Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan atau mutu
hidup manusia dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitar lingkungan
hidupnya. Pendayagunaan suber daya alam untuk kegiatan pembangunan yang tidak disertai
dengan upaya untuk melestarikan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang cenderung
mengarah kepada perubahan lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik
antara makhluk hidup, dalam hal ini pembangunan dapat mempercepat perubahan kualitas
lingkungan. Cv. Setia Global Abadi perusahaan yang bergerak dibidang developer bermaksud
membangun Perumahan Villameera berlokasi di Jl. Pelajar, Kecamatan Patumbak, Kabupate
Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi Perumahan ini berdasarkan kesesuaian dengan
Rencana Sub Sub Wilayah Jalur Hijau berdasarkan Surat Keputusan Walikota No
593/911.K/2007 sudah dilakukan perubahan peruntukan lahan menjadi perumahan dan
pertokoan/perdagangan.

CV. Setia Global Abadi wajib menyusun dokumen AMDAL. Namun pada kenyataannya
penggunaan ruang dan sumber daya yang merupakan komponen tata lingkungan untuk
kegiatan sering menimbulkan perubahan atau menimbulkan dampak bagi lingkungan
tersebut. Dampak lingkungan tersebut dapat disebabkan langsung oleh kegiatan itu sendiri
maupun oleh kegiatan lainnya yang berkiatan tidak langsung. Dalam rangka melaksanakan
pembangunan blab la bla tersebut serta dalam upaya untuk meminimalisir dampak negatif
yang timbul terhadap lingkungan hidup sekaligus sebagai wujud nyata komitmen terhadap
kelestarian lingkungan hidup pemrakarsa bermaksud menyusun dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).

Kajian lingkungan yang dilaksanakan tersebut bertujuan untuk mengurangi


kemungkinan dampak negatif dan meningkatkan dampat positif yang terjadi akibat adanya
kegiatan pembangunan yang disajikan dalam bentuk Studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), yang terdiri dari dokumen Kerangka Acuan (KA), dokumen Analisis
Dampak Lingkungan (ANDAL), dan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
serta Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Studi AMDAL ini nantinya diharapkan dapat
mengetahui secara rinci dampak positif dan dampak negatif yang akan timbul dari kegiatan
pembangunan, sehingga secara dini dapat dipersiapkan langkah-langkah untuk
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.

1.2.Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan
1. Untuk menyediakan lokasi tempat tinggal yang layak dan fasilitas pendukungnya
sehingga dapat membentuk pusat perekonomian perkotaan baru yang lebih
mandiri secara sosial ekonominya.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 1


2. Membantu pemerintah khususnya Pemerintah Kota Medan dalam usaha
penyediaan lapangan kerja, meningkatkan kegiatan ekonomi,
3. Meningkatkan taraf hidup rakyat serta memberikan kontribusi positif terhadap
pertumbunhan dan perkembangan ekonomi di Kota Medan.
6) Keputusan dan Peraturan Menteu Pekerjaan Umum
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan
Atas Air dan atau Sumber Air Pada Wilayah Sungai digunakan sebagai acuan
dalam hal pengelolaan atas air pada wilayah sungai nasional.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Daerah
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasan Sungai dan Bekas
Sungai digunakan sebagai acuan dalam menentukan batas wilayah dari sungai.
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 442 tahun 1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung digunakan sebagai acuan dalam hal persyaratan teknis
dari bangunan yan ada di lokasi kegiatan.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A/PRT/M//2006 Tentang Kriteria
Penetapan Wilayah Sungai untuk mengetahui pembagian wilayah yang berada di
Sumatera Utara terutam sungai deli.

7) Peraturan daerah
Sesuai daerah kota masing-masing

8) Peraturan dan Rujukan Lainnya yang Menjadi Acuan


a. Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 03-7112-2005 tentang kawasan
keselamatan operasi penerbangan (KKOP) digunakan sebagai acuan dalam hal
syarat ketinggian bangunan di daerah operasional penerbangan.

9) Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan


Kebijaksanaa pengelolaan lingkungan meliputi kebijaksanaan dari tingkat nasional
dengan kebijaksanaan daerah, Kebijaksanaan yang berkaitan dengan lingkungan
hidup ditingkat nasional digariskan antara lain:
a. Pembangunan perkotaan perlu dilaksanakan secara berencana dengan
memperhatikan keharmonisan hubungan antara kota dengan lingkungan di
sekitarnya serta keharmonisan perkotaan itu sendiri;
b. Dalam pelaksanaan pembangunan setiap daerah perlu meningkatkan kesadaran
dan kemampuan manusianya untuk menjamin kesinambungan sumber daya alam,
mengatasi berbagai masalah menonjol dan membentuk kesehatan lingkungan
pemukiman.

Sedangkan untuk pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan, Pemerintah


Republik Indonesia telah menggariskan kebijaksanaan pelaksanaan pengelolaan
lingkungan yang prinsipnya meliputi :

a. Melestarikan dan mempertahakan keberadaan komponen-komponen lingkungan


antara lain:

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 2


1) Sumber daya air.
2) Sumber daya tanah/lahan.
3) Sumber daya nabati.
4) Sumber daya hayati.
5) Kualitas udara.
6) Daya dukung lingkungan perkotaan.
7) Kesehatan dan kenyamanan lingkungan binaan.
8) Warisan alam dan budaya.
b. Mengusahakan agar dampak negative dari komponen-komponen kegiatan
pembangunan prasarana dan sarana perkotaan dapat dicegah dan atau ditekan
sekecil mungkin serta dikembangkannya dampak positif. Adapun komponen
tersebut adalah :
1) Taraf hidup masyarakat;
2) Lapangan kerja bagi masyarakat;
3) Pemanfaatan sumber daya alam dan hayati;
4) Modal pembangunan;
5) Kelembagaan serta citra masa depan kehidupan manusia dan lingkungan.

1.3.PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Dalam usaha pengendalian dan penanggulangan masalah dampak yang ditimbulkan dari
kegiatan Pembangunan Perumahan Griya Asri terhadap lingkungan terdapat serangkaian
peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaannya. Adapun peraturan
perundangan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam upaya pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

1) Undang-Undang Republik Indonesia


a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya digunakan sebagai pedoman untuk
melihat apakah kegiatan ini tidak menyalahi aturan tentang konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
digunakan untuk melihat apakah kegiatan ini tidak menimbulkan gangguan
kesehatan terhadap masyarakat.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung digunakan sebagai acuan dalam hal pembangunan gedung di lokasi
kegiatan.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 3


d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air digunakan sebagai acuan dalam hal penggunaan serta perlindungan terhadap
sumber daya air yang ada di sekitar lokasi kegiatan.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah digunakan sebagai pedoman untuk mengeluarkan kewenangan pemerintah
daerah.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan
digunakan untuk melihat apakah kegiatan ini tidak mengganggu aturan tentang
lalu lintas jalan.
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang digunakan sebagai pedoman dalam hal penggunaan ruang agar tidak
menyalahi kebijakan tentang Tata Ruang.
h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup digunakan sebagai pedoman untuk mematuhi
aturan-aturan tentang pengelolaan lingkungan hidup bagi rencana usaha dan/atau
kegiatan.

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1982 tentang Tata
Pengaturan Air digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan tata pengaturan air
seperti pemilikan, penguasaan, pengelolaan, penggunaan, pengusahaan, dan
pengawasan atas air beserta sumbernya.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 1991 Tentang Sungai
digunakan sebagai acuan dalam rangka pemanfaatan dan pelestarian sungai
dipandang perlu melakukan pengaturan mengenai sungai yang meliputi
perlindungan, pengembangan, penggunaan, dan pengendalian sungai.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Jalan digunakan sebagai acuan dalam hal penggunaan sarana dan
prasarana Lalu Lintas Jalan.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 199 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan digunakan sebagai pedoman proses pengambilan
keputusan tentang pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 4


e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaram Udara digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui
baku mutu udara ambien yang diperbolehkan.
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air digunakan sebagai
pedoman untuk mengetahui baku mutu kualitas air sungai yang diperbolehkan.
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2007 tentang pembagian
Urusan Pemerintaan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kab/Kota sebagai acuan terhadap kewenangan pemerintah
daerah Kab/Kota.

3) Keputusan Kepala Bapedal dan Menteri Negara Lingkungan Hidup


a. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 13 / MENLH / 1994
tentang Baku Mutu Emisi Sumber tidak Bergerak sebagai pedoman untuk
mengetahui nilai ambang batas yang diperbolehkan untuk sumber emisi tidak
bergerak.
b. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 56 tahun
1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Lingkungn Nomor 56 tahun
1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting sebagai pedoman
dalam penentuan sifat penting dampak.
c. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 48/MENLH/11/1996
tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan pedoman untuk mengetahui nilai ambang
batas yang diperbolehkan untuk kebisingan.
d. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-49 MENLH/11/1996
tentang Baku Mutu Tingkat Getaran pedoman untuk mengetahi nilai ambang batas
yang diperbolehkan untuk tingkat getaran.
e. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 tahun 2000 tentang Pandun
Penilaian Dokumen AMDAL digunakan sebagai acuan dalam hal penilaian
AMDAL oleh Tim Komisi Amdal Kota Medan.
f. Keptusan Kepala Bapedal Nomor 08 tahun 2000 tentang keterlibatan masyarakat
dan keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup digunakan sebagai acuan dan panduan dalam hal sosialisasi masyarakat
dalam rangka Studi AMDAL.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 5


g. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Metode Analisis Kualitas Air dan Permukaan dan Pengambilan Contoh Air
Permukaan digunakan sebagai pedoman dalam dalam hal sampling air permukaan.
h. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111/2003 tentang Pedoman
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air
Limbah ke Air atau Sumber Air digunakan sebagai pedoman dalam hal
pengelolaan dan pengelolaan limbah.
i. Keputuasn Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 tahun 2003 tentang Baku
Limbah Domestik sebagai pedoman untuk nilai ambang batas dan limbah
domestik yang akan dibuang ke badan air penerima.
j. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205 tahun
1999 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber
Tidak Bergerak digunakan sebagai acuan dan panduan dalam hal pengendalian
pencemaran udara di lokasi kejadian.
k. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkunagn Nomor 299/11/1996
tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL
digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui komponen dan parameter aspek
sosial masyarakat yang akan dikaji dalam penyusunan AMDAL.
l. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 105 Tahun 1997
tentang Pedoman Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup digunakan sebagai pedoman dalam
dokumen RKL dan RPL.
m. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 124/12/1997
tentang Pedoman untuk Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL, sebagai
pedoman untuk mengetahui komponen dan parameter aspek kesehatan masyarakat
yang akan dikaji dalam penyusunan AMDAL.
n. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi AMDAL. Sebagai
acuan untuk mengetahui jenis rencana usaha yang wajib melakukan studi
AMDAL.
o. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup sebagai
Pedoman yang digunakan dalam Menyusun AMDAL.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 6


4) Keputusan dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/ tahun 1990 Tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air digunakan sebagai acuan menentukan
Nilai Ambang Batas Kualitas Air Bersih.
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 261/Menkes/SK/II1990 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja perkantoran digunakan sebagai pedoman tentang
persyaratan kesehatan lingkungan kerja dan perkantoran di Lokasi kegiatan.
c. Peraturan Menteri Kesehatan No. 829/Menkes/SK.II/1999 tentang Persyaratan
keseharab perumahan digunakan sebagai pedoman tentang persyaratan kesehatan
lingkungan di lingkungan perumahan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/V1I/2002 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasab Kualitas Air Minum digunakan sebagai acuan menentukan
persyaratak dari Kualitas Air Minum.

5) Keputusan Menteri Perhubungan


Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas digunakan sebagai pedoman dalam hal analisa transportasi
dalam penyusunan AMDAL.

6) Keputusan dan Peraturan Mentetri Pekerjaan Umum


e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan
Atas Air dan atau Sumber Air Pada Wilayah Sungai digunakan sebagai acuan
dalam hal pengelolaan atas air pada wilayah sungai nasional.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Daerah
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasan Sungai dan Bekas
Sungai digunakan sebagai acuan dalam menentukan batas wilayah dari sungai.
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 442 tahun 1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung digunakan sebagai acuan dalam hal persyaratan teknis
dari bangunan yan ada di lokasi kegiatan.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A/PRT/M//2006 Tentang Kriteria
Penetapan Wilayah Sungai untuk mengetahui pembagian wilayah yang berada di
Sumatera Utara terutam sungai deli.

7) Peraturan daerah

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 7


a. Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2006 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
digunakan sebagai syarat mendirikan bangunan.
b. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 8 tahun 2018 tentang Pembentukan unit
pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Air Limbah Domestik pada Dinas
Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Deli Serdang.
c. Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengendalian Dampak Lingkungan
Hidup di Kabupaten Deli Serdang.
d. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 1536 tahun 2014 tentang jenis usaha dan/
atau kegiatan yang wajib memiliki dokumen lingkungan hidup.

8) Peraturan dan Rujukan Lainnya yang Menjadi Acuan


b. Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 03-7112-2005 tentang kawasan
keselamatan operasi penerbangan (KKOP) digunakan sebagai acuan dalam hal
syarat ketinggian bangunan di daerah operasional penerbangan.
9) Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Kebijaksanaan pengelolaan lingkungan meliputi kebijaksanaan dari tingkat nasional
dengan kebijaksanaan daerah, Kebijaksanaan yang berkaitan dengan lingkungan
hidup ditingkat nasional digariskan antara lain:
c. Pembangunan perkotaan perlu dilaksanakan secara berencana dengan
memperhatikan keharmonisan hubungan antara kota dengan lingkungan di
sekitarnya serta keharmonisan perkotaan itu sendiri;
d. Dalam pelaksanaan pembangunan setiap daerah perlu meningkatkan kesadaran
dan kemampuan manusianya untuk menjamin kesinambungan sumber daya alam,
mengatasi berbagai masalah menonjol dan membentuk kesehatan lingkungan
pemukiman.

Sedangkan untuk pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan, Pemerintah


Republik Indonesia telah menggariskan kebijaksanaan pelaksanaan pengelolaan
lingkungan yang prinsipnya meliputi :

c. Melestarikan dan mempertahakan keberadaan komponen-komponen lingkungan


antara lain:
1) Sumber daya air.
2) Sumber daya tanah/lahan.
3) Sumber daya nabati.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 8


4) Sumber daya hayati.
5) Kualitas udara.
6) Daya dukung lingkungan perkotaan.
7) Kesehatan dan kenyamanan lingkungan binaan.
8) Warisan alam dan budaya.
d. Mengusahakan agar dampak negatif dari komponen-komponen kegiatan
pembangunan prasarana dan sarana perkotaan dapat dicegah dan atau ditekan
sekecil mungkin serta dikembangkannya dampak positif. Adapun komponen
tersebut adalah :
1) Taraf hidup masyarakat;
2) Lapangan kerja bagi masyarakat;
3) Pemanfaatan sumber daya alam dan hayati;
4) Modal pembangunan;
5) Kelembagaan serta citra masa depan kehidupan manusia dan lingkungan.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 9


BAB II

RENCANA USAHA KEGIATAN

2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN


a. Pemrakarsa
Pemrakarsa : CV. Setia Global Abadi
Penanggung Jawab : Syamsul Bahri, M. T.
Alamat Kantor : Jl Perjuangan No.15 - Patumbak
Telepon : +62 61-7645300
Fax : +62 61-7645400

b. Penyusun Studi AMDAL


Penanggung Jawab : Andri Naibaho,ST
Direktur CV. Karya Graha
Ketua Tim : Hans Haritonang
Bidang Fisik-Kimia : Andri Naibaho,ST
Bidang Teknik Lingkungan : Febi Mia Barus
Bidang Biologi : Ir.S.Stefanus
Bidang Sosekbud : Cahaya,Sos,Msi
Bidang Kesehatan Masyarakat : Winda Togatorop,SKM
Bidang Sipil dan Transportasi : Gery Bangun,ST

2.2. URAIAN RENCANA USAHA DAN / ATAU KEGIATAN

Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence yang akan dibangun oleh PT.Semesta
Grup ini direncanakan akan membangun fasilitas-fasilitas berupa pusat bisnis seperti ruko,
perkantoran beserta fasilitasnya seperti kolam renang, club house dan fitnes center. Lokasi
kegiatan berada di sisi jalan Selamat Ketaren dan secara administratif lokasi kegiatan berada
di Keluaran Sukadamai Kecamatan Medan Tembung Kota Medan (Gambar 2.1).

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 10


A. Tahap Pra Konstruksi
1. Survey dan Perijinan
a. Survei Pendahuluan
Kegiatan survei bertujuan :
• Untuk mengetahui batas-batas lahan yang pasti dan jelas.
• Untuk mengetahui keadaan awal kondisi fisiki lahan dan kondisi lingkungan.
• Untuk mengetahui perencanaan dan kelayakan Site plan,Penangganan
lahan,Pengolahan lahan (penggalian/pengerukan),Keperluan utilitas dan lain-
lain.

b. Survei Topografi dan Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)


Survei topografi dilakukan dengan tujuan untuk melihat konfigurasi muka tanah
sehingga dapat direncanakan luasan bangunan terhadap lingkungan sekitarnya.
Sedangkan tahap kegiatan penyelidikan tanah dimaksudkan untuk mengetahui
kekuatan tanah dimana bangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence
akan didirikan, sehingga dapat diketahui struktur tanah, jenis tanah, air muka
tanah, dan mekanik. Data yang diperoleh tersebut akan digunakan sebagai dasar
perencanaan untuk perencanaan struktur bawah bangunan, seperti : tipe pondasi,
kedalaman pondasi, tiang pancang, dan lain-lain.Kegiatan ini dilakukan dengan
cara sondir dan boring.

c. Pengurusan Perijinan
Proses perijinan dalam rangka pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan
Mutiara Residence sudah dilaksanakan. Aspek perijinan yang harus dipenuhi oleh
pemrakarsa pembangunan yang menyangkut ijin prinsip, ijin gangguan (HO), dan
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dilaksanakan secara simultan dengan kegiatan-
kegiatan pada awal dilaksanakannya pembangunan.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 11


Tabel 2.1. Perizinan yang dimiliki oleh Pemrakarsa sehubungan dengan rencana
Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence

No Jenis Perizinan Nomor/Tgl Terbit Pemberi Izin


1 Rekomendasi Ketinggian
Bangunan yang AU.409/1214/ADBAND/2009 Departemen Perhubungan
Diperbolehkan pada KKOP Tanggal,28 Desember 2009 Dirjen Perhubungan Udara
Tembung Medan
2 Persetujuan Perubahan 593/665.K/2009 Sekretaris Daerah Kota
Peruntukan Tanggal 21 Oktober 2009 Medan
3 Surat Izin Gangguan 503/01347/BI/WAS/II/2008 Dinas Perindustrian dan
Tempat Usaha Bukan Tanggal 13 Maret 2008 perdagaan Kota Medan
Industri (HO)
4 Tanda Daftar Perusahaan 02.12.1.70.10909 Dinas Perindustrian dan
Perseroan Terbatas (TDP) Tanggal 23 Maret 2008 Perdagangan Kota Medan
5 - Hak Guna Bangunan No
Surat Tanah 1806, 10 Juli 2009 Kantor Pertanahan Kota
- Hak Guna Bangunan No Medan
1971, 12 Agustus 2009
6 Pengesahan Badan Hukum AHU-00283.AH.01.01 Departemen Hukum dan
Persero Tanggal 03 Januari 2008 HAM, DIRJEN AHU

1. Perencanaan Teknis
Penyusun ini meliputi perencanaan pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan
Mutiara Residence yang terdiri dari Site Plan, gambar teknis, dan rencana angaran
biaya yang terurai dalam dokumen DED (Detil Engineering Design)
pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence. Data perencanaan
tersebut digunakan sebagai dasar bagi pemrakarsa untuk pengurusan perijinan dari
instansi yang berwenang yaitu Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
dan juga sebagai dasar untuk pekerjaan sipil, arsitektur, mekanikal, elektrikal dan
utilitas serta site deveploment.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 12


B. Tahap Konstruksi
Dalam pelaksanaan setiap kegiatan pada tahap konstruksi ini, kontraktor pembangunan
sebagai pelaksana kegiatan diharuskan mengacu pada Standart Operating Procedure
(SOP) yang berorientasi pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

1. Rekrutmen Tenaga Kerja


Pelaksanaan pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence pada
tahap konstruksi ini dimmulai dengan perekrutmen tenaga kerja untuk pelaksanaan
pembangunan fisik.

Hal inni juga berdasarkan permintaan tokoh masyarakat kelurahan Tembunng dan
sekitarnya untuk dapat diterima sebagai keryawan proyek.

Tabel 2.2. : Jumlah dan Jabatan Tenaga Kerja yang Diperlukan dalam Pusat
Bsinis dan Perumahan Mutiara Residence

No Jabatan Jumlah Asal


1 Project Manager 1 Lokal
2 MK ( Manajemen Konstruksi) 3 Lokal
3 Site Manager 5 Lokal
4 Perencana Teknik ( Design, 15 Lokal
Struktur, ME )
5 Pekerja Lapangan 202 Lokal
Jumlah Total 226 -

2. Mobilisasi Alat Berat


Alat-alat berat yang digunakan dalam pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan
Mutiara Residence antara lain : excavator, bulldozer, compactor, crane, dan lain-lain.
Alat berat didatangkan dari sekitar Medan yang dilaksanakan oleh kontraktor.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 13


3. Pengadaan Bahan dan Material Bangunan
Kegiatan Pengangkutan Material yaitu sub kegiatan menyiapkan materialy bahan-
bahan bangunan dan peralatan pembangunan serta pengangkutannya dari tempat asal
menuju ke lokasi tapak proyek.

Tabel 2.4 : Penggunaan Material dan Sistem Pengangkutan Pembangunan Pusat


Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence

No Nama Bahan / Material Sistem Pengangkutan


1 Semen (PC) Truk
2 Pasir Beton Truk
3 Pasir Pasang Truk
4 Pasir Urug Truk
5 Batu Pecah / Split Truk
6 Besi Truk
7 Tiang Pancang Trailer
8 Plywood & Kayu Truk
9 Paralon Truk
10 Water Proofing Truk
11 Cat Kayu & Tembok Truk

Material pasir, kerikil dan batu juga direncanakan dari daerah sekitar Deli Tua dan
Patumbak. Jarak area pengambilan material ke lokasi proyek ± 20 km arah selatan
dan ± 17 km arah barat daya proyek. Mobilisasi material akan menggunakan dump
truk berkapasitas 12 m2.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 14


C. Tahap Operasional
1. Pemasaran
Pemasaran Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence dilakukan dengan sistem
terbuka bagi pelaku usaha di kota medan dan juga industri sebelum dan selama
pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence .
2. Rekruitmen Tenaga Kerja
Rekruitmen tenaga kerja untuk operasional pusat bisnis dan perumahan Mutiara
Residence dilakukan dengan cara seleksi terbuka sesuai dengan displin ilmu yang
dibutuhkan dengan mengeutamakan warga sekitar lokasi pembangunan pusat bisnis
dan perumahan Mutiara Residence.
3. Operasional Kegiatan Pusat Bisnis dan Perumahan
Pada saat kegaiatantahap konstruksi telah selesai dilaksanakan dan telah dilakukan
uji coba terhadap seluruh peralatan dan utilitas gedung sebagai fasilitas pendukung,
dilaksanakan serah terima gedung dari pelaksana pembangunan kepada pihak
pemrakarsa yang selanjutnya dimulailah tahapan-tahapan Operasional Pusat Bisnis
dan Perumahan Mutiara Residence.
4. Transportasi dan Perparkiran
Dinamika pergerakan kendaraan keluar masuk areal Pusat Bisnis dan Perumahan
Mutiara Residence dilakukan dengan dengan sistem doubel gate, dimana pintu masuk
dan pintu keluar kendaraan satu lokasi.
5. Pengelolaan Limbah dan Pemeliharaan Gedung
a. Pengelolaan Limbah
1. Penyediaan Air Bersih
Kegiatan operasional pusat bisnis dan perumahan Mutiara Residence, seperti
halnya aktifitas kegiatan pusat bisnis padda umumnya juga membutuhkan
adanya suply air bersih.
Asumsi kebutuhan air untuk kegiatan tersebut dihitung berdasarkan asumsi
kebutuhan air yaitu ;
• Kebutuhan air karyawan 45 liter/hari
• Kebutuhan penghuni perumahan 100 liter/hari

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 15


2. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan merupakan jenis limbah domestik dengan kapasitas
jumlah air limbah rata-rata per hari 600.08 m3/hari.
Untuk pengolahan tinja ( black water ) melalui septitank yang terletak di masing-
masing gedung.

3. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan dan pengoperasian Pusat Bisnis dan Perumahan
Mutiara Residennce berupa limbah padat/sampah dari semua kegiatan yang ada.
Limbah padat yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.8. Prediksi Timbulan Sampah Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara
Residence
Jumlah
No Asal Limbah Padat Satuan Jumlah Faktor Timbunan
(Kg/orang) Sampah
(Kg/hari)
1 Penghuni Perumahan Orang 1840 0,7*) 1,288
2 Penghuni Ruko Orang 270 0,4*) 108
3 Karyawan Orang 733 0,1*) 73.30
JUMLAH 1,469.30

2.3. ALTERNATIF YANG AKAN DIKAJI

Studi AMDAL merupakan salah satu instrumen Studi kelayakan suatu rencana usaha
dari/kegiatan yang ditinjau dari aspek lingkungan hidup. Sesuai dengan fungsi rencana
kegiatan tersebut diatas serta pertimbangkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan,
didalam perencanaan teknis pembangunan diuraikan pul alternatif pelaksanaan
pembangunan.

1. Sumur Resapan Air Hujan


Dokumen perencanaan yang ada belum secara konkret menjelaskan tentang
pengelolaan terhadap air hujan atas sistem pembuangan air hujan, dalam dokumen ini

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 16


direkomendasikan untuk melaksanakan pengelolaan terhadap air hujan dengan
membangun sumur resapan.

Gambar 2.2. Gambar contoh sumur resapan

2. Sewage Treatment Plant ( STP )


Seluruh air buangan yang dihasilkan dari aktifitas operasional kegiatan tersebut
berupa buangan air kotor yang berasal dari water closet dan unina/ akan dialirkan ke
dalam Sewage Treatmant Plant ( STP ), Instalasi ini menggunakan sistem extended
aeration, dengan kapasitas 596,08 menguraikan bahan-bahan organik menjadi suatu
senyawa yang sudah tidak mencemari lingkungan, sehingga air tersebut sudah bisa
dibuang riol kota.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 17


BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP

RONA LINGKUNGAN HIDUP YANG TERKENA DAMPAK

Pembahasan mengenai rona lingkungan hidup dilakukan dengan tujuan untuk


memberikan gambaran kondisi lingkungan hidup pada saat studi dilaksanakan sehingga
dampak-dampak yang terjadi karena adanya kegiatan pembangunan Pusat Bisnis dan
Perumahan Mutiara Residence yang berlokasi di Jalan Selamat Ketaren, Bandar Selamat,
Medan Tembung, Kota Medan dapat diidentifikasi serta dievaluasi dampaknya.

Kajian yang diuraikan terutama komponen lingkungan hidup yang terkena dampak.
Yaitu komponen fisik-kimia, komponen biologi, komponen sosial ekonomi budaya dan
komponen kesehatan masyarakat serta komponen transportasi, diuraikan sebagai berikut :

III.1. LINGKUNGAN FISIK-KIMIA

A. Geografi Wilayah
Kedudukan Kota Medan terletak antara 02029’30” Lintang Utara dan 98039’0” –
98047’36” Bujur Timur dengan wilayah mencapai 265,1 km2.
Batas Wilayah Kegiatan pembangunan pusat bisnis dan Perumahan Mutiara
Residence meliputi :
- Batas Utara : Tanah Milik PT.Suka Perkasa
- Batas Selatan : Sekolah
- Batas Barat : Jalan Williem Iskandar
- Batas Timur : Kampus UNIMED

Batas wilayah kegiatan/lokasi kegiatan ditunjukan pada Gambar 3.2.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 18


Gambar 3.1

Peta Administrasi

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 19


Gambar 3.2

Peta Lokasi Kegiatan

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 20


B. Iklim
Berdasarkan data iklim yang disajikan pada tabel dibawah ini dapat dikatakan bahwa
adanya perbedaan curah hujan rata-rata bulanan yang mencolok antara musim
kemarau dengan musim penghujan.

Tabel 3.1. Iklim di Kota Medan dan Sekitarnya Tahun 2008

Tahun 2008
Unsur Cuaca Des
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov
Curah Hujan (mm) 12.7 16.2 126.8 146 173.5 62 276.8 195.7 294.8 364.2 412.5 212.8
Rerata suhu Udara (⁰C) 26.9 26.8 26.6 27.2 27.5 27.1 27 27.1 26.7 26.8 26.6 98
Rerata Kelembaban Udara (%) 81 80 81 81 80 81 81 79 82 82 84 117.7
Rerata Penyinaran Matahari (%) 41.2 33.2 33.2 33.7 47.4 35.2 46.7 56.7 40.7 43.9 30.9 188.9
Rerata kecepatan Angin (knot) 7.5 7.8 8.0 7.3 8.1 7.3 7.2 6.6 6.1 5.6 5.5 5.3
Arah Angin Terbanyak NE NE NE NE NE E E NE NE NE Ne Ne

C. Topografi
Tapak pryek pembangunan pusat bisnis dan perumahan Mutiara Residence seluas
2,36 ha bertopografi bergelombang dan merendah ke arah kampus UNIMED.

III.2. LINGKUNGAN BIOLOGI


A. Flora Terestrial
Hasil inventarisasi terhadap ekosistem terestrial yaitu flora di sekitar lokasi
rencana kegiatan pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence
didominasi oleh vegetasi alam dan tanaman perdu serta pelindung.

ANDAL Pembangunan Pusat Bisnis dan Perumahan Mutiara Residence 21

Anda mungkin juga menyukai