IMUNOLOGI TUMOR
OLEH
KELOMPOK 9 :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Imunologi Tumor”.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Kami menyadari
sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ““Imunologi Tumor” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian tumor ........................................................................................................ 3
2.2 Jenis-jenis tumor ......................................................................................................... 3
2.3 Penyebab tumor .......................................................................................................... 5
2.4 Respon imun terhadap tumor ..................................................................................... 6
2.5 Usaha tumor menghindari sistem imun ..................................................................... 8
2.6 Terapi pada tumor ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tumor merupakan penyakit yang mengkhawatirkan karena menjadi
penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari
keseluruhan penduduk Indonesia yang meninggal (Riset Kesehatan Dasar tahun
2007). Riset juga menyatakan bahwa setiap 1000 orang terdapat sekitar 4 penderita
tumor. Faktor ini terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya sehingga dalam
kurun waktu 10 tahun (2005-2015) WHO memperkirakan jumlah kematian karena
tumor rata-rata 8,4 juta setiap tahun dan tahun 2015 mencapai 9 juta jiwa. Penyakit
tumor bisa menyerang berbagai macam organ dalam tubuh manusia, salah satunya
tulang. Tumor tulang bisa mengenai siapa saja, baik anak-anak maupun orang
dewasa.
Perkembangan kanker ditandai dengan sel-sel tumor berinteraksi dengan
komponen lingkungan di sekitarnya seperti sel normal, sel imun (sel efektor),
maupun agen terapi yang secara eksternal dapat ditambahkan ke dalam sistem tubuh.
Agen terapi yang dimaksud adalah kemoterapi dan imunoterapi. Terdapat faktor
yang dimaksudkan menyerang sistem imun, salah satunya adalah virus. Virus dapat
menginfeksi sel-sel imun yang telah aktif. Sebagai akibatnya, populasi sel efektor
menurun dan sistem imun akan melemah sehingga dibutuhkan obat.
Pada pertumbuhan sel tumor umumnya timbul beberapa antigen baru serta
asing bagi tubuh. Dengan adanya antigen tersebut mesin imunologik didalam tubuh
dapat terangsang sehingga menimbulkan suatu reaksi imun yang dapat
menghancurkan sel tumor tadi. Dengan kata lain sistem respons imun bukan saja
berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh terhadap serangan kuman penyakit akan
tetapi juga dapat memegang peranan dalam menjaga timbulnya sel-sel yang
abnormal didalam tubuh keadaan seperti ini dikenal dengan nama “immunological
surveillance”.
1
5. Bagaimanakah usaha tumor menghindari sistem imun ?
6. Bagaimanakah pendekatan terapi pada tumor ?
1.3. Tujuan
1. Apakah yang dimaksud dengan tumor ?
2. Apa saja jenis-jenis tumor ?
3. Apa saja yang dapat menyebabkan tumor ?
4. Bagaimanakah respon imun terhadap tumor ?
5. Bagaimanakah usaha tumor menghindari sistem imun ?
6. Bagaimanakah pendekatan terapi pada tumor ?
1.4. Manfaat
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca atau pendengar dapat
menambah pengetahuan tentang imunologi tumor.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
air mata sehingga mata sering berair, optic glioma, gangguan pendengaran, dan
gangguan pada tulang belakang seperti skoliosis, penyempitan tulang belakang
dan gangguan tulang panjang seperti pseudoarthrosis.
Karena sifatnya genetik, maka belum ada pengobatan yang dapat
menghentikan pertumbuhannya. Operasi pembedahan dan radiasi, biasanya
dimaksudkan untuk memperkecil atau mengontrol perkembangannya saja. Bila
tumbuh mendekati saraf, maka sarafnya juga harus diangkat.
3. Glioma
Glioma adalah jenis tumor yang dimulai di otak atau tulang belakang.
Gejala glioma tergantung pada bagian mana dari sistem saraf pusat terpengaruh.
Sebuah glioma otak bisa menyebabkan sakit kepala, mual dan muntah, kejang,
dan gangguan saraf kranial sebagai akibat tekanan intrakranial meningkat.
Sebuah glioma pada saraf optik dapat menyebabkan hilangnya penglihatan.
Glioma dapat menyebar melalui cairan serebrospinal ke sumsum tulang
belakang.
4. Meningioma
Meningioma adalah tumor pada selaput pelindung otak, yang lebih
banyak menyerang wanita daripada pria, terutama usia 50-60 tahun. Kebanyakan
meningioma bersifat jinak (benign).
5. Osteo-chondroma
Adenoma Adenoma adalah suatu tumor jinak dari kelenjar. Adenoma
dapat tumbuh di banyak organ, misalnya: usus besar, kelenjar adrenal, kelenjar
hipofisis, tiroid, dll Meskipun adenoma tergolong jinak, dari waktu ke waktu
mereka dapat berkembang menjadi menjadi ganas (adenokarsinoma).
6. Fibroadenoma Mammae (FAM)
Fibroadenoma Mammae (FAM) adalah tumor jinak tidak berbahaya yang
bisa timbul pada payudara remaja dan wanita berusia <30 tahun. Benjolan
biasanya kecil, solid, kenyal, bulat elastis dengan batas tepi yang jelas. Diduga
penyebabnya adalah kelebihan hormon estrogen. Tumor ini dapat membesar
menjelang menstruasi atau pada saat kehamilan.
4
2.3 Penyebab Tumor
Hingga saat ini, penyebab tumbuhnya tumor masih belum diketahui secara
pasti. Tumor jinak dan ganas memiliki penyebab dan faktor risiko yang hampir sama,
antara lain:
1. Merokok
Merokok seringkali dikaitkan dengan berbagai jenis kanker seperti
kanker sel darah putih (leukimia), serta kanker pada berbagai organ lain seperti
kerongkongan (esofagus), paru, mulut, pankreas, ginjal, dan lambung. Di
Amerika Serikat tercatat bahwa merokok bertanggung jawab terhadap 30% dari
seluruh kematian akibat kanker.
2. Infeksi
Ada sejumlah virus dan bakteri memiliki kemampuan untuk
menyebabkan kanker, antara lain:
a. Human papillomavirus (HPV) yang meningkatkan risiko kanker mulut rahim
(serviks), penis, vagina, anus, dan orofaring.
b. Virus hepatitis B dan hepatitis C yang meningkatkan risiko kanker hati.
c. Epstein-Barr virus yang meningkatkan risiko limfoma Burkitt.
d. Helicobacter pylori yang meningkatkan risiko kanker lambung.
3. Radiasi
Terdapat dua jenis radiasi yang diduga berpotensi meningkatkan risiko
kanker, yakni radiasi ultraviolet dari sinar matahari serta radiasi ion dari
peralatan medis seperti sinar-X, CT scan, fluoroskopi, dan radiasi terapi nuklir.
4. Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh
Obat-obatan jenis ini digunakan pada kondisi tertentu, seperti pada pasien
yang baru saja mendapatkan transplantasi organ. Obat-obatan ini dapat
meningkatkan risiko terjadinya kanker karena menurunkan kemampuan tubuh
untuk melawan pertumbuhan sel-sel kanker.
5. Aktivitas Fisik
Sejumlah penelitian berkesimpulan bahwa orang yang aktif secara fisik
memiliki risiko yang lebih rendah untuk menderita kanker kolorektal dibanding
mereka yang tidak aktif. Beberapa penelitian lain juga menyatakan bahwa
aktivitas fisik dapat membantu melawan kanker endometrium dan kanker
payudara pada wanita pasca-menopause.
5
2.4 Respon Imun Terhadap Tumor
1) Respon imun innate / alamiah / non-spesifik
a. Sel Natural Killer (sel NK)
Sel NK dapat membunuh berbagai jenis sel tumor, terutama sel
dengan ekspresi MHC kelas I yang menurun dan dapat menghindari lisis oleh
CTL. Sel NK juga merespon ketidakadan MHC kelas I karena adanya
molekul MHC kelas I sebenarnya menghantarkan sinyal hambatan ke sel NK.
Berbagai tumor yang kehilangan MHC kelas I mungkin disebabkan oleh
seleksi CTL terhadap sel-sel dengan ekspresi MHC kelas I. Perubahan
imunogenik ini menyebabkan sel tumor menjadi target yang baik bagi sel
NK. Sebagai tambahan, sel-sel yang diliputi Fc reseptor Ig G juga merupakan
target sel NK.
Peran sel NK pada imunitas tumor in vivo belum jelas, antara lain
membunuh sel tumor secara langsung dan sel-sel yang terinfeksi virus.
Aktivitas sel NK dihambat oleh antigen HLA-G yang apabila diekspresikan
oleh sel tumor mengakibatkan sel tumor terhindar dari upaya lisis oleh sel
NK. Walaupun antigen HLA-G jarang diekspresikan pada tumor,
transkripnya berupa mRNA sering dijumpai pada berbagai jenis tumor
sehingga diduga ekspresi antigen HLA-G dikontrol di tingkat pasca
transkripsi. Kemampuan sel NK membunuh sel tumor ditingkatkan oleh
sitokin termasuk IFN, TNF, IL-2, dan IL-12. Karena itu peran sel NK dalam
aktivitas anti tumor bergantung pada sel T dan makrofag yang memproduksi
sitokin tersebut. Ketiga jenis IFN (α, β, dan γ) dapat meningkatkan fungsi sel
NK.
b. Makrofag
Makrofag merupakan mediator seluler yang potensial dalam imunitas
anti tumor. Beberapa bukti yang mendukung hipotesis itu adalah: (1)
makrofag dapat berakumulasi dalam jumlah besar dalam jaringan tumor; (2)
makrofag mempunyai kemampuan alami atau bisa diaktifkan untuk
melisiskan sel sasaran; (3) penekanan fungsi makrofag dengan berbagai cara
misalnya dengan memberikan silica dihubungkan dengan peningkatan
insiden tumor dan metastasis; (4) transfer adaptive makrofag yang
diaktifkan in vitro maupun in vivo menghambat penyebaran tumor; (5)
beberapa jenis karsinogen dapat menekan fungsi retikuloendotelial; (6)
6
stimulasi makrofag dengan berbagai imunomodulator dihubungkan dengan
berkurangnya pertumbuhan tumor atau insiden tumor.
Secara in vitro makrofag dapat melisiskan lebih banyak sel-sel tumor
dibandingkan dengan sel-sel normal. Mekanismenya melalui pengenalan
langsung antigen tumor yang terletak dipermukaan sel dan aktivasi makrofag
oleh IFN-γ yang diproduksi oleh sel T spesifik tumor. Makrofag aktif juga
memproduksi TNF yang hanya membunuh tumor tetapi tidak membunuh sel-
sel tumor. TNF membunuh sel-sel tumor melalui efek toksik langsung yang
dimediasi oleh pengikatan TNF ke reseptor sel-sel tumor dan mengaktifkan
jalur sinyal yang mengakibatkan terjadinya apoptosis. Sedangkan efek tidak
langsung kerja TNF adalah melalui sistem perdarahan tumor yaitu
menyebabkan nekrosis tumor dengan jalan menginduksi trombosis
pembuluh darah (tumor mengeluarkan faktor yang bekerja pada endotel dan
mengakibatkan terjadinya trombosis).
7
limfoma yang berhubungan dengan infeksi EBV, dalam serumnya ditemukan
antibodi terhadap antigen yang disandi EBV yang diekspresikan pada
permukaan sel limfoma. Antibodi membunuh sel-sel tumor dengan cara
mengaktivasi komplemen atau dengan cara antibody-dependent
cytotoxicity (ADCC), di mana makrofag dan sel NK yang mempunyai
reseptor Fc akan memperantarai mekanisme ini. Sayang sekali kemampuan
membunuh sel-sel tumor umumnya hanya ditemukan secara in vitro dan pada
keadaan sebenarnya hanya sedikit dilaporkan mengenai efektifitas imunitas
humoral terhadap tumor.
2.5 Usaha Tumor Menghindari Sistem Imun
Tumor ganas dapat mengandung protein antigen yang dikenali tubuh sebagai
benda asingdan system imun akan membatasi pertumbuhan beberapa tumor, namun
system imun tidak mencegah frekuensi terjadinya kanker letal. Protein pada tumor
dapat mengaktivasi CTL dalam jumlah yang sedikit. Hal ini menyebabkan imunitas
anti tumor tidak dapat bekerja.
Produk tumor dapat menekan respon imun anti tumor. Contohnya
transforming growth factor -𝛽 (TGF-𝛽), yang disekresi dalam jumlah besar oleh
beberapa tumor dan yang mencegah fungsi limfosit dan makrofag.
Host telah mempunyai toleransi terhadap beberapa tumor antigen karena
telah mengalami interaksi dengan antigen tersebut saat lahir atau karena sel tumor
mempunyai antigen yang tolerogenic terhadap system imun. Hilangnya tumor
antigen pada permukaan tumor karena adanya antibody binding, yang disebut
antigenic modulation yang mengakibatkan tumor resisten terhadap mekanisme
efektor.
Gerakan pertumbuhan tumor dapat mengembangkan tumor yang resisten
terhadap system imun sebelum respon imun efektif dapat terbentuk. Hal ini
disebabkan tumor antigen yang sedikit tidak mampu mengaktivasi respon imun dan
begitu banyak sel-sel tumor tumbuh. Mutasi pada tumor antigen terjadi sehingga
mempersulit system imun untuk mengenaliny.
Tumor antigen pada permukaan tumor dapat disembunyikan oleh molekul
glycocalyx termasuk sialic acid yang mengandung mukopolisakarida. Proses ini
disebut antigen masking dan dapat terjadi karen molekul glycocalyx lebih sering
muncul pada sel tumor dari pada sel yang normal. Tumor dapat mengaktivasi system
8
koagulasi yang akan membungkus tumor dalam fibrin cocoon sehingga imun sulit
untuk membunuh sel-sel tumor.
Tumor dapat mengelabui sistem imun dengan berbagai macam cara :
1. Tumor dapat memiliki imunogenitas yang rendah, beberapa tumor tidak
memiliki peptide atau protein lain yang dapat ditampilkan oleh molekul MHC,
oleh karena itu sistem imun tidak melihat ada sesuatu yang abnormal.
2. Sel tumor lain tidak memiliki satu atau lebih molekul MHC dan kebanyakan
tidak mengekspresikan co-stimulatory protein yang dibutuhkan untuk dapat
mengaktivasi sel T.
3. Beberapa sel tumor memproduksi faktor-faktor seperti TGF-𝛽 yang dapat secara
langsung menghambat aktivitas sel T.
9
4. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat yang mengandung hormon steroid yang
berguna untuk menambah hormon steroid dalam tubuh bila diperlukan, dan
meredakan peradangan atau inflamasi, serta menekan kerja sistem kekebalan
tubuh yang berlebihan. Misalnya pada tumor jinak hemangioma. Suntikan
steroid, misalnya pada tumor jinak jaringan lemak atau lipoma.
5. Terapi obat yang ditargetkan
Misalnya pada tumor otak. Obat ini menargetkan suatu gen atau protein
spesifik untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh sel kanker. Satu jenis
obat tumor bernama glioblastoma memiliki kandungan bevacizumab yang
digunakan untuk menghentikan pembentukan pembuluh darah baru,
menghentikan asupan darah ke tumor, dan membunuh sel tumor. Kandungan
obat lainnya yang bernama everolimus digunakan pada tumor otak jinak untuk
menghambat suatu enzim di dalam tubuh yang berkontribusi pada pertumbuhan
sel kanker.
6. Imunoterapi,
sebagai obat tumor yang bersifat Obat ini mengandalkan sistem imun
dalam melawan infeksi dengan menggunakan zat yang diproduksi tubuh, untuk
kemudian diolah dan disuntikkan kembali ke dalam tubuh. Tujuannya adalah
untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dalam melawan sel kanker,
memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel kanker, dan mencegah sel
kanker menyebar ke bagian tubuh lain.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan adanya pertumbuhan
massa (solid atau padat) atau jaringan abnormal dalam tubuh yang meliputi tumor jinak
(benigna tumor) dan tumor ganas (malignant tumor). Tumor ganas lebih dikenal dengan
kanker. Massa ini timbul sebagai akibat dari ketidak seimbangan pertumbuhan dan
regenarasi sel. Penyebab tumor belum diketahui secara pasti tapi banyak kasus yang
mengarah pada pola hidup yang tidak sehat adalah penyebab terjadinya tumor. Tumor
memiliki cara sendiri untung mengelabui sistem imun. Begitu pula sistem imun memiliki
cara untuk menghadapi sel tumor. Banyak cara atau terapi yang bisa dilakukan untuk
mengobati tumor.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/beberapa-obat-tumor-yang-umum-digunakan
12