Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan
eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama
adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim – enzim ke
dalam duodenum proksimal. Sekretin dan kolesistokinim pankreozinim (CC-PZ)
merupakan hormone traktus gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat
– zat makanan dengan mengendalikan secret pankreas. Sekresi enzim pankreas
yang normal berkisar dari 1500-2500 mm/hari.
Pankreas memiliki struktur yang sangat mirip dengan kelenjar ludah dan
terletak di belakang bagian bawah lambung. Panjang pankreas berkisar 15 cm,
mulai dari duodenum sampai limpa, terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, badan, dan
ekor. Penyakit yang terjadi pada pankreas meliputi pankreatitis dan kanker
pankreas.
Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas dengan gejala rasa sakit di
perut bagian atas, mual dan muntah. Pankreatitis diklasifikasikan menjadi dua yaitu
pankreatitis kronis dan pankreatitis akut. Kanker pankreas adalah neoplasma yang
terjadi pada kelenjar pankreas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi dari Pankreatitis?
2. Bagaimana Etiologi dari Pankreatitis?
3. Bagaimana Manifestasi Klinis dari Pankreatitis?
4. Bagaimana Patofisiologi dari Pankreatitis?
5. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang dari Pankreastitis?
C. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami konsep teori pankreatitis dan asuhan keperawatan
dalam menangani kasus pankreatitis.
D. Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Definisi Pankreatitis.
2. Untuk Mengetahui Etiologi Pankreatitis.
3. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Pankreatitis.
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi Pankreatitis.
5. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Pankreatitis.
E. Manfaat
Memberikan konsep dasar teori tentang pankreatitis beserta asuhan
keperawatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pancreas. Pankreatitis (inflamasi
pancreas) merupakan penyakit yang serius pada pancreas dengan intensitas yang
dapat berkisar dari kelainan yang relative ringan dan sembuh sendiri hingga
penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi dengan
pengobatan. Terdapat beberapa teori tentang penyebab atau mekanisme terjadinya
pankreatitis yang pada umumnya dapat dikatakan sebagai otodigesti pancreas.
Umumnya semua teori ini menyatakan bahwa ductus pankaretis tersumbat disertai
oleh hipersekresi enzim – enzim eksotrin dari pancreas. Enzim – enzim memasuki
saluran empedu serta diaktifkan disana dan kemudian bersama – sama getah
empedu mengalir baik (refluksi) kedalam ductus pankreatis sehingga terjadi
pankreatitis.
Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pancreas yang terjadi dengan dua
bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis. Pancreas adalah organ besar di
belakang perut yang menhasilkan enzim – enzim pencernaan dan sejumlah
hormone. Gejala – gejalanya adalah sakit perut, mual dan muntah. Rasa sakitnya
seringkali terasa hingga ke belakang dan sangat menyakitkan. Dalam kasus
pankreatitis akut, demam juga bisa terjadi dan gejalanya biasanya hilang dalam
beberapa hari. Dalam kasus pankreatitis kronis, kelebihan lemak tinja dan diare
juga bisa terjadi. Komplikasi yang dapat muncul adalah infeksi, pendarahan,
diabetes mellitus atau permasalahan organ lainnya.
Pankreatitis akut adalah inflamasi pada pancreas yang terjadi akibat proses
tercernanya organ ini oleh enzim – enzimnya sendiri. Maksudnya secara normal
pancreas dilindungi oleh enzim – enzim dingestinya sendiri tapi karena terjadi
kerusakan bisa mengakibatkan organ ini tercerna oleh enzim sehingga terjadi
inflamasi. Peradangan pancreas yang terjadi secara tiba – tiba, bisa bersifat ringan
atau berakibat fatal. Secara normal pancreas mengalirkan getah pancreas melalui
saluran pancreas (ductus pankreatikus menuju ke usus 12 jari atau duodenum).
Getah pancreas ini mengandung enzim – enzim pencernaan dalam bentuk yang
tidak aktif dan suatu penghambat yang bertugas mencegah pengaktivan enzim
dalam perjalanan menuju ke duodenum. Sumbatan pada ductus pankreatikus
(misalnya oleh batu empedu pada sfingter Oddi) akan menghentikan aliran getah
pancreas. Biasanya sumbatan ini bersifat sementara dan menyebabkan kerusakan
kecil yang alan segera diperbaiki. Namun bila sumbatannya berlanjut, enzim yang
teraktivasi akan terkumpul di pancreas, melebihi penghambatnya dan mulai
mencerna sel – sel pancreas, menyebabkan peradangan yang berat. Kerusakan pada
pancreas bisa menyebabkan enzim keluar dan masuk ke aliran darah atau rongga
perut, dimana akan terjadi iritasi dan peradangan dari selaput rongga perut
(peritonitis) atau organ lainnya. Bagian dari pancreas yang menghasilkan hormone,
terutama hormone insulin, cenderung tidak dihancurkan atau dipengaruhi.
Pankreatitis kronis adalah suatu peradangan yang menyebabkan kerusakan
permanen di dalam organ pancreas. Pankreatitis kronis berbeda dengan pankreatitis
akut, karena pada pankreatitis akut peradangan yang terjadi hanya bersifat jangka
pendek saja. Pankreatitis kronis merupakan suatu penyakit inflamasi (peradangan)
terus menerus dalam jangka panjang pada pancreas yang menyebabkan terjadinya
perubahan struktur jaringan organ tersebut.
B. Etiologi Pankreatitis
1) Alkohol
Alkohol menembah kosentrasi protein dalam cairan pancreas dan
mengakibatkan endapan yang merupakan inti untuk terjadinya kalsifikasi yang
selanjutnya menyebabkan tekanan intraduktal lebih tinggi.
2) Batu Empedu
Pada sepertiga sampai dua pertiga pasien, pankreatitis disertai dengan
adanya batu empedu yang diduga menyebabkan trauma sewaktu pasae batu,
atau menyebabkan sumbatan.
3) Obat-obatan
Sejumlah obat-obatan telah terlibat dalam berkembangnya pankreatitis
akut tetapi tidak satu pun yang terbukti menyebabkan penyakit ini.
4) Infeksi
Infeksi virus telah dapat dihubungkan dengan pankreatitis akut
khususnya gondongan dan infeksi sackie, peningkatan sepintas amylase serum
bukanlah merupakan hal yang luar biasa.
5) Trauma
Trauma kecelakaan merupakan penyebab mekanik yang penting bagi
pankreatitis (terutama truma tumpul abdomen). Trauma besar juga merupakan
sebab yang bermakna bagi peradangan akut dan pankreatitis yang timbul
setelah tindakan pada lambung dan saluran empedu dalam persentase kecil
kasus. Biasanya cedera tidak terlihat pada waktu pembedahan dan mungkin
akibat truma tumpul atau tajam.
D. Patofisiologi Pankreatitis
Pankreatitis akut dapat terjadi setelah pembedahan pancreas atau pada
bagian didekat pancreas atau setelah pelaksanaan instrumentasi pada duktus
pankreatikus. Mortalitas pada pankreatitis akut cukup tinggi akibat terjadinya syok,
anoksia, hipotensi atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Serangan
pankreatitis akut dapat diikuti dengan kesembuhan total, dapat timbul kembali
tanpa kerusakan permanent atau dapat berlanjut menjadi pankreatitis kronis.
Pankreatitis akut mempunyai keparahan yang berkisar dari kelainan yang
relative ringan dan sembuh dengan sendirinya hingga penyakit yang dengan cepat
menjadi fatal serta tidak responsive terhadap berbagai terapi. Edema dan inflamasi
yang terbatas pada pancreas merupakan kejadian utama pankreatits yang dibentuk
yang lebih ringan dinamakan pankreatitis interstisialis atau edematous. Meskipun
bentuk ini dianggap sebagai bentuk pankreatitis yang lebih ringan, namun pasien
berada dalam keadaan sakit yang akut dan beresiko mengalami syok, gangguan
keseimbangan cairan serta elektrolit dan sepsis.
Pankreatitis kronis melibatkan fibrosis dan degeneratif pancreas progresif.
Secara karakteristik, pancreas rusak dengan progresif oleh serangan pankreatitis
ringan yang berulang. Setelah serangan pankreatitis akut berulang, proses inflamasi
ini mengakibatkan jaringan parut dan kalsifikasi jaringan pancreas. Kerusakan
tidak dapat kembali normal (irreversible) mempengaruhi fungsi endokrin maupun
eksokrin.
Di AS dan negara industry lainnya, kronis alkoholisme adalah penyebab
paling sering dari pankreatitis kronis. Sampai 25% orang dewasa Amerika,
penyebab pankreatitis kronis tidak diketahui atau idiopatik. Mungkin juga
keturunan. Gen pankreatitis keturunan (cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator [CFTR] ) ditransmisikan sebagai sebuah sifat autosomal dominan dengan
variable penetrasi, telah teridentifikasi pada kromosom 7. Malnutrisi protein adalah
penyebab di belahan dunia lainnya. Penyebab lain termasuk hiperparatiroid yang
tidak tertangani, anomeli kongenital dan trauma pancreas.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. CT-Scan
Menentukan luasnya edema dan nekrosis.
2. Ultrasound Abdomen
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi pancreas, abses, pseudositis,
karsinoma dan obstruksi trakrus billier.
3. Endoskopi
Penggambaran ductus pancreas berguna untuk diagnosa fistula, penyakit
obstruktif billier dan striktur/anomaly ductus pancreas. Catatan : prosedur ini
di kontra indikasikan pada fase akut.
4. Aspirasi Jarum Penunjuk CT
Dilakukan untuk menentukan adanya infeksi.
5. Foto Abdomen
Dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan pancreas atau
faktor pencetus intra abdomen yang lain, adanya udara bebas intra peritoneal
disebabkan oleh perforasi atau pembekuan abses, klasifikasi pancreas.
6. Pemeriksaan Seri GI Atas
Sering menunjukkan bukti pembesaran pancreas atau inflamasi.
7. Amilase Serum
Meningkat karena obstruksi aliran normal enzim pancreas.
8. Amilase Urine
Meningkat dalam 2-3 hari setelah serangan.
9. Lipase Serum
Biasanya meningkat bersama amilase, tetapi tetap tinggi lebih lama.
10. Bilirubin Serum
Terjadi peningkatan umum (mungkin disebabkan oleh penyakit hati alkoholik
atau penekanan ductus koledikus).
11. Fosfatase Alkaline
Biasanya meningkat bila pankreatitis disertai oleh penyakit billier.
12. Kalsium Serum
Hipokalsemi dapat terlihat dalam 2-3 hari setelah timbul penyakit (biasanya
menunjukkan nekrosis lemak dan dapat disertai nekrosis pancreas).
13. Kalium
Hypokalemia dapat terjadi karena kehilangan dari gaster, hyperkalemia dapat
terjadi sekunder terhadap nekrosis jaringan, asidosis, insufisiensi ginjal.
14. Trigliserida
Kadar dapat melebihi 1700 mg/dl dan mungkin agen penyebab pankreatitis
akut.
15. LDH/AST (SGOT)
Mungkin meningkat lebih dari 15x normal, karena gangguan billier dalam hati.
16. Darah Lengkap
SDM 10.000 – 25.000 terjadi pada 80% pasien. Hb mungkin menurun karena
perdarahan. Ht biasanya meninngkat (hemokonsentrasi) sehubungan dengan
muntah atau dari efusi cairan kedalam pancreas atau area retroperitoneal.
17. Glukosa Serum
Meningkat sementara umum khususnya selama serangan awal atau akut.
18. Feses
Peningkatan kandungan lemak menunjukkan gagal pencernaan lemak dan
protein.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Analisa Data
No Data Fokus Problem
1. Ds : Domain 12 : Kenyamanan
P : Nyeri pada saat makan sesuatu. Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
Q : Nyeri seperti tertusuk – tusuk. 00132 : Nyeri Akut
R : Bagian abdomen kiri atas.
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri dirasakan secara terus
menerus.
Do :
- Klien terlihat meringis
menahan nyeri yang ia rasakan.
- Klien terlihat lemah & pucat.
2. Ds : Domain 12 : Kenyamanan
- Klien mengeluh mual, muntah Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
dan badan terasa meriang. 00134 : Mual
Do :
- Klien terlihat pucat.
- Klien terlihat enggan terhadap
makanan yang diberikan
karena adanya rasa mual
tersebut.
3. Ds : Domain 2 : Nutrisi
- Klien mengatakan tidak nafsu Kelas 1 : Makan
makan dan mengalami 00002 : Ketidakseimbangan Nutrisi :
penurunan berat badan. Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
- Klien mengatakan, jika makan
sesuatu ia akan merasakan
nyeri abdomen di bagian kiri
atas.
Do :
- Klien mengalami penurunan
berat badan.
- IMT = 16,87.
Intervensi
No. Dx.Keperawatan NOC NIC
1. Domain 12 : Kenyamanan Setelah dilakukan tindakan Domain 1 : Fisiologis : Dasar
Kelas 1 : Kenyamanan keperawatan selama lebih dari Kelas E : Peningkatan Kenyamanan
Fisik 1 jam diharapkan nyeri akut Fisik
00132 : Nyeri Akut teratasi : 1450 : Manajemen Nyeri
Domain 4 : Pengetahuan Lakukan pengkajian nyeri
tentang kesehatan & perilaku komprehensif yang meliputi lokasi
Kelas Q : Perilaku Sehat karakteristik, onset atau durasi,
1605 : Kontrol Nyeri frekuensi, kualitas, intensitas atau
160502 : Mengenali kapan beratnya nyeri dan faktor pencetus.
nyeri terjadi (3) Gunakan strategi komunikasi
160501 : Menggambarkan terapeutik untuk mengetahui
faktor penyebab (3) pengalaman nyeri dan sampaikan
160503 : Menggunakan penerimaan pasien terhadap nyeri.
tindakan pencegahan (3) Tentukan akibat dari pengalaman
160509 : Mengenali apa yang nyeri terhadap kualitas hidup
terkait dengan gejala nyeri (3) pasien (misalnya, tidur, nafsu
makan, pengertian, perasaan
hubungan, performa kerja dan
tanggung jawab peran).
Berikan informasi mengenai nyeri,
seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan dirasakan, dan
antisipasi dari ketidaknyamanan
akibat prosedur.
Gunakan tindakan pengontrol nyeri
sebelum nyeri bertambah berat.
2. Domain 12 : Kenyamanan Setelah dilakukan tindakan Domain 1 : Fisiologis : Dasar
Kelas 1 : Kenyamanan keperawatan selama 16 – 30 Kelas E : Peningkatan Kenyamanan
Fisik menit diharapkan mual, teratasi Fisik
00134 : Mual : 1450 : Manajemen Mual
Domain 4 : Pengetahuan Dorong pasien untuk memantau
tentang kesehatan & perilaku pengalaman diri terhadap mual.
Kelas Q : Perilaku sehat Lakukan penilaian lengkap
1618 : Kontrol mual terhadap mual, termasuk frekuensi,
161801 : Mengenali onset mual durasi, tingkat keparahan dan
(3) faktor – faktor pencetus dengan
161801 : Mendeskripsikan menggunakan alat pengkajian
faktor – faktor penyebab (3) seperti Self – Care Journal, Visual
161803 : Mengenali pencetus Analog Scales, Timbangan Analog
stimulus [muntah] (3) Visual, Duke Descriptive Scales
dan Rhodes Index of Nausea and
Vomiting (INV).
Evaluasi dampak dari pengalaman
mual pada kualitas hidup (misalnya
nafsu makan, aktivitas, prestasi
kerja, tanggung jawab peran dan
tidur).
Identifikasi faktor – faktor yang
dapat menyebabkan atau
berkontribusi terhadap mual
(misalnya, obat – obatan dan
prosedur).
Kurangi atau hilangkan faktor –
faktor yang bersifat personal yang
memicu atau meningkatkan mual
(kecemasan, takut, kelelahan dan
kurangnya pegetahuan).
3. Domain 2 : Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Domain 1 : Fisiologis : Dasar
Kelas 1 : Makan keperawatan 31-45 menit Kelas D : Dukungan Nutrisi
00002:Ketidakseimbangan diharapkan ketidakseimbangan 1100 : Manajemen Nutrisi
Nutrisi : Kurang dari nutrisi kurang dari kebutuhan Identifikasi adanya alergi atau
Kebutuhan Tubuh. tubuh, teratasi : intoleransi makanan yang dimiliki
Domain 2 : Kesehatan Fisiologi pasien.
Kelas K : Pencernaan & Nutrisi Tentukan jumlah kalori dan jenis
1004 : Status Nutrisi nutrisi yang dibutuhkan untuk
100401 : Asupan Makanan (3) memenuhi persyaratan gizi.
100402 : Asupan Cairan (3) Ciptakan lingkungan yang optimal
100403 : Energi (3) pada saat mengkonsumsi makan
100405 : Rasio berat badan atau (misalnya, bersih, berventilasi,
tinggi badan (3) santai dan bebas dari bau yang
menyengat).
Anjurkan pasien untuk duduk pada
posisi yang tegak dikursi, jika
memungkinkan.
Monitor kalori dan asupan
makanan.
Evaluasi
No. Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Domain 12 : Kenyamanan Lakukan pengkajian nyeri S :
Kelas 1 : Kenyamanan komprehensif yang meliputi - P : Nyeri sudah tidak terlalu
Fisik lokasi karakteristik, onset atau berasa pada saat makan.
00132 : Nyeri Akut durasi, frekuensi, kualitas, - Q : Nyeri sudah tidak
intensitas atau beratnya nyeri seperti tertusuk – tusuk.
dan faktor pencetus. - R : Abdomen kiri atas.
Gunakan strategi komunikasi - S:6
terapeutik untuk mengetahui - T : Nyeri yang dirasakan
pengalaman nyeri dan hilang timbul.
sampaikan penerimaan pasien O :
terhadap nyeri. - Pasien sudah tidak terlihat
Tentukan akibat dari memegangi bagian yang
pengalaman nyeri terhadap nyeri.
kualitas hidup pasien - Pasien sudah terlihat lebih
(misalnya, tidur, nafsu makan, segar.
pengertian, perasaan hubungan, A : Masalah teratasi sebagian
performa kerja dan tanggung P : Lanjutkan intervensi.
jawab peran).
Berikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
prosedur.
Gunakan tindakan pengontrol
nyeri sebelum nyeri bertambah
berat.
2. Domain 12 : Kenyamanan Dorong pasien untuk S :
Kelas 1 : Kenyamanan memantau pengalaman diri - Pasien sudah tidak merasa
Fisik terhadap mual. mual lagi.
00134 : Mual Lakukan penilaian lengkap O :
terhadap mual, termasuk - Pasien terlihat sudah mau
frekuensi, durasi, tingkat memakan makanan yang di
keparahan dan faktor – faktor berikan dan tidak di
pencetus dengan menggunakan muntahkannya lagi.
alat pengkajian seperti Self – A : Masalah teratasi sebagian.
Care Journal, Visual Analog P : Lanjutkan intervensi.
Scales, Timbangan Analog
Visual, Duke Descriptive
Scales dan Rhodes Index of
Nausea and Vomiting (INV).
Evaluasi dampak dari
pengalaman mual pada kualitas
hidup (misalnya nafsu makan,
aktivitas, prestasi kerja,
tanggung jawab peran dan
tidur).
Identifikasi faktor – faktor yang
dapat menyebabkan atau
berkontribusi terhadap mual
(misalnya, obat – obatan dan
prosedur).
Kurangi atau hilangkan faktor –
faktor yang bersifat personal
yang memicu atau meningkatkan
mual (kecemasan, takut,
kelelahan dan kurangnya
pegetahuan).
3. Domain 2 : Nutrisi Identifikasi adanya alergi atau S :
Kelas 1 : Makan intoleransi makanan yang - Pasien mengatakan berat
00002:Ketidakseimbangan dimiliki pasien. badannya sudah mengalami
Nutrisi : Kurang dari Tentukan jumlah kalori dan kenaikan walau tidak
Kebutuhan Tubuh. jenis nutrisi yang dibutuhkan signifikan.
untuk memenuhi persyaratan O :
gizi. - Pasien terlihat nafsu
Ciptakan lingkungan yang makannya sudah mulai
optimal pada saat membaik.
mengkonsumsi makan A : Masalah teratasi.
(misalnya, bersih, berventilasi, P : Hentikan intervensi.
santai dan bebas dari bau yang
menyengat).
Anjurkan pasien untuk duduk
pada posisi yang tegak dikursi,
jika memungkinkan.
Monitor kalori dan asupan
makanan.
BAB IV
PEMBAHASAN JURNAL
A. Journal of Pancreatitis
Journal of Inflammation Research Dovepress
open access to scientific and medical research
Open Access Full Text Article REVIEW
Acute pancreatitis: current perspectives on diagnosis and management
Classification
of severity
Transabdominal Analgesia
ultrasound scan (TUS)
Fluid
resuscitation
Figure 1 A flowchart encompassing the patient’s journey from diagnosis of acute pancreatitis through to further
investigation and definitive management.
Abbreviations: CBD, common bile duct; CT, computed tomography; ERCP, endoscopic retrograde
cholangiopancreatography; EUS, endoscopic ultrasound; HIDA, fatty meal hepatobiliary iminodiacetic acid
scan; LFT, liver function test; MRCP, magnetic resonance cholangiopancreatography; TUS, transabdominal
ultrasound.
reduce the short-term risk of a second been observed, although the selection of
attack of pancreatitis by at least 50%.4 patients with uncomplicated mild acute
All patients with acute gallstone gallstone pancreatitis may account for
pancreatitis should have imaging of the this.68,69 Postoperative MRCP and/or
common bile duct to assess for ERCP are options available to clinicians
choledocholithiasis (Box 2). Preoperative should there be any concern regarding
imaging utilizes noninvasive methods retained stones or alternative
such as transabdominal ultrasound and/or pathologies.68 The combination of
MRCP, while intraoperative laparoscopic cholecystectomy and
cholangiography provides real-time preoperative ES has also demonstrated a
imaging of the common bile duct. safe and reliable approach in dealing with
Management of choledocholithiasis is choledocholithiasis during acute
70
reliant upon availability of local expertise gallstone pancreatitis.
and can be broadly classified into 1) the In patients with severe acute gallstone
single-stage approach – laparoscopic or pancreatitis with choledocholithiasis
open cholecystectomy with and/or cholangitis, the evidence suggests
intraoperative cholangiography and that performing ERCP within 72 hours of
common bile duct exploration, or 2) two- admission reduces the morbidity and
stage approach – preoperative ERCP with mortality in this group of patients.71
or without ES followed by laparoscopic Furthermore, ERCP reduces the length of
or open cholecystectomy. There is no hospital stay in patients with acute severe
significant difference in the morbidity, gallstone pancreatitis. To date, there is no
mortality, retained stones, and failure rate evidence for or against early laparoscopic
between the two management approaches cholecystectomy for patients with severe
for choledocholithiasis.66,67 acute gallstone pancreatitis.
In centers where the availability of Local complications of acute pancreatitis
appropriate surgical expertise allows the include pancreatic necrosis with or
single-stage definitive management of without infection, pancreatic pseudocyst
mild acute gallstone pancreatitis, formation, pancreatic duct disruption, and
promising results have been yielded. Low peripancreatic vascular complications.
complication and conversion rates have These local complications can be
managed using a combination of in centers where there is readily available
endoscopic, radiologic, and surgical expertise to manage any complications.
techniques, and have been reviewed Conclusion
previously.72 Open surgical debridement Acute pancreatitis is frequently encountered
requires multiple laparotomies and is on the emergency surgical take. Once the
consequently associated with a high diagnosis is made, clinical efforts should
postoperative morbidity. However, simultaneously concentrate on investigating
surgical techniques have evolved to for the underlying etiology and managing the
become minimally invasive, which may condition by anticipating its complications,
be associated with which can be aided by using any of the
better outcomes.73 severity scoring systems described.
The “skunk procedure” utilizes imaging to Management of acute pancreatitis is largely
advance catheters (drains) over their supportive. There is still no consensus on the
guidewires into the infected area within the ideal type and regimen of fluid for
lesser sac. Closed continuous lavage is then resuscitation, but goal-directed fluid therapy
initiated once the catheters are in a is associated with better outcomes. Early
74
satisfactory position. The drainage catheters enteral nutrition modulates the inflammatory
facilitate a pathway into the lesser sac when response and improves outcomes by
performing a video-assisted minimally decreasing infective complications of acute
invasive retroperitoneal pancreatic pancreatitis. Antibiotics should be used
necrosectomy. Endoscopic transgastric or judiciously as prophylactic antibiotics have
transduodenal drainage of infected pancreatic not shown any benefit in preventing infective
necrosis or pancreatic pseudocysts is another complications of acute pancreatitis. Patients
technique associated with lower morbidity with mild acute gallstone pancreatitis should
than open surgical debridement. The be recommended to undergo a laparoscopic
minimally invasive techniques for dealing cholecystectomy at the index admission,
with complications of acute pancreatitis while those with severe gallstone pancreatitis
require a multidisciplinary approach with and evidence of cholangitis and/or
specialist personnel, skills, and equipment. choledocholithiasis benefit from early ERCP.
The procedures should ideally be undertaken Patients with mild acute gallstone pancreatitis
and concurrent choledocholithiasis benefit
from single-stage laparoscopic “idiopathic” acute pancreatitis? Ann
cholecystectomy and bile duct exploration, Hepatol. 2003;2(1):30–35.
subject to available local expertise. There is 6. Wang GJ, Gao CF, Wei D, Wang C, Ding
no difference in mortality and morbidity SQ. Acute pancreatitis: etiology and
between the single-stage and double-stage common pathogenesis. World J
management of choledocholithiasis. Gastroenterol. 2009;15(12):1427–1430.
However, the single-stage approach reduces 7. Sakorafas GH, Tsiotou AG. Etiology and
the length of hospital stay and need for pathogenesis of acute pancreatitis: current
recurrent admissions. concepts. J Clin Gastroenterol.
Disclosure 2000;30(4):343–356.
The authors report no conflicts of interest in 8. UK Working Party on Acute Pancreatitis.
this work. UK guidelines for the management of
acute pancreatitis. Gut. 2005;54(Suppl
References 3):1–9.
1. NICE. Pancreatitis: Diagnosis and 9. Matull WR, Pereira SP, O’Donohue JW.
Management Draft Scope for Biochemical markers of acute pancreatitis.
Consultation. National Institute for J Clin Pathol. 2006;59(4):340–344.
Clinical Excellence: London, UK; 2016. 10. Ammori B, Boreham B, Lewis P, Roberts
2. Whitcomb DC. Acute pancreatitis. N Engl S. The biochemical detection of biliary
J Med. 2006;354(20): 2142–2150. etiology of acute pancreatitis on
3. Yadav D, Lowenfels AB. Trends in the admission: a revisit in the modern era of
epidemiology of the first attack of acute biliary imaging. Pancreas.
pancreatitis. Pancreas. 2006;33(4):323– 2003;26(2):e32–e35.
330. 11. Tenner S, Dubner H, Steinberg W.
4. Toouli J, Brooke-Smith M, Bassi C, et al. Predicting gallstone pancreatitis with
Guidelines for the management of acute laboratory parameters: a meta-analysis.
pancreatitis. J Gastroenterol Hepatol. Am J Gastroenterol. 1994;89(10):1863–
2002;17:515–539. 1866.
5. Venneman NG, van Brummelen SE, van 12. Carroll J, Herrick B, Gipson T, Lee S.
Berge-Henegouwen P, van Erpecum KJ. Acute pancreatitis: diagnosis, prognosis
Microlithiasis: an important cause of
and treatment. Am Fam Physician. acute pancreatitis: timing of measurement
2007;75(10):1513–1520. and cut-off points. Eur J Gastroenterol
13. Banks PA, Bollen TL, Dervenis C, et al. Hepatol. 2013;25(7):784–789.
Classification of acute pancreatitis 2012: 19. Staubli S, Oertli D, Nebiker C. Laboratory
revision of the Atlanta classification and markers predicting severity of acute
definitions by international consensus. pancreatitis. Crit Rev Clin Lab Sci.
Pancreas. 2013;62(1):102–111. 2015;52(6):273–283.
14. BMJ. Acute pancreatitis. BMJ Best 20. Berger HG, Rau BM. Severe acute
Practice. 2017. Available from: pancreatitis: clinical course and
http://bestpractice.bmj.com/best- management. World J Gastroenterol.
practice/monograph/66/diagnosis/ 2007;13(38):5043–5051.
criteria.html. Accessed October 2017. 21. Muddana V, Whitcomb D, Khalid A,
15. Cho JH, Kim TN, Chung HH, Kim KH. Slivka A, Papachristou G. Elevated serum
Comparison of scoring systems in creatinine as a marker of pancreatic
predicting the severity of acute necrosis in acute pancreatitis. Am J
pancreatitis. World J Gastroenterol. Gastroenterol. 2009;104(1):164–170.
2015;21(8):2387–2394. 22. Lankisch P, Mahlke R, Blum T, Bruns A,
16. Wilson C, Heath DI, Imrie CW. Prediction Maisonneuve P, Lowenfels A.
of outcome in acute pancreatitis: a Hemoconcentration: an early marker of
comparative study of APACHE II, clinical severe and/or necrotizing pancreatitis? A
assessment and multiple factor scoring critical appraisal. Am J Gastroenterol.
systems. Br J Surg. 1990;77(11):1260– 2001;96(7):2081–2085.
1264. 23. Gardner T, Olenec C, Chertoff J,
17. Papachristou GI, Muddana V, Yadav D, et Mackenzie T, Robertson D.
al. Comparison of BISAP, Ranson’s, Hemoconcentration and pancreatic
APACHE II, and CTSI scores in necrosis: further defining the relationship.
predicting organ failure, complications, Pancreas. 2006;33(2):169–173.
and mortality in acute pancreatitis. Am J 24. Kylanpaa-Back ML, Takala A,
Gastroenterol. 2010;105(2):435–441. Kemppainen E, Puolakkainen P,
18. Cardoso F, Ricardo L, Oliveira A, et al. C- Haapiainen R, Repo H. Procalcitonin strip
reactive protein prognostic accuracy in test in the early detection of severe acute
pancreatitis. Br J Surg. 2001;88(2):222– endoscopic retrograde cholangiography in
227. patients with suspected common-bileduct
25. Balthazar E. CT diagnosis and staging of lithiasis. Lancet. 1996;347(8994):75–79.
acute pancreatitis. Radiol Clin North Am. 32. Garrow D, Miller S, Sinha D, et al.
1989;27(1):19–37. Endoscopic ultrasound: a metaanalysis of
26. Balthazar E, Robinson D, Megibow A, test performance in suspected biliary
Ranson J. Acute pancreatitis: obstruction. Clin Gastroenterol Hepatol.
value of CT in establishing prognosis. 2007;5:616–623.
Radiology. 1990;174(2):331–336. 33. Tse F, Liu L, Barkun A, Armstrong D,
27. Simchuk EJ, Traverso LW, Nukui Y, Moayyedi P. EUS: a meta-analysis of test
Kozarek RA. Computed tomography performance in suspected
severity index is a predictor of outcomes choledocholithiasis. Gastrointest Endosc.
for severe pancreatitis. Am J Surg. 2008;67(2):235–244.
2000;179(5):352–355. 34. Buscarini E, Buscarini L. The role of
28. Wyncoll DL. The management of severe endosonography in the diagnosis of
acute necrotising pancreatitis: an choledocholithiasis. Eur J Ultrasound.
evidence-based review of the literature. 1999;10(2–3):117–125.
Intensive Care Med. 1999;25:146–156. 35. De Waele E, Op de Beeck B, De Waele B,
29. Bollen T, Singh V, Maurer R, et al. Delvaux G. Magnetic resonance
Comparative evaluation of the modified cholangiopancreatography in the
CT severity index and CT severity index preoperative assessment of patients with
in assessing severity of acute pancreatitis. biliary pancreatitis. Pancreatology.
Am J Roentgenol. 2011;11(2):386–392. 2007;7(4):347–351.
30. Surlin V, Saftoiu A, Dumitrescu D. 36. Xiao B, Zhang X, Tang W, Zeng L, Zhai
Imaging tests for accurate diagnosis of Z. Magnetic resonance imaging for local
acute biliary pancreatitis. World J complications of acute pancreatitis: a
Gastroenterol. 2014;20(44):16544– pictorial review. World J Gastroenterol.
16549. 2010;16(22):2735–2742.
31. Prat F, Amouyal G, Amouyal P, et al. 37. Wu B, Hwang J, Gardner T, et al. Lactated
Prospective controlled study of Ringer’s solution reduces systemic
endoscopic ultrasonography and inflammation compared with saline in
patients with acute pancreatitis. Clin prospective, randomized trial of clear
Gastroenterol Hepatol. 2011;9(8):710– fluids versus low-fat solid diet as the
717. initial meal in mild acute pancreatitis. Clin
38. Aggarwal A, Manrai M, Kochhar R. Fluid Gastroenterol Hepatol. 2007;5(8):946–
resuscitation in acute pancreatitis. World J 951.
Gastroenterol. 2014;20(48):18092– 45. Moraes J, Felga G, Chebli L, et al. A full
18103. solid diet as the initial meal in mild acute
39. van Dijk SM, Hallsensleben NDL, van pancreatitis is safe and result in shorter
Santvoort HC, et al. Acute pancreatitis: length of hospitalization: results from a
recent advances through randomised prospective, randomized, controlled,
trials. Gut. 2017;66(11):2024–2032. double-blind clinical trial. J Clin
40. Haydock M, Mittal A, Wilms H, Phillips Gastroenterol. 2010;44(7):517–522.
A, Petrov M, Windsor J. Fluid therapy in 46. Chebli J, Gaburri P, De Souza A, et al.
acute pancreatitis: anybody’s guess. Ann Oral refeeding in patients with mild acute
Surg. 2013;257(2):182–188. pancreatitis: prevalence and risk factors of
41. McClave S. Drivers of oxidative stress in relapsing abdominal pain. J Gastroenterol
acute pancreatitis: the role of nutrition Hepatol. 2005;20(9):1385–1389.
therapy. JPEN J Parenter Enteral Nutr. 47. Wu B, Banks P. Clinical management of
2012;36(1):24–35. patients with acute pancreatitis.
42. Al-Omran M, Albalawi Z, Tashkandi M, Gastroenterology. 2013;144(6):1272–
Al-Ansary L. Enteral versus parenteral 1281.
nutrition for acute pancreatitis. Cochrane 48. Marik P, Zaloga G. Meta-analysis of
Database Syst Rev. 2010;(1):CD002837. parenteral nutrition versus enteral
43. Sathiaraj E, Murthy S, Mansard M, Rao G, nutrition in patients with acute
Mahukar S, Reddy D. Clinical trial: oral pancreatitis. BMJ. 2004;328(7453):1407.
feeding with a soft diet compared with 49. Windsor AC, Kanwar S, Li AG, et al.
clear liquid diet as initial meal in mild Compared with parenteral nutrition,
acute pancreatitis. Aliment Pharmacol enteral feeding attenuates the acute phase
Ther. 2008;28(6):777–781. response and improve disease severity in
44. Jacobson B, Vander Vliet M, Hughes M, acute pancreatitis. Gut. 1998;42(3):431–
Maurer R, McManus K, Banks P. A 435.
50. Li Y, Yu T, Chen G, et al. Enteral nutrition pancreatitis: endless debate. Ann R Coll
within 48 hours of admission improves Surg Engl. 2017;99(2):107–112.
clinical outcomes if acute pancreatitis by 57. Villatoro E, Mulla M, Larvin M.
reducing complications: a meta-analysis. Antibiotic therapy for prophylaxis against
PLoS One. 2013;8(6):e64926. infection of pancreatic necrosis in acute
51. Bakker OJ, van Brunschot S, van pancreatitis. Cochrane Database Syst Rev.
Santvoort HC, et al. Early versus 2010;(5):CD002941.
ondemand nasoenteric tube feeding in 58. Golub R, Siddiqi F, Pohl D. Role of
acute pancreatitis. N Engl J Med. antibiotics in acute pancreatitis: a meta-
2014;371:1983–1993. analysis. J Gastrointest Surg.
52. Stimac D, Poropat G, Hauser G, et al. 1998;2(6):496–503.
Early nasojejunal tube feeding versus nil- 59. Villatoro E, Bassi C, Larvin M. Antibiotic
by-mouth in acute pancreatitis: a therapy for prophylaxis against infection
randomized clinical trial. Pancreatology. of pancreatic necrosis in acute
2016;16(4):523–528. pancreatitis. Cochrane Database Syst Rev.
53. Chang Y, Hua-gun F, Xiao Y, Liu J. 2006;(4):CD002941.
Nasogastric or nasojejunal feeding in 60. Mazaki T, Ishii Y, Takayama T. Meta-
severe acute pancreatitis: a meta-analysis. analysis of prophylactic antibiotic use in
Crit Care. 2013;17(3):R118. acute necrotizing pancreatitis. Br J Surg.
54. Eatock FC, Chong P, Menezes N, et al. A 2006;93(6):647–684.
randomized study of early nasogastric 61. Lim C, Lee W, Liew Y, Tang S, Chlebicki
versus nasojejunal feeding in severe acute M, Kwa A. Role of antobiotic prophylaxis
pancreatitis. Am J Gastroenterol. in necrotizing pancreatitis: a meta-
2005;100(2):432–439. analysis. J Gastrointest Surg.
55. Schmid S, Uhl W, Friess H. The role of 2015;19(3):480–491.
infection in acute pancreatitis. Gut. 62. Wilson C, de Moya M. Cholecystectomy
1999;45(2):311–316. for acute gallstone pancreatitis: early vs.
56. Mourad MM, Evans RP, Kalidindi V, delayed approach. Scand J Surg.
Drorkin L, Dvorkin L, Bramhall SR. 2010;99:81–85.
Prophylactic antibiotics in acute 63. Association of Upper Gastrointestinal
Surgeons. Commissioning Guide:
Gallstone Disease. Royal College of 69. Isla A, Griniatsos J, Rodway A. Single-
Surgeons: London, UK; 2016. stage definitive laparoscopic management
64. Gurusamy K, Nagendran M, Davidson B. in mild acute biliary pancreatitis. J
Early versus delayed laparoscopic Laparoendosc Adv Surg Tech A.
cholecystectomy for acute gallstone 2003;13(2):77–81.
pancreatitis. Cochrane Database Syst Rev. 70. Meyer C, Le J, Rohr S, Duclos B,
2013;(9):CD010326. Reimund J, Baumann R. Management of
65. van Baal M, Besselink M, Bakker O, et al. common bile duct stones in a single
Timing of cholecystectomy after mild operation combining laparoscopic
biliary pancreatitis: a systematic review. cholecystectomy and peroperative
Ann Surg. 2012;255(5):860–866. endoscopic sphincterotomy. J
66. Dasari B, Tan C, Gurusamy K, et al. Hepatobiliary Pancreat Surg.
Surgical versus endoscopic treatment of 2002;9(2):196–200.
bile duct stones. Cochrane Database Syst 71. Tse F, Yuan Y. Early routine endoscopic
Rev. 2013;(12):CD003327. retrograde cholangiopancreatography
67. Al-Temimi M, Kim E, Chandrasekaran B, strategy versus early conservative
et al. Laparoscopic common bile duct management strategy in acute gallstone
exploration versus endoscopic retrograde pancreatitis. Cochrane Database Syst Rev.
cholangiapancreatography for 2012;(5):CD009779.
choledocholithiasis found at time of 72. Karakayali F. Surgical and interventional
laparoscopic cholecystectomy: analysis of management of complications caused by
a large integrated health care system acute pancreatitis. World J Gastroenterol.
database. Am J Surg. 2017;214(6):1075– 2014;20(37):13412–13423.
1079. 73. Wronski M, Cebulski W, Witkowski B, et
68. Griniatsos J, Karvounis E, Isla A. Early al. Comparison between minimally
versus delayed singlestage laparoscopic invasive and open surgical treatment in
eradication for both gallstones and necrotizing pancreatitis. J Surg Res.
common bile duct stones in mild acute 2017;210:22–31.
biliary pancreatitis. Am Surg. 74. Werner J, Feuerbach S, Uhl W, Buchler
2005;71(8):682–686. M. Management of acute pancreatitis:
from surgery to interventional intensive
care. Gut. 2005;54(3):426–436.
Journal of Inflammation Research Dovepress
Publish your work in this journal
The Journal of Inflammation Research is an international, peer-reviewed inflammation;
cellular processes; molecular mechanisms; pharmacology open access journal that welcomes
laboratory and
clinical findings on and novel anti-inflammatory drugs; clinical conditions involving inflamthe
molecular basis, cell biology and pharmacology of inflammation mation. The manuscript
management system is completely online and including original research, reviews, symposium
reports, hypothesis for- includes a very quick and fair peer-review system. Visit
http://www.dove mation and commentaries on: acute/chronic inflammation; mediators of
press.com/testimonials.php to read real quotes from published authors.
Submit your manuscript here: https://www.dovepress.com/journal-of-inflammation-
research-journal
B. Translate Jurnal
Pankreastitis akut : Perspektif saat ini pada diagnosis dan manajemen
Artikel ini diterbitkan dalam jurnal Dove Press, sebagai berikut : Jurnal
Penelitian Inflamasi.
Abstrak : Dua decade terakhir telah melihat munculnya bukti signifikan yang telah
mengubah aspek – aspek tertentu dari manajemen pankreastitis akut. Sementara
sebagian besar kasus pankreastitis akut ringan, tantangannya tetap dalam mengelola
kasus yang parah dan komplikasi yang terkait dengan pankreastitis akut. Batu
empedu masih menjadi penyebab paling umum dengan tren epidemiologis yang
mengindikasikan peningkatan insiden. Manajemen bedah pankreastitis batu
empedu akut telah berevolusi. Pada artikel ini, kami meninjau metode dalam
mendiagnosis pankreastitis akut. Kami menyajikan bukti untuk manajemen yang
mendukung kondisi ini, dan kemudian membahas manajemen pankreastitis batu
empedu akut. Berdasarkan bukti, jalur kelembagaan local kami, dan pengalaman
klinis, kami telah menghasilkan garis besar untuk memandu dokter dalam
pengelolaan pankreastitis batu empedu akut.
Kata kunci : pankreastitis akut, skor keparahan, pencitraan diagnostik, manajemen
pankreastitis batu empedu.
Pengantar
Seorang pasien yang mengeluh timbulnya nyeri epigastrium secara tiba –
tiba yang menjalar ke punggung, berhubungan dengan mual dan muntah,
memerlukan pengecualian cepat dari berbagai kondisi yang mengancam jiwa yang
melibatkan kardiovaskular (infark miokard, pecah, dan atau membedah aneurisma
aorta) dan gastrointestinal (peptikum penyakit maag dengan sistem perforasi atau
perdarahan, pankreastitis akut). Temuan sejarah dokter dan pemeriksaan ditambah
oleh penyelidikan yang relevan dalam mempersempit diagnosis diferensial untuk
akhirnya memandu manajemen dan pengobatan kondisi tertentu dan komplikasinya
yang terkait.
Insiden pankreastitis akut di pankreastitis akut. Pankreastitis akut
Inggris adalah 56 kasus per 100.000 terkait batu empedu menyumbang
orang per tahun, sementara di AS sekitar setengah dari semua kasus di
lebih dari 220.000 rawat inap setiap Inggris, sementara hingga 25% dari
tahun dikaitkan dengan pankreastitis kasus pankreastitis akut dapat
akut. Sebuah studi epidemiologi yang dikaitkan dengan alcohol. Data
memanfaatkan data Inggris dan Eropa epidemiologis telah menunjukkan
menunjukkan peningkatan insiden peningkatan linear dalam kejadian
pankreastitis akut semua penyebab. pankreastitis batu empedu di seluruh
Insiden pankreastitis akut juga Inggris dan negara – negara Eropa
tercatat meningkat dengan yang diteliti. Namun, Inggris
bertambahnya usia. Populasi laki – memiliki insiden pankreastitis yang
laki memiliki insiden 10% - 30% diinduksi alcohol jauh lebih rendah
lebih tinggi dari pada perempuan. dibandingkan dengan penelitian di
Meskipun ada pengurangan dalam Eropa. Pankreastitis akut yang
kasus kematian yang diamati dari iinduksi alcohol lebih sering terjadi
waktu ke waktu, angkat kematian pada pria paruh baya. Pankreastitis
populasi sebagian besar tetap tidak akut idiopatik menyebabkan 20% -
berubah. Dari semua rawat inap di 34% kasus dan insidennya serupa
rumah sakit dengan pankreastitis pada pria dan wanita. Insiden
akut, 20% - 30% pasien mengalami pankreastitis idiopatik tergantung
perjalanan yang berat, sementara pada sejauh mana seorang dokter
komplikasi parah yang mengancam menyelidiki episode pasien
jiwa akan berkembang pada 25% pankreastitis akut untuk etiologi
pasien ini. Mortalitas pada penyebabnya. Kemajuan terbaru
pankreastitis akut berat dapat dalam tes patologi laboratorium dan
mencapai 30%, tetapi mortalitas teknik pencitraan radiologis telah
keseluruhan pada pankreastitis akut berkontribusi pada pengurangan
diperkirakan 5%. jumlah kasus pankreastitis akut yang
Batu empedu tetap menjadi ditandai dengan idiopatik.
penyebab paling umum untuk
Insiden pankreastitis akut pankreastitis akut, dan semuanya
terkait batu empedu pada pria dan masih kontroversial.
wanita meningkat dengan Pelepasan dan aktivasi enzim
bertambahnya usia, dengan wanita pancreas yang tidak tepat
diatas usia 60 tahun berisiko lebih menginduksi pankreastitis akut.
tinggi. Pasien dengan batu empedu Enzim kunci dalam aktivasi zymogen
yang lebih kecil dari 5 mm, pancreas telah dianggap sebagai
mikrolitiasis, atau lumpur bilier tripsin. Aktivasi yang tidak tepat dari
dianggap berisiko lebih tinggi terkena trypsinogen menjadi tripsin dan
pankreastitis batu empedu. kurangnya pembersihan pancreas
Mikrolitiasis menyebabkan obstruksi yang cepat dari tripsin aktif
fungsional pada sfingter Oddi, yang menghasilkan peradangan pancreas
kemudian menyebabkan refluks dan selanjutnya memicu kaskade
sekresi empedu-pankreastitis yang inflamasi. Sitokin termasuk
melukai saluran pankreastitis. Teori interleukin (IL)-1, IL-6, IL-8, faktor
saluran umum dalam pathogenesis nekrosis tumor 𝛼, dan faktor
pankreastitis batu empedu akut telah pengaktif trombosit dilepaskan. Ini
dibantah oleh beberapa orang. pada gilirannya menginduksi sintesis
Sebaliknya, telah dipostulatkan hati protein reaksi fase akut seperti C-
bahwa pankreastitis batu empedu akut reaktif (CRP). Migrasi dan aktivasi
adalah hasil dari hiperstimulasi asinar leukosit dapat mewakili faktor
pancreas akibat obstruktif ductus penentu utama untuk komplikasi local
yang memicu pelepasan trypsin, yang dan sistemik.
menginduksi kaskade peradangan Diagnosa pankreastitis akut
pancreas dan peripancreastik yang Dalam pedoman mereka pada
dipimpin oleh enzim. Yang lain tahun 2005, Partai Kerja Inggris
berspekulasi bahwa refluks isi tentang Pankreastitis Akut
dudodenum lebih menyebabkan menyarankan bahwa etiologi harus
cedera ductus pancreas daripada ditentukan dalam setidaknya 80%
refluk empedu. Ada beberapa teori dari kasus pankreastitis akut. Selain
yang terlibat dalam patogenesisi itu, klasifikasi kasus pankreastitis
akut idiopatik harus tidak lebih dari yang lebih tinggi dibandingkan
20%. Oleh karena itu, pasien menjadi dengan amilase karena kadar serum
sasaran penyelidikan ekstensif untuk lipase meningkat untuk periode yang
menentukan etiologi yang lebih lama. Perhatian harus dilakukan
mendasarinya. ketika menafsirkan hasil amilase pada
Peluang pretest pankreastitis pasien dengan hipertrigliseridemia
ditentukan oleh indeks kecurigaan karena mereka dapat memiliki hasil
dokter, yang sebagian besar amilase yang sangat rendah.
didasarkan pada riwayat pasien dan Selama serangan pankreastitis
temuan pemeriksaan dokter. akut, peningkatan alanine
Pengajaran klasik adalah bahwa aminotransferase menjadi >150 IU/L
tingkat serum amilase serum yang adalah faktor prediktif untuk
tiga atau empat kali lebih besar dari penyebab empedu pankreastitis akut.
batas atas normal adalah diagnostic Sebuah meta-analisis sebelumnya
pankreastitis akut. Sementara telah mengindikasikan bahwa
pengukuran enzim pakreas serum peningkatan tiga kali lipat dalam
seperti amilase adalah “standar emas” alanine aminotransferase ini memiliki
untuk diagnosis pankreastitis akut, nilai prediksi positif 95% dalam
nilai yang diukur untuk enzim mendiagnosis pankreastitis batu
pancreas serum harus ditafsirkan empedu akut.
dengan mempertimbangkan durasi Pengukuran biokimia peptide
gejala pasien. aktivasi trypsinogen (TAP) dan
Pada pankreastitis akut, enzim trypsinogen-2 lebih berguna sebagai
pancreas amilase, lipase, elastase dan penanda diagnostic untuk
tripsin secara bersamaan dilepaskan pankreastitis akut karena
kedalam aliran darah. Karena keakuratannya, tetapi evaluasi
pembersihan masing – masing enzim mereka dibatasi oleh ketersediaan.
ini bervariasi, waktu pengambilan Kadar urin dini yang meningkat telah
sampel darah dari awal pankreastitis terbukti berhubungan dengan
akut memengaruhi sensitivitas tes. pankreastitis akut berat. Penanda lain
Lipase memiliki akurasi diagnostic seperti IL-6 dan IL-8, serta
fosfolipase A2 telah diringkas dengan komplikasi lokal atau sistemik
baik di tempat lain, dan tidak secara mengindikasikan pankreatitis akut
rutin diukur dalam praktik klinik di ringan. "Pankreatitis akut sedang
Inggris. parah", yang ditunjukkan oleh
kegagalan organ sementara dan atau
Manajemen pankreastitis akut komplikasi sistemik local tanpa
Klasifikasi keparahan adanya kegagalan organ persisten,
Penguasaan manajemen adalah tingkat keparahan baru antara
pankreatitis akut adalah seni yang ringan dan berat yang diperkenalkan
dapat menantang dokter dalam klasifikasi yang direvisi.
berpengalaman disaat terbaik. Salah Sistem skor ganda untuk prediksi
satu segi seni mengelola pankreatitis tingkat keparahan penyakit dan
akut adalah klasifikasi keparahan implikasi prognostic. Fitur prognostic
penyakit sehingga seseorang dapat membantu dokter dalam memprediksi
mengenali rawat, antisipasi, dan komplikasi pankreatitis akut.
mengobati komplikasi penyakit yang Sistem Penilaian Akut dan
sesuai. Kriteria klasifikasi Atlanta Evaluasi Kesehatan Kronis
2012 yang direvisi untuk klasifikasi (APACHE) II sistem penilaian telah
tingkat keparahan pankreatitis akut menunjukkan akurasi tertinggi untuk
diterima secara luas Klasifikasi yang memprediksi pankreatitis akut parah
direvisi ini mendefinisikan kegagalan bila dibandingkan dengan sistem
organ transien sebagai kegagalan penilaian lainnya. Penanda
organ yang sembuh sepenuhnya pankreatitis akut berat lainnya
dalam waktu 48 jam, sedangkan berdasarkan bukti dari literature telah
kegagalan penyelesaian kegagalan diuraikan dalam Kotak 1.
organ didefinisikan sebagai persisten. Kotak 1 Penanda klinis, biokimiawi
Adanya kegagalan organ persisten, dan radiologis yang membantu dalam
biasanya dengan satu atau lebih klasifikasi keparahan episode
komplikasi lokal, menunjukkan pankreatitis akut.
pankreatitis akut parah. Di sisi lain, Kegemukan
tidak adanya kegagalan organ tanpa
Skor APACHE II ≥8 pada saat penurunan kualitas. Namun, tidak ada
masuk perbedaan yang signifikan dalam
akurasi prognostic antara APACHE II
Bukti disfungsi organ saat masuk dan sistem skor faktor multipel
seperti Ranson, indeks keparahan
CRP ≥150mg/L pada 48 jam pasca tomografi terkomputasi (CTSI), dan
masuk indkes samping tempat tidur untuk
keparahan pankreatitis akut.
Skor Glasgow >3 pada 48 jam CRP adalah penanda tunggal
pasca masuk yang andal, mudah diakses, dan
menilai tingkat keparahan. Ini telah
Bukti nekrosis pada kontras yang menunjukkan akurasi prognostik
ditingkatkan CT (CECT) yang baik untuk pankreatitis akut
yang parah, nekrosis pankreas, dan
Prokalsitonin >1,8 NG/Ml mortalitas di rumah sakit bila diukur
Catatan : Ini membantu dokter pada 48 jam berikutnya masuk rumah
mengidentifikasi pasien yang harus sakit. Selain murah dan mudah
mendapatkan perawatan atau didapat parameter indikasi keparahan
perawatan awal. Pasien dengan pankreatitis akut adalah hematokrit.
kombinasi apapun diatas harus Hematokrit masuk ≥44% atau
digolongkan sebagai pankreatitis akut kegagalan hematokrit berkurang pada
berat dan dengan demikian di monitor 24 jam setelah masuk merupakan
untuk komplikasi dalam tingkat indikasi pankreatitis akut parah pada
perawatan yang meningkat. tahap awal penyakit. Selain itu,
Singkatan : APACHE, Fisiologi beberapa penelitian telah
Akut dan Evaluasi Kesehatan Kronis; menunjukkan bahwa
CRP, protein C-reaktif. hemokonsentrasi telah dikaitkan
dengan risiko pengembangan
Skor APACHE II dapat diulang setiap pankreatitis nekrotikans dan
hari dan trennya berkorelasi baik kegagalan organ, sementara yang lain
dengan kemajuan klinis atau membantah pengamatan ini. Tidak
adanya hemokonsentrasi pada saat pengobatan penting dalam mengubah
masuk memiliki prediksi negatif yang perjalanan klinis pankreatitis akut.
tinggi nilai untuk pengembangan
nekrosis. Penanda lainnya seperti Penggambaran
prokalsitonin dan IL-8, tidak Penggambaran memainkan
digunakan secara rutin di Inggris, peran penting dalam diagnosis dan
telah terbukti memiliki akurasi pengelolaan pankreatitis akut.
prediksi yang tinggi di Sebanyak 50% dari pankreatitis akut
mengklasifikasikan keparahan kasus terkait batu empedu, USG
pankreatitis nekrotikans pada yang transabdominal adalah investigasi
pertama hari penyakit. radiologis awal yang paling umum
Respon inflamasi bervariasi dari pilihan. Ultrasonografi memiliki
antara masing-masing pasien sensitivitas tertinggi untuk deteksi
individual. Pelepasan enzim batu kandung empedu, tetapi
intrapancreatic memicu pelepasan sensitivitasnya rendah untuk choledo
mediator proinflamasi dan makrofag cholithiasis (Tabel 1). Pankreas yang
aktivasi dalam sel asinar yang berlokasi retroperitoneal biasanya
mengakibatkan komplikasi lokal sulit untuk divisualisasikan pada
pankreatitis akut, yang meliputi pankreatitis akut selama
nekrosis pancreas dengan atau tanpa ultrasonografi, yang dapat lebih
infeksi, pembentukan pseudokista diperparah dengan terlalu banyak gas
pankreas, gangguan saluran pankreas, usus, habitus tubuh pasien besar, dan
dan pembuluh darah peripancreatic perut rasa sakit. Dalam penilaian ada
komplikasi. Tidak jelas mengapa tidaknya batu empedu,
pada beberapa pasien local inflamasi direkomendasikan bahwa setidaknya
pankreas memicu pelepasan mediator dua kualitas yang baik pemeriksaan
proinflamasi sistemik. Namun, ultrasonografi diperoleh. Di mana
peradangan sistemik ini respon ujian pertama negatif dan tidak dapat
bermanifestasi sebagai kegagalan mendeteksi batu empedu, yang paling
organ, dan pengakuannya serta sensitif Tes untuk diagnosis batu
empedu yang mungkin awalnya yang
terlewatkan tetap merupakan tersedia saat mendiagnosis
pemeriksaan USG lebih lanjut. koledocholithiasis.
Table 1 Perbandingan berbagai
modalitas penggambaran yang
Penggambaran Kepekaan Kekhususan Nilai Nilai Ketepatan
Modalitas (%) (%) prediksi prediksi (%)
positif negative
(%) (%)
Ultrasonografi 50-80 90 100 80
transabdominal
Ultrasonografi 84-100 94-100 98 88 92-99
endoskopi
CECT 60-88 97-100 94
MRCP 81-100 72-98 90.5 95.2 89-94
ERCP 89 100 100 83
Singkatan : CECT, peningkatan kontras CT; ERCP, endoskopi retrograde
cholangiopancreatography; MRCP, magnetic resonance cholangiopancreatography