Anda di halaman 1dari 4

Edisi : Bawang Merah/September/2012

Tinjauan Pasar Bawang Merah

Informasi Utama :

 Harga pada bulan September 2012 dibandingkan bulan Agustus 2012 untuk bawang
merah lokal mengalami penurunan sebesar 5 %.

 Harga pada bulan September 2012 dibandingkan September 2011 untuk bawang
merah lokal mengalami penurunan sebesar 19 %.

 Harga bawang secara lokal secara nasional berfluktuasi cenderung tinggi dengan
koefisien keragaman harga bulan September 2011 sampai dengan bulan September
2012 sebesar 11 %. Sedangkan koefisien keragaman bulan September 2012
cenderung stabil sebesar 1,91 %.

 Disparitas harga bawang antar wilayah pada bulan September 2012 cenderung
tinggi dengan koefisien keragaman harga antar wilayah sebesar 31,01 %, sama hal
dengan disparitas harga antar wilayah pada bulan September 2011 dibandingkan
dengan September 2012 cenderung tinggi sebesar 25,66 %.

Gambar 1. Grafik Harga Rata-rata Nasional Bawang Merah Tabel 1. Perkembangan Harga
Periode 2011—2012

Sumber: BPS, Disperindag 2011-2012 (diolah)

Disusun oleh Komoditi Analis


Perkembangan Harga di Pasar Domestik

Harga rata-rata bawang merah di 33 kota pada September 2012 mengalami penurunan sebesar 4 %,
jika dibandingkan dengan Agustus 2012 yakni dari harga sebesar Rp. 13.449,-/kg menjadi Rp.12.783,
-/kg. Sedangkan jika dibandingkan dengan September 2011, terjadi penurunan harga sebesar 19 %,
yaitu Rp. 15.703,- menjadi Rp. 12.783,-.

Secara rata-rata nasional, fluktuasi harga bawang merah periode bulan September 2011 sampai
dengan bulan September 2012 cukup tinggi yaitu sebesar 11 %, yang diindikasikan oleh koefisien
keragaman harga tahunan.

Pergerakan harga bawang merah di bulan September 2012 mengalami penurunan di bandingkan
dengan bulan sebelumnya. Bagi petani bawang, musim kemarau adalah berkah. Karena jika panen
pada saat musim kemarau, pertumbuhan bawang merah akan mengalami kualitas yang bagus dan
hasil panen menjadi meningkat dua kali lipat serta tidak terserang hama penyakit. Karena intensitas
kabut rendah. ( www. Kompas.com ).

Gambar 2. Pergerakan Harga Bawang pada bulan September 2012 dengan indicator Mo-M1

Jika dilihat berdasarkan per wilayah, koefisien variansi tertinggi untuk komoditas bawang merah
pada periode September 2012 yaitu, di wilayah Semarang sebesar 22,32 % diikuti oleh wilayah
Bandar Lampung dan Banjarmasin. Sedangkan untuk wilayah yang memiliki koefisien variansi
terendah adalah Medan sebesar 7,01 %. Harga tertinggi bawang merah berdasarkan wilayah
terdapat di Manokwari sebesar Rp.30.000,- per kg, Sedangkan harga terendah bawang merah
berdasarkan wilayah terdapat di Mataram sebesar Rp. 7.200,-per kg.

Disusun oleh Komoditi Analis

2
Tinjauan Pasar Domestik
Produksi bawang merah domestik yang berlebih belakangan ini berakibat pada penurunan harga.
Bahkan, dibandingkan semester II tahun lalu, harga bawang merah pada semester II tahun ini, turun
42% sampai dengan 50%. Direktur Sayur Direktorat Hortikultura Kementerian Pertanian mengata-
kan bahwa pasokan bawang merah tahun ini telah mencatat surplus. Berdasarkan roadmap bawang
merah Kementerian Pertanian, perkiraan produksi bawang merah tahun ini bisa mencapai 1.060.820
ton, yang terdiri dari 886.120 ton untuk konsumsi langsung, 99.700 ton untuk benih, 25.000 untuk
industri, dan 50.000 untuk ekspor ( www.kontan.co.id ).

Gambar 3. Perkembangan Harga Domestik Bawang Merah 2010-2012

Sumber: Harga PDN Kemendag yang diolah

Jika dilihat dari pergerakan harga 2010-2012, harga rata-rata bawang merah cukup berfluktuatif.
Pada bulan September 2012 harga bawang merah mulai sedikit mengalami penurunan jika diband-
ingkan dengan bulan Agustus 2012.

Disusun oleh Syamsul Bahar, Komoditi Analis

3
Tinjauan Harga Internasional

Gambar 4. Perbandingan Harga Internasional dan Domestik Bawang Merah

Sumber: PDN dan USDA yang telah diolah

Pada grafik di atas menunjukkan bahwa harga domestik bawang merah tertinggi
berdasarkan data harga Januari 2010 - Agustus 2012 terjadi pada bulan Februari 2011.
Sedangkan harga internasional bawang merah tertinggi terjadi pada bulan Maret 2010.
Harga domestik pada bulan November 2010 - Januari 2011 mengalami kenaikan harga
tertinggi dikarenakan kurangnya pasokan bawang merah akibat cuaca yang kurang baik
pada bulan-bulan tersebut. Pada grafik di atas tahun 2012 harga domestik maupun harga
internasional bawang merah cenderung memiliki pola yang sama atau cenderung stabil.

Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, meyakini bahwa hingga akhir tahun ini, Indonesia ti-
dak memerlukan impor bawang merah dari Vietnam. Gita Wirjawan menuturkan, kepastian
itu diperoleh setelah pihaknya menginvestigasi di lapangan dan berbicara langsung dengan
para petani bawang di Brebes yang merupakan sentral penghasil bawang merah. Mengenai
data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan impor komoditas hortikultura Indonesia dari
Vietnam hingga Juli lalu meningkat, Gita mengungkapkan bahwa itu terjadi hingga bulan
tersebut saja. "Sebab, dari sekarang sampai ke depannya, saya yakin tidak akan impor,
karena pasokan dari petani cukup," tegasnya. ( bisnis.news.viva.co.id ).

Disusun oleh Syamsul bahar, Komoditi Analis

Anda mungkin juga menyukai