Anda di halaman 1dari 8

ASSALAMU’ALAIKUM WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH

P
ertama-tama, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami. Berkat
pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan
baik tanpa adanya suatu halangan apapun.
Tugas dan tanggung jawab kami sebagai siswa untuk membuat
makalah tentang POLA-POLA HEREDITAS telah membawa kami pada suatu
pembelajaran tentang bagaimana sebenarnya rangkaian gen yang menyebabkan
variasi turunan pada makhluk hidup.
Kami pun tak lupa untuk menyuguhkan gambar-gambar yang mendukung
penjelasan-penjelasan kami. Agar memperjelas apa-apa yang sukar untuk
dipahami dalam makalah kami ini. Masalah yang kami kupas dalam makalah ini
sesuai dengan keterangan para sejarawan, jadi semua elemen-elemen
masyarakat akan dengan sangat mudah dalam menangkap semua kata-kata
dalam kalimat-kalimat kami.
Sesungguhnya ini semua tak akan lepas dari pengawasan dan bimbingan
para pengajar dan orang-orang disekeliling kami dalam memberikan pengarahan
bagi kami dalam menyusun makalah kami ini. Kami sangat berterimakasih atas
bantuan dan perhatian untuk semuanya.
Semoga apa yang kami paparkan didepan dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan menambah wawasan kita semua akan bagaimana kronologis
peristiwanya.

WASSALAMU’ALAIKUM WA ROHMATULLOHI WA BAROKATUH

DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Bab 1 Pendahuluan 5
1.1. Latar Belakang 5
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Hipotesa 6
1.5. Tujuan Dan Manfaat 6
Bab 2 Pembahasan 7
2. 1. Hukum Pewarisan Sifat 7
2. 2. Penyimpangan Hukum Mendel 9
2.2.1. Interaksi Alel 9
2.2.2. Interaksi Genetic 10
2.2.3. Tautan 14
2.2.4. Pindah silang 15
Bab 3 Penutup 18
Kesimpulan 18
saran 18
Daftar Pustaka xix

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka memperdalam ilmu bidang biologi serta mengakrabkan
jiwa dengan hembusan materi biologi tertentu, saya sebagai siswa SMA Negeri
1 Libureng kelas XII IPA 1 di beri tugas dan tanggung jawab dalam menyusun
makalah ini. Judul saya pilih sendiri karena kami diberi wewenang untuk
menarik judul sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Maka dari itu
saya mengambil judul POLA-POLA HEREDITAS ini sebagai bahan acuan
saya dalam menyusun makalah ini.
Dalam pola-pola hereditas ini menjelaskan tentang ruang lingkup hukum
Mendel serta apa yang menjadi penyimpangannya. Namun saya menyinggung
sedikit tentang tautan dan pindah silang untuk menambah wawasan saya.

1.2. Rumusan Masalah


Adakah dampak penyimpanngan hukum Mendel yaitu pada polimeri dan
interaksi antar gen terhadap variasi turunan ?

1.3. Batasan Masalah

1.4. Hipotesa
Hipotesis dari pemaparan yang akan saya bahas berdasarkan rumusan masalah
diatas adalah sebagai berikut :
Hukum Mendel 1 dan 2, pada peristiwa polimeri dan interaksi antar gen
sama-sama menjelaskan tentang bagaimana ragam fenotip yang di turunkan dari
induknya. Hal ini menyebabkan adanya variasi turunan.
1.5. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mempelajari kejadian-kejadian
apa saja yang terjadi pada gen makhluk hidup. Kita dapat menggolongkan
persilangan pada gamet dengan menjabarkan eksperimen yang telah dilakukan
oleh penelitian sebelumnya.
Manfaat yang dapat kita ambil adalah setelah kita mempelajari tentang
genetika, kita akan mampu meminimalisir kondisi yang kurang diinginkan
dalam sebuah keluarga dengan memperhatikan calon parental untuk
menurunkan keturunan yang baik.
Mengetahui dan memahami peristiwa polimeri dan interaksi antar gen.

BAB 2 MATERI

2.2. Penyimpangan Hukum Mendel


2.2.1 INTERKASI ANTAR GEN
Interaksi –interaksi di dalam tubuh makhluk hidup dapat menyebabkan
adanya penyimpangan semu hukum mendel. Ada 2 jenis penyimpangan, yaitu
penyimpangan karena interaksi alel dan penyimpangan karena reaksi genetic.
Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang
tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-
fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua pasang gen
nonalelik.
Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi secara
genetik. Selain mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe karena adanya
peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum
Mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio fenotipe, tetapi menimbulkan
fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua pasang
gen nonalelik. Peristiwa semacam ini dinamakan interaksi gen menurut ( Suryo:
2001). Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson dan
R.C.
Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan bentuk jengger ayam.
Menurut William D. Stansfield ( 1991 : 56 ) fenotipe adalah hasil produk
gen yang dibawa untuk diekspresikan ke dalam lingkungan tertentu.
Lingkungan ini tidak hanya meliputi berbagai faktor eksternal seperti:
temperatur dan banyaknya suatu kualitas cahaya. Sedangkan faktor internalnya
meliputi: Hormon dan enzim. Gen merinci struktur protein. Semua enzim yang
diketahui adalah protein. Enzim melakukan fungsi katalis, yang
menyebabkanpemecahan atau penggabungan berbagai molekul. Semua reaksi
kimiawi yang terjadi di dalam sel merupakan persoalan metabolisma. Reaksi –
reaksi ini merupakan reaksi pengubahan bertahap satu substansi menjadi
substansi lain, setiap langkah ( tahap) diperantarai oleh suatu enzim spesifik.
Semua langkah yang mengubah substansi pendahulu ( precursor ) menjadi
produk akhir menyusun suatu jalur biosintesis.Interaksi gen terjadi bila dua atau
lebih gen mengekspresikan protein enzim yang mengkatalis langkah – langkah
dalam suatu jalur bersama.

2.2.3 POLIMERI
Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang merupakan
gabungan dari monomer - monomer. polimer mempunyai massa molekul relatif
yang sangat besar, yaitu sekitar 500-10.000 kali berat molekul unit ulangnya.
istilah polimer berasal dari bahasa yunani, polys = banyak dan meros = bagian,
yang berarti banyak bagian atau banyak monomer.

Penggolongan polimer berdasarkan asalnya :

1. polimer alam : yang berada dialam dan berasal dari mahkluk hidup
2. polimer sintesis / buatan : polimer yang tidak terdapat di alam dan harus
dibuat terlebih dahulu oleh manusia.

Merupakan moleku besar yang terbentuk dari molekul-molekul kecil yang


terangkai secara berulang. Molekul-molekul kecil penyusun polimer disebut
monomer. Reaksi pembentukan polimer disebut reaksi polimerisasi

Dua jenis polimerisasi:1. Polimerisasi adisi: polimer yang terbentuk melalui


reaksi adisi dari berbagai monomer
Contoh polimer adisi:
Yang termasuk ke dalam polimer adisi adalah polistirena (karet ban), polietena
(plastik), poliisoprena (karet alam), politetraflouroetena (teflon), PVC, dan
poliprepilena (plastik).

2. Polimerisasi kondensasi: polimer yang terbentuk karena monomer-


monomer saling berikatan dengan melepaskan molekul kecil.
Contoh: pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer berbeda
yaitu urea dan metanal. Dua molekul metanal bergabung dengan satu molekul
urea menjadi suatu molekul disebut dimer. Dimer-dimer ini selanjutnya
berpolimerisasi.
Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan,
poliamida, (melamin), poliester (nilon), teteron, dan protein.

Perbedaan antara polimerisasi adisi dan kondensasi adalah bahwa pada


polimerisasi kondensasi terjadi pelepasan molekul kecil seperti H2O dan NH3,
sedangkan pada polimerisasi adisi tidak terjadi pelepasan molekul.

Penggolongan polimer

Berdasarkan asal polimer:

Polimer alam: polimer yang tersedia secara alami di alam. Contoh: karet
alam (dari monomer-monomer 2-metil-1,3-butadiena/isoprena), selulosa (dari
monomer-monomer glukosa), protein (dari monomer-monomer asam amino),
amilum, asam nukleat.
Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis indukstri/pabrikan. Contoh:
nilon (dari asam adipat dengan heksametilena), PVC (dari vinil klorida),
polietilena, poliester (dari diasil klorida dengan alkanadiol)

Berdasarkan jenis monomer:

Homopolimer: terbentuk dari monomer-monomer sejenis. Contoh:


polisterina, polipropilena, selulosa, PVC, teflon.
Kopolimer: terbentuk dari monomer-monomer yang tak sejenis. Contoh:
nilon 66, tetoron, dakron, protein (dari berbagai macam asam amino), DNA
(dari pentosa, basa nitrogen, dan asam fosfat), bakelit (dari fenol dan
formaldehida), melamin (dari urea dan formaldehida)

Berdasarkan penggunaan polimer:

Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat. Misalnya: untuk kain dan
benang. Contoh: poliester, nilon, dan dakron.
Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik. Contoh: bakelit,
polietilena, PVC, polisterina, dan polipropilena.

Berdasarkan sifatnya terhadap panas:

Polimer termoplas/termoplastis: polimer yang melunak ketika dipanaskan


dan dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: PVC, polietilena, polipropilena
Polimer termosetting: polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan
tidak dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: melamin, selulosa

ALAT DAN BAHAN


ALAT DAN BAHAN :
1. 2 buah baling-baling genetika, dua buah jarum pentul/paku
CARA KERJA :
1. putarlah baling-baling dalam waktu bersamaan
2. Hentikan secara acak kedua baling-baling itu
3. amati lengan-lengan yang posisinya berdekatan(bertemu), catatlah huruf-
huruf pada tangan baling-baling pada tabel pengamatan.
4. ulangi kegiatan 1,2,3 sampai 96 kali.

TABEL PENGAMATAN :
No. Genotif Fenotif Turus Jumlah
1 M1M1M2M2 merah IIII IIII 9
2 M1M1M2m2 merah IIII II 7
3 M1M1m2m2 merah IIII I 6
4 M1M1m2M2 merah IIII 5
5 M1m1M2M2 merah IIII IIII I 11
6 M1m1M2m2 merah IIII IIII I 11
7 M1m1m2m2 merah IIII IIII I 11
8 M1m1M2m2 merah IIII IIII I 11
9 M1m1m2m2 putih IIII 5
10 M1m1M2M2 merah III 3
TABEL PENGAMATAN :
No. Genotif Fenotif Turus Jumlah
1 RRPP sumpel IIII IIII IIII 14
2 RRPp sumpel IIII I 6
3 RrPP sumpel IIII IIII IIII IIII IIII 25
4 RrPp sumpel IIII IIII IIII IIII I 21
5 RRpp Gerigi I 1
6 Rrpp Gerigi IIII IIII 10
7 RrPP sumpel IIII III 8
8 RrPp sumpel IIII III 8
9 Rrpp Gerigi III 3

BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan materi pola-pola hereditas diatas, saya dapat menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
Hukum Mendel 1 dan 2 menjelaskan tentang parental dari masing-masing
individu yang berbeda karakter menghasilkan 100% individu dengan karakter
yang dominan dari parentalnya, kemudian disilangkan lagi dengan individu
yang sejenis hingga menghasilkan fenotip 2 dengan perbandingan 3:1 untuk
hukum Mendel 1 dan 9:3:3:1 untuk hukum Mendel 2
Hal ini mengartikan bahwa terjadinya variasi turunan itu merupakan dampak
dari hukum Mendel diatas. Karena induk yang tadinya berkarakter lain
disilangkan menghasilkan banyak karakter turunan yang berkarakter lain lagi
dengan variasi yang lebih banyak.
Pindah silang artinya, suatu kejadian dimana alel bertukar posisi pada
kromosom yang mengalami pindah silang, sehingga sifat yang muncul tidak
ditemukan pada induknya.
Hal ini berarti, peristiwa pidah silang itu memberi dampak terhadap variasi
turunan. Dimana yang tadinya gen secara teratur akan menurun, namun karena
terjadinya khiasma mengakibatkan alelnya tertukar

Saran
Semoga apa yang saya paparkan diatas dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya yang ingin mendalami bidang pola-pola hereditas ini. Setelah
mempelajarinya, kita bisa menarik banyak pelajaran dari materi ini. Bagaimana
memperbaiki keturunan dengan menghindari gen-gen yang berkarakter tidak
normal, serta menghindari induk betina yang membawa karakter tidak normal
pula.
Saya sebagai manusia biasa tentunya tidak luput dari kesalahan-kesalahan
yang mungkin saya bawa pada makalah ini. Tak kalah pentingnya kalimat-
kalimat kritikan dari teman-teman dan pihak-pihak yang ingin memberikan
sumbangsi pemikiran agar saya dapat membangun ide-ide yang lebih baik lagi
dari sebelumnya. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/11/pola-pola-hereditas.html

http://biochronica.blogspot.com/p/pola-pola-hereditas.html

http://biologimediacentre.com/pola-pola-hereditas/

Anda mungkin juga menyukai