ID Analisis Sistem Manajemen Mutu Dan Penga PDF
ID Analisis Sistem Manajemen Mutu Dan Penga PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek-aspek dari Sistem Manajemen Mutu serta
pengaruh penerapannya terhadap kinerja operasional bangunan gedung tinggi perkantoran di
Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini, kerangka Sistem Manajemen Mutu dikembangkan sesuai dengan
studi literatur yang komprehensif. Kerangka kerja ini menunjukkan hubungan antara Sistem
Manajemen Mutu dan kinerja operasional bangunan gedung tinggi perkantoran di Jakarta Pusat.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan data yang
diperlukan bagi penelitian ini. Variabel-variabel penelitian didefinisikan melalui studi literatur,
kemudian disusun menjadi daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Penyebaran kuesioner
dilakukan kepada 70 responden terpilih yang bertanggung jawab langsung terhadap kegiatan
building management (35 kuesioner dijawab dan dikembalikan).
Analisis data menggunakan program statistik SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
Analisis yang dilakukan adalah uji validitas, uji reliabilitas, analisis korelasi, analisis faktor, analisis
regresi, dan uji model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara Sistem
Manajemen Mutu dan kinerja operasional bangunan gedung tinggi perkantoran di Jakarta Pusat. Hal
itu dapat dibuktikan melalui hasil analisis yang diperoleh bahwa hubungan yang terjadi di antara
keduanya adalah hubungan yang bersifat linear dengan menghasilkan dua variabel penentu. Kedua
variabel tersebut yang merupakan aspek-aspek dari Sistem Manajemen Mutu adalah: a) mengetahui
dan memahami kebutuhan dan harapan pemilik gedung dan b) mengambil tindakan perbaikan tepat
terhadap hasil kerja yang tidak sesuai standar. Dengan demikian, Sistem Manajemen Mutu
berpengaruh dalam meningkatkan kinerja operasional bangunan gedung tinggi perkantoran di
Jakarta Pusat.
Kata Kunci: Bangunan Gedung Tinggi, Perkantoran, Kinerja, Tahap Operasional, sistem
manajemen mutu
92
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
93
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau Proses Operasional Bangunan Gedung
tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan Operasional merupakan hasil dari proses
usaha, kegiatan sosial dan budaya, dan lainnya. kerja dan digunakan untuk menggambarkan atau
Bangunan gedung perkantoran memiliki menetapkan variabel, syarat, atau sasaran dalam
beberapa perbedaan pokok dengan fungsi terminologi proses yang dibutuhkan untuk
bangunan gedung lainnya yaitu: menentukan keberadaan, durasi, dan jumlahnya.
a. Bangunan gedung perkantoran memiliki Kegiatan operasional didasarkan pada suatu
kesan dan sifat yang formal, sedangkan pada konsep mendaya-gunakan sistem yang telah ada,
bangunan lain adalah sebaliknya. apakah berbentuk gedung, pabrik, atau fasilitas
b. Bangunan gedung perkantoran harus yang lain secara terus-menerus dan berulang-
menempati lokasi tertentu yang ulang. Dengan demikian, sebuah gedung
diperuntukkan bagi bangunan perkantoran dibangun lebih dahulu melalui proyek
(daerah perkantoran) dan tidak dapat konstruksi, kemudian dioperasikan sebagai
diletakkan pada daerah-daerah pemukiman kegiatan rutin dan berlangsung dalam jangka
padat penduduk, kecuali jenis kantor panjang (tahap operasional).
pemerintahan, organisasi sosial, dan jenis Kegiatan utama dalam tahap operasional
tertentu. bangunan gedung adalah pemeliharaan dan
perawatan/ perbaikan bangunan gedung. Menurut
Kinerja (Performance) White (1969), pemeliharaan (maintenance)
Pengertian kinerja sering diartikan sebagai bersinonim dengan pengendalian syarat suatu
hasil atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai bangunan sehingga polanya berada di dalam
makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan daerah yang ditetapkan, artinya bahwa pemeli-
sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses haraan merupakan aktivitas pengendalian suatu
pekerjaan berlangsung. Kinerja adalah tentang bangunan untuk mendapatkan bangunan dengan
apa yang dikerjakan dan bagaimana cara kondisi sesuai dengan standar atau pedoman
mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil yang telah ditetapkan.
pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat Manajemen pemeliharaan bangunan gedung
dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan bertujuan untuk mempelajari, mengidentifikasi,
pelanggan, dan memberikan kontribusi pada mengukur, dan mengana-lisis serta memperbaiki
ekonomi. kerusakan fungsi operasional suatu bangunan
Menurut Dipohusodo (1996), proses gedung dengan meningkatkan umur pakainya,
pengendalian kinerja secara umum terdiri dari mengurangi probabilitas kerusakan, dan
tiga langkah pokok, yaitu sebagai berikut: mengurangi down time yang pada akhirnya akan
a. Menetapkan standar kinerja. Standar ini dapat meningkatkan ketersediaan bangunan gedung
berupa biaya yang dianggarkan dan jadwal. tersebut untuk beroperasi.
b. Mengukur kinerja terhadap standar dengan Tahap operasional bangunan gedung terdiri
jalan membandingkan antara kinerja aktual dari tindakan teknis dan administratif yang
dengan standar kinerja. Hasil pekerjaan dan bertujuan untuk mempertahankan dan
pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan memulihkan fungsi bangunan sebagaimana yang
dengan jadwal dan biaya yang telah telah direncanakan sebelumnya. Tindakan teknis
direncanakan. yang dimaksud adalah arsitektural, struktural,
c. Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi mekanikal, elektrikal, tata ruang luar, dan tata
penyimpangan terhadap standar yang grha (house keeping). Sedangkan tindakan
ditetapkan. administratif meliputi pemasaran (marketing),
Kinerja erat hubungannya dengan pen- keuangan (finance), dan administrasi (general
capaian tujuan dan sasaran organisasi. Kinerja affair).
bangunan gedung dapat diukur dari indikator
kinerja biaya, mutu, dan waktu dengan
merencanakan secara cermat, teliti, dan terpadu METODOLOGI PENELITIAN
seluruh alokasi sumber daya manusia, peralatan,
material, dan biaya yang sesuai dengan Proses Penelitian
kebutuhan yang diperlukan. Semua ini Proses penelitian dapat digambarkan
diselaraskan dengan sasaran dan tujuan melalui diagram alir berikut ini (Gambar 1).
organisasi.
94
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
95
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
96
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
Negatif 1 2 3 4 5
(Sumber: Syaodih, 2007)
97
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
98
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
99
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
D dL Du 4 – dU
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (t - Test) Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah model regresi: Y = 2,210E-16 + 0,5X1 + 0,5X30.
dalam model regresi variabel bebas (X1, X2, ..... Dari model regresi tersebut, dapat dijelaskan
Xn) secara parsial berpengaruh secara signifikan bahwa koefisien variabel bebas X1 dan X30
terhadap variabel terikat (Y). Uji t dilakukan bernilai positif masing-masing sebesar 0,50,
dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 artinya bahwa jika nilai variabel mengetahui dan
(5%). memahami kebutuhan dan harapan pemilik
Berdasarkan hasil analisis regresi, terlihat gedung (X1) maupun variabel mengambil
bahwa: tindakan perbaikan tepat terhadap hasil kerja
1) Nilai t untuk variabel bebas X30 adalah 5,488 yang tidak sesuai standar (X30) semakin besar
dengan tingkat signifikansi 0,00 < 0,05. maka kinerja operasional bangunan gedung
Dengan demikian, terdapat pengaruh tinggi perkantoran di Jakarta Pusat (Y) akan
signifikan antara variabel mengambil semakin besar pula (meningkat).
tindakan perbaikan tepat terhadap hasil kerja
yang tidak sesuai standar (X30) terhadap
kinerja operasional bangunan gedung tinggi KESIMPULAN
perkantoran di Jakarta Pusat (Y).
2) Nilai t untuk variabel bebas X1 adalah 3,266 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
dengan tingkat signifikansi 0,03 < 0,05. terhadap 35 responden yang bertanggung-jawab
Dengan demikian, terdapat pengaruh langsung terhadap kegiatan building manage-
signifikan antara variabel mengetahui dan ment, dapat disimpulkan bahwa:
memahami kebutuhan dan harapan pemilik a. Sistem Manajemen Mutu memiliki korelasi
gedung (X1) terhadap kinerja operasional positif dengan kinerja operasional bangunan
bangunan gedung tinggi perkantoran di gedung tinggi perkantoran di Jakarta Pusat.
Jakarta Pusat (Y). Hal itu dapat dibuktikan melalui persamaan
regresi yang dihasilkan, yaitu:
Uji Autokorelasi (Durbin Watson Test) Y = 2,210E-16 + 0,5X1 + 0,5X30
Untuk mengukur ada tidaknya autokorelasi bahwa hubungan yang terjadi di antara
pada variabel dalam model yang diuji, digunakan keduanya adalah hubungan yang bersifat
batasan secara umum, yaitu jika nilai d terletak di linear dengan menghasilkan dua variabel
antara dU dan (4 – dU), berarti tidak ada penentu. Kedua variabel tersebut yang
autokorelasi.Nilai Durbin-Watson yang diperoleh merupakan aspek-aspek dari Sistem
berdasarkan hasil analisis terlihat pada Tabel 6. Manajemen Mutu adalah:
Dengan jumlah sampel n = 35 dan jumlah X1 Mengetahui dan memahami kebutuhan
variabel k = 2, diperoleh nilai dL = 1,343 dan dU dan harapan pemilik gedung
= 1,584. Berdasarkan Tabel 6 di atas, nilai d = X30 Mengambil tindakan perbaikan tepat
2,000 berada di antara nilai dU dan 4 – dU. terhadap hasil kerja yang tidak sesuai
Dengan demikian, model yang dihasilkan tidak standar
terdapat autokorelasi positif maupun negatif 2) Pemeriksaan atas hasil pekerjaan bertujuan
untuk tingkat signifikansi α = 0,05. untuk memastikan pekerjaan telah sesuai
dengan standar dan tidak terjadi penyim-
Penentuan Model Penelitian pangan. Apabila ditemukan penyimpangan
Dengan melihat pengujian terhadap nilai atau hasil kerja tidak sesuai standar, kegiatan
adjusted R2, F, t, dan Durbin-Watson yang telah mengambil tindakan perbaikan tepat terhadap
dilakukan, menunjukkan bahwa model regresi hasil kerja yang tidak sesuai standar berperan
yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan. dalam hal ini. Penyimpangan yang ditemukan
100
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
101
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 (92-102) ISSN: 2087-9334
Stevenson, William dan S. C. Chuong, 2014. Usman, Kristianto dan R. Winandi., 2009. Kajian
Manajemen Operasi Perspektif Asia. Manajemen Pemeliharaan Gedung
Jakarta: Salemba Empat. (Building Maintenance) di Universitas
Suardi, Rudi., 2001. Sistem Manajemen Mutu Lampung. Rekayasa, Jurnal Sipil dan
ISO 9000: 2000 Penerapannya Untuk Perencanaan Volume 13 Nomor 2.
Mencapai TQM. Jakarta: PT PPM. Wijayanto, Dian. 2012. Pengantar Manajemen.
Soeharto, Imam., 1995. Manajemen Proyek Dari Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Konseptual Sampai Operasional. Jakarta: Yamit, Zulian. 2013. Manajemen Kualitas
Erlangga. Produk dan Jasa. Yogyakarta: Ekonisia.
102