Oleh :
Taufik Novri Effendi 1730912310131
Penguji
dr. Sherly Limantara, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Usia : 51 tahun
Pendidikan : SD/SR
Agama : Islam
22 Nopember 2018 pukul 15.30 WITA di IGD RSJ Sambang Lihum dengan Ny.H
(anak pasien).
A. ALASAN UTAMA
Mengamuk
1
2
B. KELUHAN TAMBAHAN
melempar barang-barang.
Pasien mulai mengalami perubahan tingkah laku sejak 3 tahun yang lalu
Fase Aktif (1minggu) : susah tidur , mengamuk, sering curiga dengan anggota
keluarga, keluyuran.
Satu minggu terakhir ini, pasien mulai sering susah tidur , bisa mengamuk
dan marah kepada anggota keluarga yang lain dengan alasan yang tidak jelas, sering
minggu SMRS pasien didapatkan keluyuran keluar, sempat dicari keluarga dan
ditemukan di jalanan dan di bawa pulang ke rumah. 4 hari SMRS pasien mengamuk
dan berteriak sambil mengacungkan parang kepada keluarga yaitu sepupu pasien
dan mengancam akan membunuh sepupu pasien, pasien sempat mencekik leher
sepupu pasien namun di tahan oleh keponakan pasien, karena keluarga pasien
jemput paksa di rumahnya dan di bawa ke polsek, saat berada di polsek pasien
terlihat berdiam diri di dalam sel dan kadang berbicara sendiri sewaktu-waktu
pasien di kelurkan dari sel dan pasien ikut petugas kepolisian mengatur lalulintas
2
3
hari di polsek pasien kemudian di antar ke RSJ Sambang lihum karena polisi
mencurigai pasien mengidap gangguan jiwa, saat tiba di IGD RSJ Sambang lihum
pasien terlihat gelisah dan berbicara sendiri menggunakan bahasa dayak, pasien
sempat ingin merokok dan pasien keluyuran kemudian pasien di tangkap oleh
perawat kemudian pasien di fiksasi, saat di fiksasi pasien terlihat mengamuk dan
berteriak kalau pasien tidak sakit jiwa dan berusaha ingin melawan serta
orang yg ada di igd pasien berulang kali mengucapkan mantra agar para iblis datang
Autoanamnesis
Hendaya/disabilitas
Saat ini pasien sudah tidak bekerja, sebelumnya pasien merupakan petani
karet namun sekarang pasien cenderung menyendiri, mengurung diri di kamar, dan
menutup diri dari lingkungannya semenjak tahun 2016, Pasien hanya mandi jika
pasien mau.
Keluarga mengaku sejak 3 tahun yang lalu setelah pasien bercerai pasien
menjadi berubah.
3
4
mengamuk dan berbicara sendiri, namun di tengah perawatan pasien melarikan diri.
Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit akibat suatu penyakit medis dan
mengetahui.
and doubt
4
5
tidak mengetahui
d) Riwayat Pre School Age/ Masa Prasekolah (3-6 Tahun) Initiative Vs Guilt
tidak mengetahui
Menurut pasien, dirinya tidak mengalami gangguan pada masa ini. Keluarga
tidak mengetahui
Confusion
Menurut anak pasien, anak pasien sering mendengar cerita bahwa pasien
adalah anak yang cerdas dan memiliki banyak teman. Pasien juga jago main
gitar
Suami pasien menceraikan pasien saat tingkah laku pasien mulai berubah
5
6
warga sekitar
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
6
7
: meninggal (laki-laki)
: meninggal (perempuan)
Pasien merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara, tinggal sendiri tanpa
ditemani keluarga. Pasien merasa tidak dalam keadaan sakit dan baik-baik saja.
Pasien tidak merasa dirinya sakit namun menganggap bahwa dirinya memiliki
kekuatan untuk membunuh orang lain dengan cara memanggil iblis miliknya.
1. Status Interna :
Respirasi : 22 kali/menit
SpO2 : 98%
Kulit
Inspeksi : normosefali
JVP
7
8
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Toraks
Perkusi : sonor
Jantung
8
9
Perkusi : batas kanan: ICS IV linea sternalis dekstra batas kiri: ICS
Abdomen
Perkusi : timpani
Punggung
Ekstremitas
2. Status Neurologis
9
10
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien perempuan berumur 51 tahun pasien memakai baju gamis orange dan
sendal hitam, pasien juga mengenakan kerudung hitam. Pasien memiliki perawakan
tinggi sedang, berbadan kurus , berkulit sawo matang, pasien nampak cukup terawat
1. Mood : hiperthym
2. Afek : sempit
3. Keserasian : serasi
C. Gangguan Persepsi
10
11
D. Pembicaraan
E. Proses pikir
1. Kesadaran : jernih
3. Orientasi :
4. Daya ingat
Segera : baik
11
12
H. Daya Nilai
berlaku
Tilikan : tilikan 1
Anamnesis :
psikomotor.
Sejak awal Mei 2018 pasien menunjukkan gejala-gejala dari fase aktif yaitu:
psikomotor.
skizofrenia paranoid.
12
13
katatonik.
Pasien tidak pernah mengalami hal yang serupa dan belum pernah di
pasca-skizofrenia.
Pada pasien didapatkan beberapa gejala negatif seperti afek yang menumpul
dan komunikasi non-verbal yang buruk pada ekspresi muka. Tidak terdapat
Namun tidak didapatkan adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas di
sudah melampaui kurun waktu satu tahun. Sehingga tidak memenuhi semua
Pemeriksaan Psikiatri :
Mood : hiperthym
Afek : sempit
Keserasian : serasi
13
14
artikulasi jelas
Proses Berpikir
Fungsi kognitif
Tilikan : tilikan 1
Realitas terganggu dalam hal : Perilaku dan aktivitas motorik, mood dan
2. Aksis II : None
berat
14
15
Pasien cenderung menyendiri, mengurung diri di kamar, dan menutup diri dari
Pasien sulit diperintah dan sulit bekerja dengan baik, waktu tidur pasien
berkurang.
Pasien hanya mengurung diri di rumah, bermain gitar kadang berbicara sendiri
bentuk pikir yang non realistik serta gangguan mood, afek dan verbal.
VIII. PROGNOSIS
15
16
Psikofarmaka
- PO Haloperidol 5 mg 2 x 1
Edukasi
psikiatrik jika bisa 1 minggu sekali untuk mengevaluasi kondisi pasien apabila
X. DISKUSI
1. Definisi
16
17
ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan perilaku
pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien digambarkan dengan adanya gejala
fundamental (atau primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran yang ditandai dengan
durasi paling sedikit selama 6 bulan, dengan 1 bulan fase aktif gejala (atau lebih)
yang diikuti munculnya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisir, dan
Skozofrenia paranoid adalah salah satu sub tipe skizofrenia, dimana dalam
DSM IV disebutkan bahwa tipe ini ditandai oleh preokupasi (keasyikan) pada satu
atau lebih waham atau halusinasi dengar yang sering dan tidak ada prilaku lain yang
2. Epidemiologi
morbiditas dan selama hidup 0,8% (pria/wanita) dan kejadian puncak pada akhir
masa remaja atau awal dewasa.2 Awitan skizofrenia di bawah usia 10 tahun atau di
atas usia 60 tahun sangat jarang. Laki-laki memiliki onset skizofrenia yang lebih
awal daripada wanita. Usia puncak onset untuk laki-laki adalah 15 sampai 25 tahun,
17
18
hendaya akibat gejala negatif daripada wanita dan bahwa wanita lebih cenderung
memiliki kemampuan fungsi sosial yang lebih baik daripada pria sebelum awitan
penyakit. Secara umum, hasil akhir pasin skizofrenia wanita lebih baik
Sampai saat ini, belum ditemukan etiologi pasti penyebab skizofrenia. 7,8
Namun, skizofrenia tidak hanya disebabkan oleh satu etiologi, melainkan gabungan
antara berbagai faktor yang dapat mendorong munculnya gejala mulai dari faktor
Faktor neurobiologis
•faktor genetika
lainnya yang menderita skizofrenia, terutama bila hubungan keluarga tersebut dekat
peningkatan resiko seseorang menderita skizofrenia akan lebih tinggi pada kembar
identik atau monozigotik (mempunyai risiko 4-6 kali lebih sering dibandingkan
18
19
mendapatkan skizofrenia (bukan penyakit itu sendiri) melalui gen resesif. Potensi
ini mungkin kuat, mungkin juga lemah, tetapi selanjutnya tergantung pada
lingkungan individu itu apakah akan terjadi manifestasi skizofrenia atau tidak.
Sistem limbik, korteks frontalis, dan ganglia basalis merupakan tiga daerah
yang saling berhubungan, sehingga disfungsi pada salah satu daerah mungkin
melibatkan patologi primer di daerah lainnya.10 Gangguan pada sistem limbik akan
gaya berjalan, ekspresi wajah facial grimacing. Pada pasien skizofrenia dapat
ditemukan gangguan organik berupa pelebaran ventrikel tiga dan lateral, atrofi
amigdala.7,8
•faktor neurokimia
etiologi pada pasien skizofrenia. Hipotesis yang paling banyak yaitu gejala psikotik
dopamin sentral (hipotesis domopamin). 7,10 Peningkatan ini merupakan akibat dari
19
20
Faktor psikososial
Komunikasi sering samar-samar atau tidak jelas dan sedikit tak logis.7 Penderita
skizofrenia pada keluarga dengan ekspresi emosi tinggi (expressed emotion [EE],
•faktor steressor
hidup yang berlebihan pada tiga minggu sebelum onset gejala akut.8
4. Perjalanan Penyakit
dimulai dari keadaan premorbid, prodormal, fase aktif dan keadaan residual. Pola
yang ada dikenali hanya secara retrospektif. Karakteristik gejala skizofrenia yang
dimulai pada masa remaja akhir atau permulaan masa dewasa akan diikuti dengan
20
21
Fase aktif skizofrenia ditandai dengan gangguan jiwa yang nyata secara
klinis, yaitu adanya kekacauan dalam pikiran, perasaan dan perilaku. Fase residual
hanya satu atau dua gejala sisa yang tidak terlalu nyata secara klinis seperti menarik
5. Manifestasi Klinis
paranoid ditandai oleh keasyikan (preokupasi) pada satu atau lebih waham atau
halusinasi dengar yang sering, dan tidak ada perilaku spesifik lain yang
secara klasik ditandai oleh adanya waham persekutorik (waham kejar) atau waham
kebesaran.
mental, respons emosional, dan perilaku yang lebih ringan dibandingkan pasien
tetap intak.
didominasi
21
22
melawan dia
• waham rujukan (reference),seperti bahwa orang asing atau televisi, radio atau
koran terutama mengarah kepada pasien; bila tidak mencapai intensitas waham, isi
• waham cemburu
6. Pedoman diagnostik
skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Gejala
skizofrenia yang paling menonjol adalah waham dan halusinasi. Skizofrenia terbagi
22
23
a. 2 atau lebih gejala di bawah ini, setiap gejala spesifik dialami selama kurang
Waham
Halusinasi
Inkohorensia
b. Untuk hasil yang lebih signifikan onset masalah tersebut, akan mengganggu
fungsi level satu atau dua lebih area seperti pekerjaan, hubungan dengan relasi
d. Gangguan skizoaktif dan depresi atau gangguan bipolar, tetapi tidak sering.
Skizofrenia Paranoid. Skizofrenia paranoid adalah tipe paling stabil dan paling
mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal berupa bunyi peluit, mendengung, atau bunyi tawa. Halusinasi pembauan
23
24
atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh,
2. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan atau
“passivity” dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling
khas.
3. Gejala terlihat sangat konsisten, sering paranoid, pasien dapat atau tidak
7. Penatalaksanaan
terapi pada skizofrenia dipilih berdasarkan target gejala pada pasien skizofrenia.
dengan cara memblokade reseptor dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron di
antagonists). Haloperidol sangat efektif dalam mengobati gejala positif pada pasien
skizofrenia, seperti mendengar suara, melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada
keadaan mania pada pasien psikosis, sehingga sangat efektif diberikan pada pasien
24
25
dengan gejala dominan gaduh, gelisah, hiperaktif dan sulit tidur yang dikarenakan
halusinasi.
menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Kerja lodomer adalah short acting
memiliki efek antianxietas, obat golongan benzodiazepin juga memiliki efek anti-
insomnia. Pemberian obat ini dapat diberikan pada pasien apabila insomnia atau
sulit untuk tidur, sehingga merlopam pada kasus ini hanya diberikan jika perlu.
terhadap stress
kesembuhan
8. Prognosis
25
26
onset terjadi pada usia yang lebih lanjut, faktor pencetusnya jelas, adanya
kehidupan yang relatif baik sebelum terjadinya gangguan dalam bidang sosial,
pekerjaan, dan seksual, fase prodromal terjadi secara singkat, munculnya gejala
gangguan mood, adanya gejala positif, sudah menikah, dan adanya sistem
seperti berikut: onset gangguan lebih awal, factor pencetus tidak jelas, riwayat
kehidupan sebelum terjadinya gangguan kurang baik, fase prodromal terjadi cukup
lama, adanya perilaku yang autistik, melakukan penarikan diri, statusnya lajang,
26
DAFTAR PUSTAKA
7. Psikiatri: Skizofrenia (F2). Editor: Chris Tanto, Frans Liwang, dkk. Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. 2014:910-
3.
11. Skizofrenia dan Gangguan Waham (Paranoid). Editor: Husny Muttaqin dan
Frans Dany. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
2013:147-50.
12. Maramis WF. Catatan Kuliah Kedokteran Jiwa, Cetakan Ketujuh. Penerbit
Airlangga University Press, Surabaya, 1998.