Anda di halaman 1dari 39

1

PARTNER STRATEGIC PLAN (PSP)


L-pamas provinsi lampung 2013-2015

LEMBAGA PEMERHATI ANAK DAN MASYARAKAT

(L-Pamas)PRINGSEWU LAMPUNG
2013

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


2

1.1. Latar belakang


Focus pada anak dan masyarakat

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam satu dasawarsa terakhir ini
telah membawa berbagai perubahan pada hampir semua aspek kehidupan
manusia. Kondisi ini antaralain ditandai dengan semakin banyaknya permasalahan
yang tidak dapat dipecahkan kecuali dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi, perubahan
tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang
semakin ketat dan selektif. Disisi lain, keadaan ini juga telah berdampak buruk
bagi anak-anak, terutama yang berasal dari keluarga yang secara ekonomi kurang
beruntung.

Jika kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan bangsa indonesia akan semakin
sulit untuk mampu bersaing dengan negara lain di dunia. Sebab itu, masayarakat
dituntut untuk berperan aktif, dalam rangka mewujudkan kehidupan yang lebih
baik dengan menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai kemanusiaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka aspek legalitas peran aktif masyarakat
dalam membangun manusia indonesia seutuhnya dapat dilakukan dengan mendiri-
kan suautu organisasi sosial kemasyarakatan. Kondisi ini selanjutnya menjadi
dasar bagi berdirinya “Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat(L-PAMAS)
Provinsi Lampung. Guna memenuhi persyaratan sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, maka secara legal formal lembaga ini didirikan
berdasarkan Akta Notaris M. REZA BERAWI, S.Hnomor 24 tanggal 18 Juni
2007.
Selain latarbelakang dan permasalahan umum di atas, keberadaan lembaga ini
dimaksudkan untuk berperan aktif dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial
kemasyarakatan, terutama yang berkaitan dengan masalah anak dan remaja.
Meski demikian, aktivitas L-PAMAS Provinsi Lampung lebih difokuskan pada
bagaimana mengatasi permasalahan anak dan remaja (usia nol hingga 24 tahun)
terutama ditinjau dari aspek pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi, perlindungan,
dan keterjaminan atas hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupannya.
1.2. Pilar-pilar strategis
Pilar-pilar strategis dari landasan pendirian Lembaga Pemerhati Anak dan
Masyarakat (L_PAMAS) Provinsi Lampung mengacu pada strategi pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang menjunjung tinggi dan

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


3

memegang teguh norma agama dan kemanusian, norma persatuan bangsa, norma
kerakyatan dan demokrasi, serta nilai-nilai keadilan sosial.
Secara lebih jelas pilar strategis sebagai landasan program dan kegiatan lembaga
lebih difokuskan pada issu strategis pembangunan anak dan remaja yang
dikelompokan dalam tiga katagori, masing-masing anak usia nol hingga lima
tahun, anak usia enam hingga 15 tahun dan remaja usia 16 hingga 24 tahun.

1.3. Profil Lembaga

1. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi adalah suatu keadaan yang diinginkan pada suatu periode perencanaan.
Dalam konteks ini, keadaan yang ingin dicapai oleh L-Pamas pada tahun 2023.
Misi adalah upaya untuk mencapai Visi. Sedangkan tujuan, adalah sasaran yang
hendak di capai lembaga dalam menjalankan kegiatannya sebagai indikator dalam
mencapai keberhasilan. Berdasarkan pengertian tersebut maka dirumuskan Visi,
Misi, dan Tujuan L-Pamas sebagai berikut:
Visi : Menjadi Lembaga Profesional Dibidang Perlindungan Anak dan
Masyarakat Tahun 2023.
Indikator Visi:
Terwujudnya L-Pamas sebagai lembaga yang melindungi anak dan masyarakat
secara terencana dan bertanggungjawab.
Misi : 1. Memerjuangkan terpenuhinya hak-hak anak dalam semua aspek
kehidupan.
2. Melakukan penjaminan agar anak dapat terus bersekolah, tumbuh,
dan berkembang, tanpa kekerasan, diskriminatif, dan mereka
mendapat perlindungan.
3. Mendorong terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan peduli
kepada anak.
Tujuan : 1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang dinamis.
2. Mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi norma dan
nilai-nilai kemanusiaan.
3. Mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi norma
kerakyatan dan demokrasi.
4. Mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
keadilan sosial.
5. Mewujudkan masyarakat yang dapat melakukan penjaminan
terhadap adanya perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak
dalam setiap aspek kehidupan.
4. Nilai-nilai dasar

Beberapa nilai-nilai dasar yang dianut dalam pengelolaan lembaga antara lain:
1) Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Toleransi dan saling menghargai;
3) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


4

4) Menjunjung tinggi norma kerakyatan dan demokrasi; dan


5) Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial.
5. Nilai-nilai Organisasi

Nlai-nilai organisasi yang dijunjung dalam pengelolaan lembaga antara lain:


1) Solidaritas;
2) Kejujuran;
3) Transparansi;
4) Tanggung jawab;
5) Profesionalisme;
6) Semangat cinta kasih; dan
7) Loyalitas.
6. Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Personal yang terlibat dalam pengelolaan dan aktivitas lembaga baik langsung
maupun tidak langsung sebanyak 32 orang, yang terdiri dari 27 orang laki-laki dan
4 orang perempuan.Secara rinci tentang jumlah personal dan statusnya sebagai
berikut:

NO KETERANGAN JUMLAH PERSONIL KETERANGAN


1 Badan pendiri 7 orang
2 Badan Pengurus 5 orang
3 Karyawan 9 orang Daftar terlampir
4 Voulenter 11 orang
JUMLAH 32 orang

Selanjutnya, dari jumlah tersebut dilakukan spesialiasi penugasan sebagai berikut:

NO SPESIALISASI PENUGASAN JUMLAH KETERANGAN


1 Community development 3 orang pengurus & karyawan
2 Self child development 3 orang voulenter
3 Coorperation 5 orang karyawan, pengurus
4 Education 2 orang pengurus
5 Religius 1 orang karyawan
6 Psikologi pendidikan 1 orang pengurus
7 Networking 1 orang karyawan
8 Organic plant farming 1 orang voulenter
9 Komputer 12 orang Karyawan, pengurus
10 Bahasa inggris 2 orang Karyawan, voulenter

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


5

7. Ketentuan Badan Pengurus

1. Lembaga ini dipimpin oleh Badan Pengurus yang terdiri dari ketua,sekretaris,
bendahara, dan anggota yang diangkat oleh Badan Pendiri.
2. Anggota Badan Pengurus diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pendiri
untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa
jabatan berikutnya.
3. Jika terjadi kekosongan anggota Badan Pengurus, maka akan diisi oleh Badan
Pendiri yang berasal dari calon yang diusulkan oleh Badan Pengurus.
4. Badan Pengurus dapat membentuk pengurus harian. Proses dan prosedur
pembentukannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
5. Anggota Badan Pengurus dapat menerima honorarium dari lembaga yang
besarnya ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Badan Pengurus dan
disetujui oleh Badan Pendiri.

8. Hak & Kewajiban Badan Pengurus

1. Badan Pengurus wajib memenuhi ketentuan yang terdapat dalam Anggaran


Dasar.
2. Peraturan yang dianggap perlu dan belum tercantum dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga dapat dibuat oleh Badan Pengurus.
3. Ketua berhak mewakili lembaga untuk melakukan segala tindakan baik yang
berkenaan dengan penngelolaan maupun kepemilikan didalam dan diluar
pengadilan, kecuali untuk hal-hal dibawah ini harus mendapat persetujuan
Badan Pendiri, yaitu :
a. Meminjam uang atas tanggungan lembaga atau meminjamkan uang milik
lembaga kepada pihak lain;
b. Membeli, menjual, atau dengan cara lain untuk mendapatkan atau
melepaskan hak atas barang yang tidak bergerak;
c. Menjadikan lembaga sebagai pengikat atas suatu jaminan;
d. Menggadaikan barang atau assetmiliklembaga.
4. Badan Pengurus wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan
lembaga kepada Badan Pendiri paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung
sejak berakhirnya tahun kalender sebagai tahun buku.
5. Pembagian tugas dan tanggungjawab Badan Pegurus akan ditetapkan lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

9. Mekanisme Pengambilan Keputusan

1. Badan Pengurus wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam 4


(empat) bulan,atausewaktu-waktujika dianggap perlu.
2. Rapat Badan Pengurus dipimpin oleh ketua. Jika ketua berhalangan rapat
dapat dipimpin oleh seorang anggota pengurus yang hadir;

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


6

3. Rapat Badan Pengurus dianggap sah, jika dihadiri oleh lebih dari dua per
tigadari jumlah anggota Badan Pengurus. Jika jumlah anggota yang hadir
tidak cukup, maka rapat Badan Pengurus dinyatakan batal. Rapat berikutnya
dapat dilaksanakan setelah 7 hari dan selambat-lambatnya 14 hari setelah itu,
dengan tidak memperhitungkan jumlah anggota yang hadir sebagai syarat
sahnya rapat Badan Pengurus;
4. Setiap anggota Badan Pengurus memiliki hak satu suara. Keputusan diambil
berdasarkan musyawarah dan mufakat, jika tidak tercapai, maka keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.

10. Pengawasan dan Pengendalian

1. Badan Pendiri berhak melakukan fungsi pengawasan atas seluruh aktivitas


Badan Pengurus dengan berbagai teknik dan metode.
2. Badan Pendiri memiliki kewenangan penuh untuk menunjuk dan menugaskan
tenaga ahliuntuk melakukan pemeriksaan terhadap seluruh aktivitas dan
personal Badan Pengurus.

2.1. Kondisi Umum Provinsi Lampung


Nama Provinsi Lampung berasal dari nama suku asli masyarakat Lampung.
Sebelum kemerdekaan, daerah Lampung merupakan wilayah keresidenan yang
dipimpin oleh seorang residen (Residentie lampungche districten) yang terdiri dari
beberapa afdeling (Afdeling Teloekbetoeng, afdeling Metro, dan afdeling
Kotabumi). Daerah perdesaan atau perkotaan tua/lama dengan ciri kehidupan
tradisional masih dapat dijumpai di berbagai daerah seperti Sukadana, Menggala,
Kenali, Liwa, Blambangan Umpu, dan daerah lainnya. Saat ini beberapa dari kota-
kota tersebut telah menjadi ibukota kabupaten bagi daerahnya masing-masing.
Hingga saat ini Provinsi Lampung terdiri dari 14 Kabupaten/Kota, dengan jumlah
penduduk mencapai 7.608.405jiwa (tahun 2010). Kabupaten Lampung Tengah
merupakan kawasan dengan jumlah penduduk tertinggi dibandingkan dengan 13
kabupaten/kota lainnya, yaitu sebanyak 1.444.733 jiwa atau sebesar 19 % dari
total penduduk Provinsi Lampung. Meski demikian, jika ditinjau dari
kepadatannya, Kota Bandar Lampung merupakan kawasan dengan penduduk
paling padat di Provinsi ini.
Kondisi infrastruktur diantaranya tercermin dari ketersediaan jalan darat. Jalan
utama yang menghubungkan antar provinsi terdiri dari jalan lintas sumtera,
meliputi lintas barat, lintas tengah, dan lintas timur. Jalan ini berawal dari
pelabuhan Bakauheni di Kabupaten Lampung Selatan membentang menuju

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


7

perbatasan Provinsi Sumatra selatan melalui pusat kota, yang disebut jalan lintas
tengah sumtera. Selanjutnya, jalan yang berawal dari Bakauheni menuju
perbatasan Sumatra Selataen melalui kabupaten Lampung Timur, Tulang Bawang,
dan kabupaten Mesuji, ini dinamakan jalan lintas timur sumatera. Kemudian,
jalan yang bermula dari Bakauheni menuju pusat kota, lalu melintasi kabupaten
Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Pesisir Selatan, dan Kabupaten Lampung
Barat untuk selanjutnya menuju Provinsi Bengkulu, ini disebut jalan lintas barat
sumatera. Secara umum kondisi jalan tersebut relatif baik dan dapat dilintasi oleh
berbagai jenis kendaraan. Kondisi demikian menjadikan Provinsi Lampung
dikenal sebagai gerbang keluar masuk pulau sumatra dari dan ke kota besar
lainnya di pulau jawa.
Ketersediaan rel kereta api yang membentang dari kota Bandar Lampung hingga
ke kota Palembang Provinsi Sumetra Selatan dalam kondisi cukup baik.Jalur ini
telah tersedia sejak zaman Pemerintahan Kolonial Belanda untuk membawa hasil
perkebunan dan pertanian lainnya. Selain sebagai alat transportasimelalui kereta
api penumpang, jalur rel ini juga digunakan untuk kepentingan transportasi
angkutan barang terutama batubara dari kabupaten Tanjung Enim ke kota Bandar
Lampung.
Selain transportasi darat, Provinsi Lampung juga memiliki sarana transportasi
udara. Keberadaan lapangan terbang (air port) Radin Inte II yang terletak sekitar
25 km dari pusat kota provinsi, tetapi termasuk dalam wilayah Kabupaten
Lampung Selatan, merupakan lapangan terbang skala nasional dan dalam waktu
dekat akan segera menjadi lapangan terbang bertaraf internasional. Selain itu,
lapangan terbai Serai di Kabupaten Lampung Barat, juga merupakan sarana
transportasi umum khususnya untuk menlayani masyarakat dari dan yang akan
menuju ke daerah sekitar. Lapangan terbang angkatan udara di Kabupaten Tulang
Bawang, dan Lapangan Terbang Anggkatan Darat “Gatot Subroto” di Kabupaten
Way Kanan juga merupakan sarana transportasi udara yang ada di Provinsi ini.
Ketersediaan angkutan sungai di wilayah kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang,
merupakan jalur transportasi sungai yang membentang sepanjang kurang lebih
100 km. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan transportasi dengan
menggunakan kapal sekala kecil atau jenis perahu.
Jika ditinjau dari aspek ekonomi, Provinsi Lampung merupakan daerah agraris
dengan penghasilan utama dari sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Potensi perkebunan terbesar daerah ini didominasi oleh perkebunan tebu, kelapa
sawit, karet, kopi, dan lada. Jika daitinjau dari aspek peran daerah dalam
memberikan kontribusi pada program swasembada pangan, provinsi Lampung
merupakan daerah penghasil gula nomor dua terbesar di Indonesia setelah Jawa
Timur. Dengan demikian provinsi ini memegang peranan penting dalam upaya
pencapaian swasembada pangan nasional tahun 2014. Hal yang sama juga terjadi
pada komoditas lain seperti kelapa sawit, karet, kopi dan sektor peternakan serta
sektor pertanian lainnya.
Jika ditinjau dari aspek geografis Provinsi Lampung memiliki wilayah daratan
seluas 35.288,35 km2. Secara keseluruhan luas wilayah termasuk pesisir, pulau
kecil dan laut mencapai 51.991 km2, dengan panjang garis pantai mencapai 1.105

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


8

km2. Jumlah pulau sebanyak 69 buah (besar dan kecil). Secara geografis batas
daerah ini sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan : Provinsi Sumsel dan Bengkulu
Sebelah selatan berbatasan dengan : Selat Sunda Provinsi Banten
Sebelah barat berbatasan dengan : Samudera Hindia
Sebelah timur berbatasan dengan : Laut jawa dan Selat Malaka

1.4. Kondisi Umum Kabupaten Pringsewu


Kabupaten Pringsewu merupakan Daerah Otonom Baru di Provisi Lampung hasil
pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Pembentukan Kabupaten Pringsewu
berdasarkan Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2008
tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung yang disahkan
oleh DPR RI pada tanggal 29 Oktober 2008 dan diresmikan oleh presiden RI
`pada tanggal 11 Nopember 2008.
Luas wilayah kabupaten Pringsewu mencapai 625 km2. Secara geografis daerah
ini berbatasan dengan beberapa kabupaten sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan : Kabupaten Lampung Tengah;
Sebelah selatan berbatasan dengan : Kabupaten Tanggamus;
Sebelah barat berbatasan dengan : Kabupaten Tanggamus; dan
Sebelah timur berbatasan dengan : Kabupaten Pesawaran.
Hingga awal tahun 2013 kabupaten Pringsewu terdiri dari 9 kecamatan dan 131
desa dan kelurahan defenitif, dengan jumlah penduduk sebanyak 369.336 jiwa dan
jumlah kepala keluarga sebanyak 96.743 kk. Dari jumlah tersebut31,06% atau
sebanyak 30.048 kk (termasuk katagori keluarga miskin/pra sejahtera yang
tersebar di 9 kecamatan. Secara rinici tentang jumlah keluarga miskin di
Kabupaten Pringsewu sebagai berikut:

JUMLAH
N0 DESA/KELUR PENDUDUK PERSENTASE
KECAMATAN
AHAN MISKIN (KK) (%)
1 Pringsewu 20 4.781 15,91
2 Gadingrejo 23 6.014 20,01
3 Sukoharjo 16 2.743 9,13
4 Ambarawa 8 2.572 8,56
5 Pagelaran 18 3.945 13,13
6 Adiluwih 13 2.672 8,89
7 Banyumas 11 1.341 4,46
8 Pardasuka 12 3.998 13,31
9 Pagelaran Utara 10 1.982 6,60
JUMLAH 131 30.048 100%
(Sumber : Badan PM, PP, KB dan PD Kabupaten Pringsewu- tahun 2012)

1.5. Regulasi daerah berkenaan dengan hak-hak anak:

1) AdanyaPeraturan Daerah Provinsi Lampung tentang Anak;

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


9

2) Adanya Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah;


3) Terbentuknya Desa Siaga sesuai Surat Keputusan Gubernur;
4) Adanya Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesmasda);
5) Terlaksananya Peringatan Hari Anak Nasional tingkat daerah; dan
6) Adanya organisasi sosial kemasyarakatan yang peduli kepada anak
seperti Forum Anak Daerah dan organisasi sejenis lainnya.

1.6. Issue Strategis

1) 13,4% anak di Provisi Lampung mengalami kasus gizi buruk (Antara


News, Juli 2011).
2) 54% anak usia dini di Provinsi Lampung belum mendapatkan
pendidikan bagi anak usia dini (Lampost,2009)
3) Pada tahun 2009, terdapat 172 anak di Provisi Lampung yang menjadi
korban kekerasan, dengan jenis kekerasan masing-masing: 60 kasus
penganiayaan, 52 kasus pencabulan,40 kasus pemerkosaan, dan 20
kasus kekerasan lainya.
4) Pada tahun 2009, jumlah anak usia 7-15 tahun di Kabupaten Pringsewu
mencapai 67.343 orang. Sebanyak 6,87% atau 4.622 diantaranya tidak
mengikuti pendidikan dasar (SD-SMP).
5) Pada tahun 2009, jumlah anak usia 16-18 tahun di Kabupaten
Pringsewu mencapai29.917 orang. Sebanyak 41,61% atau 12.451
orangdiantaranya tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya
(SMA/SMK).
6) Pada tahun 2009,tiga anak di Kabupaten Pringsewu menjadi korban
kekerasan di lingkungan sekolah.
7) 34,58% dari jumlah anak usia 7-13 th di delapan desa dampingan
proyek tidak menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun.
8) Data tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat 436 anak usia remaja (16
– 24 th) di desa dampingan proyek masing-masing di desa Mataram,
Kediri, Karangsari dan Wayngison Kabupaten Pringsewu. 46,78% atau
204 anak diantaranya tidak memiliki keterampilan hidup (life skill).

1.7. Amalisis Potensi dan Permasalahan (Analisis SWOT)

Analisis potensi dan permasalahan terutama yang berkaitan dengan anak dan masyarakat
di Provinsi Lampung dilakukan dengan menggunakan analisis faktor internal dan
eksternal dalam rangka mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Metode ini disebut analisis SWOT sebagai
berikut.

Lingkungan Kekuatan (Strength = S) Kelemahan (Weakness = W)

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


10

Internal 1. Keberadaan lembaga 1. Sumber dan ketersediaan


didukung oleh legalitas dana lembaga untuk
formal yang jelas. melaksanakan program dan
2. Ketersediaan Sumber Daya kegiatan sangat terbatas.
Manusia untuk mengelola 2. Belum memiliki sumber
lembaga cukup memadai daya manusia yang expert
3. Seluruh pengelola memiliki pada bidang tertentu.
kompetensi memadai untuk 3. Kondisi sosial budaya,
melaksanakan program dan keragaman, danmasyarakat
kegiatan. yang heterogen berpeluang
4. Setiap pengelola memiliki memunculkan perbedaan
komitmen dan motivasi tinggi interpretasi dan persepsi
untuk melaksanakan program terhadap program dan
dan kegiatan lembaga. kegiatan lembaga.
5. Secra umum kondisi 4. Luasnya wilayah dan
masyarakat binaan cukup kondisi geografis
kondusif. berimplikasi kepada
6. Adanya dukungan dari optimalisasi koordinasi.
berbagai pihak, termasuk 5. Masyarakat belum memiliki
pemerintah dan masyarakat pengetahuan yang memadai
Lingkungan setempat. tentang konsep pember-
Eksternal dayaan anak dan masyarakat

Peluang (Opportunities = Strategi (Peluang + Kekuatan) Strategi (Peluang +


O) O+S Kelemahan)O + W
1. Penanganan permasalah- 1. Melakukan kegiatan 1. Menyusun program-program
ananak khususnya peningkatan mutu PAUD strategis dan melakukan
diwilayah kabupaten melalui kegiatan pendampingan penawaran kerjasama dengan
Pringsewumasih minim. menuju PAUD yang mandiri. berbagai pihak.
2. Belum ada organisasi 2. Menambah kegiatan perluasan 2. Menjalin kerjasama dengan
sosial kemasyarakatan Sekolah Ramah Anak sehingga lembaga penyandang dana
yang fokus pada jumlah anak yang dapat terus seperti NGO baik lokal
penanganan permasalah- bersekolah, tumbuh dan maupun internasional
an anak dan hak-hak berkembang tanpa diskriminasi 3. Menjalin kerjasama dengan
mereka dalam semua dan mendapat perlindungan pihak profesional guna
aspek kehidupan. semakin meningkat. mengatasi keterbatasan
3. Terdapat beberapa lem- 3. Bekerjasama dengan seluruh sumber daya manusia yang
baga donor yang komit stake holder, untuk belum tersedia untuk
terhadap pengembangan meningkatkan kepedulian dan keahlian bidang tertentu.
anak dan masyarakat perlindungan terhadap anak dari 4. Menyusun dan melaksanakan
tetapi belum terakses ancaman kekerasan dan kegiatan nyata yang dapat
secara optimal. diskriminasi. meminimalisir kesalahan
4. Sumber Daya Manusia 4. Meningkatkan kerjasama interpretasi dan persepsi
yang memiliki kompe- dengan dinas/instansi/lembaga masyarakat tentang
tensi memadai untuk profesi untuk melakukan keberadaan dan aktivitas
mengembangkan penjaminan terhadap kesehatan lembaga.
program dan kegiatan anak dan masyrakat. 5. Meningkatkan kualitas
tersedia dalam jumlah koordinasi melalui penerapan
memadai. manajemen profesional
berbasis teknologi informasi
dan komunikasi.
6. Melakukan sosialisasi dan
kegiatan nyata yang
mendukung penerapan
Undang-Undang
Perlindungan Anak.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


11

Strategi (Ancaman + Kekuatan) Strategi (Ancaman +


Ancaman (Threats = T)
T+S Kelemahan)T + W
1. Situasi sosial ekonomi 1. Meningkatkan profesionalitas 1. Menjalin kerjasama dengan
dan politik yang cepat personal pengelola lembaga berbagai pihak untuk
berubah di era global. untuk mengantisipasi tuntutan mengantisipasi tuntutan
2. Penerimaan dan perubahan di era global. perubahan sosial, ekonomi,
pemahaman informasi 2. Meningkatkan mutu politik, dan budaya.
yang tidak jelas dan pengelolaan kegiatan, sehingga 2. Memberdayakan pihak
lengkap, cenderung mampu menyakin masyarakat profesional dalam mengatasi
akan memunculkan tentang keberadaan dan berbagai permasalahan yang
kesalahan interpretasi aktivitas lembaga. sulit diatasi secara internal.
dan persepsi masya- 3. Meningkatkan jumlah layanan 3. Melalukan pemberdayaan
rakat terhadap kegiatan masyarakat melalui penam- masyarakat untuk
lembaga. bahan kegiatan pada masing- mendukung keberhasilan
3. Keterbatasan kemam- masing program. program dan pelaksanaan
puan lembaga dalam 4. Mengkaji ulang bentuk dan kegiatan.
mengakomodir kebu- jenis kegiatan serta manajemen 4. Menerapkan manajemen
tuhan masyarakat program untuk meningkatkan profesional dalam
melalui program dan kemandirian dan keswadayaan pengelolaan program dan
kegiatannya, berpo- masyarakat penerima program. pelaksanaan kegiatan di
tensi memunculkan lapangan.
kecemburuan sosial di
kalangan masyarakat
setempat.
4. Ketergantungan
masyarakat terhadap
bantuan yangtinggi,
berpotensi melemah-
kan jiwa kemandirian
dan keswadayaan.

3.1. Restrukturisasi Program dan Kegiatan


Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMAS) dituntut untuk melakukan
reformasi perencanaan dan penganggaran untuk periode tiga tahun kedepan.
Sebab itu penyusunan perencanaan strategis 2013--2015 menjadi keharusan bagi
lembaga. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan keberlanjutan program
sekaligus memudahkan pimpinan dalam menjalankan tugas. Rencana strategis
(strategic plan) juga merupakan persyaratan utama bagi upaya mewujudkan
akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan kualitas output dan outcome
dalam pemanfaatan dana. Rencana strategis akan menjadi acuan (guidance)
pelaksanaan program dan kegiatan bagi setiap penanggungjawab unit kerja agar
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya semakin accountable.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


12

Reformasi perencanaan dimaksudkan agar didalam penyusunan rencana strategis


tergambar secara jelas keterkaitan antara program, indikator kinerja, dan masukan
(input) untuk setiap unit kerja. Reformasi perencanaan dan penganggaran
dilakukan untuk lebih memantapkan kembali penerapan penganggaran berbasis
kinerja (performance based budgeting) sebagai bagian dari komitmen lembaga.
Dalam reformasi perencanaan dan penganggaran ini setiap koordinator diharapkan
mengajukan usulan program dan kegiatan prioritas sesuai karakteristik tugas dan
fungsinya masing-masing.
Melalui reformasi perencanaan dan penganggaran akan diperoleh gambaran
pembiayaan yang diperlukan selama tiga tahun mendatang. Dengan
demikian,keberadaan rencana strategis diharapkan akan menjadi acuan bagi pihak
penyandang dana, untuk dapat melakukan penjaminan terhadap ketersediaan
anggaran selama tiga tahun kedepan.
1.8. Program dan Kegiatan Pokok L-PAMAS Tahun 2013—2015
Mengacu kepada restrukturisasi program dan kegiatan tersebut, L-PAMAS telah
menyusun program yang dihubungkan dengan tujuan yang akan dicapai pada
tahun 2015. Tujuan dan sasaran Program L-PAMAS 2013-2015 akan dicapai
dengan melaksanakan kegiatan pada beberapa bidang yaitu:
1) Bidang Pendidikan;
2) Bidang kesejahteraan sosial;
3) Bidang usaha ekonomi;
4) Bidang advokasi; dan
5) Bidang penelitian dan pengembangan.
Kegiatan di bidang pendidikan lebih fokus pada kegiatan pendidikan anak usia
dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan nonformal. Kegiatan PAUD
diarahkan pada peningkatan mutu dan kemandirian PAUD, sedangkan pendidikan
dasar lebih diarahkan pada upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan, salah
satunya dilakukan melalui program Sekolah Ramah Anak. Sementara kegiatan
bidang pendidikan nonformal lebih banyak ditujukan pada peningkatan
keterampilan dan kecakapan hidup(life skill) sesuai minat dan bakat peserta didik,
khususnya bagi anak remaja usia 16 hinngga 24 tahun.
Kegiatan pada bidang kesejahteraan sosial dilakukan pada berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti
kemiskinan, anak terlantar, balita gizi buruk, dan kerawanan sosial lainnya.
Kegiatan dibidang usaha ekonomi diarahkan kepada fasilitasi untuk membuka
akses permodalan usaha, penguatan managemen usaha termasuk managemen
perkoperasian. Kegiatan dibidang Advokasi diantaranya melakukan
pendampingan terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan tindak kekerasan
terhadap anak atau anak korban kekerasan dan masalah anak yang berkonflik
dengan hukum. Kegiatan ini dilakukanmelalui kerjasama dan berjejaring dengan
lembaga-lembaga advokasi, serta lembaga lain yang relevan. Kegiatan dibidang
penelitian dan pengembangan dimaksudkan untuk mendukung seluruh kegiatan
pada semua bidang, baik ditinjau dari aspek untuk kepentingan perencanaan
maupun untuk kepentingan pengukuran keberhasilan dan tindaklanjut program
dan kegiatan kedepan.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


13

Berdasarkan uraian di atas, maka secara rinci program dan kegiatan (L-PAMAS)
Provinsi Lampung tahun 2013-2015 direncanakan sebagai berikut:

1.8.1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (usia 0 – 5 th)


Program dibidang Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk:
1) Membangun kapasitas dan kepedulian masyarakat dalam rangka peningkatan
mutu dan kemandirian PAUD;
2) Penguatan tata kelola dan sistem pengendalian manajemen PAUD menuju
PAUD yang mandiri dan bermutu.

1.8.2. Program Pendidikan Dasar (bagi anak usia 6 – 15 th)


Program dibidang pendidikan dasar bertujuan untuk:
1) Mewujudkantatakelola sekolah profesional yang mampu mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya, dengan
melakukan penjaminan atas perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak
dalam semua aspek kehidupan secara terencana dan bertanggungjawab.
2) Menciptakan sekolah sebagai tempat yang ideal dan menyenangkan bagi anak
untuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memberdayakan
lingkungan hidup.

1.8.3. Program Pendidikan Nonformal (bagu remaja usia 16 – 24 th)


Program pendidikan Nonformal bagi remaja usia 16-24 th bertujuan:
Mengembangkan jiwa kepemipinan dan kewirausahaan serta memberikan
pendidikan keterampilan hidup (life skill), sehingga mereka mampu hidup mandiri
dan tidak terlibat dalam masalah kerawanan sosial di tengah masyarakat.

1.8.4. Program Kesejahteraan Sosial


Program kesejahtraan sosial bertujuan:
Mendorong upaya peningkatan tarap hidup anak, serta mengatisipasi dan
meminimalisir kemungkinan terjadinya permasalahan dan kerawanan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.

1.8.5. Bidang Usaha Ekonomi


Program bidang usaha ekonomi bertujuan:
Mendorong upaya peningkatan taraf hidup masyarakat pada umumnya dan
lebih warga dampingan L-pamas di wilayah-wilayah dampingan.
Apa tujuanya............? Apa aktivitasnya ............? (aku nggak “ngeh...”
Aktivitas yang sudah berjalan adalah:
Ternak Sapi. Ternak sapi ini dengan system mengaduh dan bergulir. Sehingga
akan lebih banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari ternak sapi ini
dan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


14

1.8.6. Bidang Advokasi


Program bidang advokasi bertujuan:
Memberi dukungan atau pembelaan kepada anak dan kelompok masyarakat lemah
yang mengalami permasalahan dengan hak asasi manusia, kemiskinan, dan
berbagai bentuk ketidakadilan.

1.8.7. Bidang Penelitian dan Pengembangan


Program bidang penelitian dan pengembangan bertujuan:
Mendapatkan data dan informasi akurat sebagai dasar penyusunan dan penetapan
program ke depan serta keberlanjutan program yang telah dilaksanakan
sebelumnya.

1.8.8. Bidang Peningkatan Kapasitas Lembaga (Capacity Building)


Program peningkatan kapsitas lembaga bertujuan:
Meningkatkan pengetahuan,keterampilan, sikap, dan prilaku, serta
mengembangkan wawasan pengelola lembaga, dalam rangka meningkatkan
profesionalitas, kredebilitas dan citra publik L-PAMAS di masyarakat.

Strategi dan arah kebijakan lembaga tahun 2013--2015 dirumuskan berdasarkan


hasil monitoring dan evaluasi capaian program periode tiga tahun sebelumnya,
serta komitmen pengeloaterhadap pentingnya peningkatan mutu pendidikan,
implementasi Undang-Undang Perlindungan Anak, norma dan nilai-nilai
kemanusiaan, demokratisasi, dan perdamaian dunia.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


15

4.1. Strategi Pencapaian Program Pendidikan Tahun 2013--2015


Strategi merupakan upaya yang sistematis melalui pengintegrasian dari tujuan,
sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan untuk mencapai misi lembaga yang
telah ditetapkan.

4.1.1. Strategi I
Pembangunan kapasitas dan kepedulian masyarakat dalam rangka peningkatan
mutu dan kemandirian PAUD dilakukan melalui:
1) Melaksanakan koordinasi lintas sektoral (dinas/instansi terkait, organisasi
profesi, masyarakat, dan stake holders lainnya) dalam rangka implementasi,
moitoring dan evaluasi Program PAUD.
2) Melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya
PAUD bagi pertumbuhan dan perkembangananak kedepan.
3) Mendukung aktivitas dan kreativitas PAUD seperti lomba kreativitas anak,
lomba membibing yang ramah anak, dan berbagai jenis lomba lainnya.
4) Melaksanakan kegiatan pawai anak dalam rangka mempromosikan PAUD
kepada masyarakat.

4.1.2. Strategi II
Penguatan tata kelola dan sistem pengendalian manajemen PAUD menuju PAUD
yang mandiri dan bermutu dilakukan melalui:
1) Melaksanakan 5 (lima) paket pelatihan manajemen dan peningkatan mutu
PAUD pada 9 kecamatan di wilayah Kabupaten Pringsewu.
2) Bantuan Biaya Operasional Penyelenggaraan Kegiatan peserta didik PAUD
3) Bantuan Alat Permainan Edukasi (APE) PAUD;
4) Bantuan rehabilitasi sarana dan prasarana PAUD;
5) Penyediaan data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu PAUD, serta
keterlaksanaan akreditasi PAUD.
6) Memberikan dukungan berupa bantuan dana untuk peningkatan kualifikasi
akademik pembimbing PAUD sesuai tuntutan Standar Nasional Pendidikan.
7) Melaksanakan pelatihan bagi pembimbing PAUD tentang sistem
pembelajaran PAUD yang menyenangkan dan bermutu.
8) Melaksanakan pelatihan monitoring dan evaluasi program PAUD.

4.1.3. Strategi III


Mewujudkan tatakelola sekolah profesional yang mampu mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya, dengan
melakukan penjaminan atas perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak dalam
semua aspek kehidupan secara terencana dan bertanggungjawab, dilakukan
melalui Pengembangan Sekolah Ramah Anak dengan aktivitas:

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


16

1) Melakukan kajian kelayakan sekolah sebagai pilot project Sekolah Ramah


Anak (child friendly school) yang baru di wilayah binaan
2) Melaksanakan Workshop Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah
BerbasisRamah Anak(child friendly school).
3) Melaksanakan WorkshopPemberdayaan Komite Sekolah dan Masyarakat
BerbasisRamah Anak(child friendly school).
4) Melaksanakan Workshop Peningkatan Kompetensi Kepribadian Guru
berbudayaramah anak(child friendly school).
5) Melaksanakan Sosialisasi Undang-Undang Negara Repbulik IndonesiaNomor
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Undang-Undang Negara
Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.
6) Melaksanakan Sosialisasi Kurikulum 2013 dan implementasinya dalam
proses dan pelaksanaan pembelajaran.
7) Melaksanakan Workshop Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS
dan RKAS)
8) Melaksanakan Workshoppenyusunan dan pengembangan kurikulum, RPP,
dan Bahan Ajar.
9) Melaksanakan Workshop Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM).
10) Melakukan pendampingan penerapanPAKEM dalam proses dan pelaksanaan
pembelajaran.
11) Melaksanakan Workshopevaluasi dan penilaian hasil belajar.
12) Melaksanakan WorkshopTeknik Penyusunan Rencana Anggaran dan
BiayaKegiatan.
13) Melaksanakan Workshop penyusunan pedoaman Sistem Informasi
Manajemen sekolah.
14) Memfasilitasi pembentukan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan
pendampingan aktivitasnya.
15) Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program Sekolah
Ramah Anak.
16) Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan dan laporan kemajuan
program Sekolah Ramah Anak berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
tahun berjalan secara terukur, dan menyusun rekomendasi tindaklanjut untuk
tahun berikutnya.

4.1.4. Strategi IV
Menciptakan sekolah sebagai tempat yang ideal dan menyenangkan bagi anak
untuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memberdayakan
lingkungan hidup, dilakukan melalui Pengembangan Sekolah Berbudaya
Lingkungan, dengan aktivitas:

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


17

1) Mendukung penerapan metode pembelajaran dengan memanfaatkan potensi


lingkungan sebagai media belajar.
2) Mendukung penulisan informasi penghargaan atas prestasi dan kreaivitas
siswa serta pembinaan aktivitas pada papan “informasi kreativitas-aktivitas
siswa”.
3) Memantau tindkan kekerasan oleh guru terhadap anak.
4) Mendukung pelaksanaan senam kesehatan, dan pengecekan kesehatan siswa
secara rutin.
5) Memberikan bantuan dan dukungan untuk pengadaan KM/WC sesuai standar.
6) Memberikan bantuan dan dukungan pengadaan fasilitas air bersih dan pemba-
ngunan sistem drainasedi lingkungan sekolah.
7) Memberikan dukungan pada pembiasaan hidup bersih.
8) Menyelenggarakan Workshop pembuatan berbagai jenis bibit tanaman
9) Membantu pengadaan sarana pembuatan bibit tanaman sebagai kegiatan
peningkatan kerjasama siswa dalam tim dan sebagai usaha kemandirian
sekolah.
10) Memberikan bantuan pembangunan kantin kejujuran dan sistem
pengelolaannya.
11) Mengadakan pelatihan penyusunan metode pemantauan pelaksanaan ibadah
siswa sehari-hari.
12) Mendukung pelaksanaan pembelajaran dalam rangka peningkatan
keterampilan siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup.
13) Menyelenggarakan Workshop Pembuatan kompos dan rencana tindak
lanjutnya, bekerjasama dengan BPLH Kab. Pringsewu.

4.1.5. Strategi V
Mengembangkan jiwa kepemipinan dan kewirausahaan serta memberikan
pendidikan keterampilan hidup (life skill) bagi anak usia remaja, sehingga mereka
mampu hidup mandiri dan tidak terlibat dalam masalah kerawanan sosial di
tengah masyarakat, dilakukan melalui:
1) Melakukan koordinasi dengan Disnakertran dan dinas/instansi terkait dalam
rangka penyusunan teknis pelaksanaan program
2) Menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan (diklat) kepemimpinan.
3) Menyelenggarakan Workshopkewirausahaan.
4) Melakukan penelusuran minat dan bakat anak sebagai dasar penetapan jenis
keterampilan hidup (life skill) yang dibutuhkan oleh masing-masing anak.
5) Memberikan bantuan biaya untuk mengikuti pendidikan keterampin hidup
(life skill) sesuai bakat dan minat anak.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


18

6) Memfasilitasi tindaklanjut hasil pendidikan kecakapan hidup (life skill) dalam


rangka membangun kemandirian anak.
7) MenyelenggarakanPelatihan Tanggap Darurat (DRR) bagi remaja.
8) Melakukan simulasi DRR (metode ASB) di PAUD dan SD binaan.
9) Pemberdayaan BMM gunamendukung pengembangan diri anak melalui
kerjasma dengan pihak lain.
10) Menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Networking bagi kader remaja.
11) Menyelenggarakan seminar kesehatan reproduksi remaja.

4.1.6. Strategi Pencapaian Program Kesejahteraan Sosial Tahun 2013-2015


Mendorong upaya peningkatan tarap hidup anak, serta mengatisipasi dan
meminimalisir kemungkinan terjadinya permasalahan dan kerawanan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat, dilakukann melalui:
1) Melakukan rapat koordinasi lintas sektoral (Dinas/instasni terkait, DPRD,
masyarakat, dan stake holders lainnya) dalam rangka penyusunan rumusan
permasalahan dan kerawanan sosial yang terjadi pada anak usia 0 – 24 th dan
solusi penanggulangannya.
2) Melakukan kunjungan kepada orangtua, dan bimbingan konseling serta mem-
berikan bantuan kepada anak drop out sekolah, agar memiliki keterampilan
hidup.
3) Membuat dan memasang baleho tentang pentingnya pendidikan ramah anak,
sebagai bagian dari upaya mencegah terjadinya kerawanan sosial.
4) Menyelenggarakan pelatihan bagi pengurus Forum Anak tingkat kabupaten
tentang project cycle (bagaimana merencanakan, melaksanakan, memonitor
dan mengevaluasi) kegiatan perencanaan pembangunan desa (musrenbang).

4.1.7. Strategi Pencapaian Program usaha ekonomiTahun 2013--2015


Sesuaikan dengan tujuan dan integrasikan dengan aktivitasnya ?............

4.1.8. Strategi Pencapaian Program AdvokasiTahun 2013—2015


Memberi dukungan atau pembelaan kepada anak dan kelompok masyarakat lemah
yang mengalami permasalahan dengan hak asasi manusia, kemiskinan, dan
berbagai bentuk ketidakadilan, dilakukan melalui:
1. Melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) bersama stake holders
(dinas/instansi terkait, organisasi kemasyarakatan yang relevan, dan tokoh
masyarakat) tentang kekerasan pada anakyang terjadi disekolahdan
dampaknya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2. Mengumpulkan data dan informasi dari anak, orangtua, masyarakat sekitar,
dan sumber lain yang dapat dipercaya, tentang penerapan kebijakan sekolah
yang menjamin adanya perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


19

3. Menyelenggarakan pelatihan jurnalistik bagi pengurus Forum Anak


tingkatkabupaten.
4. Melakukan pendampingan kegiatan forum anak ditingkat desa dan kecamatan.
5. Membantu pembuatan Bulletin Forum Anak tingkat kabupaten.
6. Menyelenggarakan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2013tingkat
Kabupaten.

4.1.9. Strategi Pencapaian Program Penelitian dan Pengembangan2013--


2015.
Mendapatkan data dan informasi akurat sebagai dasar penyusunan dan penetapan
program ke depan serta keberlanjutan program yang telah dilaksanakan
sebelumnya, dilakukan melalui:
1) Melakukan study pengembangan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
2) Melakukanpengembangan model sekolah berbasis ramah anak(child friendly
school).
3) Melakukan study pengembangan pendidikan kecakapan hidup (life skill)
untuk anak usia 16-24 tahun berbasis minat dan bakat calon peserta didik.

4.1.10. Strategi Pencapaian ProgramPeningkatan Kapasitas Lembaga


(Capacity Building)
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan prilaku, serta
mengembangkan wawasan pengelola lembaga, dalam rangka meningkatkan
profesionalitas, kredebilitas dan citra publik L-PAMAS di masyarakat, dilakukan
melalui:
1. Melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Karyawan
agar mampu menjalannkan tugasnya masing-masing secara profesional.
2. Melaksanakan pelatihan manajemen perubahan dan manajemenkinerja
(Change Management andPerformanceManagement) bagi pengelola dalam
rangka peningkatan kapasitas lembaga (capacity building).
3. Mengutus empat orang karyawan (pimpinan, keuangan, program dan BHS)
untuk mengikuti kegiatan koordinasi zonal secara periodik.
4. Lounching Program Sekolah Ramah Anak di Kecamatan Sukoharjo sebagai
pilot project bidang Pendidikan Dasar tahun 2013.
5. Penataan struktur organisasi L-PAMAS agar bisa menjadi landasan struktural
yang kuat bagi terbangunnya sistem pengendalian internal yangandal.
6. Pengembangan sistem penguatan hasil penataan sistem dan prosedur kerja
dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, menurunkan
potensi konflik kepentingan, meningkatkan pengawasan internal,dan
memperbaiki pelindungan terhadap aset yang dimiliki.
7. Peningkatan efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur pembukuan dan
pelaporan keuangan sesuai sistem akuntansi institusi.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


20

8. Peningkatan ketaatan karyawan kepada peraturan dan etika dalam


menjalankan tugas masing-masing melalui kegiatan FGD internal dan
penerapan reward and punishment.
9. Menjalin kerjasama dengan tenaga profesional (konsultan)sebagai salah satu
strategi guna mengatasi berbagai permasalahan yang sulit diatasi secara
internal, dan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan program.
10. Melakukan koordinasi dan menjalin kerjasama yang baik dengan pihak
Pemerintah Daerah secara terintegrasi antarsektor.

4.2. Arah Kebijakan Pelaksanaan Program Tahun 2013-2015


L-PAMAS telah menetapkan berbagai kebijakan terobosan yang mendasar selama
periode 2010-2012, yang dalam jangka menengah dan panjang diharapkan
berdampak besar pada peningkatan kehidupan masyarakat yang dinamis serta
menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai kemanusiaan, kerakyatan, demokrasi,
keadilan sosial, dan masyarakat yang dapat melakukan penjaminan terhadap
adanya perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan.
Kebijakan teroboson yang selama ini dilaksanakan akan tetapditeruskan menjadi
kebijakan strategis lembaga ke depan, yaitu pada periode 2013-2015 dengan fokus
kebijakan sebagai berikut:
4.2.1. ReformasiPendanaan
Pada periode 2010-2012, reformasi pendanaan lembaga telah menghasilkan
terobosan penting terutama untuk program di bidang pendidikan dan
kesejahteraan sosial. Program bidang pendidikan difokuskan pada anak sesuai
kebutuhan dan pertimbangan usia. Berdasarkan fokus tersebut, maka program
pendidikan lebih dititikberatkan pada PAUD untuk anak usia 0-5 tahun, dan
Pendidikan Dasar untuk anak usia 6-15 tahun. Sedangkan untuk anak usia remaja
atau 16-24 tahun lebih ditekankan pada program pendidikan nonformal khusunya
pendidikan kecakapan hidup (life skill).
Hasil monitoring dan evaluasi internal memberi petunjuk bahwa lebih dari 85%
responden menyatakan puas dan akan terus mendukung semua program di bidang
pendidikan. Kondisi ini menjadi dasar yang kuat untuk menyatakan, bahwa ke
depan program ini perlu terus dikembangkan dan ditindaklanjuti.
Permasalahan dalam pemanfaatan danaakan diselesaikan dengan meningkatkan
fungsi pengendalian dan pengawasan internal, serta melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan pihak Childfund Indonesia sebagai mitra kerja penyandang
dana.

4.2.2. Reformasi Program PendidikanAnak Usia Dini (PAUD)


Hasil pengamatan terhadap dampak pelaksanaan program dan kegiatan PAUD
sebelumnya memberi indikasi bahwa, faktor ketergantungan pengelola terhadap
bantuan dari pihak lain relatif tinggi. Kondisi ini kontradiktif terhadap
kemandirian dan keswadayaan masyarakat yang perlu ditingkatkan. Selain itu,
rendahnya kualifikasi akademik dan kompetensi pengelola PAUD masih menjadi
permalahan utama dalam upaya menciptakan PAUD yang mandiri dan bermutu.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


21

Beberapa aktivitas terutama kegiatan koordinasi yang melibatkan banyak pihak,


belum menunjukkan hasil yang signifikan atau sebagian besar dari pelaksanaan
kegiatan tersebut berlangsung tanpa arah dan tujuan yang jelas. Dengan demikian,
kegiatan dengan menerapkan metode dimaksud perlu ditinjau ulang,dan
menggantinya dengan kegiatan dan metode sejenis yang lebih efektif dan efisien.
Salah satu alternatif pengganti kegiatan tersebut adalah dengan melakukan
koordinasi dan menjalin kerjasama yang baik dengan Pemerintah Daerah secara
terintegrasi antarsektor.
Berdasaran kondisi umum di atas, maka, kebijakan lembaga pada tahun 2013-
2015 diarahkan pada pembangunan kapasitas dan kepedulian masyarakat, serta
penguatan tata kelola dan sistem pengendalian manajemen menuju PAUD yang
mandiri dan bermutu.
4.2.3. Reformasi Program Pendidikan Dasar
Program bidang Pendidikan Dasar yang telah dilaksanakan selama tiga tahun
terakhir difokuskan pada Sekolah Ramah Anak. Pada tahun 2010 terdapat tiga
Sekolah Ramaha Anak yang berhasil dikembangkan di Provinsi Lampung,
masing-masing SD Negeri Wawasan Kabupaten Lampung Selatan, SD Negeri 2
Donomulyo Kabupaten Lampung Timur, dan SD Negeri 2 Mataram Kabupaten
Pringsewu. Hasil pengamatan tentang perkembangan ke tiga sekolah tersebut
diperoleh informasi bahwa, sebagian besar siswa dan pihak sekolah, serta
masyarakat sekitar telah merasakan adanya perubahan yang signifikan, khususnya
yang berkaitan dengan adanya peningkatan kualitas perlindungan dan hak-hak
anak. Selain itu, seluruh pengelola sekolah dan masyarakat juga merasakan
adanya perubahan sistem tatakelola sekolah ke arah yang lebih baik. Kondisi ini
tercermin dari terjadinya perubahan kondisi fisik sekolah yang telah berhasil
memanfaatkan potensi lingkungan sebagai media belajar.
Mengacu kepada keberhasilan tersebut, maka pada tahun 2012 kembali
diluncurkan program pembangunan Sekolah Adiwiyata dan Ramah Anak dengan
SD Negeri 2 Karangsari Kabupaten Pringsewu sebagai pilot project. Secara
operasional program ini dimuali pada bulan September 2012. Hingga akhir
Desember 2012 atau dalam kurun waktu empat bulan sejak diluncurkan, telah
terjadi perubahan yang sangat signifikan terutama jika ditinjau dari aspek
perubahan lingkungan sekolah dan metode pembelajaran guru yang relatif lebih
mengarah kepada pembelajaran yang ramah anak, sehingga peluang terjadinya
pembelajaran yang menyenangkan dan bermutu bagi siswa semakin terbuka.
Mengingat visi, misi, tujuan dan target yang harus dicapai oleh sekolah sebagai
sekolah Adiwiyata dan Ramah Anak pada tahun 2016, maka program ini harus
dilaksanakan secara berkelanjutan. Karena itu, arah kebijakan bidang pendidikan
dasar ke depan tetap difokuskan pada pengembangan Sekolah Ramah Anak
berbudaya lingkungan. Melalui program ini diharapkan akan tercipta sekolah
sebagai tempat yang ideal bagi anak untuk mencari ilmu dan teknologi dengan
tetap menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai kemaunsiaan dan keadilan sosial,
sehingga anak dapat terus bersekolah, tumbuh dan berkembang tanpa diskriminasi
dan mereka merasa terlindungi.
4.2.4. Reformasi Program Pendidikan Nonformal
4.2.5. Reformasi Program Bidang Kesejahteraan Sosial

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


22

4.2.6. Reformasi Program Bidang Usaha Ekonomi


4.2.7. Reformasi Program Bidang Advokasi
4.2.8. Reformasi Program Bidang Penelitian dan Pengembangan.
4.2.9. Reformasi Program Peningkatan Kapaistas Lembaga.
Salah satu permasalahan mendasar dalam sistem pengelolaan lembaga dewasa ini
adalah pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) yang berlangsung tanpa
adarah dan tujuan yang jelas. Kondisi ini antaralain disebabkan oleh:
1) Tidak tersediasumber daya manusia yang memiliki kompetensi memadai
untuk melaksanakan monitoring dan evaluasiprogram secara profesional.
2) Kegiatan pelatihan Monev yang banyak diikuti oleh karyawan selama ini,
belum mampu mencetak mereka sebagai tenaga Monev yang memiliki
kompetensi dan memenuhi kriteria sesuai persyaratan standar.
3) Tidak ada dana yang dapat dialokasikan untuk membiayai rekrutmen tenaga
profesional untuk melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi program.
4) Instrumen (tools)monev yang ada perlu dikembangkan lebih lanjut, karena
belum mengakomodir seluruh data dan innformasi yang dibutuhkan untuk
setiap program. Keberadaan instrumen juga hanya sebatas untuk kepentingan
pengambilan data. Jika teknik dan metode pengambilan data dilakukan
dengan cara yang tidak sesuai, maka validitas dan kredebilitas data diragukan.
Dampaknya hasil analisis data dan rekomendasi tindaklanjut hasil monev
tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jika kondisi ini terus
berlanjut, maka pengelola program tidak akan memiliki dasar yang kuat untuk
menetapkan kebijakan tentang perbaikan, tindak lanjut, dan penyusunan
rekomendasi untuk program tahun berikutnya.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka kebijakan lembaga kedepan diarahkan


kepada alternatif sebagai berikut:
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelatihan Monev bagi semua karyawan,
sehingga setiap personal memiliki komptensi memadai untuk melaksanakan
monitoring dan evaluasi program.
2) Bekerjasama dengan pihak profesioanl untuk mencetak salah satu karyawan
atau merekrut karyawan baru sebagi calon spesialisasi tenaga monev.
3) Melakukan rekrutmen tenaga ahli Monev.
Selain guna memenuhi kebutuahn tersebut, kebijakan peningkatan kapasitas
lembaga juga diarahkan kepada peningkatan profesionalitas karyawan dan citra
publik lembaga.

4.3. Pembagian Wewenang dan Tanggungjawab


Baca dari tupoksi (job description) masing-masing karyawan

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


23

4.4. Program dan Kegiatan Pokok Tahun 2013-2015


Fokus pada
 Core Infant ( 0 – 5 tahun)
 Untuk Anak usia 0 – 3 tahun
 Ibu hamil dan melahirkan (posyandu)
 Kesehatan ibu dan Anak (posyandu)
 Untuk Anak usia 3 – 6 tahun/usia sekolah dini
 Core Basic Education (6 – 15 tahun)
 Core Youth (16 – 24 tahun)
 Emergency Respons
 Government (isinya capacity building staf)

Sebagaimana telah ditetapkanbahwa visi lembaga adalah “Menuju masyarakat


yang dinamis, sejahtera, dan mandiri berbasis nilai-nilai kehidupan yang luhur”.
Visi ini mengisyaratkan perlunya kerangka implementasi rencana strategis yang
menjadi acuan bagi pengelola program penyelenggara kegiatan lembaga.
Implementasi merupakan tahapan kegiatan dalam satu siklus manajemen strategis
yaitu: perencanaan (Plan), implementasi (Do), monitoring dan evaluasi (Check),
serta tindakan perbaikan (Correction Action) yang sering disingkat PDCA.
Sinkronisasi antara keempat kegiatan tersebut merupakan keniscayaan agar target
kegiatan yang dinyatakan dalam Indikator Kinerja Kunci (IKK) dalam rencana
strategis dapat dilaksanakan dan diukur efektivitas pencapaiannya. Kerangka
implementasi rencana strategis ini mencakup: (1) Strategi pendanaan program; (2)
Sistem tata kelola dan pengawasan internal, dan (3) Sistem monitoring dan

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


24

evaluasi yang menjamin terlaksananya fungsi serta tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
5.1. Strategi dan Prinsip Pendanaan
Childfund Indonesia sebagai mitra kerja utama lembagadibidang pendanaan
mengamanatkan, bahwa pengelolaan dana untuk pelaksanaan program dan
kegiatan harus dilakukan secara efektif dan efisien berbasis kinerja. Sebagai
implementasi dari amanat tersebut, maka pengelolaan danadilakukan berdasarkan
pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Sumber
pendanaan program dan kegiatan ditentukan berdasarkan prinsip kecukupan, dan
keberlanjutan.Prinsip kecukupan dimaksudkan bahwa pendanaan program cukup
untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan sesuai dtandar yang diakui.Prinsip
keberlanjutan pendanaan program dapat digunakan secara berkesinambungan
untuk memberikan penjaminan terhadap keberlanjutan program dan kegiatan
sesuai perencanaannya.
secara rinci tentang prinsip-prinsip pengelolaan dana dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Prinsip keadilan, dilakukan dengan memberikan porsi yang wajar dan
seimbang antar program dan kegiatan sesuai perencanaan berbasis kebutuhan.
2. Prinsip efisiensi dilakukan dengan mengoptimalkan kinerja, mutu, dan
ketercapaian tujuan dari masing-masing kegiatan.
3. Prinsip transparansi dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan tata
kelola yang baik oleh pengelola program dan penanggungjawab kegiatan,
sehingga dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan menghasil-
kan opini audit yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan secara
transparan kepada penyandang dana dan pemangku kepentingan,
4. Prinsip akuntabilitas publik dilakukan dengan memberikan pertanggung-
jawaban atas kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara kepada
penyandang dana sesuai ketentuan yang berlaku.

Semua dari childfund hanya di bagi menjadi 2:


1. Sponsorship untuk membiaya program/kegiatan
2. Non Sponsorship untuk membiaya program-program stimulant.

5.2. Koordinasi, Tatakelola, dan Pengendalian


Patner Strategic Plan atau rencana strategis mitra kerja ini merupakan kerangka
program dan kegiatan jangka menengah dengan karakteristik: (a) disusun melalui
pendekatan strategis, (b) digunakan untuk mengendalikan masa depan, (c) sebagai
alat pemilihan alternatif keputusan, (d) pengambilan keputusan terpadu, dan (e)
prosedur formal untuk menghasilkan keputusan.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


25

Rencana strategis lembaga ini memuat kebijakan, program dan kegiatan dengan
memperhitungkan kondisi masa depan; respon terhadap perubahan lingkungan
(sosial, ekonomi, budaya, dsb) secara terkendali; memuat alternatif pilihan dan
prioritas, kriteria keberhasilan, dan sumber daya(resources)terbaik; merupakan
proses intelektual yang digunakan oleh pengambil keputusan lembaga tentang
masa depan secara terpadu, sinergik dalam kurun waktu 2013-2015.
Penyusunan rencana strategis ini bertujuan (1) memberikan arah kebijakan ke
depan; (2) menjadi pembimbing penentuan prioritas dalam penggunaan
sumberdaya lembaga; (3) menentukan standards of excellence(sebagai indikator
kinerja kunci); (4) mengatasi perubahan dan ketidakpastian kondisi lingkungan;
serta (5) memberikan basis yang objektif dalam pengendalian dan evaluasi hasil
program dan kegiatan lembaga.
Rencana strategis lembaga disusun sebagai acuan bagi pengelola,
penanggungjawab dan pelaksana kegiatan. Keberhasilan dalam
mengimplementasikan rencna strategis iniakan sangat tergantung pada komitmen
dalam proses penyusunan dan penjabarannya oleh pengambil keputusan dalam
kebijakan, program dan kegiatan, serta penerimaan dari pemangku kepentingan
(stakeholders).Guna mencapai tujuan program dan kegiatan yang dituangkan
dalam rencana strategis ini perlu dilakukan koordinasi, penataan sistem tata
kelola, dan pengawasan dalam perencanan dan implementasinya antarlembaga
yang terlibat.

2.2.1 Koordinasi Perencanaan Program dan Kegiatan


Dalam konteks kelembagaan sebagai suatu sistem kemitraan (patner) menuntut
perlunya kegiatan koordinasi perencanaan antarlembaga. Kegiatan koordinasi
penyusunan rencana strategis kemitraan (Patner Strategic Plan) secarabersama
dilakukan melalui forum rembuk secara zonaldan perencanaan program lintas
lembaga. Pihak yang terlibat dalam forum koordinasi perencanaan program dan
kegiatan adalah seluruh lembaga mitra pada zona yang bersangkutan, yang
selanjutnya akanmenyusun rencana strategis secara otonomi.
Forum Rembuk Zonal merupakan forum komunikasi antara para pengambil
kebijakan pada masing-masing lembaga mitra.Pokok pembahasan adalah arah
kebijakan, sasaran program dan kegiatan, serta monitoring dan evaluasi tahunan
yang harus dituangkan dalam rencana strategis.
Forum perencanaan program lintas lembaga diselenggarakan untuk menyelaras-
kan target indikator keberhasilan (IKK), kebijakan, program, dan kegiatan antar
lembaga mitra. Forum ini diperlukan untuk menghindari tumpang tindih dan
sinergi dalam pelaksanan program dan kegiatan untuk mencapai IKK. Termasuk
untuk dibahas dalam forum tersebut adalah kesepakatan tentang target dan sasaran
IKK program dan kegiatan untuk masing-masing lembaga.Forum ini diikuti oleh
penanggungjawab program dan koordinator kegiatan pada masing-masing
lembaga.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


26

5.3. Monitoring dan Evaluasi (Monev).

5.3.1. Tujuan Monev


Sistem Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
implementsi rencana strategis.Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk
mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah
ditetapkan dalam rencana strategisL-PAMAS 2013--2015 dengan hasil yang
dicapai berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui program dan/atau
kegiatan secara berkala.
Kegiatan Monitoring bertujuan untuk mengarahkan para pengelola dalam
membentuk (shape), menyelaraskan (align), dan menyetel (attune) eksistensi
lembaga dengan kebijakan, program, dan kegiatan yang dituangkan dalam rencana
strategis. Pemaknaan yang sama atas visi, misi, nilai-nilai, strategi, gaya,
infrastruktur, dan hasil yang akan dicapai dalam rencana strategis menjadi
pemersatu dan pemberi semangat bagi semua orang dan lembaga mitra.
Evaluasi hasil menunjukkan perlunya dilakukan salah satu dari tiga jenis tindakan
yaitu transformasi(perubahan), revitalisasi (pembangunan kembali), dan
redirection(pengkajian kembali.Transformasi dilakukan ketika penelaahan
terhadap hasil yang dicapai lembaga menemukan bahwa infrastruktur dan gaya
kepemimpinan menjadi kunci utama. Revitalisasi dilakukan apabila strategi dan
tata nilai lembaga perlu ditinjau ulang agar mendapatkan hasil yang lebih
maksimal.Redirection hanya dilakukan apabila dianggap keberadaan lembaga atau
unit-unitnya perlu dikaji lebih lanjut.
Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan program dan kgiatan untuk menilai
efektivitas,efisiensi, manfaat, dampak, dan keberlanjutan dari suatu program
berdasar indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam rencana strategis.
Melalui Monitoring dan evaluasi dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan
dengan tingkat pencapaian tujuan (keberhasilan), ketidakberhasilan, hambatan,
tantangan, dan ancaman tertentu dalam pengelolaan dan pelaksanaan program dan
kegiatan. Jika dalam pelaksanaan Monitoring dan evaluasi ditemukan masalah
atau penyimpangan, maka secara langsung dapat dilakukan bimbingan, saran-
saran dan solusi mengatasinya serta melaporkannya secara berkala kepada
stakeholders.
5.3.2. Prinsip-prinsip Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip: (1)
kejelasan tujuan dan hasil yang dicapai; (2) pelaksanaan dilakukan secara objektif;
(3) dilakukan oleh petugas yang memahami konsep, teori dan proses serta
berpengalaman dalam melaksanakan Monitoring dan evaluasi agar hasilnya valid
dan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya; (4) pelaksanaan dilakukan
secara terbuka (transparan), sehingga pihak yang berkepentingan dapat
mengetahui dan hasilnya dapat dilaporkan kepada stakeholdersmelalui berbagai
cara; (5) melibatkan berbagai pihak yang relevan secara proaktif (partisipatif); (6)
pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


27

(akuntabel); (7) mencakup seluruh objek agar dapat menggambarkan secara utuh
kondisi dan situasi sasaran Monitoring dan evaluasi (komprehensif); (8)
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan pada saat
yang tepat agar tidak kehilangan momentum yang sedang terjadi; (9) dilaksanakan
secara berkala dan berkelanjutan; (10) berbasis indikator kinerja, dan (11) efektif
dan efisien, artinya target Monitoring dan evaluasi dicapai dengan menggunakan
sumber daya yang ketersediaannya terbatas tetapi tetap sesuai perencanaan dan
dilakukan secara profesional.
5.3.3. Ruang Lingkup Monitoring dan Evaluasi.
Ruang lingkup Monitoring dan evaluasi dalama rencana strategis meliputi:
a. Monitoringdan Pengendalian Program.
Sistem monitoring dan pengendalian program di lingkungan lembaga dituangkan
dalam perencanaan program melalui sistem pelaporan bulanan dan triwulan secara
berjenjang sesuai tugas dan kewenangan masing-masing personal. Setiap
penanggungjawab program mempertanggungjawabkan pelaksanaan
program/kegiatan kepada pimpinan lembaga, dan setiap koordinator kegiatan
melaporkan pelaksanaan kegiatannya kepada penanggungjawab program.
b. Evaluasi tematik yang berkaitan dengan kebijakan Lembaga.
Evaluasi tematik adalah evaluasi yang dilakukan khusus untuk program/kegiatan
tertentu, tetapi dilakukan secara lebih lengkap dan mendalam mencakup semua
aspek/komponen evaluasi seperti input, proses, output, outcome dan dampak,
serta menilai efektivitas kebijakan dan atau program tersebut. Misla evaluasi
dampak pemberian bantuan kepada sekolah ramah anak terhadap penurunan
angka kekerasan di sekolah, evaluasi dampak pemberian bantuan sarana dan
prasarana pembelajaran terhadap kualitas sarana/prasarana pemebelajaran, dan
lain-lain. Evaluasi ini bermanfaat untuk menilai apakah kebijakan atau program
tersebut perlu dilanjutkan atau tidak, jika tidak ada dampak, apakah kebijakan
tersebut perlu dirubah atau perlu terobosan baru.
c. Evaluasi kinerja tahunan melalui sistem AKL (Akuntabilitas Kinerja Lembaga)
Evaluasi tahunan dilakukan terhadap keseluruhan program yang ditetapkan pada
Rencana Kerja tahun berjalan. Sumber informasi yang digunakan dalam evaluasi
tahunan meliputi: hasil monitoring, evaluasi tematik dan evaluasi kinerja lembaga.
Tujuan evaluasi tahunan adalah untuk mengetahui capaian indicator kinerja kunci
yang ditetapkan pada Rencana Kerja tahun ini secara keseluruhan serta
memberikan rekomendasi terhadap perbaikan terhadap Rencana Kerja Tahun
berikutnya.
d. Evaluasi kinerja tengah periode Rencana Strategis
Evaluasi tengah masa (mid terms) dilakukan terhadap keseluruhan program yang
ditetapkan pada Rencana Kerja tahun sebelumnya, dan evaluasi tengah tahun
tahun berjalan.Evaluasi mid terms bertujuan untuk mengetahui perkembangan
(trend) pencapaian indikator kinerja kunci sampai dengan tengah masa periode
rencana strategis dan berguna untuk memprediksi keberhasilan atau ketercapain
sasaran di akhir masa periode rencana strategis.Jika teridentifikasi sasaran tidak
akan tercapai pada masa periode rencana strategis yang diperoleh dari hasil

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


28

evaluasi mid term, maka lembaga dapat mengeluarkan kebijakan tentang


percepatan pencapaian sasaran tersebut.
e. . Evaluasi akhir masa Rencana strategis
Evaluasi akhir periode rencana strategis merupakan evaluasi yang dapat
mencerminkan tingkat keberhasilan tujuan rencana strategisL-PAMAS 2013-2015
secara keseluruhan.Selain itu, evaluasi ini juga bertujuan untuk mengukur dampak
berbagai program terhadap pencapaian misi yang telah dirumuskan. Hasil evaluasi
akhir periode rencana strategis bermanfaat sebagai input bagi penyusunan rencana
strategis periode berikutnya (Rencana strategisLAPAMAS 2016-2018). Hal ini
sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan program dan kegiatan
lembaga dalam jangka panjang. Kebijakan dan Program yang memiliki nilai good
practices pada pencapaian tujuan rencana strategis perlu dipertahankan dan
terdokumentasikan agar dapat dipelajari untuk penyusunan kebijakan dan program
pada rencana strategis periode berikutnya.

Lampiran. Daftar Karyawan L-PAMAS Provinsi Lampung Tahun 2013-2015

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


29

PENDIDIKAN MULAI
No NAMA LENGKAP JABATAN SPESIALISASI
TERAKHIR TUGAS (Th)
- Networking
1 - Manajemen
Ahmad Asari, S.Pd. Koordinator Proyek S1 ( Pendidikan ) 1998
koperasi
- Komputer
- Pembukuan
2 Supinah Keuangan SPG 1997
keuangan

3 Siti Hamdanah Koordinator BHS SMA 2003 - Komputer

- Community
4 Yusufudin Koordinator Program SMA 2003 development
- Komputer

5 Rina Wati Staf Keuangan D2 Sekretaris 2010 - Komputer


- Pembukuan
- Networking
6 Ali Usien Koord. Kecamatan SLTA 2003
- Fasilitator
- Komputer
7 Eka Rustiana Staf BHS SLTA 2008
- Fasilitator
- Fasilitator
8 Ferdi Isnanto Koord. Kecamatan SLTA 2010
- Komputer
- Networking
9 Eko Yulianto Koord. Kecamatan SLTA 2003
- Fasilitator

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


30

Lampiran 2. Program, Kegiatan, dan Rencana Anggaran L-PAMAS tahun 2013.

PROGRAM RENCANA
NO KEGIATAN Vol. satuan ANGGARAN
BIDANG SASARAN JADWAL

1 PENDIDIKAN
1. PAUD Anak Uisa 0-5 th
1. Rapat Koordinasi
Terjalinnya antara pimpinan
koordinasi yang lembaga dengan
baik antara lebaga penentu kebijakan 1 paket Rp.
dengan pada Dinas/Instansi
Pemerintah daerah terkait dengan PAUD
1 dan stake holders (15 org) Juni 2013
lainnya, dalam
rangka 2. Rapat teknis dengan
implementasi pejabat dinas/ instansi
program dan terkait, DPR, 1 paket Rp.
kegiatan lembaga Masyarakat, dll. (30
org)
Tersosialisasinya
tentang penting- Sosialisai pentinngnya
nya PAUD kepada PAUD untuk perkembangan
50 orang wakil anak kedepan kepada Juli – Agst
2 5 paket Rp.
masyarakat dari masyarakat di 5 kecamatan 2013
masing-masing wilayah binaan di
kecamatan di Kabupaten Pringsewu
wilayah binaan.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


31

Adanya dukungan Dukungan terhadap 5


terhadap aktivitas kegiatan lomba aktivitas dan
3 5 paket Rp.
dan kreativitas Kreativitas PAUD tingkat
PAUD kabupaten.
Terpromosikannya Melaksanakan kegiatan
4 PAUD kepada Pawai anak PAUD tingkat 5 Paket Rp.
masyarakat kecamatan
Meningkatnya Melaksanakan pelatihan
mutu pengelolaan manajemen dan pening-
5 dan mutu PAUD katan mutu PAUD di di 9 5 Paket
di wilayah kab. kecamatan Kabupaten
Pringsewu Pringsewu.
1) Bantuan Biaya
Operasional
Penyelenggaraan
Kegiatan peserta
didik PAUD

2) Bantuan Alat
Permainan Edukasi
(APE) PAUD;

3) Bantuan rehabilitasi
sarana dan
prasarana PAUD;

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


32

Penyediaan data dan


informasi berbasis riset, dan
standar mutu PAUD, serta
keterlaksanaan akreditasi
PAUD
4) Mendukung
peningkatan
kualifikasi
akademik
pembimbing PAUD
sesuai tuntutan
Standar Nasional
Pendidikan.

1) Melaksanakan 3 (lima)
paket pelatihan bagi
pembimbing PAUD
tentang sistem
pembelajaran PAUD
yang menyenangkan
dan bermutu.
2) Melaksanakan
pelatihan teknik
pelaksanaan dan
penyusunan
intrumen
monitoring dan
evaluasi program

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


33

PAUD.

Melaksanakan monitoring
dan evaluasi program
PAUD ..

2. PENDIDIKAN Anak Usia 6-15


DASAR th
Tewujudnya salah
satu SD di Melakukan kajian untuk
Kecamatan mengetahui kelayakan
1 Sukoharjo sebagai sekolah untuk dijadikan 1 paket Rp.
Pilot Project pilot project Sekolah Raah
Sekolah Ramah Anak th 2013
Anak th 2013

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


34

1) Menetapkan salah satu SD di desa binaan Kecamatan Sukoharjo Pringsewu sebagai pilot project Sekolah Ramah Anak (child
friendly school). tahun 2013.
2) Melaksanakan Workshop Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Berbasis Ramah Anak (child friendly school).
3) Melaksanakan Workshop Pemberdayaan Komite Sekolah dan Masyarakat Berbasis Ramah Anak (child friendly school).
4) Melaksanakan Workshop Peningkatan Kompetensi Guru berbudaya ramah anak (child friendly school).
5) Melaksanakan Sosialisasi Undang-Undang Negara Repbulik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.
6) Melaksanakan Sosialisasi Kurikulum 2013 dan implementasinya dalam proses dan pelaksanaan pembelajaran.
7) Melaksanakan Workshop penyusunan dan pengembangan kurikulum, RPP, dan Bahan Ajar.
8) Melaksanakan Workshop Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS dan RKAS)
9) Melaksanakan Workshop Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
10) Melakukan pendampingan penerapan PAKEM dalam proses dan pelaksanaan pembelajaran.
11) Melaksanakan Workshop evaluasi dan penilaian hasil belajar.
12) Melaksanakan Workshop Teknik Penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya Kegiatan.
13) Melaksanakan Workshop peningkatan kompetensi pengelola sekolah dalam aspek transparansi dan akuntabilitas pengelolaa
kegiatan, pengelolaan keuangan, dan penyusunan laporan.
14) Melaksanakan Workshop penyusunan pedoaman Sistem Informasi Manajemen sekolah.
15) Memfasilitasi pembentukan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan pendampingan aktivitasnya.
16) Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program Sekolah Ramah Anak.
17) Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan dan laporan kemajuan program Sekolah Ramah Anak berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi tahun berjalan secara terukur, dan menyusun rekomendasi tindaklanjut untu

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


35

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


36

Peta Propinsi Lampung

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


37

 Di Propinsi lampung terdapat anak usia 0-5 tahun


berjumlah 720.493 jiwa, dari sejumlah anak tersebut
kurang lebih 418.103 atau sekitar 58,03 % anak belum
menikmati pendidikan usia dini. (Laporan Capaian
Kinerja Dinas Pendidikan Propinsi Lampung 2008).

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


38

Sedangkan diwilayah pelayanan proyek (5 desa) terdapat 1.192 anak usia dini yang tidak mengikuti & menikmati pendidikan. Hal
ini disebabkan oleh faktor kemiskinan orang tua, pengetahuan dan kesadaran orang tua rendah, akses paud yang terbatas dan
kurangnya kualitas paud. Anak-anak yang tidak sekolah paud ketika masuk SD akan sering tertinggal pelajaran, minder dan kurang
percaya diri.

 Meningkatkan peran serta masyarakat, dengan cara mengkampanyekan pentingnya pendidikan PAUD melalui
.........................................................

 Mendorong pemerintah daerah untuk mendukung kegiatan PAUD, dengan cara memfasilitasi pengurusan legalitas PAUD,
melakukan akreditasi PAUD, melakukan advokasi

 Meningkatkan kualitas organisasi PAUD, dengan cara meningkatkan SDM guru pembimbing melalui pelatihan-pelatihan,
stimulan penyetaraan pendidikan guru kejenjang PGTK……..

 Mendorong tumbuhnya jumlah pusatkegiatan PAUD baru,dengan caramemotivasi dan memfasilitasi terbentuknya PAUD baru
kepada para stakeholder tingkat desa & tokoh masyarakat dan memberikan stimulan berupa sarana permainan edukatif bagi pusat
kegiatan PAUD yang baru.

 Menurut data kependudukan di Propinsi Lampung, terdapat sejumlah 164.382 (11,5%) anak usia 5-14 tahun yang tidak mengikuti
pendidikan formal (SD-SMP). (sumber : Lampung dalam angka, 2008 & BPS kabupaten, 2009). Sedangkan diwilayah pelayanan
proyek terdapat 469 anak usia 5-15 tahun yang Drop Out sekolah, hal ini disebabkan oleh faktor kemiskinan orang tua, motivasi
anak & orang tua rendah, terjadinya tindak kekerasan dilingkungan sekolah dan pengaruh negatif pergaulan.

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung


39

 Bekerjasama dengan dinas pendidikan dalam integrasi program, melalui kegiatan kampanye penyadaran bagi anak & orang
tua, pelatihan-pelatihan bagi guru dan pilot project sekolah yang berbasis nilai (child friendly school) serta kegiatan peringatan
HAN.

 Peningkatan kapasitas dan kreativitas anak, melalui kegiatan pelatihan-pelatihan leadership bagi anak, mensupport dan
mendampingai organisasi2 anak dan kampanye anti kekerasan dilingkungan sekolah.

 Menumbuhkan motivasi anak keluarga untuk berperan aktif dalam pemenuhan hak pendidikan, melalui kegiatan pemberian
stimulan biaya pendidikan dan perlengkapan sekolah bagi anak rawan DO, melakukan pendampingan dan konseling bagi anak DO.

 Pada tahun 2009, terdapat sejumlah 1.461.929angkatan kerja usia 15 – 24 tahun, sebanyak 880.222 jiwa (60,2%) tidak bekerja/
pengangguran.(Data BPS Lampung tahun 2009). Sedangkan untuk diwilayah pelayanan proyek, terdapat 427 anak usia 16-24 th
yang tidak memiliki keterampilan dan menganggur. Hal ini disebabkan karena pendidikan rendah, tidak berketrampilan, tidak
memiliki kreativitas untuk menciptakan usaha, tidak ada akses kependidikan keterampilan, tidak dapat bersaing dlm dunia kerja,
biaya pendidikan keterampilan tidak terjangkau.

 Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas organisasi-organisasi anak, baik ditingkat desa maupun ditingkat kabupaten, melalui
pelatihan-pelatihan menejerial, leadership, advokasi, DRR dan melalui seminar.

 Peningkatan Sumber Daya Manusia/keterampilan kerja personal remaja, melalui pelatihan-pelatihan ketrampilan kerja,
bekerjasama dengan dinsosnaker dan dinas kesehatan setempat.

 Menginisiasi terbentuknya jaringan organisasi-organisasi anak dan remaja ditingkat kabupaten, bekerjasama dengan dinas
instansi pemerintah,

Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat (L-PAMas) Lampung

Anda mungkin juga menyukai