: C/VII/SOP-
No.Dokumen AKR/PKM-
BLJ/8/16/293
SOP No.Revisi :
TanggalTerbit : 20-09-2016
Halaman :1/3
drg. Lely Aryuni
UPT PUSKESMAS
BALARAJA NIP.19620610198712
2002
Suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan
1. Pengertian keadaan henti nafas dan atau henti jantung ke fungsi optimal guna
mencegah kematian biologis
4. Referensi Buku Ajar GELS IGD RSUP Hasan Sadikin Bandung 2016
1/3
nafas buatan dan kompresi jantung luar dengan perbandingan 30 :
2 untuk dewasa 1 penolong, 15:2 untuk dewasa 2 penolong dan 3 :
1 untuk neonatus.
10. Setiap 5 siklus petugas mengecek pernafasan. Jika berhasil,
petugas menyiapkan untuk penanganan lebih lanjut (merujuk
pasien ke rumah sakit dalam keadaan stabil).
2/3
Petugas menggunakan
Menjaga privasi
pelanggan alat pelindung diri
(masker, handscoen)
Petugas mengecek
kesadaran pasien dengan
cara : Memanggil nama,
Jika pasien tidak sadar/tidak Menanyakan keadaannya,
ada respon, Petugas Menggoyangkan bahu
mengaktifkan SPGDT pasien, mencubit pasien atau
memberikan rangsangan
nyeri pada dada
3/3
Rekaman Historis Perubahan :
4/3
meraba arteri karotis, jika arteri Petugas melakukan kombinasi nafas
carotis teraba cukup buatan dan kompresi jantung luar
memberikan nafas buatan dengan perbandingan 30 : 2 untuk
setiap 5 detik sekali dewasa 1 penolong, 15:2 untuk
9. Jika arteri carotis tidak teraba, dewasa 2 penolong dan 3 : 1 untuk
Petugas melakukan kombinasi neonatus.
nafas buatan dan kompresi 10. Setiap 5 siklus petugas mengecek
jantung luar dengan pernafasan. Jika berhasil, petugas
perbandingan 30 : 2 untuk menyiapkan untuk penanganan lebih
dewasa 1 penolong, 15:2 untuk lanjut (merujuk pasien ke rumah sakit
dewasa 2 penolong dan 3 : 1 dalam keadaan stabil).
untuk neonatus.
10. Setiap 5 siklus petugas
mengecek pernafasan
11. Jika nafas tetap belum ada,
petugas melanjutkan teknik
kombinasi dimulai dengan
kompresi jantung luar
12. Jika berhasil, petugas
menyiapkan untuk penanganan
lebih lanjut (merujuk pasien ke
rumah sakit dalam keadaan
stabil)
5/3