Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN SILULITIS

DIBANGSAL MAWAR I RSUD AMBARAWA

DISUSUN OLEH :

1. Nuri Handayani S10032

2. Rina Ayu Puspita S S10037

3. Sri Dewi S10042

4. Yuyun Elok E S10048

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMUKESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering diterjadi disebut

pioderma. Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif staphyllococcus,

terutama S. aureus dan streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisinya

yaitu higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh (mengidap penyakit

menahun, kurang gizi, keganasan/kanker dan sebagainya) dan adanya

penyakit lain di kulit yang menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu.1

Erisipelas dan Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh

bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis

dan dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal

(robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh vena

maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira-kira

mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit. 2 Daerah predilesi yang

sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas dan bawah.

Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada kaki daripada wajah,

dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin. 3 Permulaan

erysipelas dan selulitis didahului oleh gejala prodormal, seperti demam dan

malaise, kemudian diikuti dengan tanda-tanda peradangan yaitu bengkak,

nyeri, dan kemerahan. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan

anamnesis, gambaran klinis. Penanganannya perlu memperhatikan faktor

predisposisi dan komplikasi yang ada.


Dari referat ini diharapkan agar pembaca dapat mendiagnosis dan

memberikan terapi yang sesuai terhadap pasien erisipelas dan selulitis yang

akan ditemui pada praktik kedokteran.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui secara umum tentang penyakit selulitis dan mampu

menerapkan asuhan keperawatan yang komprehensif kepada klien

dengan selulitis.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian dan menganalisa data

pada klien denganselulitis.

b. Mampu menerapkan diagnosa keperawatan

berdasarkan analisa data.

c. Mampu membuat perencanaan pada klien dengan

selulitis.

d. Mampu memberikan implementasi berdasarkan rencana

yang sudahdisusun.

e. Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan

pada klien denganselulitis.


LAPORAN PENDAHULUAN

SELULITIS

A. Pengertian

1. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu

area yang robek pada kulit, biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah (

Tucker, 1998 ).

2. Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian jaringan

subkutan ( Mansjoer, 2000 ).

3. Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar kedalam bidang jaringan (

Brunner dan Suddarth, 2000 ).

4. Jadi selulitis adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri

stapilokokus aureus, streptokokus grup Adan streptokokus piogenes.

B. Klasifikasi

Menurut Berini, et al (1999) selulitis dapat digolongkan menjadi:

1. Selulitis Sirkumskripta Serous Akut

Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia

fasial, yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung serous,

konsistensinya sangat lunak dan spongius. Penamaannya berdasarkan

ruang anatomi atau spasia yang terlibat.

2. Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut

Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut,

hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen.

Penamaan berdasarkan spasia yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat


yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendensi membatasi

penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam

mengontrol infeksi.

3. Selulitis Difus Akut

Dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:

a. Ludwig’s Angina

b. Selulitis yang berasal dari inframylohyoid

c. Selulitis Senator’s Difus Peripharingeal

d. Selulitis Fasialis Difus

e. Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya

f. Selulitis Kronis

4. Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena

terbatasnya virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi

pada pasien dengan selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan

perawatan yang adekuat atau tanpa drainase.

5. Selulitis Difus yang Sering Dijumpai

Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina

Ludwig’s . Angina Ludwig’s merupakan suatu selulitis difus yang

mengenai spasia sublingual, submental dan submandibular bilateral,

kadang-kadang sampai mengenai spasia pharingeal (Berini, Bresco &

Gray, 1999 ; Topazian, 2002).

6. Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya

mengenai satu sisi/ unilateral disebut Pseudophlegmon.


C. Etiologi

Etiologinya berasal dari bakteri Streptococcus sp. Mikroorganisme

lainnya negatif anaerob seperti Prevotella, Porphyromona dan Fusobacterium

(Berini, et al, 1999). Infeksi odontogenik pada umumnya merupakan infeksi

campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun anaerob

mempunyai fungsi yang sinergis ( Peterson,2003 ).

Infeksi Primer selulitis dapat berupa perluasan infeksi/abses periapikal,

osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar

tiga rahang bawah, ekstraksi gigi yang mengalami infeksi

periapikal/perikoronal, penyuntikan dengan menggunakan jarum yang tidak

steril, infeksi kelenjar ludah (Sialodenitis), fraktur compound maksila /

mandibula, laserasi mukosa lunak mulut serta infeksi sekunder dari oral

malignancy. Penyebab dari selulitis menurut Isselbacher ( 1999 ; 634 ) adalah

bakteri streptokokus grup A, streptokokus piogenes dan stapilokokus aureus.

D. Manisfestasi Klinik

Menurut Mansjoer ( 2000 ) manifestasi klinis selulitis adalah Kerusakan kronik

pada kulit sistem vena dan limfatik pada kedua ekstrimitas, kelainan kulit

berupa infiltrat difus subkutan, eritema local, nyeri yang cepat menyebar dan

infitratif ke jaringan dibawahnya, Bengkak, merah dan hangat nyeri tekan,

Supurasi dan lekositosis.


E. Komplikasi

a. Bakteremia

b. Nanah atau local Abscess

c. Superinfeksi oleh bakteri gram negative

d. Lymphangitis

e. Trombophlebitis

f. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan

meningitis sebesar 8%.

g. Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan dimana

harus melakukan amputasi yang mana mempunyai resiko kematian

hingga 25%.
F. Patoofisiologi dan Pathway

Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi

pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering

berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan

diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.

Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta limfatik

pada kedua ekstremitas atas dan bawah. Padapemeriksaan ditemukan

kemerahan yang karakteristik hangat, nyeritekan, demam dan bakterimia.

Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh

streptokokus grup A, streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali jika

luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit

ditentukan, untuk abseslokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur

pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini

biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran

bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan

gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.

Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan

berindurasi dan dapat mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi

mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis dan

infeksi derajat rendah.


Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. CBC (Complete Blood Count), menunjukkan kenaikan jumlah

leukosit dan rata-rata sedimentasi eritrosit. Sehingga

mengindikasikan adanya infeksi bakteri.

b. BUN level

c. Creatinin level

d. Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga

e. Mengkultur dan membuat apusan Gram, dilakukan secara terbatas

pada daerah penampakan luka namun sangat membantu pada area

abses atau terdapat bula

f. Pemeriksaan laboratorium tidak dilaksanakan apabila penderita

belum memenuhi beberapa kriteria; seperti area kulit yang terkena

kecil, tidak tersasa sakit, tidak ada tanda sistemik (demam, dingin,

dehidrasi, takipnea, takikardia, hipotensi), dan tidak ada faktor

resiko.

2. Pemeriksaan Imaging

a. Plain-film Radiography, tidak diperlukan pada kasus yang tidak

lengkap (seperti kriteria yang telah disebutkan)

b. CT (Computed Tomography) Baik Plain-film Radiography

maupun CT keduanya dapat digunakan saat tata kilinis

menyarankan subjucent osteomyelitis. Jika sulit membedakan

selulitis dengan necrotizing fascitiis, maka pemeriksaan yang

dilakukan adalah
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging), Sangat membantu pada

diagnosis infeksi selulitis akut yang parah, mengidentifikasi

pyomyositis, necrotizing fascitiis, dan infeksi selulitis dengan

atau tanpa pembentukan abses pada subkutaneus.

H. Penatalaksanaan

Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah

dan organ lainnya. Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya

cloxacillin).

Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan). Biasanya sebelum

diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik jika:

1. penderita berusia lanjut

2. selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya

3. demam tinggi.

Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi

terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan

pembengkakan.
I. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Identitas klien

Meliputi nama umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,

agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor

register dan diagnosa medik.

2) Riwayat Penyakit

a) Keluhan utama

Pasien biasanya mengeluh nyeri pada luka, terkadang disertai

demam, menggigil dan malaise

b) Riwayat penyakit dahulu

Ditanyakan penyebab luka pada pasien dan pernahkah

sebelumnya mengidap penyakit seperti ini, adakah alergi yang

dimiliki dan riwat pemakaian obat.

c) Riwayat penyakit sekarang

Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik

berwarna merah, terasa lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri,

kulit menegang dan mengilap

d) Riwayat penyakit keluarga

Biasanya dikeluarga pasien terdapat riwayat mengidap penyakit

selulitis atau penyekit kulit lainnya

e) Keadaan emosi psikologi

Pasien tampak tenang,dan emosional stabil

f) Keadaan social ekonomi


Biasanya menyerang pada social ekonomi yang sederhana

g) Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Lemah

TD : Menurun (< 120/80 mmHg)

Nadi : Turun (< 90)

Suhu : Meningkat (> 37,50)

RR : Normal

Kepala : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau

tidak

Mata : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+)

Hidung : Tidak ada pernafasan cuping

Mulut : Kebersihan, tidak pucat

Telinga : Tidak ada serumen

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar

Jantung : Denyut jantung meningkat

Ekstremitas : Adakah luka pada ekstremitas

Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan

yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit.

Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak,

dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas

(peau d’orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa

ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel)

atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa

pecah.
J. Diagnosa Keprawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor

sirkulasi dan edema.

c. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk

salah satu anggota tubuh.

d. Hipertermi b/d proses infeksi/inflamasi sistemik

K. intervensi
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

PADA Ny. S DENGAN SELULITIS DIRUANG MAWAR I

RSUD AMBARAWA

Tanggal/jam masuk rumah sakit : 03 juni 2013, 15.18 WIB

Tanggal/jam pengkajian : 03 juni 2013, 16.00 WIB

Metode pengkajian : Anamnesa dan status pasien

Diagnosa medis : Selulitis

No. Registrasi : 036xxx

I. BIODATA

1. IDENTITAS KLIEN

Nama klien : Ny. S

Alamat : Daleman

Umur : 54 tahun

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


2. IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB

Nama : Tn. M

Umur : 60 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Daleman

Hubungan dengan klien : Suami

II. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri ditungkai kanan

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri ditungkai kanan ,bengkak dan

memerah,sudah 4 hari susah untuk jalan .perut terasa penuh

,sebah,mbesek ,sesak nafas (-). Di IGD pasien mendapat terapi Infus RL 20

tpm, injeksi cefotaxim 2x1 gr, injeksi ranitidin 2x50ml, injeksi ketorolac 3x

30mg, mestus cr tube, hutriltam 3x1, lalu dibawa kebangsal mawar.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan dulu pernah menderita selulitis tetapi tiak separah

sekarang. jika sakit pasien berobat ke dokter setempat dan uskesmas

ditempat tinggalnya.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga mengatakan dikeluarga tidak ada penyakit keturunan tetapi

suami Ny.S mengalami penyakit DM.di dalan keluarga tidak ada yang

mempunyai penyakit menular.


Genogram

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL

1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan sehat itu penting. Pasien merasa penyakitnya

mengganggu aktivitasnya dan tidak bisa beraktivitas dan kumpul dengan

keluarganya.

2. Pola Nutrisi/Metabolik

A : TB : 155cm, BB :85 kg, IMT : 38 kg/m2

B : Hb 12,4 gr/dl

C : kulit lembab,tidak anemis,

D : pasien mengatakan ½ porsi dari yang disediakan

a. Sebelun sakit

1) Frekuensi : 3X

2) Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk dan buah-buahan

3) Porsi : 1 porsi

4) Keluhan : tidak ada keluhan

b. Selama sakit

1) Frekuensi : 3X

2) Jenis : bubur, sayur, lauk pauk dan air putih

3) Porsi : 1/2 porsi

4) Keluhan : tidak ada keluhan


3. Pola eliminasi

a. BAB

1) Sebelum Sakit

a) Frekuensi : 1X hari

b) Konsistensi : padat, tidak ada darah

c) Warna : kuning kecoklatan

d) Keluhan : tidak ada keluhan

2) Selama Sakit

a) Frekuensi : 1X hari

b) Konsistensi : padat, tidak ada darah

c) Warna : kuning kecoklatan

d) Keluhan : tidak ada keluahan

b. BAK

1) Sebelum Sakit

a) Frekuensi : 6-7x/hari

b) Jumlah : ± 250 cc sekali BAK

c) Warna : kuning pucat

d) Keluhan : tidak ada keluahan

2) Selama Sakit

a) Frekuensi : 6-7x/hari

b) Jumlah : ± 250 cc sekali BAK

c) Warna : kuning pucat

d) Keluhan : tidak ada keluahan

ANALISA KESEIMBANGAN CAIRAN SELAMA PERAWATAN


INTAKE OUTPUT ANALISA

a. Minuman : cc a. Urine : cc Intake :cc

b. Makanan : cc b. Feses : cc Output : cc

c. IWL : cc

Total : cc Total : cc Balance cc

4. Pola Aktivitas dan Latihan (Sebelum dan Selama Sakit)

Kemampuan dalam Perawatan Diri 0 1 2 3 4

Makan/minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilitas ditempat tidur 

Berpindah 

Ambulasi/ROM 

Ket :

0: Mandiri; 1: dengan alat bantu; 2: dibantu orang lain; 3: dibantu orang lain

dan alat; 4: tergantung total

5. Pola Istirahat Tidur

a. Sebelum Sakit : tidur nyenyak, 8 jam dimulai dari jam 21.00 WIB,

tidur siang 2 jam, tidur malam 6 jam, tidak terbangun pada malam hari

b. Selama Sakit : tidur nyenyak, 6 jam dimulai dari jam 21.00 WIB, tidur

siang 1 jam, tidur malam 5 jam, terbangun pada malam hari karena

nyeri
6. Pola Kognitif-Perceptual

a. Sebelum Sakit : pasien dapat berbicara dengan lancar, melihat

dengan jelas, menjawab pertanyaan dengan tepat ketika diajak

berbincang-bincang, tidak ada gangguan pendengaran .

b. Selama Sakit : pasien dapat berbicara dengan lancar, melihat dengan

jelas, menjawab pertanyaan dengan tepat ketika diajak berbincang-

bincang, tidak terdapat gangguan pendengaran.

P = nyeri karena terdapat bengkak,memerah dan makula

ditungkai kanan

Q = nyeri seperti senut-senut

R = nyeri ditungkai kanan bagian dalam dan paha kanan

S =7

T = nyeri dirasakan saat untuk bergerak/pindah posisi

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

a. Gambaran Diri : pasien menerima penyakit yang diderita, pasien

tabah

dengan kondisinya saat ini

b. Ideal Diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan

cepat

pulang, dan dapat berkumpul lagi dengan

keluarga
c. Harga Diri : pasien mengatakan tidak malu dengan

penyakitnya

d. Peran Diri pasien mengatakan semenjak sakit tidak bisa

beraktivitasserta berkumpul dengan keluarganya

dan merasa kangen dengan anak dan cucunya

e. Identitas Diri : pasien mengatakan dia adalah wanita yang

sudah

menikah dan sudah mempunyai anak

8. Pola Hubungan Peran

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga sekitar baik,

semenjak sakit banyak keluarga dan tetangga datang menjenguk pasien

9. Pola Seksualitas dan Reproduksi

Pasien mengatakan tidak menstruasi

10. Pola Mekanisme Koping

a. Sebelum Sakit : pasien mengatakan jika ada masalah selalu

menceritakan kepada suaminya

b. Selama Sakit : pasien mengatakan jika ada masalah selalu

menceritakan kepada suaminya dan selalu mendapatkan dukungan

dari keluarga untuk sembuh

11. Pola Nilai dan Keyakinan

a. Sebelum Sakit : pasien mengatakan rutin dalam beribadah

b. Selama Sakit : pasien mengatakan tidak sholat tetapi hanya berdo’a


IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan/Penampilan Umum

a. Kesadaran : Compos Mentis , GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)

b. Tanda-tanda Vital

1) Tekanan Darah : 145/80 mmHg

2) Nadi

a) Frekuensi : 96 kali/menit

b) Irama : teratur

c) Kekuatan : kuat

3) Pernafasan

a) Frekuensi : 20 kali/menit

b) Irama : teratur

4) Suhu : 36,2oC

Analisa : tekanan darah tinggi menunjukkan adanya Hipertensi

2. Kepala

a. Bentuk Kepala : Mesochepal

b. Kulit Kepala : Bersih

c. Rambut : Kering, rontok, sedikit uban

Analisa : tidak ada kelainan

3. Muka

a. Mata

1) Palpebra : tidak ada oedem, tidak petosis

2) Konjungtiva : Tidak anemis

3) Sclera : Putih
4) Pupil : isokor

5) Diameter ki/ka : 2mm

6) Refleks terhadap cahaya : ada refleks terhadap cahaya

7) Penggunaan alat bantu penglihatan : tidak

b. Hidung : hidung simetris, bersih, tidak terdapat sekresi, tidak

menggunakan nafas cuping hidung

c. Mulut : bibir kering, mukosa mulut lembab, tidak ada ada sianosis,

lidah kotor

d. Gigi : gigi bersih, tidak berlubang

e. Telinga : bersih, tidak ada sekresi, tidak ada gangguan

pendengaran

Analisa : tidak ada kelainan

4. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Analisa : tidak ada kelainan

5. Dada (thorax)

a. Paru-paru

I : bentuk dada simetris, tidak menggunakan otot bantu nafas,

tidak ada kelainan bentuk tulang

P : vocal premitus seimbang pengembangan dada kanan dan

dada kiri sama

P : sonor pada seluruh lapang paru-paru

A : vesikuler pada paru kanan dan kiri

Analisa : tidak ada kelainan di paru-paru pasien

b. Jantung

I : ictus cordis tidak tampak


P : ictus cordis teraba di ICS 5

P : pekak

A : bunyi jantung lup dup, tidak ada suara tambahan

Analisa : tidak ada kelainan di jantung pasien

6. Abdomen

I : bentuk cembung, umbilikus kotor, tidak terdapat bekas luka , tidak

asites

A : bising usus 15x/menit

P : tymphani

P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa di kuadran I, II, III, IV

Analisa : tidak ada kelainan

7. Genetalia : tidak terpasang kateter

Analisa : tidak ada kelainan

8. Ekstremitas

a. Atas

1) Kekuatan otot kanan dan kiri : tangan kanan 5, tangan kiri 5

terpasang infus

2) Perubahan bentuk tulang : Tidak ada deformitas

3) Perabaan akral : hangat

4) Pitting edema : tidak ada edema

Analisa : tidak ada gangguan kekuatan otot sebelah kanan

b. Bawah

1) Kekuatan otot kanan dan kiri : kaki kanan 2, kaki kiri 5

2) Perubahan bentuk tulang : tidak ada

3) Perabaan akral : hangat


4) Pitting edema : ada edema

Analisa : ada gangguan kekuatan otot sebelah kanan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG (pada tanggal 4-6-2013 )

Hari/tgl/ Jenis Keteranga


Satua
Jam Pemeriksaa Nilai Normal Hasil n Hasil
n
n

Darah

1. Hb L : 14-18 gr/dl 12,4 Normal

P : 12-16 gr/dl

2. Leukosit 4000- /mm3 10.300/ Tinggi

10.000 mm3

3. Segmen 77 Tinggi

4. Limfosit 23-70 17 Rendah

5. Monosit 25-40 6 Normal

6. Eritrosit 2-6 /mm3 4.100.0 Normal

4,5-5,5 juta 00/mm3 Normal

7. Trombosi /mm3 293.000 Normal

t 150.000- /mm3

500.000 Mg/dl 131 Tinggi

Gula Darah 74-110 mg/dl

Sewaktu Mg/dl 203 Tinggi

Cholesterol 200 mg/dl

Mg/dl 84 mg/dl Normal

Trigleserid L : 60-165
P : 40-160 Mg/dl 3,56 Normal

Asam Urat L : 3,4-7 mg/dl

P : 2,4-5,7

VI. TERAPI MEDIS

Hari/tgl/ Golongan Fungsi &

Jam & Farmakolo


Jenis Terapi Dosis
Kandunga gi

Cairan IV : Cairan Menambah

1. Infus 30 tpm elektrolit cairin

RL

2. Obat 3 x Mupirocin Menghamb

topik 20mg 2% at

al penyebarat

n bakteri

lebih lanjut

3. Obat Oles Motadum Menghamb

topik tipis dan at

al merata salthisisn penyebarat

n bakteri

lebih lanjut

4. injeksi 2x1 cefotaxim antibiotik


5. injeksi 3 x 30 ketorolac Anti nyeri

mg

6. injeksi 2 x 50 ranitidin Anti

mg histamin(

peradanga

n , alergi )

VII. ANALISA DATA

Nama : Ny. S No. CM : 036xxx

Umur : 54 tahun Diagnosa Medis : selulitis

No Hari/Tgl/
Data Fokus Problem Etiologi Ttd
. Jam

1. Senin, 1.

2. 1.

VIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. RENCANA KEPERAWATAN/INTERVENSI

Nama : Ny. S No. CM : 285158

Umur : 45 tahun Diagnosa Medis : stroke infark

IX. TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI

Nama : Ny. S No. CM : 285158


Umur : 45 tahun Diagnosa Medis : stroke infark

Hari/Tgl/ No.
Implementasi Respon Ttd
Jam Dx

1
1

X. CATATAN KEPERAWATAN/EVALUASI

Nama : Ny. S No. CM : 285158

Umur : 45 tahun Diagnosa Medis : stroke infark

No.
Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd
Dx

1 1.

2 1.

1 1.

2 1.

BAB IV

PEMBAHASAN

BAB V

Penutup

1. Kesimpulan

2. Saran

Daftar Pustaka
Berini, et al, 1997, Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis. Volume 4, (p337-

50).

Brunner dan Suddarth. (2000). Kapita selekta kedokteran. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia;Jakarta

Isselbacher, (1997), A Synopsis of Minor Oral Surgery, Wright, Oxford

Long, (1995), Emergency Dental Care. A Lea & Febiger Book. Baltimore

Mansjoer. (2000).Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system

pencernaan. SelembaMedika;Jakarta.

Tucker. (1988). Rencana asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan.

Penerbit Buku Kedokteran EGC ; Jakarta

http://seputarsehat.com/artikel-kesehatan/asuhan-keperawatan-selulitis diakses

tanggal 4 april 2013

Anda mungkin juga menyukai