Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN

HIPOTALAMUS-HIPOFISE-
GONAD

Oleh:
Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D
Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.
Mekanisme umpan balik pelepasan hormon
reproduksi pada hewan betina
Rangsangan luar
Cahaya, stress, visual, auditorius, perabaan,
olfaktoris, makanan, stimulasi uterus, fisik, dll Pertumbuhan saluran
reproduksi betina

hipotalamus Pertumbuhan estradiol


FSH folikel
Releasing factor

Neurohipofisis Adenohipofisis LH Ovulasi

Oxytocin
LTH
Corpus luteum ovarium

partus laktasi
progesteron

- Proliferasi uterus
- Kelangsungan kebuntingan
relaxin
 Sekresi gonadotropic hormon dari pituitaria anterioria
dikontrol oleh peptide-releasing hormone yang
diproduksi oleh neurosecretory cell di hypothalamus.

 Satu peptide, gonadotropic releasing hormone


(GnRH) menyebabkan pelepasan FSH dan LH.

 Sampai saat ini dianggap releasing agent yang terpisah


(FSH-releasing hormone dan LH-releasing homone)
mengatur pelepasan FSH dan LH dari pitutaria anterior.
 Dua macam hormon yang diproduksi oleh ovarium
adalah estrogen dan progesteron.

 Estrogen diproduksi oleh spesifik sel dalam folikel de


Graaf.

 Estrogen juga disebut female sex hormone.

 Estrogen yang paling penting (menurut jumlah dan


fisiologisnya) adalah estradiol.
Pengaruh kerja dari estrogen meliputi:

 Manifestasi mating behavior selama estrus,


 Perubahan siklus dalam saluran reproduksi betina,
 Perkembangan ductus mammary,
 Perkembangan karakteristik seksual sekunder.
 Progestin merupakan group hormon, dan bentuk
terpentingnya adalah progesteron. Diproduksi oleh
corpus luteum.

 Fungsi utama adalah:


– Menghambat sexual behavior,
– Memelihara kebuntingan melalui pencegahan
kontraksi uterus dan memacu perkembangan kelenjar
dalam endometrium,
– Memacu perkembangan alveolar pada mammary
gland.
 Aksi sinergis dari estrogen dan progesteron sangat
penting untuk perkembangan uterus dalam rangka
kebuntingan dan juga persiapan mammary gland untuk
laktasi.

 Aksi estrogen dan progesteron membantu mengatur


pelepasan gonadotrophin, dan aksinya melalui
hypothalamus dan pituitaria.
 Konsentrasi tinggi progestin atau kombinasi progestin
dan estrogen menghambat pelepasan FSH dan LH dari
pituitaria anterior (negative feedback control).

 Sekitar waktu estrus, ketika konsentrasi progesteron


rendah, konsentrasi estrogen yang tinggi memacu
pelepasan LH dan prolaktin (positive feedback control).

 Sebuah inhibin-like protein diproduksi oleh ovarium yang


secara spesifik menekan pelepasan FSH (bukan LH)
dari pituitaria anterior untuk membantu pengaturan
sekresi FSH.
 Relaxin merupakan hormon polipeptida yang diproduksi
oleh corpus luteum.

 Mekanisme pengontrolan produksi hormon ini belum


dipahami secara pasti, namun konsentrasi hormon ini
sangat tinggi pada selama kebuntingan.

 Hormon ini menyebabkan relaksasi dari ligamentun


pelvis dan perlunakan jaringan penghubung pada otot
uterus sehingga memungkinkan untuk pertumbuhan
fetus.
 Aksi sinergis hormon ini dengan estrogen,
mengakibatkan ekpansi lebih lanjut dari pelvis dan
perlunakan dari jaringan penghubung cervix sehingga
memungkinkan dilewati fetus selama proses persalinan.

 Oxytocin dilepaskan dari pituitaria posterior, diproduksi


oleh neurosecretory cells dalam hipothlamus.
 Setelah disintesis, oxytocin ditransportasikan oleh carrier
protein (neurophysins) sebagai secretory droplet
sepanjang serabut syaraf yang memanjang ke dalam
pituitaria posterior

 Stimulasi dari syaraf sensoris pada puting dan cervix


akan menyebabkan dilepaskannya oxytocin dari syaraf
dalam pitutaria posterior.
Mekanisme umpan balik pelepasan hormon reproduksi
pada hewan jantan
Hipothalamus

Adenohipofisis
Releasing factor

FSH LH

TESTES
Tubuli Sel-sel
Seminiferi Leydig
Testosteron

Spermatogenesis
Androgen binding protein
inhibin
sperma

Sel sertoli
 Dengan stimulasi LH, sel-sel Leydig pada testes akan
memproduksi androgen.

 Oleh karena itu pada hewan jantan LH disebut juga


ICSH (interstitial cell stimulating hormone).

 Jadi secara tidak langsung melalui kerja testosteron


yang dipengaruhi pelepasanya, LH menyebabkan
stimulasi sifat-sifat kelamin sekunder dan kelenjar-
kelenjar kelamin pelengkap.
 Androgen pada jantan dewasa dikenal sebagai
testosterone, yang merupakan male sex hormone.

Fungsi testosterone adalah:


• Perkembangan karakteristik seksual sekunder
• Memelihara saluran reproduksi jantan
• Ekspresi libido
• Fungsi kelenjar asesories
• Fungsi otot tunika dartos dalam skrotum
• Spermatocytogenesis
 Aksi berbalik arah (reciprocal) dari androgen dengan
gonadotropin sangat diperlukan untuk pengontrolan
fungsi reproduksi yang normal.

 Penghambatan mekanisme kontrol ini juga penting


karena berkaitan dengan penghambatan pelepasan FSH
dari pitutaria anterior.
Hormon-hormon reproduksi yang diproduksi oleh
Cortex Adrenal

 Cortex adrenal memproduksi 2 steroid hormon yang


berasosiasi dengan metabolisme mineral
(mineralocorticoid) dan metabolisme karbohidrat
(glucocorticoid).

 Glucocorticoid merupakan salah satu hormon cortisol,


dan diklasifikasikan sebagai anti-stress hormoneu
Peranan prostaglandin dalam reproduksi

 Prostaglandin merupakan active lipid dengan


arachidonid acid.

 Berdasarkan perbedaan struktur kimianya prostaglandin


diklasifikasikan dalam 2 group, yaitu
– Prostaglandin E (PGE)
– Prostaglandin F (PGF).
 Diantara kelompok Prostaglandin, PGF2α berkaitan
paling nyata pada proses reproduksi.

 PGF2α akan menyebabkan regresi corpus luteum dan


menstimulasi otot polos, sehingga fungsi pengontrolan
dari siklus estrus dapat berjalan secara normal, dan
dapat membantu transport ovum, sperma, dan proses
kelahiran.
Peranan pineal gland dalam reproduksi

 Pineal gland berlokasi dalam di atas hypothalamus,


dianggap sebagai kelenjar endokrin.
 Peranan atau fungsi kelenjar ini pada hewan ternak belum
diketahui secara mendalam.
 Dari kelenjar ini pada tikus dan hamster dapat diisolasi
melatonin.
 Melatonin diproduksi dari tryptophan (an amino acid)
Melatonin affects sleep, behaviour and brain electrical
activity.
 Thus the pineal body acts as a biological clock and as such
has an effect on the activities of the hypothalamus and it’s
production of releasing factors.

Anda mungkin juga menyukai