Jurnal Pajak
Jurnal Pajak
Pendidikan
e-mail : mhadilubis07@gmail.com
Ringkasan :
Pendidikan di era modern ini merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
demi terciptanya kemandirian dan kemajuan suatu bangsaUN adalah salah satu indikator dari
delapan Standar Nasional Pendidikan. Masih ada berbagai alat ukur lain yang digunakan oleh
Kemdikbud, antara lain: UKG (Uji Kompetensi Guru), menilai kemampuan pedagogik dan
kompetensi keilmuan guru INAP (Indonesia National Assessment Program), ukuran mutu
tingkat sekolah PISA (Programme for International Student Assessment), pengukuran
capaian kinerja siswa skala internasional. Kemdikbud mengajak semua pihak untuk
mengubah fokus yaitu dari sekedar soal nilai dan hasil kelulusan, UN menjadi pemanfaatan
berbagai indikator 3 kinerja yang ditangkap oleh berbagai alat ukur untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa UN merupakan salah satu bentuk dari kegiatan
evaluasi pendidikan yang berupa evaluasi hasil belajar siswa. Selain itu, UN juga dijadikan
sebagai alat evaluasi pendidikan serta pemetaan masalah mutu pendidikan dalam upaya
pemerintah untuk menyusun kebijakan pendidikan nasional. Pendidikan nasional dari waktu
ke waktu banyak mengalami perombakan dan perbaikan, pada dasarnya hal tersebut baik dan
merupakan upaya untuk menyelesaikan kasus yang biasa dialami selama UN
berlangsungPada tahun pelajaran 2014/2015 Kemdikbud mengeluarkan kebijakan baru terkait
penyelenggaraan UN yaitu ujian nasional dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) cara. Pertama,
ujian nasional dilaksanakan dengan mekanisme secara tertulis atau Paper Based Test (PBT).
Kedua, ujian nasional dapat dilaksanakan dengan mekanisme berbasis komputer atau yang
dikenal dengan Computer Based Test (CBT). Sebenarnya perbedaan kedua metode
pelaksanaan ujian nasional tersebut hanya terletak pada aspek teknis dalam pelaksanaan saja,
yang meliputi penggandaan dan pendistribusian soal UN oleh pemerintah dan pengerjaan soal
UN oleh siswa. Untuk UN konvensional, penggandaan soal dan pendistribusian soal UN serta
pengerjaan soal UN oleh siswa kurang lebih sama seperti mekanisme tahun 4 sebelumnya.
Sedangkan untuk UN berbasis komputer, penggandaan soal dan pendistribusian soal UN serta
pengerjaan soal UN oleh siswa menggunakan komputer secara langsung..
1
1.1 Identifikasi Masalah
Disini penulis melakukan suatu penelitian terhadap Pelaksanaan UN berbasis
komputer yang dimana dengan seiringnya perkembangan zaman di dalam dunia
pendidikan, kemdikbud melakukan sebuah inovasi terbaru agar UN berjalan dengan
baik dan berbasis teknologi keamanan yang ketat sehingga kemdikbud melakukan
penerapan atau pelaksanaan UN berbasis komputer di dunia pendidikan
2
Pembahasan
Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim
dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah),
kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil
ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload)
Dapat disimpulkan bahwa UN merupakan salah satu bentuk dari kegiatan evaluasi
pendidikan yang berupa evaluasi hasil belajar siswa. Selain itu, UN juga dijadikan sebagai
alat evaluasi pendidikan serta pemetaan masalah mutu pendidikan dalam upaya pemerintah
untuk menyusun kebijakan pendidikan nasional. Pendidikan nasional dari waktu ke waktu
banyak mengalami perombakan dan perbaikan, pada dasarnya hal tersebut baik dan
merupakan upaya untuk menyelesaikan kasus yang biasa dialami selama UN berlangsung
seperti, membocorkan soal atau memberi jawaban bahkan budaya menyontek yang sudah
umum dilakukan dan diketahui oleh murid, guru dan orang tua murid.
3
Pada tahun pelajaran 2014/2015 Kemdikbud mengeluarkan kebijakan baru terkait
penyelenggaraan UN yaitu ujian nasional dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) cara. Pertama,
ujian nasional dilaksanakan dengan mekanisme secara tertulis atau Paper Based Test (PBT).
Kedua, ujian nasional dapat dilaksanakan dengan mekanisme berbasis komputer atau yang
dikenal dengan Computer Based Test (CBT). Sebenarnya perbedaan kedua metode
pelaksanaan ujian nasional tersebut hanya terletak pada aspek teknis dalam pelaksanaan saja,
yang meliputi penggandaan dan pendistribusian soal UN oleh pemerintah dan pengerjaan soal
UN oleh siswa. Untuk UN konvensional, penggandaan soal dan pendistribusian soal UN serta
pengerjaan soal UN oleh siswa kurang lebih sama seperti mekanisme tahun 4 sebelumnya.
Sedangkan untuk UN berbasis komputer, penggandaan soal dan pendistribusian soal UN serta
pengerjaan soal UN oleh siswa menggunakan komputer secara langsung. Penyelenggaraan
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014
secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur
(SIKL). Hasil penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan
dan semakin mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan
UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135
SMA/MA, dan 379 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Secara konseptual UNBK ini tidak
menggunakan metode online secara mutlak yang memerlukan koneksi jaringan internet yang
luas. Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim
dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah),
kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil
ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload) .
“Ujian nasional berbasis kertas mempunyai kelemahan, diantaranya: bentuk soal yang
digunakan pada saat ujian sulit untuk dibuat bervariasi; tampilan soal terbatas; hanya dua
dimensi; diperlukan banyak kertas dan biaya penggandaan yang cukup besar; pengamanan
kerahasiaan soal relatif sulit dan memerlukan biaya cukup besar; pengolahan hasil
memerlukan waktu yang relatif lama.” Pada intinya, pelaksanaan UNBK dilakukan guna
menekan biaya pengeluaran terhadap pelaksanaan ujian nasional dalam segi pengaplikasianya
di lapangan. Dari proses pencetakan soal, penggandaan soal, pencetakkan lembar jawab siswa
dan proses pendistribusian soal yang membutuhkan biaya yang relatif tidak sedikit. Maka
dari itu salah satu alternatif pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan atau
memanfaatkan teknologi komputer dan informasi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Bentuk pemanfaatan teknologi komputer dan informasi ini adalah dengan menerapkan bentuk
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
4
Prosedur Pendaftaran Sekolah Calon Penyelenggara UNBK 2016
TUGAS PROVINSI:
Provinsi dan Kota/kab membentuk Tim UNBK 2016, dan menyampaikan ke Pusat.
Provinsi men-check list Kota/Kab yang akan menyelenggarakan UNBK dalam web UNBK
dan menyampaikan username dan password web UNBK ke Kota/kab tersebut.
Tim Teknis Propinsi dapat melakukan verifikasi kesiapan sekolah bersama-sama dengan tim
teknis kota/kabupaten.
TUGAS KOTA/KABUPATEN:
Kota/kab men-check list sekolah calon penyelenggara UNBK dalam web UNBK dan
menyampaikan username dan password web UNBK ke masing-masing sekolah tersebut.
Tim Teknis Kota/Kabupaten dan atau Propinsi melakukan verifikasi kesiapan sekolah.
TUGAS SEKOLAH:
Sekolah melakukan pendaftaran UNBK dengan cara mengisi formulir pendaftaran melalui
web UNBK.
Sekolah yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara UNBK 2016, mencetak formulir surat
kesiapan dari web UNBK dan mengisinya serta ditandatangani oleh kepala sekolah dan
pejabat dinas pendidikan kab/kota (min eselon III).
5
2.3 Ujian Nasional Bebasis Komputer dilakukan di seluruh sekolah
Indonesia
Mendikbud meminta agar kepala dinas pendidikan di daerah bekerja sama dengan perguruan
tinggi, sehingga bisa menyelenggarakan UNBK.
Melalui pelaksanaan UNBK, lanjut dia, akan ada efek berganda, yakni bisa melakukan
pemetaan sarana dan prasarana. Harapannya, pihaknya mengetahui berapa banyak kebutuhan
komputer.
Berdasarkan situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah yang mengikuti UNBK
tahun 2017 sebanyak 30.756 sekolah yang terdiri dari 11251 SMP/MTs, 9667 SMA, dan
9838 SMK dari sekolah di seluruh Indonesia.
Dari dua kali simulasi yang sudah dilaksanakan ada beberapa catatan penting untuk para
pemegang kebijakan agar dilakukan pembenahan sehingga pada saat pelaksanaan UNBK
nanti semuanya berjalan dengan lancar.
6
e. Server Puspendik sering down. Pada saat simulasi hari pertama server puspendik
server dibeberapa sekolah sempat down. Akibarnya siswa terlambat login karena
servernya gangguan atau sedang down. Permasalahan ini seharusnya tidak terjadi
mengingat levelnya nasional. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan seharusnya sudah menyiapkan server berkapasitas besar jauh-jauh hari
sebelum pelaksanaan. Sehingga nantinya tidak lagi ditemukan server yang bermasalah
saat siswa akan mengerjakan soal.
f. Penggunaan Huruf dalam menjawab soal ternyata bisa untuk huruf yang bukan
pilihan. Pada saat menjawab soal, beberapa siswa bisa menggunakan huruf A, B, C,
dan D dengan menekan keyboard pada huruf tersebut, tetapi kenyataannya huruf
selain A, B, C, dan D bisa muncul. Ini bisa dilihat dari hasil simulasi ada beberapa
siswa yang menjawab X atau huruf lainnya selain huruf yang sudah ditentukan.
Peserta UNBK adalah peserta didik pada jenjang SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK
dari satuan pendidikan yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Panitia Pelaksana
Tingkat Provinsi dan telah diverifikasi oleh Panitia Pelaksana Tingkat Pusat.
Dan dengan adanya implementasi dari kemdikbud yang dimana dengan seiringnya
zaman teknologi sekolah yang mempunyai standar kelayakan yang memadai untuk
melakukan UNBK maka sekolah tersebut harus atau wajib melakukan UNBK,bukan hanya
untuk mendorong kemajuan teknologi atau mengikutin kemajuan teknologi tapi disini agar
para siswa dapat melakukan ujian nasional dengan baik tanpa kendala.
Dengan adanya Kriteria bagi pelaksana UNBK adalah seluruh persyaratan yang
berlaku bagi satuan pendidikan pelaksana UNBK
7
2.4 Persyaratan peserta Ujian Nasiona Berbasis Komputer
Persyaratan sekolah peserta UNBK tahun pelajaran 2015/2016 yaitu:
b. Client (utama dan cadangan): 1. PC atau Laptop 2. Monitor minimal 12 inch 3. Processor
minimal dual core 4. RAM minimal 512 MB 5. Operating System: Windows XP/Windows
7/Windows 8/LINUX 6. Web Browser: Chrome/Mozilla Firefox/Xambro 7. Harddisk
minimal tersedia 10 GB (free space) 8. LAN Card 9. Jumlah client mengikuti rasio 1 : 3 (
1 client untuk 3 peserta) 10. cadangan minimal 10%. 11. Headset/earphone (untuk ujian
listening SMA/MA dan SMK)
8
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
UN adalah salah satu indikator dari delapan Standar Nasional
Pendidikan. Masih ada berbagai alat ukur lain yang digunakan oleh
Kemdikbud, antara lain: UKG (Uji Kompetensi Guru), menilai kemampuan
pedagogik dan kompetensi keilmuan guru INAP (Indonesia National
Assessment Program), ukuran mutu tingkat sekolah PISA (Programme for
International Student Assessment), pengukuran capaian kinerja siswa skala
internasional. Kemdikbud mengajak semua pihak untuk mengubah fokus yaitu
dari sekedar soal nilai dan hasil kelulusan, UN menjadi pemanfaatan berbagai
indikator 3 kinerja yang ditangkap oleh berbagai alat ukur untuk
meningkatkan mutu pendidikan
3.2 SARAN
Demikian karya ilmiah ini saya buat, saya menyadari bahwa karya
ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan karya
ilmiah berikutnya. Dan semoga karya makalah ini berguna untuk kita semua.
Amin.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/27563/12/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.
pdf
(Sumber: http://unbk.kemdikbud.go.id/).
http://www.ybhk.or.id/pendidikan/ujian-nasional-berbasis-komputer-unbk-2016/
http://eprints.uny.ac.id/33386/1/Edy%20Marhatta%20Sofyan%2011501244026.pdf
10