BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terjadi sebanyak lebih kurang 330.000 orang dengan kasus terbesar
adalah kanker serviks atau kanker leher rahim. Sementara itu, data dari WHO
Kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker yang paling banyak
pengidapnya. Tiap tahun ada 500 ribu kasus baru kanker serviks di dunia
hampir semua (99%) di sebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV).
Infeksi human paplioma virus sangat muda terjadi. Di perkirakan tiga per
empat dari jumlah orang yang pernah melakukan hubungan seks, laki –laki
Menurut data dari World Health Organization (WH ), setiap 2 menit ada
terdapat 493,243 jiwa per tahun penederita kanker serviks baru di dunia dengan
angka kematian sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Hampir 90% kejadian
tertinggi di temukan di Afrika yaitu dengan lebih dari 45 per 100,000 orang
d’Oncologia, 201).
perbedaan jaringan dengan leher rahim. Penyakit ini lebih sering menyerang
wanita usia lanjut, terutama wanita yang telah mengalami menopause dan
rahim muncul seperti musuh dalam selimut, sulit sekali di deteksi pada stadium
dini karena penyakit ini baru di ketahui setelah stadium lanjut. Di Indonesia
setiap tahun lebih dari 15.000 kasus terjadi atau setiap hari 40 wanita di
(Deherba, 2012).
3
bahwa sekitar 46,7% remaja kelas IX dan XII mengaku pernah melakukan
hubungan seksual walaupun hanya satu kali. Hal ini di karenakan remaja, tidak
memiliki pengetahuan yang ade kuat tentang kesehatan reproduksi dan seksual,
(Yulifah 2009).
kecendrungan wanita menikah pada usia yang lebih muda dan keterbatasan
2008).
Faktor resiko terjadinya kanker leher rahim yang terjadi pada wanita
meliputi usia pernikahan yang terlalu dini (kurang dari 18 tahun) atau memulai
aktifitas seksusal pada usia muda, wanita yang merokok, kebersihan genetalia
yang buruk, wanita yang melahirkan lebih dari 3 kali, wanita dengan aktivitas
seksual yang tinggi dan sering berganti - ganti pasangan (Yatim, 2008)
4
remaja lebih beresiko untuk terkena kanker serviks. Data Yayasan Kanker
meninggal akibat kanker serviks ini dan setiap harinya di temukan 41 kasus
Indonesia, frekuensi kanker serviks paling tinggi di antara kanker yang ada di
(Depkses,2010).
yang berhubungan seksual pada usia kurang dari 20 tahun mempunyai risiko
terkena kanker serviks dua kali lipat dibandingkan dengan yang berhubungan
seks setelah usia 20 tahun. Selain itu, terjadinya kanker serviks juga dipicu oleh
bereaksi dengan darah menstruasi, sehingga hal ini juga dicurigai merupakan
Pap Smear di beberapa negara maju telah berhasil menekan jumlah kasus
kanker serviks, baik dari jumlah maupun stadiumnya. Akan tetapi, bagi
Smear, kurangnya sumber daya manusia sebagai perilaku skrining dan faktor
ekonomi.
Ibu yang mempunyai faktor resiko kanker serviks seperti umur, paritas
dan mempunyai pengetahuan yang kurang baik tentang kanker serviks. Umur
rata - rata perempuan yang terserang kanker serviks 50-an tahun. Namun
Smear dalam 10 tahun belakangan. Disamping itu juga alasan para wanita
untuk tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear adalah psikologis yaitu takut,
terhadap penyakit kanker serviks. Hal ini karena tinggkat ekonomi rendah dan
(Meutia,2008).
pengetahuan wanita usia subur masih rendah, yaitu tingkat pengetahuan cukup
dan kurang (43,6% dan 17,9%) sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan
tergantung pada karakteristik atau faktor - faktor lain dari orang yang
bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang,
Perilaku deteksi dini kanker seviks sendiri merupakan suatu bentuk repon
adanya pelacak perubahan sel ke arah ke ganasan secara dini sehingga kelainan
pra kanker dapat di terdeteksi secara dini. Deteksi dini kanker serviks di
lakukan dengan pemeriksaan pap - smear. Bagi wanita berusia lebih dari 25
tahun yang telah menikah atau sudah melakukan senggama, di anjurkan untuk
tubuh, pemakaian pil KB jangka lama, merokok, dan kelompok ekonomi lemah
juga telah diketahui sebagai faktor risiko kanker serviks (Kartikawati, 2013).
hasil personal hygiene yang kurang baik, memiliki risiko terkena kanker
Wanita dengan personal hygiene yang buruk berisiko lebih besar untuk
terkena kanker serviks dari pada wanita dengan personal hygiene yang baik.
penggunaan kloset umum yang kurang saniter, dan penggunaan antiseptik pada
serviks (Wijaya,2010).
kanker seriviks dengan status pendidikan SMP - SMA (57,2 %). Menurut
paritas yang paling sering adalah 3 - 5 tahun anak (56,1%). Keluhan utama
Sedangkan stadium terbanyak adalah IIIb (39,5 %) (Diah Lestari Nasution dkk,
2018).
siswi sekolah menengah atas (SMA) di kota kendari belum pernah di lakukan
dan di lain pihak mereka juga sudah mulai mengalami masa puber dengan
problem ke uangan yang terjadi pada mereka. Selain itu di usia SMA juga biasa
terjadi rasa ingin tau yang lebih tinggi tentang seks sehingga akan rentan
kegiatan yang sangat banyak. Anak – anak di perkotaan juga biasa memiliki
teman pergaulan yang luas, dan bisa membawa pengaruh buruk bagi anak jika
salah dalam memilih teman dekat dan bisa mengakibatkan anak tersebut
serviks.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks pada
2. Apakah ada pengaruh dari sikap siswi tentang deteksi dini kanker serviks
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
pemberian edukasi tentang deteksi dini kanker serviks pada siswi SMA
2. Tujuan Khusus
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
kesehatan.
b. Manfaat Praktis
serviks.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh pada serviks yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim (uterus) yang terletak antara rahim
dan liang senggama (vagina). Kanker ini biasa terjadi pada wanita yang
kanker serviks juga dapat terjadi pada wanita yang berumur antara 22
Menurut para ahli kanker, kanker serviks adalah salah satu jenis kanker
yang paling dapat di cegah dan paling dapat di sembuhkan dari semua
penderita dan akibat serius dari penyakit ini adalah kematian. (Diananda,
2009).
Kanker serviks biasa menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari
kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10%
12
sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lender pada saluran servikal
rahim akibat infeksi virus Human Papilloma Virus (HPV), yang biasa
belum tentu akan berkembang menjadi kanker leher rahim karena infeksi
dapat menyebabkan kanker leher rahim. Ada dua tipe HVP, HVP resiko
tinggi dan HVP resiko rendah. Yang menjadi penyebab utama kanker leher
rahim jika terinfeksi berlanjud HVP resiko tinggi, dengan tipe 16, 18, 31,
35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, dan 68.
secara genetik pada saat fase aktif metaflasia menjadi sel yang berpotensi
a. Inveksi HVP : Bisa terjadi pada perempuan usia produktif, infeksi HVP
ringan.
tahun.
Berikut ini adalah tahapan dari kanker serviks invasif menurut National
b. Stadium II, tumor telah meluas ke bagian atas vagina. Pada tahap ini
panggul.
maka salah satu atau kedua ginjal tidak dapat bekerja dengan baik.
setelah beberapa waktu dan tidak dapat di deteksi. Kanker dapat muncul
C. Faktor Resiko
Adapun faktor – faktor resiko dari kanker serviks adalah sebagai berikut :
a) Perilaku Seksual
lebih dari 10 kali, bila saat berhubungan seks pertama kali di bawah
umur 15 tahun dan memiliki partner seksual yang banyak (6 atau lebih).
Resiko akan lebih meningkat jika berhubungan seks dengan pria yang
b) Merokok
hisap terdapat padah getah serviks wanita perokok dan dapat mejadi
c) Metode kontrasepsi
pada serviks menjadi lebih luas dan akibatnya terbentuk area yang lebih
d) Kontrasepsi barir
seksual.
e) Imunosupresi
juga.
f) Umur
umur yang rentan terkena infeksi HPV adalah umur reproduksi, yaitu
umur kurang dari 50 tahun. Wanita yang berusia <50 tahun lebih
20-30 tahun dan menurun pada umur > 50 tahun. Hal tersebut
g) Status Pernikahan
seks masih di anggap tabu dan tidak etis, maka yang di tanyakan adalah
adalah tidak melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu wanita yang
bandingkan yang tidak melakukan hubungan seks. Akan tetapi (Li etal
menikah, cerai, dan janda) lebih rentan terinfeksi HPV 1,7 kali di
j) Kontrasepsi Hormonal
satu faktor yang masih di duka berkaitan dengan terjadinya kanker leher
infeksi HPV.
19
dini, yang sebelum usia 20 tahun di anggap sebgai faktor terpenting dan
usia ≤ 15 tahun beresiko 5 kali lebih tinggi terhadap kanker leher rahim
rahim hingga 1,74 kali pada wanita yang pernah terinfeksi bakteri
tersebut.
m) Paratis
kanker leher rahim, di mana wanita yang memiliki > 10 anak resikonya
pernah melahirkan
kali pada usia ≤ 24 tahun memiliki resiko 4 kali lebih tinggi untuk
kali pada usia ≥ 30 tahun. Begitu pula untuk kejadian lesi prankanker,
21
p) Pap Smear
Pap smear atau Papnicolau smear, jiga di kenal dengan Pap Test
menjadi sel kanker. Selain itu infeksi dan inflamasi leher rahim juga
q) Klopskopi
(alat untuk melihat adanya kelainan epitel dan kelainan pembulu darah).
sel epitel dan pembuluh darah dapat terlihat dengan jelas, di lakukan
yang abnormal. Jika terdapat kelianan epitel atau pembuluh darah pada
Metode IVA ini merupakan salah satu metode baru di deteksi dini
kanker leher rahim. Metode ini di anggap lebih mudah, murah dengan
Untuk program skrining kanker leher rahim yang lebih baik, ACCP
melakukan apapun atau hanya terbatas pada Pap smear dan tes DNA
HPV.
23
seluruh lapisan masyarakat karena biaya yang mahal. Oleh karena itu
pelayanan lain pada hari yang sama saat dia menjalani penapsiran itu.
t) Kontrasepsi
u) Kontrasepsi hormonal
progestin saja.
c. Kontrasepsi implant
25
cabut
panjang
kombinasi)
(pil/suntik)
HIV/AIDS
pemakaian di hentikan
tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dan tidak ada perubahan
hormon tubuh.
dini sehingga kelainan pra kanker dapat di terdeteksi secara dini. Deteksi
wanita berusia lebih dari 25 tahun yang telah menikah atau sudah
(practice), yang dengan mudah dapat di amati atau di lihat dengan orang
29
lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata atau praktik
tertutup (cover behaviourt). Repon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat di amati secara jelas oleh
orang lain misalnya, ibu rumah tangga tau pentingnya deteksi dini kanker
Metode deteksi dini kanker serviks menurut (Smart 2010) deteksi dini
adalah :
(1) IVA test, IVA dalah singkatan dari inspeksi visual dengan asam
asetat.
(2) Pap smear yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk
(3) Thin Prep, metode ini lebih akurat di bandingkan Pap Smear,
(2011).
30
sejak pertama kali berhubungan intim, tetapi tidak lebih dari 21 tahun di
setiap 3 tahun bersamaan dengan tes HVP DNA dan wanita usia 70 tahun
lebih yang memiliki 3 atau lebih hasil tes papsmear nomal dapat memilih
singkat dan memakan biaya materi serta nonmateri yang besar. Berikut
beberapa hal yang bisa dilakukan agar dapat hidup sehat dan bebas dari
usia aman bagi wanita untuk berhubungan seksual adalah mulai usia 20
tahun. Sebelum usia tersebut, alat kelamin dan mental wanita mungkin
31
belum matang. Bagi wanita, berhubungan seksual pada usia dini dapat
pencegahan virus HPV. HPV dapat menular melalui oral seks. Oleh
lebih aman.
Sekarang ini telah ditemukan banyak sekali jenis vaksin anti HPV.
Vaksinasi ini bisa dilakukan sejak seorang wanita berusia 9 tahun, dan
15-20 tahun untuk menunjukkan gejala gangguan yang terasa. Pada saat
metode yang saat ini paling popular dan dianggap cukup populer dan
cukup akurat dalam mendeteksi kelainan sel pada mulut rahim. Selain.
itu, juga ada metode Koloskopy. Dan yang relative murah adalah IVA
memiliki risiko 2 kali lebih besar untuk mengidap kanker rahim dari
kanker. Tidak hanya pada kasus kanker rahim, tetapi semua jenis
kanker bisa dipengaruhi oleh pola makan yang tidak sehat. Makanan
33
berlemak tinggi, daging yang dipanggang dengan api, serta daging asap
harus diwaspadai.
75-79).
F. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
Afriyanti, 2011).
2002)
1. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know).
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
35
b. Memahami (comprehension).
c. Aplikasi (aplication).
d. Analisis (analysis).
e. Sintesis (synthesis).
ada.
f. Evaluasi (evaluation).
membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kurang
G. Pengertian Sikap
37
a. Kognitif (konseptual)
aktifitas pembelajaran.
b. Afektif (emosional)
motif yang terdapat di dalam diri individu. Sikap belajar yang positif
sebabkan oleh tidak adanya minat. Jadi sikap siswa dapat dipengaruhi
yakini bahwa objek yang menarik minat siswa misalnya terhadap proses
c. Konatif (perilaku)
objek sikap.
H. Konsep Remaja
(Soetjningsih, 2004).
dewasa dan di sisi lain dia belum bisa dikatakan dewasa. (Purwanto,
1999).
39
mulai matang. Apabila seks pranikah terjadi pada remaja putri dampak
I. Kerangka teori
Kanker Serviks
Primer
Sekunder
Tertier
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tingkat pendidikan
4. Umur
Gambar. 1
41
J. Kerangka konsep
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Variabel Terikat
Gambar. 2
42
K. Hipotesis
SMA N 4 Kendari
43
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Desain penelitian
01 X 02
Keterangan :
𝑁
n=
(1 + 𝑁. e2 )
929
n=
(1+929.0,12 )
Di mana :
n = jumlah sample
N = jumlah populasi
Populasi target adalah siswi SMA yang berusia sekitar 16-18 tahun.
45
a. Data primer
Data primer adalah data yang di peroleh dari sumber nya langsung.
b. Data sekunder
a. Editing
alat ukur penelitian yang kita gunakan. Adapun yang di lakukan pada
b. Coding
c. Entry
Pada tahap ini semua data yang telah di edit/sunting dan di coding
yang di teliti, sehingga bias saja hasilnya di peroleh, tetapi tidak sesuai
dengan subtansi yang ada. Misalnya hasil analisi data yang di dapatkan
kelamin.
d. Processing
dirumuskan terbukti benar atau ditolak dari hasil analisis tersebut. Aplikasi
dapat dibaca pada manual dalam modul atau buku ajar yang tersedia dari
berbagai sumber.
e. Cleaning
data yang sudah dientri apakah sudah betul atau ada kesalahan pada saat
D4, S1-S3), tetapi setelah dicek ada kategori 4 (empat). Berikut akan
SMA 4 Kendari
yakni :
a. Pengetahuan
Kriteria objektif :
b. Sikap
beri nilai 1, dan apabila tidak setuju (b) diberi nilai 0 (Riduwan, 2010).
Jumlah nilai tertinggi yang dicapai oleh responden adalah 8 dengan kriteria
c. Edukasi
d. Deteksi Dini
deteksi dini kanker serviks, terhadap deteksi dini di mana siswi akan di
serviks.
e. Kanker Serviks
f. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
g. Alur Penelitian
data awal
Penyusunan proposal
Ujian Proposal
Pengambilan Kuesioner
Analisis Data
Gambar 3
51
h. Etika Penelitian
a. Informed consent
b. Confidenialty (Kerahasiaan)
responden. Hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada hasil
penelitian.
responden.
52
LAMPIRAN
53
Nama : Tanggal :
Kelas : Umur :
Pekerjaan :
Petunjuk Pengisian :
Pililah jawaban yang paling tepat dari pertanyaan di bawah dengan memberi
tanda (√) di jawaban yang menurut anda benar Ya atau Tidak