeriksaan laboratorium meliputi :
■ Leukosit : terjadi peningkatan
■ Hemoglobin : terjadi penurunan
■ Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
Non medikamentosa
•Memperbaiki higiene mulut
•Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama 2-3
minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.

Untuk pasien yang menderita tonsilitis akut, berikut ini penatalaksanan yang
dapat diberikan, yaitu:
•Pemberian antibiotika spektrum luas selama 1 minggu dan vitamin C dan B kompleks. Pada beberapa
penelitian menganjurkan pemberian antibiotik lebih dari 5 hari. Pemberian antibiotik secepatnya akan
mengurangi gejala dan tanda lebih cepat. Meskipun demikian, tanpa antibiotik, demam dan gejala
lainnya dapat berkurang selama 3-4 hari.
•Antibiotik golongan penisilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan

TERAPI
desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.
•Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema
pada laring dan obat simptomatik. Kortikosteroid dapat berupa dexamethasone. Dosis yang diberikan
pada anak yaitu 0,08-0,3 mg/kg/hari atau 2,5-5 mg/m2/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam.
•Pemberian antipiretik.

Tonsilitis bakteri
•Penisililin merupakan antibiotik lini pertama untuk tonsilitis akut yang disebabkan bakteri group A
streptococcus B hemoliticus (GABHS). Walaupun pada kultur GABHS tidak dijumpai, antibiotik tetap
diperlukan untuk mengurangi gejala. Jika dalam 48 jam gejala tidak berkurang atau dicurigai resisten
terhadap penisilin, antibiotik dilanjutkan dengan amoksisilin asam klavulanat sampai 10 hari.

Tonsillitis kronik
•Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur/hisap dan terapi radikal dengan tonsilektomi bila
terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak berhasil
Diagnosis Banding

■ Difteria adalah suatu penyakit bakteri akut terutama menyerang


tonsil, faring, laring, hidung, adakalanya menyerang selaput lendir
atau kulit serta kadang-kadang konjungtiva atau vagina. Infeksi
saluran respiratorik atas atau nasofaring menyebabkan selaput
berwarna keabuan dan bila mengenai laring atau trakea dapat
menyebabkan ngorok (stridor) dan penyumbatan. Sekret hidung
berwarna kemerahan. Toksin difteri menyebabkan paralisis otot
dan miokarditis, yang berhubungan dengan tingginya angka
kematian. Secara hati-hati periksa hidung dan tenggorokan anak,
terlihat warna keabuan pada selaputnya, yang sulit dilepaskan.
Pada anak dengan difteri faring, terlihat jelas bengkak pada leher
(bull neck).
Analisa kasus
Diagnosis tonsilitis akut Diagnosa banding difteri Terapi

• Gejala sakit dan sulit ketika • Kesamaan : sulit ketika menelan • Non-medika mentosa :
menelan, batuk, pilek, dan hidung • Leher yang membengkak, mual, • Menjaga kebersihan tangan dan
tersumbat. muntah, dan adanya mulut untuk mencegah
• PF : tonsil yang membesar T2 yang pseudomembran abu-abu pada penyebaran mikroorganisme yang
belum mencapai garis tengah dan faring, laring, atau tonsil dapat menimbulkan tonsillitis
hiperemis. • Diperlukan pemeriksaan penunjang • Menjaga agar tidak
• Akut : pasien baru pertama kali yaitu pemeriksaan darah lab rutin mengonsumsi minuman ber es,
mengalami keluhan seperti ini dan laboratorium berupa kultur dan makanan yang berminyak dan
• Faktor : kebiasaan dalam uji resistensi kuman dari sediaan pedas
mengonsumsi makanan-makanan apusan tonsil untuk mengetahui • Istirahat.
yang berminyak dan pedas kuman penyebab. • Medika mentosa :
• Pemberian antibiotika spektrum
luas, seperti amoxicillin, selama
1 minggu
• Vitamin C dan B kompleks untuk
mencegah infeksi sekunder
• Pemberian kortikosteroid untuk
obat simptomatik, seperti
dexamethasone.
• Pemberian obat kumur dengan
disinfektan.

Anda mungkin juga menyukai