Rencana Strategi Kerjasama LPAMAS
Rencana Strategi Kerjasama LPAMAS
(L-Pamas)PRINGSEWU LAMPUNG
2013
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam satu dasawarsa terakhir ini
telah membawa berbagai perubahan pada hampir semua aspek kehidupan
manusia. Kondisi ini antaralain ditandai dengan semakin banyaknya permasalahan
yang tidak dapat dipecahkan kecuali dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi, perubahan
tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang
semakin ketat dan selektif. Disisi lain, keadaan ini juga telah berdampak buruk
bagi anak-anak, terutama yang berasal dari keluarga yang secara ekonomi kurang
beruntung.
Jika kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan bangsa indonesia akan semakin
sulit untuk mampu bersaing dengan negara lain di dunia. Sebab itu, masayarakat
dituntut untuk berperan aktif, dalam rangka mewujudkan kehidupan yang lebih
baik dengan menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai kemanusiaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka aspek legalitas peran aktif masyarakat
dalam membangun manusia indonesia seutuhnya dapat dilakukan dengan mendiri-
kan suautu organisasi sosial kemasyarakatan. Kondisi ini selanjutnya menjadi
dasar bagi berdirinya “Lembaga Pemerhati Anak dan Masyarakat(L-PAMAS)
Provinsi Lampung. Guna memenuhi persyaratan sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, maka secara legal formal lembaga ini didirikan
berdasarkan Akta Notaris M. REZA BERAWI, S.Hnomor 24 tanggal 18 Juni
2007.
Selain latarbelakang dan permasalahan umum di atas, keberadaan lembaga ini
dimaksudkan untuk berperan aktif dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial
kemasyarakatan, terutama yang berkaitan dengan masalah anak dan remaja.
Meski demikian, aktivitas L-PAMAS Provinsi Lampung lebih difokuskan pada
bagaimana mengatasi permasalahan anak dan remaja (usia nol hingga 24 tahun)
terutama ditinjau dari aspek pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi, perlindungan,
dan keterjaminan atas hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupannya.
1.2. Pilar-pilar strategis
Pilar-pilar strategis dari landasan pendirian Lembaga Pemerhati Anak dan
Masyarakat (L_PAMAS) Provinsi Lampung mengacu pada strategi pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang menjunjung tinggi dan
memegang teguh norma agama dan kemanusian, norma persatuan bangsa, norma
kerakyatan dan demokrasi, serta nilai-nilai keadilan sosial.
Secara lebih jelas pilar strategis sebagai landasan program dan kegiatan lembaga
lebih difokuskan pada issu strategis pembangunan anak dan remaja yang
dikelompokan dalam tiga katagori, masing-masing anak usia nol hingga lima
tahun, anak usia enam hingga 15 tahun dan remaja usia 16 hingga 24 tahun.
Visi adalah suatu keadaan yang diinginkan pada suatu periode perencanaan.
Dalam konteks ini, keadaan yang ingin dicapai oleh L-Pamas pada tahun 2023.
Misi adalah upaya untuk mencapai Visi. Sedangkan tujuan, adalah sasaran yang
hendak di capai lembaga dalam menjalankan kegiatannya sebagai indikator dalam
mencapai keberhasilan. Berdasarkan pengertian tersebut maka dirumuskan Visi,
Misi, dan Tujuan L-Pamas sebagai berikut:
Visi : Menjadi Lembaga Profesional Dibidang Perlindungan Anak dan
Masyarakat Tahun 2023.
Indikator Visi:
Terwujudnya L-Pamas sebagai lembaga yang melindungi anak dan masyarakat
secara terencana dan bertanggungjawab.
Misi : 1. Memerjuangkan terpenuhinya hak-hak anak dalam semua aspek
kehidupan.
2. Melakukan penjaminan agar anak dapat terus bersekolah, tumbuh,
dan berkembang, tanpa kekerasan, diskriminatif, dan mereka
mendapat perlindungan.
3. Mendorong terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan peduli
kepada anak.
Tujuan : 1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang dinamis.
2. Mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi norma dan
nilai-nilai kemanusiaan.
3. Mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi norma
kerakyatan dan demokrasi.
4. Mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
keadilan sosial.
5. Mewujudkan masyarakat yang dapat melakukan penjaminan
terhadap adanya perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak
dalam setiap aspek kehidupan.
4. Nilai-nilai dasar
Beberapa nilai-nilai dasar yang dianut dalam pengelolaan lembaga antara lain:
1) Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Toleransi dan saling menghargai;
3) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
Personal yang terlibat dalam pengelolaan dan aktivitas lembaga baik langsung
maupun tidak langsung sebanyak 32 orang, yang terdiri dari 27 orang laki-laki dan
4 orang perempuan.Secara rinci tentang jumlah personal dan statusnya sebagai
berikut:
1. Lembaga ini dipimpin oleh Badan Pengurus yang terdiri dari ketua,sekretaris,
bendahara, dan anggota yang diangkat oleh Badan Pendiri.
2. Anggota Badan Pengurus diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pendiri
untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa
jabatan berikutnya.
3. Jika terjadi kekosongan anggota Badan Pengurus, maka akan diisi oleh Badan
Pendiri yang berasal dari calon yang diusulkan oleh Badan Pengurus.
4. Badan Pengurus dapat membentuk pengurus harian. Proses dan prosedur
pembentukannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
5. Anggota Badan Pengurus dapat menerima honorarium dari lembaga yang
besarnya ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Badan Pengurus dan
disetujui oleh Badan Pendiri.
3. Rapat Badan Pengurus dianggap sah, jika dihadiri oleh lebih dari dua per
tigadari jumlah anggota Badan Pengurus. Jika jumlah anggota yang hadir
tidak cukup, maka rapat Badan Pengurus dinyatakan batal. Rapat berikutnya
dapat dilaksanakan setelah 7 hari dan selambat-lambatnya 14 hari setelah itu,
dengan tidak memperhitungkan jumlah anggota yang hadir sebagai syarat
sahnya rapat Badan Pengurus;
4. Setiap anggota Badan Pengurus memiliki hak satu suara. Keputusan diambil
berdasarkan musyawarah dan mufakat, jika tidak tercapai, maka keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.
perbatasan Provinsi Sumatra selatan melalui pusat kota, yang disebut jalan lintas
tengah sumtera. Selanjutnya, jalan yang berawal dari Bakauheni menuju
perbatasan Sumatra Selataen melalui kabupaten Lampung Timur, Tulang Bawang,
dan kabupaten Mesuji, ini dinamakan jalan lintas timur sumatera. Kemudian,
jalan yang bermula dari Bakauheni menuju pusat kota, lalu melintasi kabupaten
Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Pesisir Selatan, dan Kabupaten Lampung
Barat untuk selanjutnya menuju Provinsi Bengkulu, ini disebut jalan lintas barat
sumatera. Secara umum kondisi jalan tersebut relatif baik dan dapat dilintasi oleh
berbagai jenis kendaraan. Kondisi demikian menjadikan Provinsi Lampung
dikenal sebagai gerbang keluar masuk pulau sumatra dari dan ke kota besar
lainnya di pulau jawa.
Ketersediaan rel kereta api yang membentang dari kota Bandar Lampung hingga
ke kota Palembang Provinsi Sumetra Selatan dalam kondisi cukup baik.Jalur ini
telah tersedia sejak zaman Pemerintahan Kolonial Belanda untuk membawa hasil
perkebunan dan pertanian lainnya. Selain sebagai alat transportasimelalui kereta
api penumpang, jalur rel ini juga digunakan untuk kepentingan transportasi
angkutan barang terutama batubara dari kabupaten Tanjung Enim ke kota Bandar
Lampung.
Selain transportasi darat, Provinsi Lampung juga memiliki sarana transportasi
udara. Keberadaan lapangan terbang (air port) Radin Inte II yang terletak sekitar
25 km dari pusat kota provinsi, tetapi termasuk dalam wilayah Kabupaten
Lampung Selatan, merupakan lapangan terbang skala nasional dan dalam waktu
dekat akan segera menjadi lapangan terbang bertaraf internasional. Selain itu,
lapangan terbai Serai di Kabupaten Lampung Barat, juga merupakan sarana
transportasi umum khususnya untuk menlayani masyarakat dari dan yang akan
menuju ke daerah sekitar. Lapangan terbang angkatan udara di Kabupaten Tulang
Bawang, dan Lapangan Terbang Anggkatan Darat “Gatot Subroto” di Kabupaten
Way Kanan juga merupakan sarana transportasi udara yang ada di Provinsi ini.
Ketersediaan angkutan sungai di wilayah kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang,
merupakan jalur transportasi sungai yang membentang sepanjang kurang lebih
100 km. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan transportasi dengan
menggunakan kapal sekala kecil atau jenis perahu.
Jika ditinjau dari aspek ekonomi, Provinsi Lampung merupakan daerah agraris
dengan penghasilan utama dari sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Potensi perkebunan terbesar daerah ini didominasi oleh perkebunan tebu, kelapa
sawit, karet, kopi, dan lada. Jika daitinjau dari aspek peran daerah dalam
memberikan kontribusi pada program swasembada pangan, provinsi Lampung
merupakan daerah penghasil gula nomor dua terbesar di Indonesia setelah Jawa
Timur. Dengan demikian provinsi ini memegang peranan penting dalam upaya
pencapaian swasembada pangan nasional tahun 2014. Hal yang sama juga terjadi
pada komoditas lain seperti kelapa sawit, karet, kopi dan sektor peternakan serta
sektor pertanian lainnya.
Jika ditinjau dari aspek geografis Provinsi Lampung memiliki wilayah daratan
seluas 35.288,35 km2. Secara keseluruhan luas wilayah termasuk pesisir, pulau
kecil dan laut mencapai 51.991 km2, dengan panjang garis pantai mencapai 1.105
km2. Jumlah pulau sebanyak 69 buah (besar dan kecil). Secara geografis batas
daerah ini sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan : Provinsi Sumsel dan Bengkulu
Sebelah selatan berbatasan dengan : Selat Sunda Provinsi Banten
Sebelah barat berbatasan dengan : Samudera Hindia
Sebelah timur berbatasan dengan : Laut jawa dan Selat Malaka
JUMLAH
N0 DESA/KELUR PENDUDUK PERSENTASE
KECAMATAN
AHAN MISKIN (KK) (%)
1 Pringsewu 20 4.781 15,91
2 Gadingrejo 23 6.014 20,01
3 Sukoharjo 16 2.743 9,13
4 Ambarawa 8 2.572 8,56
5 Pagelaran 18 3.945 13,13
6 Adiluwih 13 2.672 8,89
7 Banyumas 11 1.341 4,46
8 Pardasuka 12 3.998 13,31
9 Pagelaran Utara 10 1.982 6,60
JUMLAH 131 30.048 100%
(Sumber : Badan PM, PP, KB dan PD Kabupaten Pringsewu- tahun 2012)
Analisis potensi dan permasalahan terutama yang berkaitan dengan anak dan masyarakat
di Provinsi Lampung dilakukan dengan menggunakan analisis faktor internal dan
eksternal dalam rangka mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Metode ini disebut analisis SWOT sebagai
berikut.
Berdasarkan uraian di atas, maka secara rinci program dan kegiatan (L-PAMAS)
Provinsi Lampung tahun 2013-2015 direncanakan sebagai berikut:
4.1.1. Strategi I
Pembangunan kapasitas dan kepedulian masyarakat dalam rangka peningkatan
mutu dan kemandirian PAUD dilakukan melalui:
1) Melaksanakan koordinasi lintas sektoral (dinas/instansi terkait, organisasi
profesi, masyarakat, dan stake holders lainnya) dalam rangka implementasi,
moitoring dan evaluasi Program PAUD.
2) Melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya
PAUD bagi pertumbuhan dan perkembangananak kedepan.
3) Mendukung aktivitas dan kreativitas PAUD seperti lomba kreativitas anak,
lomba membibing yang ramah anak, dan berbagai jenis lomba lainnya.
4) Melaksanakan kegiatan pawai anak dalam rangka mempromosikan PAUD
kepada masyarakat.
4.1.2. Strategi II
Penguatan tata kelola dan sistem pengendalian manajemen PAUD menuju PAUD
yang mandiri dan bermutu dilakukan melalui:
1) Melaksanakan 5 (lima) paket pelatihan manajemen dan peningkatan mutu
PAUD pada 9 kecamatan di wilayah Kabupaten Pringsewu.
2) Bantuan Biaya Operasional Penyelenggaraan Kegiatan peserta didik PAUD
3) Bantuan Alat Permainan Edukasi (APE) PAUD;
4) Bantuan rehabilitasi sarana dan prasarana PAUD;
5) Penyediaan data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu PAUD, serta
keterlaksanaan akreditasi PAUD.
6) Memberikan dukungan berupa bantuan dana untuk peningkatan kualifikasi
akademik pembimbing PAUD sesuai tuntutan Standar Nasional Pendidikan.
7) Melaksanakan pelatihan bagi pembimbing PAUD tentang sistem
pembelajaran PAUD yang menyenangkan dan bermutu.
8) Melaksanakan pelatihan monitoring dan evaluasi program PAUD.
4.1.4. Strategi IV
Menciptakan sekolah sebagai tempat yang ideal dan menyenangkan bagi anak
untuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memberdayakan
lingkungan hidup, dilakukan melalui Pengembangan Sekolah Berbudaya
Lingkungan, dengan aktivitas:
4.1.5. Strategi V
Mengembangkan jiwa kepemipinan dan kewirausahaan serta memberikan
pendidikan keterampilan hidup (life skill) bagi anak usia remaja, sehingga mereka
mampu hidup mandiri dan tidak terlibat dalam masalah kerawanan sosial di
tengah masyarakat, dilakukan melalui:
1) Melakukan koordinasi dengan Disnakertran dan dinas/instansi terkait dalam
rangka penyusunan teknis pelaksanaan program
2) Menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan (diklat) kepemimpinan.
3) Menyelenggarakan Workshopkewirausahaan.
4) Melakukan penelusuran minat dan bakat anak sebagai dasar penetapan jenis
keterampilan hidup (life skill) yang dibutuhkan oleh masing-masing anak.
5) Memberikan bantuan biaya untuk mengikuti pendidikan keterampin hidup
(life skill) sesuai bakat dan minat anak.
evaluasi yang menjamin terlaksananya fungsi serta tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
5.1. Strategi dan Prinsip Pendanaan
Childfund Indonesia sebagai mitra kerja utama lembagadibidang pendanaan
mengamanatkan, bahwa pengelolaan dana untuk pelaksanaan program dan
kegiatan harus dilakukan secara efektif dan efisien berbasis kinerja. Sebagai
implementasi dari amanat tersebut, maka pengelolaan danadilakukan berdasarkan
pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Sumber
pendanaan program dan kegiatan ditentukan berdasarkan prinsip kecukupan, dan
keberlanjutan.Prinsip kecukupan dimaksudkan bahwa pendanaan program cukup
untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan sesuai dtandar yang diakui.Prinsip
keberlanjutan pendanaan program dapat digunakan secara berkesinambungan
untuk memberikan penjaminan terhadap keberlanjutan program dan kegiatan
sesuai perencanaannya.
secara rinci tentang prinsip-prinsip pengelolaan dana dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Prinsip keadilan, dilakukan dengan memberikan porsi yang wajar dan
seimbang antar program dan kegiatan sesuai perencanaan berbasis kebutuhan.
2. Prinsip efisiensi dilakukan dengan mengoptimalkan kinerja, mutu, dan
ketercapaian tujuan dari masing-masing kegiatan.
3. Prinsip transparansi dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan tata
kelola yang baik oleh pengelola program dan penanggungjawab kegiatan,
sehingga dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan menghasil-
kan opini audit yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan secara
transparan kepada penyandang dana dan pemangku kepentingan,
4. Prinsip akuntabilitas publik dilakukan dengan memberikan pertanggung-
jawaban atas kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara kepada
penyandang dana sesuai ketentuan yang berlaku.
Rencana strategis lembaga ini memuat kebijakan, program dan kegiatan dengan
memperhitungkan kondisi masa depan; respon terhadap perubahan lingkungan
(sosial, ekonomi, budaya, dsb) secara terkendali; memuat alternatif pilihan dan
prioritas, kriteria keberhasilan, dan sumber daya(resources)terbaik; merupakan
proses intelektual yang digunakan oleh pengambil keputusan lembaga tentang
masa depan secara terpadu, sinergik dalam kurun waktu 2013-2015.
Penyusunan rencana strategis ini bertujuan (1) memberikan arah kebijakan ke
depan; (2) menjadi pembimbing penentuan prioritas dalam penggunaan
sumberdaya lembaga; (3) menentukan standards of excellence(sebagai indikator
kinerja kunci); (4) mengatasi perubahan dan ketidakpastian kondisi lingkungan;
serta (5) memberikan basis yang objektif dalam pengendalian dan evaluasi hasil
program dan kegiatan lembaga.
Rencana strategis lembaga disusun sebagai acuan bagi pengelola,
penanggungjawab dan pelaksana kegiatan. Keberhasilan dalam
mengimplementasikan rencna strategis iniakan sangat tergantung pada komitmen
dalam proses penyusunan dan penjabarannya oleh pengambil keputusan dalam
kebijakan, program dan kegiatan, serta penerimaan dari pemangku kepentingan
(stakeholders).Guna mencapai tujuan program dan kegiatan yang dituangkan
dalam rencana strategis ini perlu dilakukan koordinasi, penataan sistem tata
kelola, dan pengawasan dalam perencanan dan implementasinya antarlembaga
yang terlibat.
(akuntabel); (7) mencakup seluruh objek agar dapat menggambarkan secara utuh
kondisi dan situasi sasaran Monitoring dan evaluasi (komprehensif); (8)
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan pada saat
yang tepat agar tidak kehilangan momentum yang sedang terjadi; (9) dilaksanakan
secara berkala dan berkelanjutan; (10) berbasis indikator kinerja, dan (11) efektif
dan efisien, artinya target Monitoring dan evaluasi dicapai dengan menggunakan
sumber daya yang ketersediaannya terbatas tetapi tetap sesuai perencanaan dan
dilakukan secara profesional.
5.3.3. Ruang Lingkup Monitoring dan Evaluasi.
Ruang lingkup Monitoring dan evaluasi dalama rencana strategis meliputi:
a. Monitoringdan Pengendalian Program.
Sistem monitoring dan pengendalian program di lingkungan lembaga dituangkan
dalam perencanaan program melalui sistem pelaporan bulanan dan triwulan secara
berjenjang sesuai tugas dan kewenangan masing-masing personal. Setiap
penanggungjawab program mempertanggungjawabkan pelaksanaan
program/kegiatan kepada pimpinan lembaga, dan setiap koordinator kegiatan
melaporkan pelaksanaan kegiatannya kepada penanggungjawab program.
b. Evaluasi tematik yang berkaitan dengan kebijakan Lembaga.
Evaluasi tematik adalah evaluasi yang dilakukan khusus untuk program/kegiatan
tertentu, tetapi dilakukan secara lebih lengkap dan mendalam mencakup semua
aspek/komponen evaluasi seperti input, proses, output, outcome dan dampak,
serta menilai efektivitas kebijakan dan atau program tersebut. Misla evaluasi
dampak pemberian bantuan kepada sekolah ramah anak terhadap penurunan
angka kekerasan di sekolah, evaluasi dampak pemberian bantuan sarana dan
prasarana pembelajaran terhadap kualitas sarana/prasarana pemebelajaran, dan
lain-lain. Evaluasi ini bermanfaat untuk menilai apakah kebijakan atau program
tersebut perlu dilanjutkan atau tidak, jika tidak ada dampak, apakah kebijakan
tersebut perlu dirubah atau perlu terobosan baru.
c. Evaluasi kinerja tahunan melalui sistem AKL (Akuntabilitas Kinerja Lembaga)
Evaluasi tahunan dilakukan terhadap keseluruhan program yang ditetapkan pada
Rencana Kerja tahun berjalan. Sumber informasi yang digunakan dalam evaluasi
tahunan meliputi: hasil monitoring, evaluasi tematik dan evaluasi kinerja lembaga.
Tujuan evaluasi tahunan adalah untuk mengetahui capaian indicator kinerja kunci
yang ditetapkan pada Rencana Kerja tahun ini secara keseluruhan serta
memberikan rekomendasi terhadap perbaikan terhadap Rencana Kerja Tahun
berikutnya.
d. Evaluasi kinerja tengah periode Rencana Strategis
Evaluasi tengah masa (mid terms) dilakukan terhadap keseluruhan program yang
ditetapkan pada Rencana Kerja tahun sebelumnya, dan evaluasi tengah tahun
tahun berjalan.Evaluasi mid terms bertujuan untuk mengetahui perkembangan
(trend) pencapaian indikator kinerja kunci sampai dengan tengah masa periode
rencana strategis dan berguna untuk memprediksi keberhasilan atau ketercapain
sasaran di akhir masa periode rencana strategis.Jika teridentifikasi sasaran tidak
akan tercapai pada masa periode rencana strategis yang diperoleh dari hasil
PENDIDIKAN MULAI
No NAMA LENGKAP JABATAN SPESIALISASI
TERAKHIR TUGAS (Th)
- Networking
1 - Manajemen
Ahmad Asari, S.Pd. Koordinator Proyek S1 ( Pendidikan ) 1998
koperasi
- Komputer
- Pembukuan
2 Supinah Keuangan SPG 1997
keuangan
- Community
4 Yusufudin Koordinator Program SMA 2003 development
- Komputer
PROGRAM RENCANA
NO KEGIATAN Vol. satuan ANGGARAN
BIDANG SASARAN JADWAL
1 PENDIDIKAN
1. PAUD Anak Uisa 0-5 th
1. Rapat Koordinasi
Terjalinnya antara pimpinan
koordinasi yang lembaga dengan
baik antara lebaga penentu kebijakan 1 paket Rp.
dengan pada Dinas/Instansi
Pemerintah daerah terkait dengan PAUD
1 dan stake holders (15 org) Juni 2013
lainnya, dalam
rangka 2. Rapat teknis dengan
implementasi pejabat dinas/ instansi
program dan terkait, DPR, 1 paket Rp.
kegiatan lembaga Masyarakat, dll. (30
org)
Tersosialisasinya
tentang penting- Sosialisai pentinngnya
nya PAUD kepada PAUD untuk perkembangan
50 orang wakil anak kedepan kepada Juli – Agst
2 5 paket Rp.
masyarakat dari masyarakat di 5 kecamatan 2013
masing-masing wilayah binaan di
kecamatan di Kabupaten Pringsewu
wilayah binaan.
2) Bantuan Alat
Permainan Edukasi
(APE) PAUD;
3) Bantuan rehabilitasi
sarana dan
prasarana PAUD;
1) Melaksanakan 3 (lima)
paket pelatihan bagi
pembimbing PAUD
tentang sistem
pembelajaran PAUD
yang menyenangkan
dan bermutu.
2) Melaksanakan
pelatihan teknik
pelaksanaan dan
penyusunan
intrumen
monitoring dan
evaluasi program
PAUD.
Melaksanakan monitoring
dan evaluasi program
PAUD ..
1) Menetapkan salah satu SD di desa binaan Kecamatan Sukoharjo Pringsewu sebagai pilot project Sekolah Ramah Anak (child
friendly school). tahun 2013.
2) Melaksanakan Workshop Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Berbasis Ramah Anak (child friendly school).
3) Melaksanakan Workshop Pemberdayaan Komite Sekolah dan Masyarakat Berbasis Ramah Anak (child friendly school).
4) Melaksanakan Workshop Peningkatan Kompetensi Guru berbudaya ramah anak (child friendly school).
5) Melaksanakan Sosialisasi Undang-Undang Negara Repbulik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.
6) Melaksanakan Sosialisasi Kurikulum 2013 dan implementasinya dalam proses dan pelaksanaan pembelajaran.
7) Melaksanakan Workshop penyusunan dan pengembangan kurikulum, RPP, dan Bahan Ajar.
8) Melaksanakan Workshop Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS dan RKAS)
9) Melaksanakan Workshop Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
10) Melakukan pendampingan penerapan PAKEM dalam proses dan pelaksanaan pembelajaran.
11) Melaksanakan Workshop evaluasi dan penilaian hasil belajar.
12) Melaksanakan Workshop Teknik Penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya Kegiatan.
13) Melaksanakan Workshop peningkatan kompetensi pengelola sekolah dalam aspek transparansi dan akuntabilitas pengelolaa
kegiatan, pengelolaan keuangan, dan penyusunan laporan.
14) Melaksanakan Workshop penyusunan pedoaman Sistem Informasi Manajemen sekolah.
15) Memfasilitasi pembentukan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan pendampingan aktivitasnya.
16) Melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program Sekolah Ramah Anak.
17) Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan dan laporan kemajuan program Sekolah Ramah Anak berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi tahun berjalan secara terukur, dan menyusun rekomendasi tindaklanjut untu
Sedangkan diwilayah pelayanan proyek (5 desa) terdapat 1.192 anak usia dini yang tidak mengikuti & menikmati pendidikan. Hal
ini disebabkan oleh faktor kemiskinan orang tua, pengetahuan dan kesadaran orang tua rendah, akses paud yang terbatas dan
kurangnya kualitas paud. Anak-anak yang tidak sekolah paud ketika masuk SD akan sering tertinggal pelajaran, minder dan kurang
percaya diri.
Meningkatkan peran serta masyarakat, dengan cara mengkampanyekan pentingnya pendidikan PAUD melalui
.........................................................
Mendorong pemerintah daerah untuk mendukung kegiatan PAUD, dengan cara memfasilitasi pengurusan legalitas PAUD,
melakukan akreditasi PAUD, melakukan advokasi
Meningkatkan kualitas organisasi PAUD, dengan cara meningkatkan SDM guru pembimbing melalui pelatihan-pelatihan,
stimulan penyetaraan pendidikan guru kejenjang PGTK……..
Mendorong tumbuhnya jumlah pusatkegiatan PAUD baru,dengan caramemotivasi dan memfasilitasi terbentuknya PAUD baru
kepada para stakeholder tingkat desa & tokoh masyarakat dan memberikan stimulan berupa sarana permainan edukatif bagi pusat
kegiatan PAUD yang baru.
Menurut data kependudukan di Propinsi Lampung, terdapat sejumlah 164.382 (11,5%) anak usia 5-14 tahun yang tidak mengikuti
pendidikan formal (SD-SMP). (sumber : Lampung dalam angka, 2008 & BPS kabupaten, 2009). Sedangkan diwilayah pelayanan
proyek terdapat 469 anak usia 5-15 tahun yang Drop Out sekolah, hal ini disebabkan oleh faktor kemiskinan orang tua, motivasi
anak & orang tua rendah, terjadinya tindak kekerasan dilingkungan sekolah dan pengaruh negatif pergaulan.
Bekerjasama dengan dinas pendidikan dalam integrasi program, melalui kegiatan kampanye penyadaran bagi anak & orang
tua, pelatihan-pelatihan bagi guru dan pilot project sekolah yang berbasis nilai (child friendly school) serta kegiatan peringatan
HAN.
Peningkatan kapasitas dan kreativitas anak, melalui kegiatan pelatihan-pelatihan leadership bagi anak, mensupport dan
mendampingai organisasi2 anak dan kampanye anti kekerasan dilingkungan sekolah.
Menumbuhkan motivasi anak keluarga untuk berperan aktif dalam pemenuhan hak pendidikan, melalui kegiatan pemberian
stimulan biaya pendidikan dan perlengkapan sekolah bagi anak rawan DO, melakukan pendampingan dan konseling bagi anak DO.
Pada tahun 2009, terdapat sejumlah 1.461.929angkatan kerja usia 15 – 24 tahun, sebanyak 880.222 jiwa (60,2%) tidak bekerja/
pengangguran.(Data BPS Lampung tahun 2009). Sedangkan untuk diwilayah pelayanan proyek, terdapat 427 anak usia 16-24 th
yang tidak memiliki keterampilan dan menganggur. Hal ini disebabkan karena pendidikan rendah, tidak berketrampilan, tidak
memiliki kreativitas untuk menciptakan usaha, tidak ada akses kependidikan keterampilan, tidak dapat bersaing dlm dunia kerja,
biaya pendidikan keterampilan tidak terjangkau.
Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas organisasi-organisasi anak, baik ditingkat desa maupun ditingkat kabupaten, melalui
pelatihan-pelatihan menejerial, leadership, advokasi, DRR dan melalui seminar.
Peningkatan Sumber Daya Manusia/keterampilan kerja personal remaja, melalui pelatihan-pelatihan ketrampilan kerja,
bekerjasama dengan dinsosnaker dan dinas kesehatan setempat.
Menginisiasi terbentuknya jaringan organisasi-organisasi anak dan remaja ditingkat kabupaten, bekerjasama dengan dinas
instansi pemerintah,