Anda di halaman 1dari 28

Malaria

Pendahuluan

Gejala klasik malaria dalam dokumen kuno:

 Di China dan India ditemukan dokumen yang berusia 3000


tahun yang lampau

 Pembuktian adanya Plasmodium falciparum dengan PCR pada


mummy Mesir kuno

 Diasosiasikan sebagai udara kotor: Mal (Kotor) dan Aria (Udara).

27 April 2018 hsb-Poltekkes Denpasar 2


Pendahuluan

• What is malaria:
 Penyakit akut dan knonis yang disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium; ditularkan nyamuk Anopheles betina.
 Gejala: panas tinggi, demam, menggigil, sakit kepala, anemia,
pembesaran limfa, dsb.
 Empat spesies penyebab penyakit malaria pada manusia:

 P. falciparum

 P. vivax

 P. malariae

 P.ovale.

27 April 2018 hsb-Poltekkes Denpasar 3


Pendahuluan

Secara alami plasmodium ditularkan


oleh vektor nyamuk Anopheles betina.
Dapat terjadi melalui:
- tranfusi darah
- suntikan
- transplasenta
Epidemologi
Epidemologi

Mortality rate per year: 700 cases.


Siklus hidup

• Siklus hidup, terdiri dari 4 fase:


– Fase ekso-eritrositik
– Fase hipnozoit atau dorman
– Fase eritrositik
– Fase vektor
Siklus hidup

• Fase ekso-eritrosit

– Nyamuk Anopheles betina mengeluarkan


sporozoit ketika menghisap darah manusia.
– Sporozoit, dalam 30 menit masuk ke sel hati;
mengadakan pembelahan sel secara aseksual
(5-16 hari tergantung jenis plasmodium); hasil
40 000 merozoit
– Sel hati akan pecah; merozoit masuk ke dalam
sistem peredaran darah. Merozoit akan
menginfeksi sel-sel darah merah.
Siklus hidup

• Fase hipnozoit atau fase dorman

– Beberapa sporozoit P. vivax and P. ovale, di sel hati membentuk


tropozoit yang dorman (hypnozoites).
– Suatu saat Hypnozoite “bangun” menjadi schizont.
– Peristiwa ini disebut  Relaps
• P. vivax setelah 1 - 18 bulan
• P. ovale setelah 2 – 8 bulan
– Relaps tidak sama dengan rekurens
• rekurens= parasit resisten/kebal terhadap anti-malaria.
Siklus hidup

• Fase eritrosit

– Merozoit menginvasi sel darah


merah membentuk tropozoit.
Setelah +48 jam, inti tropozoit
membelah dan membentuk 8-24
inti (tropozoit ini disebut skizont;
intinya disebut merozoit )
– Sel darah merah (skizont matang)
akan pecah, dan merozoit
dikeluarkan; merozoit
menginfeksi sel darah merah lain.
– Peristiwa ini terus berulang-ulang
(siklus); disebut fase eritrositik
(eryrthrocytic schizogony).
– Gametosit terbentuk setelah 2-3
siklus.
Siklus hidup

• Fase vektor

– Dalam lambung nyamuk:


• makrogametosit menjadi makrogamet
• mikrogametosit jantan membelah
menghasilkan 8 buah mikrogamet atau
exflagelated.
• Makrogamet betina dan mikrogamet
jantan saling membuahi
• Hasil pembuahan berupa sel zygote.
– Dalam 5-10 jam, zygote menjadi
ookinet; bergerak (motile) dan
invasif.
– Ookinete menembus dinding sel
lambung nyamuk; ookinet bentuk
menjadi oosist.
– Oosist berkembang cepat dan
menghasilkan banyak sekali
sporozoit.
Siklus hidup

• Faktor lingkungan

• Anopheles betina:
– Proses perkembangbiakannya: kunci sukses bagi nyamuk ini sebagai
vektor penularan parasit malaria.
– Kondisi lingkungan optimal untuk perkembangbiakan nyamuk
Anopheles: suhu 20° -- 30°C; rata-rata kelembaban relatif 60%.
• Anopheles betina memerlukan darah untuk setiap kali bertelur; sekitar 100
telur yang diproduksi dalam interval 2-3 hari.
Respon imun “Innate & Adaptive“ terhadap
malaria Innate :
Sel NK dan Fagosit
(Makarofag) 
pertahanan penting
terhadap parasit dalam
darah

Adaftive :
Di mediasi oleh :
•Sel CD4 _Th1 dg
produksi IFN  yg
mengaktifasi Fagosit
(Makrofag)
•Sel CD8 (CTL) penting
untuk stadium dalam hati
Respon imun “Innate & Adaptive“
terhadap malaria
Respon imun Adaptive malaria
Diagnosis Laboratorium
Pendahuluan
• Sampai akhir abad 18, pemeriksaan malaria masih memakai spesimen darah segar
untuk melihat mobilitas Plasmodium;
• Pada tahun 1890 Romanowsky menemukan metode baru bahwa dengan fiksasi dan
pewarnaan maka pemeriksaan malaria lebih akurat dan bisa membedakan stadium
malaria. Pewarnaan yang dipakai disebut pewarnaan Romanowsky;
• Beberapa tahun kemudian Giemsa menyempurnakan pewarnaan Romanowsky
untuk malaria.
• Tujuan
– Untuk menjamin pengobatan yang tepat jika kesakitan disebabkan oleh malaria
• Miss diagnosis  Delayed/ No Rx  Increased morbidity
– Menghindari penggunaan obat anti-malaria yang irrasional
• Pemberian obat yang berlebihan tanpa mendasarkan pada pemeriksaan lab
akan mempromosi resistensi terhadap obat anti-malaria
Diagnosa Malaria Diagnosa dengan Metoda Immunochromatographi
menggunakan Mikroskop menggunakan mikroskop atau dikenal sebagai dipstik tes.
pendar
(fluorochromes)

Diagnosa menggunakan asay Polymerase Chain Reaction


antibody (PCR)
(Antibody detection by ELISA
serology)

Beberapa Metoda Diagnosa Malaria


Sampai sekarang, diagnosa malaria menggunakan mikroskop masih merupakan
“gold standard”

• SENSITIF.
• Teknisi lab yang terampil dapat mendeteksi parasit malaria dalam densitas yang rendah;
• INFORMATIF.
• Jika parasit malaria ditemukan, dapat dibedakan jenis/spesiesnya (P. falciparum, P.
vivax, P. malariae, P. ovale) dan stadiumnya (Ring, Trophozoit, Schizon, Gametosit);
• RELATIF TIDAK MAHAL.
• Harga satu pemeriksaan diperkirakan Cuma Rp 1.200, bandingkan dengan dipstik
seharga Rp 30.000 untuk satu pemeriksaan;
• UMUM.
• Penggunaan mikroskop adalah metoda yang umum di lab sehingga bisa berbagi dengan
pemeriksaan TB, PMS dll;
• SPESIES BARU.
• Memungkinkan untuk menemukan spesies baru yang menyerang manusia.
PEMBUATAN SPECIMEN APUS TIPIS DAN TEBAL UNTUK PEMERIKSAAN MALARIA

• Slide
• Lancet
• Kapas alcohol
• Pensil
• Kapas kering
• Tempat Slides
• Perlengkapan staining
• Mikroskop
• Tempat sampah untuk
alat tajam
PEMBUATAN SEDIAN APUS DARAH TEBAL DAN DARAH TIPIS
Hasil Pewarnaan Giemsa

Inti berwarna merah


Sitoplasma berwarna biru
Sitoplasma berwarna biru
Pigments
Pigment
Inti berwarna merah
Titik-titik Schuffner’s
Hasil Pewarnaan Giemsa
• Parasit malaria, terdiri dari:
– Inti/kromatin; bentuknya bulat dan berwarna merah
– Sitoplasma; bentuknya seperti cincin sampai bentuk yang tidak
beraturan, umumnya berwarna biru
• Stadium trofozoit:
• Paling umum terlihat, disebut sebagai bentuk cincin
• Bentuk cincin parasit malaria
• Ukuran bervariasi ( kecil – besar)
• Pigmen ( kuning pucat – coklat kehitaman atau hitam)

• Stadium skizon:
• Terjadi pembelahan inti menjadi 2, 4, 8, dst secara
aseksual tanpa melibatkan sel kelamin jantan dan
betina
• Stadium gametosit
– Bentuk bulat atau seperti pisang tergantung spesies
– Plasmodium vivax; inti dipinggir untuk betina, dan inti ditengah
untuk jantan
– Plasmodium falciparum; inti ditengah untuk betina, dan inti difus
untuk jantan

• Interface
• Benda yang mempunyai gambaran menyerupai
parasit→dapat menimbulkan kesalahan dalam
diagnosis parasit malaria
• Jamur→dapat terlihat seperti artefak pada sedian
darah
• Kontaminan lain→Debu, kotoran dari jari pasien,
objek glass yang kurang bersih, dll
Pembacaan dan Hasil Pemeriksaan
• Pemeriksaan mikroskopis sediaan darah tebal , yaitu:
– Negatif (-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 lapang pandang
– Positif satu ( + ) : didapatkan 1 – 10 parasit per 100 lapang pandang.
– Positif dua ( ++ ) : didapatkan 11 – 100 parasit per 100 lapang pandang.
– Positif tiga ( +++ ) : didapatkan 1 – 10 parasit per 1 lapang pandang.
– Positif empat ( ++++ ) : didapatkan 11 – 100 parasit per 1 lapang pandang.
Hasil Pemeriksaan
• Pada keadaan parasitemia (dengan kode ++++) sering sulit diinterpretasi, perhitungan sebagai
berikut:
– Sediaan darah tebal :
• dihitung jumlah parasit setiap 200 leukosit ( eritrosit sudah lisis)
Contoh : bila didapatkan 1500 parasit / 200 leukosit dan jumlah leukosit 8000/uL.
Hitung parasit = 8000/200 x 1500 parasit = 60.000 parasit/uL.
– Sediaan darah tipis :
• Plasmodium dihitung per 1000 eritrosit atau 10.000 eritrosit.
Contoh : bila didapatkan 50 parasit/1000 eritrosit = 5 % dan jumlah eritrosit
4.500.000/uL.
Hitung parasit = 4.500.000/1000 x 50 = 225.000 parasit/uL
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai