Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Diagnosis :
Gambaran Klinis
- Kejang sejak 5 menit sebelum masuk rumah sakit, kejang seluruh tubuh,
mata mendelik keatas, saat tiba di IGD pasien masih kejang diberi
stesolid supp 10 mg, kejang berhenti setelah ± 5 menit dan pasien
menangis. Kejang berulang di IGD 10 menit setelah kejang pertama
berhenti lalu diberi stesolid supp 10 mg dan kejang berhenti setelah ± 5
menit.
1
- Demam sejak ± 10 jam sebelum masuk rumah sakit, demam tinggi, terus
menerus, berkeringat, tidak menggigil
- Batuk (-), pilek (-)
- Buang air besar biasa
- Buang air kecil biasa
2. Riwayat Pengobatan :
Tidak ada
4. Riwayat Keluarga :
Ibu pasien pernah menderita penyakit yang sama waktu kecil.
5. Riwayat Kelahiran
Lahir spontan ditolong oleh bidan, cukup bulan, saat lahir langsung
menagis kuat, berat badan lahir 3800 gr, panjang badan 50 cm
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : berat
Kesadaran : sadar
Nadi : 124 kali/menit
Nafas : 32 kali/menit
Suhu : 40,2 0 C
Berat badan : 11,5 kg
Kepala : simetris
2
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
diameter 2mm/2mm, refleks cahaya +/+ normal
Tenggorokan : tonsil T1-T1, tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak membesar
Thorak :
Paru : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : irama teratur, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan(-), hepar teraba 1/3-1/3, lien S0
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, refilling kapiler baik, oedem (-)
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah :
Hb : 10,1 gr/dl
Hematokrit : 31 %
Eritrosit : 3.970.000/mm3
Leukosit : 13.600 /mm3
Trombosit : 226.000 /mm3
GDR : 270 mg/dl
Diagnosis :
WD/ Kejang demam kompleks + obs febris ec ?
Penatalaksanaan :
O2 2 L/ menit
Stesolid supp 10 mg kejang berhenti
3
Propiretik 120 mg
10 menit setelah kejang pertama pasien kejang lagi
Stesolid supp 10 mg
Luminal 75 mg (IM)
Advise Residen Anak :
IVFD RL 40 tetes/menit (mikro)
Puasa
Luminal 2 x 50 mg (pulv) 2 hari pertama
Paracetamol sirup 4 x 120 mg
Amoxicillin 3 x 200 mg (pulv)
Diazepam 1 ml ( IV ) jika kejang
Kompres intensif
Follow Up
17 Oktober 2010
S/ demam (+)
Kejang tidak ada
O/ KU Sedang, Kes CMC, Nd 102x/mnt, Nfs 25x/mnt, T 39,2 0C
A/ obs febris
P/ terapi lanjut
Cek GDR
GDR 65
18 Oktober 2010
S/ demam (+)
Kejang tidak ada
Makan mau
O/KU Sdg, Kes CMC, Nd 102x/mnt, Nfs 28x/mnt, T 38,50C
A/ febris
4
P/ IVFD KAEN IB 10 tetes/menit (mikro)
Paracetamol 3 x 125 mg
Amoxicillin 3 x 200 mg (pulv)
Luminal 2 x 25 mg (pulv) mulai sore
19 Oktober 2010
S/ demam (-) keluhan lain tidak ada
O/KU Sdg, Kes CMC, Nd 90x/mnt, Nfs 122x/mnt, T 36,90C
A/ kondisi membaik
P/ IVFD KAEN IB 10 tetes/menit
Paracetamol 3 x 125 mg
Amoxicillin 3 x 200 mg (pulv)
Luminal 2 x 25 mg (pulv)
Keluarga minta pulang
Terapi pulang:
Paracetamol 3 x 125 mg
Amoxicillin 3 x 200 mg
Luminal 2 x 25 mg
5
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien kejang sejak 5 menit sebelum
masuk rumah sakit, saat di IGD pasien masih kejang, kejang seluruh tubuh,
mata mendelik ke atas. Kejang ini merupakan kejang pertama kali. Pasien
demam sejak siang hari sebelum masuk rumah sakit, tinggi, terus menerus.
Setelah kejang berhenti, dan pasien sadar 10 menit berikutnya pasien kejang
lagi lamanya lebih kurang 5 menit. Dari kondisi teresebut yaitu kejang yang
didahului demam, usia pasien 1 th 11 bln, kejung berulang dalam 24 jam di
diagnosis pasien sebagai kejang demam komplek dan observasi febris.
2. Objektif :
Dari pemeriksaan fisik pada awal pasien masuk didapatkan pemeriksaan ,
0
kejang tonik, seluruh tubuh, suhu 40,2 C, dari pemeriksaan fisik lainnya
dalam batas normal. Pemeriksaan labor darah didapatkan leukosit
13.600/mm3 dan GDR 275.
3. Assesment :
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rectal > 38 ° C ), akibat proses ekstrakranium dimana kelainan neurologis
paling sering ditemukan pada anak usia 3 bulan - 5 tahun.
Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure)
2. Kejang demam kompleks (Complex Febrile Seizure)
6
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum, tonik
dan atau klonik, umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau
berulang dalam waktu 24 jam
Kejang Demam Komplek
Kejang demam dengan ciri (salah satu dibawah ini):
1. Kejang Lama >15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Etiologi
Semua jenis infeksi yang bersumber di luar susunan saraf pusat yang
menimbulkan demam dapat menyebabkan kejang demam. Penyakit yang
paling sering menimbulkan kejang demam adalah infeksi saluran pernafasan
atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut, exantema subitum,
bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987; Soetomenggolo,
1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti tonsillitis,
faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak
(morbili) dapat menyebabkan kejang demam.
Faktor lain yang mungkin berperan terhadap terjadinya kejang demam
adalah :
- Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
- Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.
- Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit.
- Gabungan dari faktor-faktor diatas.
Faktor resiko
Riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung
Perkembangan terlambat
Problem pada masa neonatus
Anak dalam perawatan khusus
7
Kadar natrium rendah
Lainnya berupa Demam, Umur, Genetik, Prenatal, Perinatal
Faktor resiko terjadinya epilepsy
8
Hari selanjutnya berikan dosis 4 – 5 mg/ kg BB. Bila diazepam tidak
tersedia dapat langsung menggunakan fenobarbital dengan dosis awal dan
selanjutnya diteruskan dengan pengobatan rumatan.
Mencari dan mengobati penyebab
Mencari sumber infeksi pada organ lain dan melakukan lumbal pungsi untuk
menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang
demam pertama
Pengobatan profilaksis
Pengobatan profilaksis intermiten dan terus – menerus :
Profiaksis intermiten diberikan diazepam secara oral dengan dosis 0,3 – 0,5
mg/ kg BB / hari dibagi dalam 3 dosis saat pasien demam.
Profilaksis terus – menerus diberikan fenobarbital 4 – 5 mg/kg BB/hari dalam
2 dosis setiap hari selama 1 tahun, berguna untuk mencegah terjadinya
kerusakan otak pada pasien dengan :
Prognosis
4. Plan
9
Pengobatan : Pasien di IGD masih kejang, di pasang O2 2 L/menit , diberikan
Stesolid supp 10 mg karena berat badan pasien > 10 kg, suhu 40,2 0C
diberikan Propiretik supp 120 mg, kejang berhenti. Setelah 10 menit pasien
kejang lagi diberi stesolid supp 10 mg dan injeksi luminal 75 mg ( IM) dan
kejang berhenti setelah 5 menit. Konsul Residen Anak dan diberi advise IVFD
RL 40 tetes/menit (mikro), puasa, luminal 2 x 50 mg (pulv), paracetamol sirup
4 x 120 mg, amoxicillin 3 x 200 mg (pulv), diazepam 1 ml ( IV ) jika kejang ,
Kompres intensif.
10