Anda di halaman 1dari 32

MATERI DIKLAT INSTALASI MOTOR LISTRIK KL.

XI
1. Pengertian Motor Listrik
Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Prinsip
kerjanya berdasarkan hukum gaya lorenz dan kaidah tangan kiri Fleming, yang menyatakan
bahwa: Apabila sebatang konduktor yang dialiri arus listrik ditempatkan didalam medan
magnit maka konduktor tersebut akan mengalami gaya, lihat gambar 1.

Gambar 1a. Batang penghantar yang dialir arus listrik

Gambar 1b. Kaidah tangan kiri Fleming

Arah dari gaya yang dialami oleh konduktor tersebut ditunjukan oleh kaidah tangan kiri
Fleming. Gaya tersebut dialami oleh setiap batang konduktor pada rotor, sehingga
menghasilkan putaran dengan torsi yang cukup untuk memutarkan beban yang dikopel
dengan motor. Kecepatan putaran dan besarnya torsi jualah yang menentukan sesuatu motor
itu sesuai untuk pekerjaan.

2. Jenis-jenis motor listrik

Motor listrik berdasarkan jenis sumber tegangannya dibagi dalam:

a. Motor arus searah (DC Direct Current)


Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah
menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik
dengan generator arus searah. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana
diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan
yang luas.

Gambar 2. Motor Direct Current

Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar
dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada
setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus
searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif
dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan
kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana
memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet
permanen.
1) Motor Penguatan Terpisah / separately excited
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah
/ separately excited.
2) Motor Shunt / Self Excited
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan
gulungan dinamo, seperti diperlihatkan dalam gambar 3. Oleh karena itu total arus dalam jalur
merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.

Gambar 3. Karakteristik Motor DC Shunt

Berikut tentang kecepatan motor shunt :


a. Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang), oleh karena itu, cocok untuk penggunaan
komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
b. Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan
(kecepatan bertambah).

3) Motor Seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan
dinamo seperti ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus
dinamo. Berikut tentang kecepatan motor seri :
a. Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
b. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tidak terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang
tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 4).

Gambar 4. Karakteristik Motor DC Seri

4) Motor Kompon / Gabungan


Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
dinamo seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torsi
penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin
tinggi pula torsi penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.

b. Motor arus bolak-balik (AC Alternating Current)


Motor arus bolak-balik (motor AC) adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik arus bolak-balik menjadi energi gerak atau energi mekanik berupa putaran rotor.
1) Motor Tiga Fasa
a) Motor Sinkron
Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan
medan pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan mesin induksi, sedangkan
kumparan medan mesin sinkron dapat berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan
celah udara sama rata (rotor silinder). Arus searah (DC) untuk menghasilkan fluks pada
kumparan medan dialirkan ke rotor melalui cincin dan sikat. Jadi kontruksi motor sinkron ini
adalah sama dengan generator sinkron, bedanya hanya bahwa generator sinkron rotornya
diputar untuk menghasilkan tegangan, sedangkan motor sinkron statornya diberi tegangan
agar rotornya berputar.

Gambar 5. Motor Sinkron

b) Motor Induksi (Asynkron)


Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas digunakan.
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan
magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu,
tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri
maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan
motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar. Motor
induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan terutama untuk
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya
karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran yang rendah. Bentuk gambaran motor
induksi 3-fasa diperlihatkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Motor Induksi 3 fasa

Penggunaan motor induksi yang banyak dipakai di kalangan industri mempunyai keuntungan
sebagai berikut :
1. Bentuknya yang sederhana dan memiliki konstruksi yang kuat.
2. Harga relatif murah dan dapat diandalkan.
3. Efisiensi tinggi pada keadaan berputar normal, tidak memerlukan sikat sehingga rugi
– rugi daya yang dari gesekan dapat dikurangi.
4. Perawatan waktu mulai beroperasi tidak memerlukan starting tambahan khusus dan
tidak harus sinkron.
Namun disamping hal tersebut diatas, terdapat pula faktor – faktor kerugian yang tidak
menguntungkan dari motor induksi yaitu sebagai berikut :
1. Pengaturan kecepatan dari motor induksi sangat mempengaruhi efesiensinya.
2. Kecepatan motor induksi akan menurun seiring dengan bertambahnya beban, tidak
seperti motor DC atau motor shunt.
3. Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.

2) Motor Satu Fasa


a) Motor Induksi Satu fasa
Motor induksi satu fasa mempunyai problem – problem yang tidak terdapat pada motor induksi
tiga fasa. Pada motor induksi tiga fasa mempunyai medan berputar, tetapi pada motor induksi
satu fasa tidak mempunyai medan tersebut. Motor induksi satu fasa, semua kutub – kutub
medan mengubah polarisasi kutubnya pada saat yang sama. Jadi medan itu hanya tinggal
mengubah arahnya saja.
Medan yang bergerak maju mundur ini tidak menimbulkan “starting torque“ untuk rotornya.
Meskipun demikian, apabila rotor itu berputar, mengikuti perubahan kutub (polarity) dari stator
dan akan menghasilkan putaran (torque).
Sifat utama dari motor induksi AC satu fasa antara lain :
1. Medan Magnet berbalik tapi tidak berputar
2. Memerlukan sebuah alat stater.
3. Menghasilkan torque yang rendah bila dibandingkan dengan motor induksi tiga fasa

(1) Motor fase belah/fase bagi (split phase motor)


Motor fase belah mempunyai kumparan utama dan kumparan bantu yang tersambung paralel
dan mempunyai perbedaan fasa antara keduanya mendekati 90° listrik. Gambaran konstruksi
dan bentuk rangkaian sederhana pemasangan kumparannya diperlihatkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Bentuk konstruksi dan hubungan kumparan motor
induksi fase belah

Gambar 7 memperlihatkan letak kumparan utama dan kumparan bantu yang diatur berjarak
90° listrik, dan memperlihatkan hubungan arus dan tegangan yang terjadi pada kumparan
motor induksi fasa belah. Di dalam prakteknya diusahakan antara arus kumparan bantu dan
kumparan utamanya berbeda fasa mendekati 90° listrik. Dengan cara ini maka kumparan
motor menjadi seolah-olah seperti motor induksi dua fase yang akan dapat menghasilkan
medan magnet yang seolah-olah berputar sehingga motor induksi ini dapat berputar sendiri
(self starting).
Pada motor fase belah, “kumparan utama” mempunyai tahanan murni rendah dan reaktansi
tinggi, sebaliknya “kumparan bantu” mempunyai tahanan murni yang tinggi tetapi
reaktansinya rendah. Tahanan murni kumparan bantu dapat dipertinggi dengan menambah
R yang disambung secara seri (disebut motor resistor) dengan menggunakan kumparan
kawat yang diameternya sangat kecil. Bila pada kumparan bantu diberi kapasitor, maka motor
ini disebut motor kapasitor (capacitor motor). Motor fase belah ini biasanya sering disebut
motor resistor, sedangkan untuk motor kapasitor jarang disebut sebagai motor fase belah
karena walaupun prinsipnya adalah membagi dua fasa tetapi nilai perbedaan fasanya hampir
mendekati 90°, sehingga kerjanya mirip dengan motor induksi 2-fasa dan umumnya disebut
motor kapasitor.
Untuk memutuskan arus, kumparan bantu dilengkapi dengan saklar pemutus ‘S’ yang
dihubungkan seri terhadap kumparan bantu. Alat ini secara otomatis akan memutuskan
setelah motor mencapai kecepatan 75% dari kecepatan penuh. Pada motor fase belah yang
dilengkapi saklar pemutus kumparan bantu biasanya yang dipakai adalah saklar sentrifugal.
Khusus untuk penerapan motor fase belah ini pada lemari es biasanya digunakan rele.

(2) Motor Kapasitor


Motor kapasitor merupakan bagian dari motor fasa belah, namun yang membedakan kedua
motor tersebut adalah pada saat kondisi start motor. Motor kapasitor ini menggunakan
kapasitor pada saat startnya yang dipasang secara seri terhadap kumparan bantu. Motor
kapasitor ini umumnya digunakan pada kipas angin, kompresor pada kulkas (lemari es), motor
pompa air, dan sebagainya. Bentuk fisik motor ini diperlihatkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Bentuk motor kapasitor

Berdasarkan penggunaan kapasitor pada motor kapasitor, maka motor kapasitor ini dapat
dibagi dalam hal sebagai berikut di bawah ini.
(a) Motor kapasitor start (capacitor start motor)
Pada motor kapasitor, pergeseran fase antara arus kumparan utama (Iu) dan arus kumparan
bantu (Ib) didapatkan dengan memasang sebuah kapasitor yang dipasang seri terhadap
kumparan bantunya seperti yang diperlihatkan pada Gambar 9

Gambar 9. Rangkaian motor kapasitor start

Motor kapasitor start merupakan motor fase belah tetapi pada saat distart perbedaan fase
antara kedua arus diperoleh melalui sebuah kapasitor yang dipasang seri dengan kumparan
bantu. Dengan adanya kapasitor, diperoleh torsi awal yang lebih besar jika dibandingkan
dengan motor fase belah. Motor kapasitor start banyak digunakan terutama: fan, AC, pompa,
peralatan pendingin, mesin cuci, dan penggerak kompresor.

(b) Motor kapasitor start dan jalan (capacitor start-capacitor run motor)
Pada dasarnya motor ini sama dengan capasitor start motor, hanya saja pada motor jenis ini
kumparan bantunya mempunyai 2 macam kapasitor dan salah satu kapasitornya selalu
dihubungkan dengan sumber tegangan (tanpa saklar otomatis). Motor ini menggunakan nilai
kapasitansi yang berbeda untuk kondisi start dan jalan. Dalam susunan pensaklaran yang
biasa, kapasitor start yang seri dengan saklar start dihubungkan secara paralel dengan
kapasitor jalan dan kapasitor yang diparalelkan itu diserikan dengan kumparan bantu.
Penggunaan kapasitor start dan run/jalan yang terpisah memungkinkan perancangan motor
memilih ukuran optimum, yang menghasilkan kopel start yang sangat baik. Tipe kapasitor
yang digunakan pada motor kapasitor ini adalah tipe elektrolit dan tipe berisi minyak.
Rancangan motor ini biasanya hanya digunakan untuk penggunaan motor satu fasa yang
lebih besar dimana khususnya diperlukan untuk kopel start yang tinggi.

Keuntungan dari motor jenis ini adalah :


1. Mempertinggi kemampuan motor dari beban lebih
2. Memperbesar cos ϕ (faktor daya)
3. Memperbesar torsi start
4. Motor bekerja lebih baik (putaran motor halus).

Motor jenis ini bekerja dengan menggunakan kapasitor dengan nilai yang tinggi (besar) pada
saat startnya, dan setelah rotor berputar mencapai kecepatan 75% dari kecepatan
nominalnya, maka kapasitor startnya dilepas dan selanjutnya motor bekerja dengan
menggunakan kapasitor run dengan nilai kapasitor yang lebih rendah (kapasitas kecil) agar
motor dapat bekerja dengan lebih baik.

Gambar 10. Rangkaian motor kapasitor start/run

Motor kapasitor start/run dapat dirancang untuk menurunkan beban penuh dan efisiensi yang
lebih tinggi. Hal ini dapat menangani aplikasi untuk motor fase tunggal. Contoh motor
kapasitor start/run adalah kompresor udara, tekanan tinggi pompa air, pompa vakum dan torsi
tinggi lainnya aplikasi yang memerlukan 1-10 hp.
(c) Motor kapasitor tetap / permanent capasitor motor
Pada motor ini terdapat kapasitor yang dipasang tetap sebagaimana yang dapat dilihat pada
gambar di atas Torsi awal motor kapasitor sangat sukar diukur namun denikian terdapat suatu
pendekatan untuk menafsirkan besarnya torsi awal tersebut. Misalnya untuk memperoleh
jumlah putaran motor yang sangat lambat dibutuhkan sumber V1dan menghasilkan torsi
keluaran T1. Maka untuk tegangan sumber V2, torsi awal motor dapat ditafsirkan dengan
perhitungan sebagai berikut:
𝑉2 2
𝑇𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑇2 = 𝑇 𝑁𝑚
𝑉1 1

Gambar 11. Rangkaian motor kapasitor tetap/permanen

(3) Motor kutub bayangan (Shaded Pole Motor)


Motor kutub bayangan (Shaded pole) ini menggunakan kutub magnet stator yang dibelah dan
diberi cincin pada bagian kutup yang kecil yang disebut kutub bayangan, dan sisi kutub yang
besar disebut kutub pokok (Un shaded pole) dengan rotor yang biasa digunakan adalah rotor
sangkar tupai seperti yang diperlihatkan pada Gambar 12. Motor kutub bayangan ini biasanya
diterapkan untuk kapasitas yang kecil dan sering dijumpai pada motor-motor kipas angin yang
kecil.

Gambar 12. Kutub utama dan kutub bayangan


motor shaded pole

Gambar 12 menunjukkan sebuah kutub dari motor shaded pole, kira-kira 1/3 dari kutub diberi
alur yang selanjutnya dilingkari (diberi cincin) dengan satu lilitan hubung singkat dan dikenal
dengan kumparan bayangan (shading coil). Kutub yang diberi cincin ini dikenal dengan nama
kutub bayangan. Medan putar yang dihasilkan motor shaded pole karena adanya induksi pada
cincin, hubung singkat yang terdapat pada kutub bayangan berasal dari pengaruh induksi
magnet pada kutup yang lainya, sehingga motor ini menghasilkan fluks magnet yang berputar.
Bentuk dan rangkaian motor shaded pole dapat dilihat pada Gambar 13 dan 14
Gambar 13. Bentuk motor shaded pole

Gambar 14. Rangkaian motor shaded pole

Perbandingan karakteristik motor induksi satu fasa berdasarkan prinsip kerjanya dapat diihat
pada Gambar 15.

Gambar 15. Kurva perbandingan karakteristik motor


motor induksi 1- fasa

b) Motor Non-induksi satu fasa


(1) Motor Universal
Motor universal merupakan suatu motor seri yang mempunyai kemampuan untuk bekerja
dengan sumber tegangan AC ataupun DC. Hal ini disebabkan sudut moment kaks dibuat tetap
oleh kedudukan sikat dan biasanya pada nilai optimum 90°.
Daya motor universal umumnya berkisar antara 10 sampai 300 Watt. Motor universal
termasuk dalam motor 1 fasa karena pada motor tersebut dimasukan tegangan satu fase.
Namun dalam praktik, sering dijumpai motor satu fase dengan lilitan 2 fase. Hal ini karena
didalam motor satu fase lilitan statornya terdiri atas 2 jenis lilitan, yaitu lilitan utama dan lilitan
bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga arus yang mengalir pada
masing-masing lilitan mempuanyai perbedaan fasa. Dengan kata lain, arus yang mengalir
pada lilitan utama dan lilitan bantu tidak sefasa.

Karakteristik motor universal


Motor universal mempunyai karakteristik seri karena berputar pada kecepatan rata-rata bila
bebannya juga rata-rata, dan apabila bebannya dikurangi maka kecepatannya akan naik.
Motor ini mempunyai sifat sifat-sifat yang sama seperti motor DC seri. Pada pembebanan
ringan motor berputar dengan cepat dan menghasilkan kopel yang kecil. Tetapi pada keadaan
pembebanan yang berat, maka motornya berputar secara perlahan-lahan dengan torsi yang
besar. Jadi, motor mengatur kecepatannya sesuai dengan beban yang dihubungkan ke motor
tersebut. Motor jenis ini banyak ditemui antara lain pada: dinamo mesin jahit rumah, mesin
bor, mixer, dan lainnya.

Gambar 16. Karakteristik kecepatan motor universal

Untuk motor yang sama bila dihubungkan sumber tegangan AC umumnya didapatkan putaran
lebih tinggi. Putaran motor universal biasanya tinggi, apalagi dalam keadaan tanpa beban
(lihat Gambar 16). Biasanya motor universal dihubungkan langsung dengan beban sehingga
putaran motor yang tinggi bisa berkurang dengan pembebanan tersebut, persamaan torsinya
adalah:

𝑇 = 𝑘 Ia ϕ

dengan :
T = momen koperl ( Nm)
k = angka konstanta perbandingan
Ia = arus jangkar ( A )
Φ = fluks magnet ( kg/A.s2 atau Tesla )

(a) saat ½ periode positip (b) saat ½ periode negatif

Gambar 17. Motor dihubungkan dengan tegangan AC

Bila motor dihubungkan dengan sumber tegangan AC, pada saat ½ periode positif
(Gambar17a), motor berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Pada ½ periode
negatif (Gambar17b), dan menurut “hukum tangan kiri” dinyatakan: apabila tangan kiri terbuka
diletakkan diantara kutub U dan S, maka garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara
menembus telapak tangan kiri dan arus didalam kawat mengalir searah dengan arah keempat
jari, sehingga kawat tersebut akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan ibu jari,
seperti terlihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Hukum tangan kiri

Motor tetap berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam, karena perubahan arah
arus pada kumparan penguat bersamaan dengan perubahan arah arus pada rotor. Dalam
hal ini arus jangkar menjadi negatif (-Ia) dan fluks magnet menjadi (-ϕ).
Jadi T = k (-Ia) (-ϕ) nilainya tetap sama dengan keadaan pertama (positif). Dengan demikian,
meskipun dihubungkan dengan sumber tegangan AC, arah putaran tidak berubah.
Bila arus bolak balik diberikan pada motor universal, kuat medan stator dan rotor akan
berubah-ubah dalam fasa waktu yang tepat. Keduanya akan berubah arah pada saat yang
sama, akibatnya torsi akan selalu pada arah yang sama meskipun terjadi pembentukan sinyal
magnetis dua kali frekuensi jala-jala listrik. Torsi rata-rata akan dihasilkan, dan penampilan
motor universal AC umumnya akan serupa dengan motor universal jenis DC.
1. Pengaturan putaran motor universal
Pengaturan kecepatan motor universal adalah dengan cara mengatur besar tegangan yang
diberikan kepada motor ini. Motor universal merupakan motor yang dapat bekerja dengan
sumber tegangan AC maupun DC, sehingga pengaturan tegangannya pun dapat dilakukan
dengan dua macam yaitu pengaturan dalam bentuk sumber tegangan AC dan pengaturan
dalam bentuk sumber tegangan DC.
Semakin besar tegangan yang diberikan kepada motor universal ini, maka semakin besar
pula kecepatan putarnya. Dan sebaliknya, semakin kecil tegangan yang diberikan kepadanya,
maka semakin kecil pula kecepatannya. Pengaturan motor jenis ini termasuk dalam
pengaturan motor solid state yaitu dengan menggunakan thyristor (Triac) sebagai pengatur
tegangan.

2. KOMPONEN DAN ALAT INSTALASI PENGONTROLAN


MOTOR LISTRIK
1. Saklar Manual
Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang
dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain
pengoperasian saklar ini langsung oleh manusia tidak menggunakan alat bantu. Sehingga
dapat juga disebut saklar mekanis. Pada saat saklar memutus dan menghubung, pada kontak
saklar akan terjadi percikan bunga api terutama pada beban yang besar dan voltase yang
tinggi. Karena itu gerakan memutus dan menghubung saklar harus dilakukan secara cepat
sehingga percikan bunga api yang terjadi kecil. Dengan saklar ini motor listrik dapat
dihubungkan langsung dengan jala-jala (direct on line), atau dapat pula saklar ini digunakan
sebagai starter (alat asut) pada motor-motor listrik 3 fase daya kecil.

a. Saklar SPST (Single Pole Single Throw Switch)

Saklar SPST adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan satu arah, Fungsinya untuk
memutus dan menghubung saja. Saklar jenis SPST ini hanya digunakan pada motor dengan
daya kurang dari 1 PK.
b. Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch)
Saklar SPDT adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan dua arah hubungan. Saklar ini
dapat bekerja sebagai penukar. Pemutusan dan penghubungan hanya bagian kutub positif
atau fasenya saja.

c. Saklar DPST (Double Pole Single Throw Switch)


Saklar DPST adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan satu arah. Jadi hanya dapat
memutus dan menghubung saja.

d. Saklar DPDT (Double Pole Double Throw Switch)


Saklar DPDT adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah. Sakelar jenis ini
dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor dapat digunakan sebagai pembalik
putaran motor arus searah dan motor satu fase. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan
dua sumber voltase pada satu motor.

e. Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch)


Saklar TPST adalah sakelar dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk melayani motor
3 fase atau sistem 3 fase lainnya.
f. Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch)
Saklar TPDT adalah saklar dengan tiga kutub yang dapat bekerja ke dua arah. Saklar ini
digunakan pada instalasi motor 3 fase atau sistem 3 fase lainnya. Juga dapat digunakan
sebagai pembalik putaran motor 3 fase, layanan motor 3 fase dari dua sumber dan juga
sebagai starter bintang segitiga yang sangat sederhana.

g. Drum Switch
Saklar Drum Switch adalah saklar yang mempunyai bentuk seperti drum dengan posisi handle
(tangkai) penggerak memutus dan menghubung berada di ujungnya. Drum Switch digunakan
pada motor-motor kecil sebagai penghubung motor dengan jala-jala (sumber voltase). Jenis
saklar ini banyak dipakai pada industri dan perbengkelan. Drum Switch biasanya dipasang
pada dinding mesinnya. Pada bagian bawah sakelar terdapat lubang untuk pemasangan
konduit
h. Cam Switch (Saklar Putar Cam)
Saklar ini adalah salah satu jenis dari sakelar manual. Cam Switch banyak digunakan dalam
rangkaian utama pada rangkaian kontrol. Misalnya untuk hubungan bintang segitiga,
membalik putaran motor 1 fase atau motor 3 fase.
Alat ini terdiri dari beberapa kontak, arah pemutaran dan sakelar akan mengubah kontak-
kontak menutup atau membuka dan beroperasi dalam satu putaran.

1) pemutar (handle),
2) plat dengan simbol pengoperasian,
3) mekanis yang berputar yang menentukan langkah putaran saketar.

i. Push button
Push button merupakan suatu jenis saklar yang banyak dipergunakan dalam rangkaian
pengendali dan pengaturan. Saklar ini bekerja dengan prinsip titik kontak NC atau NO saja,
kontak ini memiliki 2 buah terminal baut sebagai kontak sambungan. Sedangkan yang
memiliki kontak NC dan NO kontaknya memiliki 4 buah terminal baut. Push button akan
bekerja bila ada tekanan pada tombol dan saklar ini akan memutus atau menghubung sesuai
dengan jenisnya. Bila tekanan dilepas maka kontak akan kembali ke posisi semula karena
ada tekanan pegas.
Push button pada umumnya memiliki konstruksi yang terdiri dari kontak bergerak dan kontak
tetap. Dari konstruksinya, maka Push button dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:
1) Tipe NO
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila ditekan dan
kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh
kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.

2) Tipe NC
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila ditekan dan
kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus
listrik akan terputus.

3) Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan maka
sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka kontak tertutup
akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup.
Pada gambar di atas, posisi Push button pada kondisi normal (belum ditekan) maka
lampu 1 (merah) yang akan hidup (on) dan lampu 2 akan mati (off)

Setelah ditekan, posisi Push button akan berubah, sehingga lampu 1 akan mati (off)
sedangkan lampu 2 (hijau) akan hidup (on)

3. BAHAN BACAAN 2: Saklar Elektromekanik dan Pengaman Motor

1. Kontaktor Magnet
Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen
kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya.
Selain itu, dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat otomatis paling
mudah dengan menggunakan alat penghubung sakelar magnet yang biasa dikenal dengan
kontaktor. Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar
magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada
kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan menarik kontak sehingga arus
mengalir.
Kontaktor magnet atau saklar magnet ialah saklar yang bekerja berdasarkan kemagnetan.
Artinya sakelar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan
pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus dan memutuskan
arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama
pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor dapat memiliki koil yang bekerja pada tegangan
DC atau AC. Pada tengangan AC, voltase minimal adalah 85% voltase kerja, apabila kurang
maka kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Biasanya pada kontaktor
terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak
normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum
bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/menghubung.
Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup
dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC
berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO
menutup.

Pada gambar di atas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1 dan 2 adalah NO.
Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam. Tetapi apabila arus dialirkan dengan
menutup switch maka kontak 3 dan 4 akan menjai NO sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi
NC.

Gambar 1 Contoh Kontaktor Magnet

Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama tendiri
dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dan kontak NO dan NC. Konstruksi dari kontak utama
berbeda dengan kontak bantu, yang kontak utamanya mempunyai permukaan yang luas dan
tebal. Kontak bantu luas permukaannya kecil dan tipis.
Kontaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran 3 fase. Dan juga memiliki
beberapa kontak bantu untuk berbagai keperluan. Kontak utama digunakan untuk
mengalirkan arus utama, yaitu arus yang diperlukan untuk beban, misalnya motor listrik,
pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan
arus bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu
lampu indikator, dan lain-lain. Notasi dan penomoran kontak-kontak kontaktor sebagai berikut:

Tabel 1. Notasi dan Penomoran Kontak-kontak Kontaktor

Notasi Jenis
Kontak Penggunaan
Huruf Angka Kontak
L1 L2 L3 135 NO Ke Jala-jala
Utama RST
UVW 246 NO Ke Motor
- 13 14 NO Pengunci
Bantu 19 20
NO Fungsi Lain
31 32
Dsb
21 22
Proteksi dan
41 42 NC
- Fungsi lain
dsb
Kumparan Magnet a-b
Notasi Huruf
(COIL) A1-A2

Dewasa ini kontaktor magnet lebih banyak digunakan di bidang industri dan laboratonium. Hal
ini karena kontaktor mudah dikendalikan dari jarak jauh. Selain itu, dengan perlengkapan
elektronik dapat mengamankan rangkaian listrik.
Keuntungan menggunakan kontaktor ialah:
a. pelayanannya mudah,
b. momen kontak cepat.
Sedangkan Kerugiannya:
a. mahal harganya,
b. perawatannya cukup sukar,
c. jika saklar putus sedangkan kontaktor dalam keadaan bekerja, maka kontaktor akan lepas
dengan sendirinya. Kontaktor tidak akan bekerja lagi walaupun sakelar induk telah
disambung kembali sebelum tombol start ditekan lagi.

Tidak seperti sakelar mekanis, dalam merakit dan menggunaan kontaktor harus dipahami
rangkaian pengendali (kontrol) dan rangkaian utama. Rangkaian pengendali ialah rangkaian
yang hanya menggambarkan bekerjanya kontaktor dengan kontak-kontak bantunya.
Sedangkan rangkaian utama ialah rangkaian yang khusus memberikan hubungan beban
dengan sumber voltase (jaIa-jala) 1 fase atau 3 fase. Bila kedua rangkaian itu dipadu akan
menjadi rangkaian pengawatan (circuit diagram).
Konstruksi umum sebuah kontaktor dapat dilihat pada gambar di atas. Kontaktor memiliki
kontak diam dan kontak-kontak yang bergerak apabila koil mendapat arus dari sumber.
Kontaktor akan bekerja selama koil mendapat arus. Apabila arus terputus maka kontaktor
akan kembali ke posisi semula.

Gambar 2 Konstruksi Kontaktor Magnet


2. Thermal Overload Relay (TOR)
Dalam instalasi motor listrik, dibutuhkan proteksi untuk menjaga motor dari kerusakan akibat
gangguan. Thermal Overload Relay (TOR) adalah salah satu proteksi motor dari arus yang
berlebih. Bila Arus yang melewati motor terlalu besar maka motor akan rusak, oleh sebab itu
TOR akan memutuskan rangkaian apabila ada arus yang melebihi batas beban.
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban (motor).
Gunanya untuk mengamankan motor atau memberi perlindungan kepada motor dari
kerusakan akibat beban lebih. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain:
a. terlalu besarnya beban mekanik dari motor
b. arus start yang tertalu besar atau motor berhenti secara mendadak
c. terjadinya hubung singkat
d. terbukanya salah satu fase dari motor 3 fase.
Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor akan mengalir pada belitan motor yang
dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor. Untuk menghindari hal itu
dipasang termal beban lebih pada alat pengontrol. Prinsip kerja termal beban lebih
berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-
elemen pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan,
bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik (Kontak 95-96
membuka)

Gambar 3 Contoh TOR

TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dari benda bimetal. Apabila benda terkena arus
yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan melengkung dan memutuskan arus.

Bimetal Terkena Panas


Arus yang berlebihan akan menimbulkan panas, sehingga dapat membengkokkan benda
bimetal.

Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR, dapat diatur dengan
memutar penentu arus dengan menggunakan obeng sampai didapat harga yang diinginkan.

3. Time Delay Relay


Relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama
instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan kontrol ini dapat
dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor),
Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mangatur waktu hidup atau mati dari kontaktor
atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi
motor dan menggunakan rangkaian elektronik. Timer yang bekerja dengan prinsip induksi
motor akan bekerja bila motor mendapat voltase AC sehingga memutar gigi mekanis dan
menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang
dihubungkan seri atau paralel. Bila voltase sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay
akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan dan bagian outputnya sebagai
kontak NO atau NC.

Kumparan Timer Kontak langsung Kontak Timer


Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai
batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak
NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

4 5
6 5 4 3
3 6
3 4

2 7 2 5
1 6
1 8
8 7

7 8 1 2
INPUT
Kaki-kaki Timer Soket Timer

Timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki koil sebagai contoh pada
gambar yaitu kaki 2 dan 7, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1
akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5
dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis Relay timernya.

4. Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB Adalah suatu alat yang bekerja dengan cara semi otomatis, MCB dapat memutuskan
rangkaian arus listrik dengan cara mekanis dan dapat juga mengamankan rangkaian arus
listrik dengan cara otomatis bila terjadi hubungan singkat serta beban lebih dalam suatu
rangkaian.
Prinsip kerja MCB adalah asas kerja termis (panas) dengan menggunakan bimetal. Bila kawat
resistansi yang terdapat pada bimetal dialiri arus yang melebihi harga nominalnya, maka
bimetal akan bergerak atau melengkung akibat panas. Gerakan atau lengkungan ini akan
menolak bagian mekanis dari MCB yang akan menyebabkan tuas MCB terlepas (OFF).
MCB terdiri dari MCB 1 fase dan MCB 3 fase yng masing-masingnya mempunyai ukuran arus
yang berbeda-beda.
Perhitungan arus untuk MCB adalah sebagai berikut :
In motor = 8,6 A
1 MCB = ln motor x 1,25 = 8,6 x 1,25 = 10,75 A
Maka digunakan MCB 3 fase merk HANGER dengan arus maksimal 32 A.
Terminal
masukan

Tuas penghubung

Tuas pendorong
Pengunci mekanik
Batang Bi-Metal
Terminal
keluaran

Koil Gambar 5
Gambar 4 Konstruksi MCB Simbol MCB 1 fase

5. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)


Proteksi pada instalasi listrik dapat berupa proteksi untuk hubung singkat, arus lebih, arus
bocor ke tanah dan proteksi dari berbagai gangguan listrik lainnya. Untuk proteksi arus bocor
ke tanah pada umumnya digunakan ELCB.
ELCB merupakan alat yang dapat menghubungkan dan memutuskan arus listrik secara
otomatis atau semi otomatis, alat ini dilengkapi dengan proteksi manusia dari voltase sentuh.
Alat ini bekerja dengan mendeteksi apakah ada perbedaan arus yang mengalir pada kawat
listrik.

a. Prinsip Kerja ELCB


Rangkaian ELCB terdiri dari kumparan magnet dan saklar, saklar ini dikendalikan secara
manual dan magnet listrik. Apabila kedudukan saklar penghubung ELCB dalam keadaan
tertutup, maka sumber voltase listrik akan mengalir ke bagian beban. Kumparan magnet lah
yang akan membuka rangkaian apabila ada arus listrik yang mengalir pada kumparannya.
Kumparan magnet ELCB di sebut juga dengan Z. Trafo, yang keadaan normal tidak mendapat
voltase. Apabila ada arus bocor maka kumparan akan bekerja membuka rangkaian dengan
menarik saklar utama.

b. Konstruksi Saklar Arus Bocor Pada ELCB


Saklar arus bocor dan proteksi arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistem diferensial. Saklar ini
memiliki sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang. Inti ini melingkari semua
hantaran suplai ke mesin atau aparat yang di amankan, termasuk hantaran netral. Hal ini
berlaku untuk sambungan satu phasa, sambungan tiga phasa tanpa netral maupun
sambungan tiga phasa dengan netral.
Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti transformator sama dengan nol.
Kalau ada arus bocor ke tanah misalnya 0,5 A, keadaan seimbang ini akan terganggu. Karena
itu, dalam inti transformator akan timbul suatu medan magnetik yang membangkitkan suatu
voltase dalam kumparan sekunder.

Gambar 6. Konstruksi ELCB

Keterangan :
1) Terminal input 4) Kotak-kontak 7) Coil sensing
2) Terminal output 5) Solenoida 8) Rangkaian
3) Tombol reset 6) Tombol penguji 9) Konduktor penguji

6. Lampu Indikator
Pengunaan lampu indicator ini adalah sebagai isyarat atau tanda untuk mengetahui apakah
rangkaian yang bersangkutan dalam keadaan bekerja atau tidak. Dalam hal ini lampu indicator
berfungsi untuk menyatakan bahwa rangkaian kontrol sudah bekerja atau tidak, dan biasanya
digunakan lampu indicator berwarna merah. Apabila lampu indicator tersebut menyala berarti
rangkaian kontrol dalam keadaan bekerja.

7. Timer
Prinsip kerja timer apabila pada kumparan stator diberi arus bolak balik, maka pada stator
akan timbul fluksi. Pada stator ini terdapat cincin berupa kawat tembaga yang dihubung
singkat, pada cincin ini akan terinduksi arus fluksi stator sehingga terbentuk fluksi yang
dihasilkan cincin ini berbeda fase 90º c tertinggal dengan fluksi stator utama. Kedua fluksi
tersebut identik dengan medan putar dua phasa. Poros motor akan memutar piringan dengan
perantaraan roda gigi. Roda gigi ini diberi suatu tuas dengan saklar yang dapat diatur, hingga
waktu kumparan diberi daya dengan tertekannya saklar dapat diatur. Bila daya yang diberi ke
kumparan hilang maka pegas akan menarik piringan kedudukan semula dan saklar akan
kembali kedudukan semula.
Hubungan Rangkain Timer adalah sebagai berikut :
a. Terminal 2-7 adalah terminal voltase masuk
b. Terminal 5-8 adalah terminal kontak NC
c. Terminal 6-8 adalah terminal kontak NO
d. Terminal 1-3 adalah terminal kontak NO.
4
3 5
2 6
1 7
8

- DC +
AC
~ ~
Gambar 7. Hubungan Rangkaian Timer

Prinsip Pengoperasiannya dapat dilihat pada gambar di atas yaitu saat pertama diberi voltase
pada terminal 2-7, motor pun jalan dengan lama penyetingan waktu yang diberikan.
Sementara lampu juga hidup selama motor berjalan, karena lampu dipasang parallel dengan
motor timer. Setelah waktu penyetingan habis, maka kontak NC yang dihubungkan seri
dengan timer akan membuka, akibatnya coil bekerja (kumparan otomatis) dan saat itu juga
Kontak NC pada terminal 5-8 berpindah ke posisi NO pada terminal 6-8. Motor akan mati dan
coil bekerja menghubungkan kontak 6-8, sementara kontak NC pada terminal akan membuka.

8. Overload Relay
Overload Relay pada dasarnya adalah proteksi untuk beban lebih yaitu untuk memberikan
perlindungan dan proteksi dari kerusakan akibat pembebanan lebih. Relay beban lebih ini
prinsip kerjanya memakai sistem Bimetal, dimana terdiri dari elemen pemanas (heater
element) yang dilalui arus dari CT (trafo arus) dan memanaskan bimetal serta beberapa
keping logam yang ketebalannya akan menentukan kecepatan kerja relai, jika peralatan listrik
dibebani maka akan menjadi panas, yang disebabkan oleh arus beban, sehingga suhu
peralatan akan naik secara eksponensial sehingga bila melebihi dari nilai settingnya relai akan
bekerja.
Keuntungan penggunaan Overload Relay antara lain :
a. Proteksinya sederhana
b. Dapat berfungsi sebagai proteksi utama dan proteksi cadangan
c. Relatif harganya murah
d. Penyetelannya sederhana
Perhitungan mencari arus TOR adalah :
In TOR = 125 % x ln motor = 1.25 x 8,6 = 10,75 A
Sehingga dipilih TOR Mitsubishi TH-N 12 KP 4 A, dengan setingan arus 9-13 A.
Gambar 8 Overload Relay

MATERI PEMBELAJARAN

1. Menjalankan motor AC secara langsung.

Pengontrolan motor secara langsung maksudnya adalah menjalankan motor


menggunakan saklar sebagai ON dan OFF, misalnya saklar TPDT, TPST, DPST, Came
switch dll. Seperti ditunjukkan gambar kontrol motor dibawah ini

R S T

U V W
KU

C Z X Y
K.B S

Menjalankan motor 1 phasa


Secara langsung dengan aklar TPDT
Menjalankan motor 3 phasa
secara langsung dengan sakla
Pada pengontrolan ini besar arus awal yang masuk kemotor tidak dapat diatur, dan arah
putaran motor hanya satu arah saja. Motor akan berhenti jika handel saklar diletakkan
pada posisi 0 atau ditengah.
2. Pengontrolan dari beberapa tempat.

Dua atau tiga motor dapat diatur / dikontrol dari beberapa tempat dan juga dapat
dilengkapi dengan alat-alat pengaman yang ditempatkan pada tempat tertentuyang
dianggap berbahaya, baik terhadap yang melayani mesin ataupun terhadap mesin itu
sendiri.

Pemakaian sistem ini misalnya pada mesin alavator, mesin conveyer dsb. Pengontrolan
dapat dihubungkan secara paralel , berurutan atau kombinasi. Pada gambar dibawah
diperlihatkan salah satu rangkaian pengontrolan motor 3 phasa yang dilengkapi dengan
beberapa tombol stop dan start dengan menggunakan kontaktor magnit.

R S T

Stop2 Start 1

M
Start2
3 Stop1
2

OL Start 1
Stop 1 Stop 2 K

Start 2

Start 3

Pengontrolan motor 3 phasa dari 3 tempat dengan menggunakan kontaktor


3. Pengontrolan motor untuk dua arah putaran

a. Motor 1 phasa

Untuk membalik arah putaran motor satu pasha dapat dilakukan dengan
membalik salah satu arah arus yang mengalir pada kumparan bantu ( start )

Arah arus dapat dibalik dengan

enggunakkan saklar manual atau menggunakan kontaktor magnit serta alat bantu kontrol
lainnya . Gambar disamping menunjukkan rangkaian menjalankan motor satu pasha untuk
dua arah putaran dengan saklar TPDT

Untuk gambar dibawah adalah rangkaian menggunakan kontaktor. Untuk ramgkaian


control menggunakan rangkaian bergantian

L N

K1

b. Menjalankan motor 3 pasha untuk dua arah putaran

Pembalikkan arah putaran motor 3pasha banyak dibutuhkan pada mesin-mesin


bubut, frais, conveyor, mesin pengangkat dan mesin otomatis lainnya yang ada diindustri.
Untuk membalik arah putaran motor induksi tiga fasa, dapat kita lakukan dengan
menukar arah arus ke motor antara dua fasa dari 3 fasa sumber tegangan, pengontrol
dapat dilakukan dengan saklar TPDT atau menggunakan dua buah kontaktor , satu
kontaktor untuk arah maju ( forward ) dan kontaktor lainnya untuk arah mundur ( riverse)
R ST

K1

U
U W
U V W

Z X Y
Z X Y

4. Menjalankam motor secara segitiga bintang.

Menjalankan motor dengan saklar bintang segitiga adalah cara yang biasa dipakai
untuk mengurangi arus start. Secara teoritis dengan dihubungkan bintang tegangan fasa
motor itu berkisar 58% dari tegangan jala-jala motor dan arus startnya adalah sepertiga
kali arus start bila motor tersebut dihubung langsung ( Direct on line )

Hubungan bintang segitiga dapat dilakukan secara manual yaitu dengan saklar
bintang segitiga yang digerakkan oleh tangan ( Cam Switch ), dapat juga dilakukan dengan
menggunakan kontaktor magnit yang dilengkapi dengan penunda waktu. Adapun
rangkaian daya dan kontrol untuk hubungan bintang segitiga adalah sbb

R S T

K3

K2
K1

U Z

V M X

Y
W 3
R

Off
K3
2 1 2

ON1

1
K3
K3
K3
32
TDR M K2
K1

Anda mungkin juga menyukai