“APENDISITIS”
1.6 PENGKAJIAN
I. PRE OPERATIF
(1) Data subjektif
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan bawah, pasien mengatakan nyeri
seperti ditusuk – tusuk, skala nyeri 5 dari 10 skala nyeri yang diberikan, pasien atau
keluarga mengatakan takut dan khawatir, pasien dan keluarga mengatakan belum mengerti
tentang penyakit pasien, pasien menanyakan tentang perawatan setelah operasi.
II. PERIOPERATIF
(1) Data subjektif
Pasien mengeluh cemas dengan keadaannya, pasien bertanya – tanya tentang prosedur
pembedahan yang dilakukan.
(2) Data objektif
Pasien tampak diberikan anestesi SAB dengan tehnik spinal/block anastesi, dengan
menyuntikan obat analgesic local dalam ruang sub-aracnoid di daerah antara vertebra
L2-L3 atau L3-L4 atau L4-L5, kesadaran CM, ekstremitas dingin terjadi penurunan
tekanan darah dibawah normal. Terdapat peningkatan ( leukosit, neutrofil, produk
mukus, dan secret) dan terdapat penurunan peristaltik usus.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Preoperasi
(1) Nyeri akut berhubungan dengan reaksi peradangan pada appendik.
(2) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab dan
perawatan.
(3) Resiko komplikasi sepsis berhubungan dengan sisi masuknya micro organisme
skunder
b) Intra operasi
(1) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan efek anestesi (vasodilatasi)
(2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efek anestesi (melemahkan otot –
otot diafragma)
(3) Resiko injuri berhubungan dengan proses pembedahan (penggunaan alat cauther)
c) Post operasi
(1) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan akibat efek anastesi post
appendektomy.
(2) Nyeri akut berhubungan dengan post operasi appendectomy
(3) Risiko infeksi berhubungan dengan pengetahuan yang tidak cukup untuk
menghindari pemajanan pathogen.
C. RENCANA KEPERAWATAN
a. PRE OPERASI
(1) Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada appendik.
(a) Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol
(b) Kriteria hasil : Pasien rileks, mampu tidur atau istirahat dengan baik, nadi 80 – 84
x/menit, pasien tidak mengeluh nyeri dan tidak meringis, skala nyeri
ringan ( 1 – 3) dari 10 skala nyeri.
(c) Tindakan keperawatan
Observasi nyeri dengan tehnik PQRST ( Provoking Quality Region Saverity dan
Timing )
Rasional : Perubahan karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya perubahan pada
appendik misal terjadi abses atau peritonitis, dengan demikian dapat segera
dilakukan evaluasi medik dan intervensi yang tepat
Pertahankan tirah baring dengan posisi semi fowler dengan lutut fleksi
Rasional : Posisi semi fowler dengan lutut fleksi mengurang kontraksi otot – otot
abdominal sehingga mengurangi tekanan pada abdomen yang nantinya dapat
mengurangi sensasi nyeri.
Ajarkan dan anjurkan penggunaan tehnik distraksi dan relaksasi
Rasional : Tehnik distraksi mampu mengurangi fokus terhadap nyeri dan mengalihkan
fokus terhadap hal – hal lain diluar sensasi nyeri sehingga mengurangi
sensasi nyeri yang dirasakan, tehnik relaksasi membantu mengurangi
kontraksi otot –otot sehingga menjadi lebih rileks dan akan mengurangi
sensasi nyeri yang dirasakan.
b. INTRA OPERASI
(1) Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan efek anestesi (vasokontriksi).
(a) Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung
(b) Kriteria hasil : Tekanan darah dalam batas normal, tidak terjadi hipotensi.
(c) Rencana tindakan :
Pantau atau catat kecenderungan frekuensi jantung dan tekanan darah khususnya
terjadinya hipotensi.
Rasional : Hipotensi dapat terjadi akibat kekurangan cairan dan vasokontriksi pembuluh
darah.
Catat suhu kulit atau warna dan kualitas atau kesamaan nadi perifer.
Rasional : kulit hangat, merah muda dan nadi kuat indikator curah jantung adekuat.
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan oksigenisasi maksimal, menurunkan kerja jantung.
Kolaborasi dalam pemberian cairan elektrolit dan obat sesuai indikasi.
Rasional : kebutuhan pasien terpenuhi tergantung tipe pembedahan.
(2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efek anestesi (relaksasi otot – otot
diafragma).
(a) Tujuan : Pola nafas efektif
(b) Kriteria hasil : pola nafas normal (18 – 20 x/menit)/efektif, tidak terjadi sianosis
atau tanda – tanda hipoksia
(c) Rencana tindakan :
Pertahankan jalan udara pasien
Rasional : Mencegah obstruksi jalan nafas
Catat frekuensi dan kedalaman pernafasan pasien
Rasional : Memastikan efektifitas pernafasan sehingga upaya memperbaikinya dapat
segera dilakukan.
Pantau TTV secara terus menerus
Rasional : Meningkatnya pernafasan, takikardi, bradhikardi, menunjukkan
kemungkinan hipoksia
Posisikan pasien pada posisi yang sesuai dengan jenis pembedahan dan anestesi
Rasional : Posisi yang benar akan mendorong ventilasi pada lobus paru dan
menurunkan tekanan pada diafragma
Observasi fungsi otot terutama otot pernafasan
Rasional : Obat anestesi dalam proses pembedahan dapat menimbulkan relaksasi pada
otot pernafasan.
(3) Risiko injuri berhubungan dengan proses pembedahan (penggunaan alat cauther).
(a) Tujuan : Cedera tidak terjadi
(b) Kriteria hasil : Meningkatkan keamanan dan menggunakan sumber – sumber secara
tepat
(c) Rencana tindakan :
Antisipasi gerakan jalur dan mendukung posisi pasien yang tepat
Rasional : Mencegah tegangan atau dislokalisasi
Pastikan keamanan elektrikal dan alat – alat yang dipergunakan selama prosedur
operasi
Rasional : pemeriksaan alat – alat elektrik secara periodik penting dilakukan untuk
keamanan pasien dan tindakan operasi
Lindungi sekitar kulit dan anatomi yang sesuai menggunakan handuk basah, spon
dan penghentian pendarahan
Rasional : mencegah kerusakan integritas kulit dan beri batasan perlukaan anatomi
pada area operasi
Berikan petunjuk yang sederhana dan singkat pada pasien yang sadar
Rasional : membantu pasien dalam memahami prosedur yang dilakukan sehingga
mengurangi resiko cedera
c. POST OPERASI
(1) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan akibat efek anastesi post
appendektomy.
(a) Tujuan : Pasien dapat beraktifitas secara mandiri
(b) Kriteria hasil : Pasien dapat beraktifitas dan memenuhi ADL secara mandiri,
menunjukkan peningkatan yang dapat diukur dengan toleransi aktifitas.
(c) Tindakan keperawatan
Observasi tingkat kemampuan pasien dalam beraktifitas
Rasional : Mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam beraktifitas menjadi suatu
pertimbangan dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien.
Anjurkan pasien melakukan aktifitas secara mandiri
Rasional :meningkatkan kemampuan pasien dalam beraktifitas secara mandiri sampai
tingkat normal dan menumbuhkan rasa semangat untuk beraktifitas.
Dekatkan alat – alat dan keperluan pasien sehingga mudah dicapai
Rasional : penempatan alat – alat yang mudah dijangkau membantu melatih pasien
untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan mengurangi resiko
cedera.
Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya seminimal mungkin
Rasional :dengan bantuan yang minimal pasien akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya secara mandiri dan melatih pasien untuk bergerak.
(2) Nyeri akut berhubungan dengan post operasi appendectomy
(a) Tujuan : Nyeri berkurang
(b) Kriteria hasil : Melaporkan nyeri terkontrol , tampak rileks dan mampu istirahat
dengan tepat
(c) Tindakan keperawatan
Dorong pasien untuk melaporkan nyeri
Rasional : Mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada memint
Catat petunjuk non-verbal mislanya gelisah, menolak untuk bergerak , berhati – hati
dengan abdomen.
Rasional : Bahasa tubuh / non-verbal dapat secara psikologis dan fisiologik dapat
digunakan sebagi petunjuk verbal untuk mengidentifikasi nyeri.
Kaji skala nyeri, catat lokasi, karakteristik ( sakal 0-10 ) selidiki dan laporkan
perubahan nyeri yang tepat
Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat ,kemajuan penyembuhan.
(3) Risiko infeksi berhubungan dengan pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari
pemajanan pathogen.
(a) Tujuan : Tidak ada tanda dan gejala infeksi
(b) Kriteria hasil : Pasien bebas dari tanda dan gejaala infeksi, menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
(c) Tindakan keperawatan :
Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah
berkunjung meninggalkan pasien.
Rasional : Dengan mencuci tangan dapat meminimalisasi penyebaran sekunder
kuman infeksi.
Berikan perawatan pada kulit daerah post operasi
Rasional : Dengan dilakukannya perawatan luka prinsip steril dapat mencegah
terjadinya risiko atau pajanan dari bakteri pathogen.
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
Rasional : Hangat, kemerahan adalah tanda dini gejala infeksi. Maka pasien dan
keluarga haruslah berhati – hati dalam melakukan perawatan luka di rumah
agar tidak terjadi risiko infeksi pada luka post operasi.
Referensi
Baughman, Diane C dan Hackley, JiAnn C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku
untuk Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC.
Sjamsuhidajat, R dan Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M dan Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil Noc. Jakarta: EGC.