Anda di halaman 1dari 23

RANGE OF MOTION (ROM)

DI SUSUN

SRI RAHAYU MOHAMAD

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap melakukan aktivitas terkadang kita tidak memperhatikan postur tubuh yang baik,
sehingga membuat postur tubuh yang condong ke depan, atau badan yang bungkuk. Banyak
orang mengira, semua itu terjadi secara alami. Postur tubuh yang baik merupakan bagian integral
dari kesehatan fisik dan mental. Postur yang kurang baik bisa dikoreksi, karena kalau tidak,
postur buruk itu akan jadi permanen. Anda pun menderita di kemudian hari.
Sementara Body alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam
hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignment baik akan meningkatkan
keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk,
maupun tidur. Body aligment yang baik: keseimbangan pada persendian otot, tendon, ligamen.
Body Alignment yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik, mengurangi
jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan, mengurangi kelelahan,
memperlyas ekspansi paru Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal. Body
alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan
yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam
mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan rentang gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas?
2. Bagaimanakah kesejajaran tubuh ?
3. Bagaimanakah posisi tubuh yang aman saat bekerja ?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang di dapat dalam membuat paper ini
yaitu untuk dapat mengetahui tentang rentang gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi
aktivitas, kesejajaran tubuh, dan posisi tubuh yang aman saat bekerja sangat mempengaruhi body
mechanic
D. MANFAAT
Setelah membahas atau membuat paper ini maka kita dapat mengetahui tentang rentang
gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas, kesejajaran tubuh, dan posisi tubuh yang
aman saat bekerja sangat mempengaruhi body mechanic
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Rentang Gerak (ROM)
B. Mekanika tubuh
C. Posisi tubuh yang aman saat bekerja
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rentang Gerak (ROM)
Rentang gerak adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah
satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transversal.
1. Latihan rentang gerak aktif disebut rentang gerak aktif jika pesien melakukan latihan sendiri
dengan intruksi dan kemungkian dari perawat dan anggota keluarga.
2. Rentang gerak pasif yang dilakukan perawat kepada pasien, dalam kasus ini perawat melatih
sendi untuk pasien. Beberapa pasien mulai dengan latihan rentang gerak pasif dan meningkat
pada latihan rentang gerak aktif.

Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya ekternal lain
dalam ruang geraknya melalui persendian.
Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan
terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf. Untuk
mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang dimilikinya
secara periodik.
Tujuan dari rentang gerak :
Melakukan rentang gerak bertujuan untuk melatih aktivitas seluruh sendi tubuh sehingga
sendi-sendi tersebut tidak kaku, dan tidak terjadi kecelakan saat tubuh di gerakan. Menjamin
keadekuatan mobilisasi sendi.

Manfaat dari rentak gerak antara lain :


1. Sistem kardiovaskuler
a. Meningkatkan curah jantung
b. Memperbaiki kontraksi miokardial, menguatkan otot jantung
c. enurunkan tekanan darah istirahat
d. Memperbaiki aliran balik vena
2. Sistem respiratori
a. Meningkatkan frekuensi dan kedalam pernafasan
b. Meningkatkan ventilasi alveolar
c. Menurunkan kerja pernapasan
d. Meningkatkan pengembangan diafragma
3. Sistem metabolik
a. Meningkatkan laju metabolisme basal
b. Meningkatkan penggunaan glukosa dan asam lemak
c. Meningkatkan pemecahan trigliserida
d. Meningkatkan motilitas lambung
e. Meningkatkan produksi panas tubuh
4. Sistem musculoskeletal
a. Memperbaiki tonus otot
b. Meningkatkan mobilisasi sendi
c. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
5. Toleransi aktivitas
a. Meningkatkan toleransi
b. Mengurangi kelemahan
6. Faktor psikososial
a. Meningkatkan toleransi terhadap stress
b. Melaporkan “perasaan lebih baik”

 Gerakan ROM (Ambulasi / Transport pasien)


Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah
tempat. Tindakan yang berhubungan dengan Ambulasi :
1. Latihan Ambulasi
a. Duduk ditempat diatas tidur
Cara:
1) Anjurkan pasien untuk melctakkan tangan di samping badannya, dengan telapak tangan
menghadap ke bawah
2) Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu pasien
3) Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang/bantal

b. Turun dan berdiri


Cara:
1) Atur kursi roda dalam posisi terkunci.
2) Berdirilah menghadap pasien dengan ke dua kaki merenggang.
3) Fleksikan lutut dan pinggang anda.
4) Anjurkan pasien untuk meletakkan ke dua tangannya di bahu Anda dan letakkan kedua tangan
Anda di samping kanan kiri pinggang pasien
5) Ketika pasien melangkah ke lantai tahan lutut anda pada lutut pasien
6) Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
7) Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi secara nyaman

c. Membantu berjalan
Cara:
1) Anjurkan pasien untuk melctakkan tangan di samping badan atau memegang tclapak tangan
anda.
2) Berdiri disamping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien
3) Bantu pasien untuk jalan

2. Membantu Ambulasi dengan Memindahkan Pasien


Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau
tidak boleh berjalan dari tempat tidur ke branchard.
Cara :
a. Atur branchard dalam posisi terkunci.
b. Bantu pasien dengan 2-3 orang.
c. Berdiri menghadap pasien.
d. Silangkan tangan di depan dada.
e. Tekuk lutut Anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
f. Orang pertama meletakkan tangan di bawah ieher/ bahu dan bawah pinggang, orang kedua
meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasicn dan orang ketiga meletakkan tangan
di bawah pinggul dan kaki.
g. Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard.
h. Atur posisi pasien di brachard.
 Gerakan ROM (Mobilisasi)
Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.

Jenis Mobilitas :
1. Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat mcaakukan interaksi sosial dan menjalankan peran schari-hari. Mobilitas penuh
ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area
tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang
jelas, dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik
dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada
ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi
mcnjadi dua jenis, yaitu:
a. Mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan
yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem
muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas sebagain permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan
yang sifatnya menctap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang revc;rsibel.
Contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, dan
untuk kasus poliomielitis terjadi karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.

Faktor yang Memengaruhi Mobilitas


Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang, karena
gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaaan sehari-hari.
2. Proses Penyakit/injuri. Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat
mcmengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh orang yang menderita fraktur femur akan
mengalami keterbatasan pcrgerakan dalam ekstremitas bagian bawah.
3. Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan.
Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering bc;rjalan jauh memiliki kemampuan
mobilitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena
adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi Seseorang. hnergi adalah sumber melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat
melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan. terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tiungkat usia
yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan
perkembangan usia.

Tindakan yang berhubungan dengan Mobilitas :


1. Mobilisasi aktif (Active ROM) adalah kemampuan klien dalam melakukan pergerakan secara
mandiri. Seperti :
a. Leher, spina, serfikal
Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45
Ekstens : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu, rentang
40-45°
Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180° Ulangi gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.

2. Bahu
Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala, rentang
180°
Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°
Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60°
Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala, rentang 180°
Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320°
Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping
kepala, rentang 90°
Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360° Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.

3. Siku
Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu, rentang 150°
Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°

4. Lengan bawah
Supinasi: Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas,
rentang 70-90°
Pronasi: Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah, rentang 70-90°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

5. Pergelangan tangan
Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang 80-90°
Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam
arah yang sama, rentang 80-90°
Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin, rentang 89-90°
Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°
Adduksi: Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang 30-50° Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.

6. Jari tangan
Fleksi: Membuat genggaman, rentang 90°
Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
Hiperekstensi: Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin, rentang 30-60°
Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30°
Adduksi: Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30° Ulang gerakan berturut-turut
sebanyak 4 kali.

7. Ibu jari
Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90°
Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama. Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.

8. Pinggul
Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang 90-120°
Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
Abduksi : Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-50°
Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang 30-
50°
Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°
Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°
Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

9. Lutut
Fleksi : Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°. Ulang gerakan berturut-turut
sebanyak 4 kali.

10. Mata kaki


Dorsifleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas, rentang 20-30°
Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah, rentang 45-50°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

11. Kaki
Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°. Ulang gerakan berturut-turut
sebanyak 4 kali.

12. Jari-Jari Kaki


Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
Abduksi : Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15°
Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°. Ulang gerakan berturut-turut
sebanyak 4 kali.

2. Mobilisasi fasif (Passive ROM) adalah pergerakan yang dilakukan dengan bantuan orang lain,
perawat atau alat bantu.

IndikasiPROM
Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan aktif
akan menghambat proses penyembuhan

Sasaran PROM
a. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
b. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
c. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
d. Membantu kelancaran sirkulasi
e. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian
f. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
g. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
h. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasen
Manfaat Mobilisasi :
1. Gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh
2. Memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh,mengontrol berat badan,mengurangi ketegangan,dan
meningkatkan relaksasi
3. Menjaga kebugaran dari tubuh
4. Merangsang peredaran darah dan kelenturan otot
5. Menurunkan stress seperti : hipertensi, kelebihan BB, kepala pusing, kelelahan dan depresi
6. Merangsang pertumbuhan pada anak-anak

B. Mekanika tubuh
1. Pengertian Body Mechanic
Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran
tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Penggunaan
mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika
tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi
ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan.
Hal – hal tersebut mencakup:
a. Kesejajaran tubuh (Body Alignment)
Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada posisi
sendi, tendon, ligamen dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang
benar mengurangi ketegangan pada struktur muskuloskeletal, mempertahankan tonus
(ketegangan) otot secara kuat dan menunjang keseimbangan.
Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh yang tepat
berarti terdapat keseimbangan antara kelompok otot dan bagian-bagian tubuh dalam kesejajaran
(posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua posisi berdiri, duduk dan
berbaring.
Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua aktifitas.
Postur yang benar membuat gerakan mengangkat, menarik, dan mendorong lebih mudah.
Tulang belakang bagaikan tongat yang lentur dengan palang dekat bagian atasnya dan
palang yang lain dekat baian bawah. Otot-otot yang kuat melekatkan lengan dan kaki ke tulang
belakang. Otot-otot tulang ini berbentuk kecil. Otot-otot ini tidak mengangkat beban berat. Tugas
utama otot-otot untuk mengbengkokan punggung berbagai arah dan menahan punggung dengan
stabil, seperti jangkar kapal, sementara otot-otot kaki dan bau melaksanakan pekerjaan berat.
Untuk menghindari ketegangan otot-otot punggung anda, bungkukkan pinggul dan lutut bila
memindahkan benda. Bila anda mengangkat beban berat, pegang erat dengan diri anda.

Postur tubuh berdiri yang baik :


1) Kedua kaki diletakkan datar pada lantai, retangkan sekitar 12 inci
2) Lengan berada di samping .
3) Punggung lurus
4) Otot-otot perut dikencangkan

Prinsip Body Alignment :


1) Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.
2) The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan lebih
besar.
3) Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk
mempertahankan keseimbangan.
4) The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat
energi dan mencegah kelelahan otot.
5) Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6) Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan
otot dan kontraktur.
7) Karena struktur anatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara individual
dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8) Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika
body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment :


1) Gravity
Gravity adalah atraksi timba balik antara tubuh dan bumi.
2) Pontural refleks dan Apposing Muscles Group.
Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi tegak melawan
gravity.
3) Perubahan postur
4) Struktur anatomy individu yang berbeda

Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik :


1) Berjalan
2) Berenang

Body Alignment yang baik dapat:


1) Meningkatkan fungsi tangan yang baik
2) Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
3) Mengurangi kelelahan
4) Memperlyas ekspansi paru
5) Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal

Body alignment yang buruk dapat:


Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada
gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang
sehat/baik: postur tubuh yang baik.

Kelainan Postur
Kelainan postur yang didapat atau congenital mempengaruhi efisiensi system
moskuloskeletal, spt kesejajaran tubuh keseimbangan dan penampilan.
Macam2 abnormal:
1) Tortikolis
Diskripsi : mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot
sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab : kondisi congenital.
Penatalaksanaan : operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi
berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan.
2) Lordosis
Diskripsi : kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung
berlebihan.
Penyebab : kondisi congenital, kondisi temporer missal,
kehamilan.
Penatalaksanaan : latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
3) Kifosis
Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.
Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket
tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan : latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal,
menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab
dan tingkat keparahan).
4) Kifolordosis
Diskripsi : kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab : kondisi congenital.
Penatalaksanaan : sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan
lordosis berdasarkan penyebab.
5) Skoliosis
Diskripsi : kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak
sama.
Penyebab : kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic,
panjang kaki tidak sama
Penatalaksanaan : immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan
tingkat keparahan).
6) Kifoskoliosis
Diskripsi : tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan
lateral.
Penyebab : kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan : immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan
tingkat keparahan).
7) Dysplasia Pinggung Kongenital
Diskripsi : ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi
pinggul, dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan
assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).
Penyebab : kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran
sungsang).
Penatalaksanaan : mempertahankan abduksi paha yang terus menerus
sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips,
pembedahan.
8) Knock-knee (genu varum)
Diskripsi : kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat
jika seseorang berjalan.
Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.
Penatalaksanaan : knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh
pertumbuhan.

Kesejajaran Tubuh Pasien


Kesejajaran (posisi) tubuh pasien yang tepat harus dilakukan dengan hati-hati.
Kesejajaran tubuh yang tepat berarti menjaga seseorang berada pada posisi dimana tubuh dapat
berfungsi sebaik-baiknya. Lengkungan tubuh yang alami perlu di tunjag pada posisi alamiah
dengan bantal dan handuk yang digulung. Posisi yang tepat:
1) Membantu pasien merasa lebih nyaman.
2) Menguragi ketegangan
3) Membantu tubuh agar berfungsi lebih efisien
4) Menceah deformitas dan komplikasi, seperti kontrakturdan dekubitus.

Terdapat tujuh posisi dasar untuk pasien di tempat tidur :


1) Rekumben dorsal, rekumben horizontal, atau telentang
Posisi ini juga disebut sebagai posisi terlentang atau supine. Bagiannya :
a) Tempat tidur berada pada posisi horizontal
b) Pasien terlentang
c) Sebuah bantal ditempatkan di bawah kepala pada pasien untuk kenyamanan.
d) Kedua lengan ekstensi dan ditahan bantal-bantal kecil.
e) Gulungan handuk dapat dipakai untuk menahan bagian belakang.
f) Bantal kecil atau gulungan handuk ditempatkan sepanjang sisi paha dan dilipat untuk
menghindari putaran punggung bagian luar.
g) Bantalan papan penyangga kaki dapat ditambahkan ke tempat tidur untuk menahan kaki. Pada
posisi yang tepat dan untuk menghindarkan foot droop.
h) Bantalan yang dilipat atau busa yang menahan diantara betis dan pergelangan kaki untuk
mengurangi tekanan pada tumit.
2) Pasien rekumben lateral kanan
Pasien dimiringkan ke sisi kanan. Tulang belakang harus lurus.
a) Bantal dapat ditempatkan di bawah kepala, di antara kaki dan punggung.
b) Lengan kanan ditekuk dan diletakkan di bawah bantal.
c) Lengan kiri diletakkan lurus di atas pinggul seperti pasien dalam posisi tegak. Posisi ini
memelihara kesejajaran tubuh yang tepat untuk bagian bahu. Metode lainnya dengan cara
menekuk lengan dan menopang dengan bantal.
d) Kaki kiri ditekuk sedikit. Ditopang dengan bantal untuk memepertahankan hubungan yang tepat
antara kaki dan panggul.
3) Posisi Telungkup (Prone)
Pasien diposisikan pada bagian perut. Tulang belakag lurus, kaki merentang. Lengan ditekuk dan
diletakkan di sisi kepala. Wajah pasien miring ke samping.
a) Bantal kecil diletakkan di bawah perut. Hal ini penting terutama bagi pasien wanita akan
mengurangi tekanan pada bagian payudara. Metode lainnya adalah menggulung handuk dan
meletakkan di bawah bahu untuk mengurangi tekanan.
b) Bantal lain ditempatkan di bagian bawah kaki. Hal ini menghindari tekanan pada jari kaki, dan
menjaga agar kaki berada di posisi yang tepat.
c) Pasien juga boleh dipindahkan posisinya ke ujung bagin bawah tempat tidur sehingga kaki dapat
diluruskan. Hal ini merupakan cara lain untuk mengurangi tekanan pada jari kaki.
4) Posisi Rekumben lateral kiri
Pasien dimiringkan ke kiri. Tulang punggung harus lurus.
a) Sebuah antal dapat digunakan di bawah kepala
b) Kaki kanan ditekuk, ditahan oleh bantal.cara ini mempertahankan hubungan yang besar antara
kaki dan panggul.
c) Bantal di depan pasien diulurkan ke bawah lengan kanan dan bahu.
d) Tangan kiri ditekuk dan diletakkan di bawah bantal yang berada di kepala.
5) Posisi Semi Fowlers
Pasien ditumpukan pada bagian punggung. Bagian kepala tempat tidur dinaikkan sebagai berikut
:
a) Semi Fowler – kepala dinaikkan 30o
b) Fowler – kepala dinaikkan 45o-60o
c) High Fowler – kepala dinaikkan 90o
d) Digunakan satu, dua atau tiga bantal untuk menopang kepala dan bahu.
e) Lutut dapat ditekuk sedikit dan ditopang dengan bantal.
f) Bantal dapat ditempatkan di bawah masing-masing lengan sebagai penopang.
g) Bantalan kaki mempertahankan kaki pada posisinya.
6) Posisi Sims
Pasien ditempatkan pada sisi kiri dengan kaki kiri lurus dan kaki kanan ditekuk.
a) Lengan kiri ditempatkan di belakang punggung dan diluruskan.
b) Lengan kanan ditekuk dan diletakkan di bahian depan tempat tidur. Lengan ini ditopang oleh
bantal.
c) Bantal kecil diletakkan di bawah kepala. Posisi ini sering digunakan untuk pemeriksaan dan
pengobatan rectal serta enema.
7) Posisi Duduk
Pasien harus ditempatkan pada kursi yang nyaman dan baik, agar kepala dan tulang belakang
tegak. Punggung dan bokong harus bersandar pada kursi. Kaki harus rata di lantai.
a) Bantal atau penyokong postur mungkin diperlukan untuk mempertahankan posisi.
b) Handuk kecil dilipat dan ditempatkan di punggung untuk menambah kenyamanan dan untuk
menopangnya. Bantal kecil juga dapat di gunakan.
.
b. Keseimbangan tubuh
Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan ini, gravitasi
akan berubah, meningkatkan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan risiko jatuh dan cedera.
Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar penopang luas, pusat gravitasi berada pada dasar
penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar penopang. Keseimbangan
tubuh dapat juga ditingkatkan dengan postur dan merendahkan pusat gravitasi, yang dicapai
dengan posisi jongkok. Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar keseimbangannya (Perry
dan Potter, 1994). Keseimbangan dibutuhkan untuk mempertahankan posisi, memperoleh
kestabilan selama bergerak dari satu posisi ke posisi lain, melakukan aktivitas sehari-hari, dan
bergerak bebas di komunitas.
Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipengaruhi oleh penyakit, gaya berjalan yang
tidak stabil pada toddler, kehamilan, medikasi dan proses menua. Gangguan pada kemampuan
ini merupakan ancaman untuk keselamatan fisik dan dapat menyebabkan ketakutan terhadap
keselamatan seseorang dengan membatasi diri dalam beraktivitas (Bergetal, 1992)

c. Koordinasi Gerakan
Berat adalah gaya tubuh yang digunakan terhadap gravitasi. Ketika suatu obyek diangkat,
pengangkat harus menguasai berat obyek dan mengetahui pusat gravitasinya. Karena manusia
tidak mempunyai bentuk geometris yang sempurna, maka pusat gravitasinya biasanya berada
pada 55% sampai 57% tinggi badannya ketika berdiri dan berada ditengah.
Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan dengan arah
gerakan benda. Misalnya menggerakkan klien diatas tempat tidur maka akan terjadi friksi.
Perawat dapat mengurangi friksi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar. Semakin besar area
permukaan suatu obyek yang bergerak, semakin besar friksi.
Klien pasif atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar untuk bergerak.
Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat, bukan mendorong klien. Mengangkat
merupakan komponen gerakan keatas dan mengurangi tekanan antara klien dan tempat tidur atau
kursi.

2. Prinsip Body Mechanic


Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan
mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat kesehatan dan
mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh
juga bertujuan untuk, menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama.
Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas
keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan
memindahkan klien dan menggerakkan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat
mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat
meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan
perawat untuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien (Owen dan Garg, 1991)
Perawat juga menggabungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada
mobilisasi dan kesejajaran tubuh.

C. Posisi tubuh yang aman saat bekerja


Saat perawat melakukan pekerjaan, haruslah memperhatikan aspek-aspek keamanan. Selain
itu kita harus memperhatikan organ-organ yang terlibat dalam menunjang posisi tubuh saat
bekerja. Posisi yang aman saat bekerja :

1. Pertahankan punggung anda tetap lurus.


2. Rentangkan kaki anda agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik
3. Membungkuk dari pinggul dan lutut agara lebih dekat ke objek, jangan membungkuk dari
pinggang.
4. Menggunakan berat badan anda untuk membantu mendorong atau menarik objek.
5. Gunakan otot-otot kuat untuk melakukan pekerjaan.
6. Hindari memutar sebagian badan anda ketika bekerja dan membungkuk dalam waktu yang lama.
Putarlah seluruh tubuh.
7. Pegang dan tahan objek yang berat dekat dengan tubuh anda.
8. Dorong atau tariklah objek daripada mengangkatnya.
9. Selalu meminta bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk digerakkan sendiri.
10. Serempakkan gerakan. Siapkan pasien dan anggota saraf yang lain dengan memeberitahukan
mereka bila anda sudah siap, atau dengan hitungan sampai tiga dan semua bergerak serentak
pada hitungan ke tiga.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rentang gerak (ROM) adalah jumlah
maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh:
sagital, frontal, dan transversal. Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha
mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan
keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan
melakukan aktivitas. Body mekanik mencakup Kesejajaran tubuh / Postur Tubuh (Body
Alignment), Keseimbangan tubuh, Koordinasi Gerakan.
Saat perawat melakukan pekerjaan, haruslah memperhatikan aspek-aspek keamanan. Selain
itu kita harus memperhatikan organ-organ yang terlibat dalam menunjang posisi tubuh saat
bekerja.

B. SARAN
Dalam keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, tentu dalam penulisan paper ini masih
banyak kekurangan dan kejanggalan dalam penulisan paper ini, maka untuk itu kami sangat
mengharapkan motivasi dan bimbingan dari Bapak/Ibu Dosen pengajar serta teman-teman,
sehingga dapat kami gunakan sebagai acuan dalam penulisan paper berikutnya.
Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu tersebut dalam praktek keperawatan dan
bagi para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini dengan sebaik – baiknya
sebagai penambah ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

- Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan volume 2. Jakarta: EGC


- Perry, Potter Peterson. 2005. Keterampilan dan Prosedur dasar. Jakarta: EGC
- Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan praktik, Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4.
Penerbit buku kedokteran EGC.
- Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai