S DENGAN SILULITIS
DISUSUN OLEH :
SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yaitu higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh (mengidap penyakit
Erisipelas dan Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
dan dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal
(robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh vena
maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira-kira
mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit. 2 Daerah predilesi yang
sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas dan bawah.
Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada kaki daripada wajah,
dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin. 3 Permulaan
erysipelas dan selulitis didahului oleh gejala prodormal, seperti demam dan
memberikan terapi yang sesuai terhadap pasien erisipelas dan selulitis yang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
dengan selulitis.
2. Tujuan Khusus
selulitis.
yang sudahdisusun.
SELULITIS
A. Pengertian
area yang robek pada kulit, biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah (
Tucker, 1998 ).
4. Jadi selulitis adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri
B. Klasifikasi
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia
mengontrol infeksi.
a. Ludwig’s Angina
f. Selulitis Kronis
4. Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena
terbatasnya virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi
6. Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya
campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun anaerob
mandibula, laserasi mukosa lunak mulut serta infeksi sekunder dari oral
D. Manisfestasi Klinik
pada kulit sistem vena dan limfatik pada kedua ekstrimitas, kelainan kulit
berupa infiltrat difus subkutan, eritema local, nyeri yang cepat menyebar dan
a. Bakteremia
d. Lymphangitis
e. Trombophlebitis
hingga 25%.
F. Patoofisiologi dan Pathway
berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan
Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta limfatik
luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit
pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini
bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan
1. Pemeriksaan Laboratorium
b. BUN level
c. Creatinin level
kecil, tidak tersasa sakit, tidak ada tanda sistemik (demam, dingin,
resiko.
2. Pemeriksaan Imaging
dilakukan adalah
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging), Sangat membantu pada
H. Penatalaksanaan
dan organ lainnya. Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya
cloxacillin).
3. demam tinggi.
pembengkakan.
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
2) Riwayat Penyakit
a) Keluhan utama
g) Pemeriksaan fisik
RR : Normal
tidak
pecah.
J. Diagnosa Keprawatan
K. intervensi
BAB III
RSUD AMBARAWA
I. BIODATA
1. IDENTITAS KLIEN
Alamat : Daleman
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Nama : Tn. M
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Daleman
1. Keluhan Utama
tpm, injeksi cefotaxim 2x1 gr, injeksi ranitidin 2x50ml, injeksi ketorolac 3x
ditempat tinggalnya.
suami Ny.S mengalami penyakit DM.di dalan keluarga tidak ada yang
keluarganya.
2. Pola Nutrisi/Metabolik
B : Hb 12,4 gr/dl
a. Sebelun sakit
1) Frekuensi : 3X
3) Porsi : 1 porsi
b. Selama sakit
1) Frekuensi : 3X
a. BAB
1) Sebelum Sakit
a) Frekuensi : 1X hari
2) Selama Sakit
a) Frekuensi : 1X hari
b. BAK
1) Sebelum Sakit
a) Frekuensi : 6-7x/hari
2) Selama Sakit
a) Frekuensi : 6-7x/hari
c. IWL : cc
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi/ROM
Ket :
0: Mandiri; 1: dengan alat bantu; 2: dibantu orang lain; 3: dibantu orang lain
a. Sebelum Sakit : tidur nyenyak, 8 jam dimulai dari jam 21.00 WIB,
tidur siang 2 jam, tidur malam 6 jam, tidak terbangun pada malam hari
b. Selama Sakit : tidur nyenyak, 6 jam dimulai dari jam 21.00 WIB, tidur
siang 1 jam, tidur malam 5 jam, terbangun pada malam hari karena
nyeri
6. Pola Kognitif-Perceptual
ditungkai kanan
S =7
tabah
cepat
keluarga
c. Harga Diri : pasien mengatakan tidak malu dengan
penyakitnya
sudah
1. Keadaan/Penampilan Umum
b. Tanda-tanda Vital
2) Nadi
a) Frekuensi : 96 kali/menit
b) Irama : teratur
c) Kekuatan : kuat
3) Pernafasan
a) Frekuensi : 20 kali/menit
b) Irama : teratur
4) Suhu : 36,2oC
2. Kepala
3. Muka
a. Mata
3) Sclera : Putih
4) Pupil : isokor
c. Mulut : bibir kering, mukosa mulut lembab, tidak ada ada sianosis,
lidah kotor
pendengaran
5. Dada (thorax)
a. Paru-paru
b. Jantung
P : pekak
6. Abdomen
asites
P : tymphani
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa di kuadran I, II, III, IV
8. Ekstremitas
a. Atas
terpasang infus
b. Bawah
Darah
P : 12-16 gr/dl
10.000 mm3
3. Segmen 77 Tinggi
t 150.000- /mm3
Trigleserid L : 60-165
P : 40-160 Mg/dl 3,56 Normal
P : 2,4-5,7
RL
topik 20mg 2% at
al penyebarat
n bakteri
lebih lanjut
n bakteri
lebih lanjut
mg
mg histamin(
peradanga
n , alergi )
No Hari/Tgl/
Data Fokus Problem Etiologi Ttd
. Jam
1. Senin, 1.
2. 1.
1. RENCANA KEPERAWATAN/INTERVENSI
Hari/Tgl/ No.
Implementasi Respon Ttd
Jam Dx
1
1
X. CATATAN KEPERAWATAN/EVALUASI
No.
Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd
Dx
1 1.
2 1.
1 1.
2 1.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
Berini, et al, 1997, Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis. Volume 4, (p337-
50).
Universitas Indonesia;Jakarta
Long, (1995), Emergency Dental Care. A Lea & Febiger Book. Baltimore
pencernaan. SelembaMedika;Jakarta.
http://seputarsehat.com/artikel-kesehatan/asuhan-keperawatan-selulitis diakses