Malaria 1
Malaria 1
Pendahuluan
• What is malaria:
Penyakit akut dan knonis yang disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium; ditularkan nyamuk Anopheles betina.
Gejala: panas tinggi, demam, menggigil, sakit kepala, anemia,
pembesaran limfa, dsb.
Empat spesies penyebab penyakit malaria pada manusia:
P. falciparum
P. vivax
P. malariae
P.ovale.
• Fase ekso-eritrosit
• Fase eritrosit
• Fase vektor
• Faktor lingkungan
• Anopheles betina:
– Proses perkembangbiakannya: kunci sukses bagi nyamuk ini sebagai
vektor penularan parasit malaria.
– Kondisi lingkungan optimal untuk perkembangbiakan nyamuk
Anopheles: suhu 20° -- 30°C; rata-rata kelembaban relatif 60%.
• Anopheles betina memerlukan darah untuk setiap kali bertelur; sekitar 100
telur yang diproduksi dalam interval 2-3 hari.
Respon imun “Innate & Adaptive“ terhadap
malaria Innate :
Sel NK dan Fagosit
(Makarofag)
pertahanan penting
terhadap parasit dalam
darah
Adaftive :
Di mediasi oleh :
•Sel CD4 _Th1 dg
produksi IFN yg
mengaktifasi Fagosit
(Makrofag)
•Sel CD8 (CTL) penting
untuk stadium dalam hati
Respon imun “Innate & Adaptive“
terhadap malaria
Respon imun Adaptive malaria
Diagnosis Laboratorium
Pendahuluan
• Sampai akhir abad 18, pemeriksaan malaria masih memakai spesimen darah segar
untuk melihat mobilitas Plasmodium;
• Pada tahun 1890 Romanowsky menemukan metode baru bahwa dengan fiksasi dan
pewarnaan maka pemeriksaan malaria lebih akurat dan bisa membedakan stadium
malaria. Pewarnaan yang dipakai disebut pewarnaan Romanowsky;
• Beberapa tahun kemudian Giemsa menyempurnakan pewarnaan Romanowsky
untuk malaria.
• Tujuan
– Untuk menjamin pengobatan yang tepat jika kesakitan disebabkan oleh malaria
• Miss diagnosis Delayed/ No Rx Increased morbidity
– Menghindari penggunaan obat anti-malaria yang irrasional
• Pemberian obat yang berlebihan tanpa mendasarkan pada pemeriksaan lab
akan mempromosi resistensi terhadap obat anti-malaria
Diagnosa Malaria Diagnosa dengan Metoda Immunochromatographi
menggunakan Mikroskop menggunakan mikroskop atau dikenal sebagai dipstik tes.
pendar
(fluorochromes)
• SENSITIF.
• Teknisi lab yang terampil dapat mendeteksi parasit malaria dalam densitas yang rendah;
• INFORMATIF.
• Jika parasit malaria ditemukan, dapat dibedakan jenis/spesiesnya (P. falciparum, P.
vivax, P. malariae, P. ovale) dan stadiumnya (Ring, Trophozoit, Schizon, Gametosit);
• RELATIF TIDAK MAHAL.
• Harga satu pemeriksaan diperkirakan Cuma Rp 1.200, bandingkan dengan dipstik
seharga Rp 30.000 untuk satu pemeriksaan;
• UMUM.
• Penggunaan mikroskop adalah metoda yang umum di lab sehingga bisa berbagi dengan
pemeriksaan TB, PMS dll;
• SPESIES BARU.
• Memungkinkan untuk menemukan spesies baru yang menyerang manusia.
PEMBUATAN SPECIMEN APUS TIPIS DAN TEBAL UNTUK PEMERIKSAAN MALARIA
• Slide
• Lancet
• Kapas alcohol
• Pensil
• Kapas kering
• Tempat Slides
• Perlengkapan staining
• Mikroskop
• Tempat sampah untuk
alat tajam
PEMBUATAN SEDIAN APUS DARAH TEBAL DAN DARAH TIPIS
Hasil Pewarnaan Giemsa
• Stadium skizon:
• Terjadi pembelahan inti menjadi 2, 4, 8, dst secara
aseksual tanpa melibatkan sel kelamin jantan dan
betina
• Stadium gametosit
– Bentuk bulat atau seperti pisang tergantung spesies
– Plasmodium vivax; inti dipinggir untuk betina, dan inti ditengah
untuk jantan
– Plasmodium falciparum; inti ditengah untuk betina, dan inti difus
untuk jantan
• Interface
• Benda yang mempunyai gambaran menyerupai
parasit→dapat menimbulkan kesalahan dalam
diagnosis parasit malaria
• Jamur→dapat terlihat seperti artefak pada sedian
darah
• Kontaminan lain→Debu, kotoran dari jari pasien,
objek glass yang kurang bersih, dll
Pembacaan dan Hasil Pemeriksaan
• Pemeriksaan mikroskopis sediaan darah tebal , yaitu:
– Negatif (-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 lapang pandang
– Positif satu ( + ) : didapatkan 1 – 10 parasit per 100 lapang pandang.
– Positif dua ( ++ ) : didapatkan 11 – 100 parasit per 100 lapang pandang.
– Positif tiga ( +++ ) : didapatkan 1 – 10 parasit per 1 lapang pandang.
– Positif empat ( ++++ ) : didapatkan 11 – 100 parasit per 1 lapang pandang.
Hasil Pemeriksaan
• Pada keadaan parasitemia (dengan kode ++++) sering sulit diinterpretasi, perhitungan sebagai
berikut:
– Sediaan darah tebal :
• dihitung jumlah parasit setiap 200 leukosit ( eritrosit sudah lisis)
Contoh : bila didapatkan 1500 parasit / 200 leukosit dan jumlah leukosit 8000/uL.
Hitung parasit = 8000/200 x 1500 parasit = 60.000 parasit/uL.
– Sediaan darah tipis :
• Plasmodium dihitung per 1000 eritrosit atau 10.000 eritrosit.
Contoh : bila didapatkan 50 parasit/1000 eritrosit = 5 % dan jumlah eritrosit
4.500.000/uL.
Hitung parasit = 4.500.000/1000 x 50 = 225.000 parasit/uL
Terima kasih