Anda di halaman 1dari 8

PEMELIHARAAN PERALATAN HUBUNG BAGI (KUBIKEL) 20kV

PELANGGAN BESAR
Andi Mahardi Hendrawan (L2F606005)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jalan Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang

ABSTRAK

Pada instalasi tenaga listrik dan peralatan elektrik banyak dijumpai panel-panel yang digunakan untuk
melindungi peralatan tersebut. Salah satunya adalah peralatan hubung bagi atau yang biasa disebut sebagai
kubikel. Fungsinya adalah sebagai pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari
sumber tenaga listrik. Dalam instalasi tegangan menengah kubikel diperlukan agar lebih mudah dalam pemantauan
atau pemeliharaan sehingga peralatan listrik lebih awet.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka kubikel pun mengalami penurunan kualitas pelayanan sehingga
perlu dilakukan adanya upaya perawatan agar dapat mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi
awal dan dapat beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai
Pada makalah kerja praktek ini akan dibahas bagaimana cara perawatan pada kubikel sehingga kubikel
tetap mampu melayani kebutuhan listrik tanpa adanya gangguan yang berarti yang berdampak kerugian lebih
besar.

Kata kunci kubikel, perawatan, kualitas.

I. PENDAHULUAN dengan standart kinerjanya.


1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan
Dalam perkembangannya, kebutuhan energi a. Mengetahui dan memahami cara
listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat pemeliharaan pada peralatan listrik,
sebagai konsumen energi listrik juga bertambah terutama pada kubikel.
jumlahnya dan menuntut mutu serta kualitas b. Meningkatkan pengetahuan dan
pelayanan energi listrik yang lebih baik secara mempelajari sistem kerja kubikel.
kontinyu. c. Mengamati secara langsung rancangan alat-
Pada konsumen besar sering ditemukan suatu alat yang digunakan, cara kerja, dan proteksi
perangkat instalasi listrik yang sering disebut pada kubikel.
kubikel/ perangkat hubung bagi. Fungsinya adalah 1.3 Batasan Masalah
sebagai pembagi beban serta pengukuran Dalam laporan kerja praktek ini membahas
Kubikel didalamnya mempunyai berbagai alat tentang pemeliharaan kubikel pada jaringan
seperti PMT, PT, CT, Relay, dll. Untuk itu perlu tegangan menengah.
dilakukan pemeliharaan khusus agar tetap sesuai
II. Dasar Teori 3.2 Peralatan di dalam Kubikel
2.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) 3.2.1 Busbar
Perkembangan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Busbar digunakan untuk mengumpulkan
dan Jaringan Semarang, dibagi menurut 8 kurun tenaga listrik dengan tegangan 20 kV serta
waktu yaitu : membaginya ke tempat-tempat yang diperlukan.
a. Periode Sebelum Tahun 1943
b. Periode Tahun 1943 - 1945
c. Periode Tahun 1945 - 1950
d. Periode Tahun 1951 - 1966
e. Periode Tahun 1967 - 1985
f. Periode Tahun 1985 - 1994 Gambar 2 Busbar
g. Periode 1 Agustus 1994 - 1 Agustus 2000 3.2.2 Pemutus Daya
h. Periode Tahun 2001 - Sekarang Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang
III Analisa dan Pembahasan digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan
3.1 Pengertian Kubikel arus/daya listrik sesuai ratingnya. Pada saat terjadi
Kubikel ialah suatu perlengkapan atau pemutusan maka akan terjadi busur api. Pemadam
peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, busur api listrik pada waktu pemutusan dapat
penghubung dan pelindung serta membagi tenaga dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti
listrik dari sumber tenaga listrik. minyak, udara atau gas.
Berikut macam PMT :
a. Pemutus daya udara (Air Circuit Breaker)
PMT jenis ini menggunakan metode yang
paling sederhana, yaitu memperpanjang lintasan arc.
Karena efek pemanjangan lintasan ini diharapkan
arc dapat segera dipadamkan. Beberapa bentuk
Gambar 1 Bentuk Kubikel pemanjangan lintasan pada kontak PMT sebagai
2.3 Fungsi Kubikel : berikut :
o Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar 1. Kontak Sela Tanduk
utama Pada PMT ini arc dihilangkan dengan
o Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh memperpanjang lintasan arc hingga ujung terjauh
fase/pelebur kontak. PMT jenis ini biasa digunakan ada instalasi
o Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian listrik AC dan DC tegangan rendah dengan arus
jurusan/kelompok (busbar) pemutusan hingga ratusan ampere.
Berikut contoh ACB

Gambar 3 Air CB Kontak Sela Tanduk


2. Kontak Tabir Konduktor
Pada PMT ini, konduktor metal yang Gambar 6 ACB (Air Circuit Breaker)
terletak di antara kontak memotong arc yang muncul (ACB) yang dapat dijumpai dipasaran adalah sbb:
sehingga hasil pemotongan arc pada tiap tabir 1. LV-ACB:
mengalami pemanjangan lintasan dan pendinginan Ue = 250V dan 660V
dan arc dapat segera dipadamkan. PMT jenis ini Ie = 800A-6300A

dapat digunakan hingga tegangan beberapa ribu volt Icn = 45kA-170kA


2. LV-ACB:
dan arus hingga beberapa ribu ampere.
Ue = 7,2kV dan 24kV
Ie = 800A-7000A
Icn = 12,5kA-72kA

b. Pemutus daya minyak (Oil Circuit Breaker)


Prinsip kerjanya, kontak dipisahkan, busur
Gambar 4 Air CB Tabir Konduktor
api akan terjadi di dalam minyak, sehingga minyak
3. Kontak Tabir Isolator
menguap dan menimbulkan gelembung gas yang
Pada PMT ini, tabir isolator yang terdapat di
menyelubungi busur api.
antara kontak membuat arc terpaksa menelusuri
permukaan tabir untuk bisamencapai kontak. PMT
jenis ini dapat digunakan hingga tegangan 10kV dan
arus hingga 50kA

Gambar 3.8 Oil CB


Kelemahannya adalah minyak mudah
terbakar dan kekentalan minyak memperlambat
Gambar 5 Air CB Tabir Isolator pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk
sistem yang membutuhkan pemutusan arus yang
cepat serta dimensi PMT yang terlalu besar.
terjadi busur api merupakan ruang hampa udara
yang tinggi sehingga peralatan dari CB jenis ini
dilengkapi dengan seal penyekat udara untuk
mencegah kebocoran.

Gambar 3.9 OCB (Oil Circuit Breaker)


c. Pemutus daya udara tekan
Pemutus daya ini dirancang untuk mengatasi
kelemahan pada pemutus daya minyak, yaitu dengan
membuat media isolator kontak dari bahan yang Gambar 3.12 Vacuum CB Rating 12-24kV
tidak mudah terbakar dan tidak menghalangi e. SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)SF6
pemisahan kontak, sehingga pemisahan kontak dapat Sifat gas SF6 murni adalah tidak berwarna,
dilaksanakan dalam waktu yang sangat cepat. tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah
terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6
mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic serta
memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali
udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan
pertambahan tekanan.
Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas
Gambar 3.10 Air blast CB SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan
mengambil panas dari busur api tersebut dan
Saat busur api timbul, udara bertekanan tinggi akhirnya padam. Rating tegangan CB adalah antara
ditiupkan untuk mendinginkan busur api dan 3.6 KV – 760 KV.
menyingkirkan partikel bermuatan dari sela kontak.
d. VCB (Vakum Circuit Breaker)VCB t Brker

Gambar 3.13 SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit


Gambar 3.11 Kontak pemutus daya vakum.
Breaker)
Pada dasarnya kerja dari CB ini sama
dengan jenis lainnya hanya ruang kontak dimana
3.3 Pemisah (PMS) Rating tegangannya bisa mencapai 34 kV, dan
Disconnecting switch (DS) atau Pemisah mampu bekerja pada arus 31.5 kA. Solefuse ini
(PMS) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik digunakan untuk melindungi trafo tegangan dari
yang berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat gangguan.
memutus dan menyambung rangkaian dengan arus
yang rendah (±5A), biasa dipakai ketika dilakukan
perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara
sumber tenaga listrik dan PMT serta di antara PMT
dan beban.

Gambar 3. 17 Solefuse dalam melindungi trafo tegangan

Rele Arus Lebih (OCR)


Rele arus lebih adalah suatu rele yang
bekerjanya didasarkan adanya kenaikan arus yang
melebihi suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam
Gambar 3.14 Diagram Sistem PMS waktu tertentu, sehingga rele ini dapat dipakai
di mana, sebagai pola pengamanan arus lebih.
SP = Saklar Pemutus Keutungan dan fungsi rele arus lebih:
PD = Pemutus Daya • Sederhana dan murah
SB = Saklar Bumi • Mudah menyetelnya
Mekanisme interlocking tersebut adalah : • Merupakan rele pengaman utama dan cadangan
1. PMS tidak dapat ditutup ketika PMT dalam posisi • Mengamankan gangguan hubung pendek antara fasa
tertutup. maupun hubung pendek satu fasa ke tanah dan
2. Saklar pembumian (Earthing Switch) dapat dalam beberapa hal dapat digunakan sebagai
ditutup hanya ketika PMS dalam keadaan pengaman beban lebih (overload).
terbuka. • Pengamanan utama pada jaringan distribusi dan
3. PMS dapat ditutup hanya ketika PMT dan ES subtransmisi radial
terbuka. • Pengaman cadangan untuk generator, trafo tenaga
4. PMT dapat ditutup hanya ketika PMS dalam dan saluran transmisi.
kondisi telah terbuka atau telah tertutup.
3.3 Peralatan Pengaman IV. PEMELIHARAAN KUBIKEL
3.3.1 Sekering 4.1 Pengertian Pemeliharaan
Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan Pemeliharaan merupakan upaya untuk
menengah yang sering disebut sebagai solefuse. mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat
prestasi awal dan dapat beroperasi dengan keandalan 4.4 Pemeliharaan Peralatan
yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik 4.4.1 Program Pemeliharaan Transformator
akan tercapai. Apabila pemeliharaan tidak Tegangan / Arus
dilaksanakan kemudian peralatan menjadi rusak atau Berikut salah satu contoh jadwal perawatan pada
terjadi gangguan maka dapat menimbulkan kerugian transformator tegangan setiap tahunnya:
yang cukup besar. Lokasi : Matahari Dept. Store
Class : 0,5 No. Seri: R : 93-58736
4.2 Tujuan Pemeliharaan
Burden : 20000/5 A S : 93- 58739
Tujuan pemeliharaannya adalah untuk Ratio : 20000/100V T : 93-58743
mempertahankan kondisi atau menjaga agar Merk : Merin Gerin
Type : RTM 6
peralatan menjadi tahan lama dan meyakinkan No Peralatan yang Kondisi
Kondisi akhir
bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana diperiksa awal
1 Body
mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya a. Kebersihan Kotor Bersih
b. Bagian body Tidak ada Tidak ada
gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan. yang lecet
4.3 Jenis-jenis pemeliharaan 2 c. Bagian yang Tidak ada Tidak ada
retak
a. Pemeliharaan preventive : Pemeliharaan yang Kekencangan
Baut
dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan a. Terminal utama Kencang Kencang
b. Pemeliharaan Prediktif : Dilakukan dengan cara b. Pentanahan Kencang Kencang

memprediksi kondisi peralatan listrik


3. Tahanan Isolasi
c. Pemeliharaan korektif :Pemeliharaan yang Titik Ukur Phasa R Phasa R Phasa T
(M) Hasil Ukur Hasil Ukur Hasil Ukur
dilakukan secara terencana ketika peralatn listrik
mengalami kelainan a. Primer-Ground 89000 90000 90000
b. Primer-Sekunder 1 85000 87000 89000
d. Pemeliharaan darurat : Pemeliharaan yang c. Primer-Sekunder 2 87000 90000 91000
dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak d. Sekunder 1-Arde >100000 89000 >100000
e. Sekunder 2- Arde >100000 90000 >100000
Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan kemudian f. Sekunder1-Sekunder >100000 88000 >100000
2
peralatan menjadi rusak atau terjadi gangguan
Misalnya busbar akan berkarat, atau solefuse akan
4. Hasil ukur Tahanan Pentanahan
terbakar tanpa diketahui.
Hasil Ukur Phasa R Phasa S Phasa T
0.13  0.13  0.13

Gambar 4.1 Busbar yang berkarat


4.4.2 Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT) 4. Pengukuran Tahanan Isolasi
Titik Ukur Phasa R Phasa S Phasa T
Pemeliharaan pemutus tenaga dapat dilakukan (M) Hasil Ukur Hasil Ukur Hasil Ukur
dengan cara pembersihan secara berkala. Untuk a. Atas- Bawah PMT OFF >1000000 >1000000 >1000000

mengetahui keserempakan dari kontaktornya dapat b. Atas-Bawah PMT OFF >1000000 >1000000 >1000000
dilakukan dengan menggunakan breaker analizer. c. Bawah-Ground PMT OFF >1000000 >1000000 >1000000
Yaitu suatu alat yang digunakan mengukur waktu d. Phasa-Ground PMT ON 750000 980000 680000
pembukaan atau penutupan kontak ketiga fasa alat
5. Pengukuran Tahanan Kontak
hubung.
Titik Ukur Phasa R Phasa S Phasa T

Hasil Ukur Hasil Ukur Hasil Ukur


Atas-Bwh(PMT Posisi
ON) 100 A
Atas-Bwh(PMT Posisi
80() 95() `87()
ON) 200 A

Gambar 4.2 Breaker analizer


6. Tekanan Gas SF6
Prinsip kerja breaker analizer adalah dengan Titik Ukur Tahun Lalu Hasil Ukur
menginjekkan arus yang besar pada kontaktor PMT. Pressure Gauge (Visual) 1,5 bar 1,5 bar
Sehingga didapat suatu nilai tahanan kontaktor dan
4.4.3 Pemeliharaan Relay
tahanan isolasi yang diijinkan. Karakteristik Waktu Kerja Rele Arus Lebih (OCR)
Berikut salah satu contoh hasil pemeliharaan a). Rele arus lebih seketika (moment).
pemutus tenaga (PMT) 20kV Konsumen besar : Rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja
HASIL PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT)
20 KV KONSUMEN BESAR
seketika (moment) ialah jika jangka waktu rele
Lokasi : Matahari Dept. Store Rated voltage : 24 kV mulai saat rele arusnya pick up (kerja) sampai
Merk : Merin Gerin Rated Current : 400 A selesainya kerja rele sangat singkat (20-100 ms),
Type : FB 4 Breaking Cap. : 18 kA
No. Seri : B44 401 041 yaitu tanpa penundaan waktu.
b). Rele arus lebih dengan karakteristik waktu
No. Peralatan Yang Kondisi Kondisi tertentu (Definite time).
Diperiksa Awal Akhir
1 Body & Isolator : Rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu
mekanik penggerak ialah jika jangka waktu mulai rele arus pick up
a. Kebersihan sampai selesainya kerja rele diperpanjang dengan
b. Bag. body yang lecet, Kotor Bersih
berkarat Tidak Ada Tidak Ada nilai tertentu dan tidak tergantung dari besarnya arus
c. Bag. bushing yang retak Tidak ada Tidak Ada yang menggerakan.
d. Mekanik penggerak Kotor Bersih

2 Pisau-Pisau Kontak c). Rele arus lebih dengan karakteristik waktu


a. Kebersihan Kotor Bersih terbalik (Inverse time).
b. Bag. Kontak PMS Kencang Kencang
(truck contacts) Rele dangan karakteristik waktu terbalik adalah jika
jangka waktu mulai rele arus pick up sampai
3 Percobaan ON/OFF Normal Normal
PMT selesainya kerja diperpanjang dengan besarnya nilai
yang berbanding terbalik dengan arus yang
menggerakkan.
5 PENUTUP BIODATA PENULIS
5.1 Kesimpulan
Andi Mahardi Hendrawan
Berdasarkan hasil kerja praktek di PT PLN
(L2F606005) lahir di Tegal pada
(Persero)APJ Semarang , dapat disimpulkan sebagai
tanggal 28 Mei 1988. Pertama
berikut:
kali menempuh pendidikan di
1. Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan SDN Tb. Luwung 2, kemudian
listrik yang berfungsi sebagai pengendali,
melanjutkan studinya ke SLTPN
penghubung dan pelindung serta membagi tenaga
1 Adiwerna pada tahun 1999. Setelah lulus penulis
listrik dari sumber tenaga listrik.
melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Slawi. Kini
2. Dalam kubikel terdapat berbagai macam peralatan penulis, sedang menempuh pendidikan Strata 1
listrik yang perlu dilakukan adanya pemeliharaan Jurusan Elektro di UNDIP dengan konsentrasi
agar fungsinya tetap pada keadaan standart-nya.
ketenagaan.
3.Pemeliharaan adalah upaya untuk
mempertahankan kondisi atau menjaga agar
peralatan menjadi tahan lama dan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah
terjadinya gangguan yang dapat menyebabkan
Semarang, Maret 2010
kerusakan.

5.2 SARAN
1. Sebaiknya kerja praktek dilakukan dengan
Mengetahui
sungguh-sungguh agar semua materi yang
Dosen Pembimbing
terdapat di lapangan dapat diserap dengan baik.
2.Sebaiknya saat kerja praktek, mahasiswa
menanyakan segala sesuatu yang tidak
dimengerti langsung kepada teknisi atau pegawai
yang telah berkompeten agar mendapat jawaban
yang tepat.
Ir. Agung Warsito, DHET
NIP. 131 668 485
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bonggas L. Tobing, “ Peralatan Tegangan Tinggi”,
Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
2003.
[2] Groupe Schneider Electric, “Training Manual 150
kV System”, Jakarta : Groupe Schneider
Electric, 1999.
[3] Groupe Schneider Electric, “Design, Operation
and Maintenace Electrical Substation”, Jakarta
: Groupe Schneider Electric, 1999.
[4] PT PLN, “Buku Petunjuk Operasi & Memelihara
Peralatan Untuk Pemutus Tenaga”, Jakarta : PT
PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa
Bagian Barat, 1993.
[5] www.google.com

Anda mungkin juga menyukai