Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MANAJEMEN INVESTASI DAN PASAR MODAL

Dosen Pengampu :
Ali Sadikin, S.E., M.M.

Salsabila Oktavianca
1710312320069

KELAS A MANAJEMEN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2019
BAB 3

PASAR MODAL INDONESIA

Hampir seluruh negara di dunia ini memiliki pasar modal, kecuali bagi negara-negara -yang
masih berbenah dan belum mampu melepaskan diri dari persoalan ekonomi dan politik yang
begitu parah. Oleh karena itu, pasar modal yang ada di negara tersebut dianggap belum berjalan
dengan efektif. Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya kondisi politik dan
keamanan yang belum mencapai tingkat kestabilan, yang hingga sampai terjadi tanpa ada titik
penyelesaian yang dapat dicapai. Contoh negara saat ini terus-menerus yang mengalami kondisi
tersebut adalah Palestina, Myanmar, Rwanda, dan beberapa negara lainnya.
Keberadaan pasar modal di suatu negara dapat dijadikan besar kedinamisan bisnis di
negara yang bersangkutan dalam menggerakkan berbagai kebijakan ekonominya seperti
kebijakan fiskal dan moneter. Selanjutnya, dari kebijakan yang diterapkan tersebut kondisi
stimulus, bahkan keberlangsungan (suistainability) dapat diperoleh dengan efek yang jauh lebih
mampu untuk memberikan kontribusi positif pada penambahan pendapátan negara, terutama dari
segi pendapatan pajak (tax income).

PENGERTIAN PASAR MODAL

Pasar modal (capital market) adalah tempat bagi berbagai pihak (khususnya perusahaan) untuk
menjual saham (stock) dan obligasi (bond). Hasil dari penjualan tersebut nantinya akan
digunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan.
Joel G. Siegel dan Jae K. Shim' menyebutkan bahwa pasar modal adalah pusat
perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan. Sementara itu, menurut R.J. Shook2
pasar modal merupakan sebuah pasar tempat dana-dana modal, seperti ekuitas dan utang,
diperdagangkan.

SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA

Kehadiran pasar modal Indonesia disertai sejarah yang sangat panjang. Bursa di Indonesia
berdiri tahun 1912, lebih awal dari bursa Singapura yang baru lahir bulan Juni 1930 ketika 15
perusahaan efek membentuk The Singapore Stockbrokers Association untuk mengatur industri
efek di sana. Perkembangan bursa efek di Indonesia tidak terlepas dari pasang surutnya iklim
politik, ekonomi, dan keuangan negara ini. Aktivitas Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami
kemunduran di tahun 1940, ketika Belanda diserang dan diduduki oleh bangsa Jerman. Setelah
itu, BEI kembali muncul tahun 1952, namun sejak tahun 1958 seolah kembali menghilang. BEI
mulai bangkit kembali pada tanggal 10 Agustus 1977.
Pada tahun 1968 Bank Indonesia membentuk Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal yang
diketuai Gubernur Bank Indonesia. Tahun 1972 tim tersebut diganti dengan nama Badan
Pembina Pasar Uang dan Modal, dan masih diketuai oleh Gubernur Bank Indonesia. Pada
penghujung tahun 1976 badan inilah yang melahirkan Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Modal)
dan PT Persero Danareks
Sejak dibuka kembali pada tahun 1977 pasar modal diawasi dan dilaksanakan oleh
Bapepam, yaitu suatu badan yang berada di dalam lingkungan Departemen Keuangan. Selain
Bapepam, pelaku pasar modal adalah perusahaan-perusahaan efek, yang menjadi perantara
antara perusahaan yang membutuhkan dana (dikenal dengan istilah emiten) dan para pemilik
dana (disebut pemodal atau investor), akuntan, notaris, penasihat hukum serta para penilai, yang
menduduki posisi vital dalam konfigurasi pasar modal. Pada tahun 1970 terjadi perubahan fungsi
Bapepam dari Pembina menjadi pengawas.
Mulai tahun 1992 pengelolaan Bapepam diserahkan kepada pihak swasta, seperti yang
terjadi di seluruh dunia. Perkembangan pasar yang begitu cepat menghendaki adanya efisiensi
kerja serta bursa yang harus diotomatisasi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut kemudian melahirkan
Jakarta Automated Trading System (JATS), yang diperkuat dengan dukungan undang-undang di
tahun 1995.
Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal juga
mempunyai pengertian abstrak yang mempertemukan calon pemodal (investor) denganemiten
yang membutuhkan dana jangka panjang yang transferable (Suad Husnan, 1996). Peran yang
dilakukan óleh pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana, khususnya
yang ditujukan untuk pembiayaan jangka panjang, dari pemilik dana (lender) ke perusahaan yang
membutuhkan dana (borrower). Biasanya, dalam menjalankan aktivitasnya pasar modal
menggunakan jasa pialang dan underwriter.

PENGGABUNGAN BEJ DAN BES MENJADI BEI

Kebijakan untuk mengabungkan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES)
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) telah lama menjadi harapan pemerintah. Gagasan
penggabungan ini memiliki alasan-alasan logis untuk diterapkan, yaitu:

A. Pasar modal Indonesia termasuk yang tertinggal di bandingkan dengan bursa-bursa dari
negara lain (termasuk beberapa negara tetangga), baik dari nilai kapitalisasi, jumlah
emiten, produk investasi serta masih rendahnya kompetisi investor lokal yang ikut
bermain.

B. Keinginan untuk menciptakan pasar modal yang kuat dan mampu bersaing dengan bursa
lain di kawasan Asia.

C. Fonomena penggabungan berbagai bursa di seluruh dunia dengan dasar-dasar seperti


bertujuan untuk menciptakan efisiensi dan kesiapan dalam menghadapi persaingan
global.

D. Harapan Menteri Keuangan pada waktu itu, Sri Mulyani Indrawati, untuk menjadikan
BEI sebagai wadah yang dapat membangkitkan semangat, menciptakan, atau
menggunakan pasar saham atau pasar modal sebagai ajang membangun ekonomi
Indonesia yang lebih merata dan lebih baik, pada saat yang sama juga memberikan
manfaat langsung kepada masyarakat. Ketika hendak menggabungkan kedua bursa
tersebut, pemerintah menunjuk Lembaga Manajemen Universitas Indonesia (LMUI)
sebagai konsultan independen untuk melakukan studi kelayakan terhadap dampak positif
dan negatif yang akan terjadi jika kedua bursa tersebut digabungkan. Berdasarkan kajian
yang telah dilakukan, LMUI merekomendasikan tiga metode yang dapat dilakukan, yaitu:
a. ,merger
b. konsolidasi,
c. akuisisi

Melalui pertimbangan matang, pemerintah memilih untuk menggunakan rekomendasi


pertama, yaitu merger. Kebijakan penggabungan kedua bursa tersebut menimbulkan persoalan
yang sedikit menghambat, yaitu ketika BES tidak memberikan respons yang cepat. Baru pada
tanggal 11 Mei 2006 para pemegang saham menugaskan kepada dewan komisaris dan direksi
untuk memberikan berbagai pertimbangan serta kajian analisis berupa kelayakan (feasibility)
atau ketidaklayakan (infeasibility) dan sejauh mana dampak yang akan dihasilkan. Salah satu
dampak negatif yang akan dirasakan adalah:
a) BES harus membayar pesangon dan tunjangan kepada direksi dan komisaris atas
pengabdian yang diberikan. Hal tersebut wajar jika kita melihat peraturan dari Bapepam
nomor III.A.3 dan undang-undang ketenagakerjaan.

b) BES harus membayar gaji dan pesangon kepada para karyawan yang telah bekerja di
sana, serta adanya kemungkinan banyaknya karyawan yang harus mencari pekerjaan
ditempat yang lain.

c) Penggabungan kedua bursa akan menimbulkan dampak monopoli dalam pengambilan


keputusan.

Tabel 3.1
Nilai Kapitalisasi Beberapa Pasar Modal Tahun 2006

No Negara Nilai Kapitalisasi (dolar AS)


1 Indonesia 100 miliar
2 Malaysia 195 miliar
3 Thailand 148 miliar
4 Singapura 294 miliar
5 Korea 752 miliar
6 Hong Kong 1,213 triliun
Sebenarnya kebijakan penggabungan kedua bursa di Indonesia tersebut bukan hal baru karena
beberapa negara tetangga sudah terlbeih dahulu melakukannya. Hal tersebut dapat kita lihat pada
tabel penggabungan beberapa bursa di dunia yang sudah dilakukan.

No Uraian Tahun
1. Di Fhilipna,Kebijakan menggabungkan dua bursanya,yaitu Manila 1992
Stock Exchange dengan Makati Stock Exchange pada 1992
2. Di Eropa,Stock Exchange Of Paris, Amsterdam dan Brussels 2000
menggabungkan diri membentuk Euronext pada bulan September
2000
3. Kuala Lumpur Stock Exchange dengan Kuala Lumpur Options 2004
and Financial Future Exchange Pada tahun 2004

Ada beberapa manfaat yang dapat kita lihat dari penggabungan kedua bursa tersebut, yaitu:

1) Menyederhanakan biaya teknologi komputerisasi, yang dulunya dialokasikan untuk dua bursa
kini hanya satu bursa saja sehingga menjadi lebih efisien. Selain itu, kecanggihan dalam sistem
komputerisasi dapat ditingkatkan. Sistem perdagangan akan menggunakan single point of
contact dan satu jenis trading platform untuk semua jenis produk.
2) Mempermudah usaha-usaha yang sifatnya pengembangan produk investasi.
3) Bagi emiten terjadi penghematan biaya pencatatan tahunan.
4) Bagi para anggota bursa dan partisipan yang biasanya wajib membayar kepada dua bursa kini
cukup pada satu bursa saja, yaitu BEI.
5.)Menaikkan nilai capital gain karena jumlah emiten yang terlibat menjadi jauh lebih tinggi
(diperkirakan dari 334 menjadi 500 emiten).
6.)Investor akan lebih mudah untuk melakukan pilihan investasi saham atau fixed income
(pendapatan tetap seperti obligasi) dalam satu organisasi saja.
7.)Dapat meningkatkan efisiensi kerja, baik operasional maupun investasi serta menurunkan
beban kerja.
9) Terciptanya efisiensi dan efektivitas bursa yang lebih terintegrasi, baik dari sistem
perdangangan maupun regulasinya.

Tabel 3.3

Manfaat Ekonomis Penggabungan BES dan BEJ


Sinergi
Efisiensi biaya I. -pengurangan biaya teknologi informasi
II. -pengurangan beberapa biaya SDM
yang memiliki fungsi yang sama
Peningkatan pendapatan Peningkatan pendapatan jasa transaksi
perdagangan
Optimalisasi permodalan Peningkatan sumber daya tanpa perubahan
struktur modal
Gambar 3.1
Logo Bursa Efek Indonesia

Tujuan utama penggabungan kedua bursa tersebut adalah untuk memperkuat pasar modal
Indonesia yang oleh berbagai pihak saat ini dinilai tergolong lemah dibandingkan beberapa pasar
modal beberapa negara tetangga, seperti dalam persoalan kapitalisasi (lihat tabel nilai
kapitalisasibeberapa pasar modal tahun 2006).
Oleh karenanya penggabungan ini diharapkan dapat memperkuat struktur pasar modal
dan posisi tawar Indonesia dalam kancah bisnis internasional, maka penggabungan kedua bursa
tersebut dianggap sebagai langkah yang sangat tepat.

ALAMAT BURSA EFEK INDONESIA


BURSA EFEK INDONESIA

Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta

Telp. 021 5150515, Ext. 4300, 4302, 4315

Fax: 021 5150330

Website: www.bei.co.id

PENGERTIAN GO PUBLIC
Go public artinya suatu perusahaan telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik
dan siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka. Menurut Tandelilin go public atau penawaran
umum merupakan kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual sekuritas kepada masyarakat,
berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Tahap
paling awal bagi perusahaan yang akan go public biasanya disebut penawaran saham perdana
atau initial public offering-IPO
KEUNTUNGAN GO PUBLIC

Pada saat suatu perusahaan memutuskan untuk go public, tentu ada keuntungan atau sisi positif
yang akan diperoleh, baik bagi internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Beberapa
keuntungan bagi perusahaan yang go public adalah:
a. Mampu meningkatkan likuiditas perusahaan.
b. Memberi kesempatan untuk melakukan diversifikasi.
c. Memberi pengaruh pada nilai perusahaaan.
d. Memberi kesempatan kepada publik untuk dapat menilai perusahaan secara lebih transparan.

Tabel 3.4
Perolehan Dana Emiten melalui Pasar modal 2002-2007 ( Triliun Rupiah )
Pilihan 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Pendanaan
Saham 1,16 9,5 2,14 3,54 3,01 18,11
Right Issue 7,31 4,49 2,96 10,36 9,76 28,56
Obligasi 6,15 25,51 19,17 8,25 11,45 30,075
Korporasi
Total 14,62 39,50 24,27 22,15 24,22 76,745

UNDERWRITER

Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap perusahaan yang akan menerbitkan sahamnya di
pasar modal. Dalam praktiknya, underwriter akan membantu suatu sindikasi penjaminan yang
terdiri dari beberapa underwriter dengan porsi penjaminan yang berbeda-beda. Pihak dengan
porsi penjaminan terbesar umumnya adalah para penjamin pelaksana atas emisi tersebut.
Sebagai contoh, PT Abadi Mulya memutuskan untuk go public atau menjual sahamnya
kepada publik. PT Bank Mandiri yang menjadi penjamin emisinya menyatakan bahwa PT Abadi
Mulya layak untuk go public. Reputasi sebuah underwriter menjadi hal yang penting dalam
menyatakan sebuah perusahaan layak atau tidak untuk dijamin go public. Jika perusahaan
sebenarnya tidak layak go public maka pada menanggung akibatnya. Lebih jauh lagi, akibat yang
ditimbulkan yaitu menurunnya reputasi perusahaan di mata publik. Sebaliknya, jika perusahaan
memiliki citra baik atau mengalami kesuksesan, reputasi underwriter juga akan ikut meningkat.
Sementara itu, keuntungan underwriter dalam bentuk fee telah dijelaskan dalam kontrak awal.
Biasanya, untuk menyatakan layak atau tidaknya sebuah perusahaan untuk dijamin akan
diputuskan dengan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan, karena pernyataan tersebut akan
berdampak jauh di kemudian hari, baik dari segi finansial maupun nonfinansial. Perusahaan
underwriter telah menempatkan beberapa pakar analis investasi (investment analysis) agar
rekomendasi yang diberikan mampu menyatakan kelayakan atau ketidaklayakan emiten yang
bersangkutan. Analis investasi dapat berasal dari perusahaan underwriter yang bersangkutan dan
kadangkala ditambah dengan tenaga konsultan yang juga memiliki reputasi baik.
Hendy M. Fakhruddin12 menyatakan "Wujud kerja emiten adalah berupa kontrak penjaminan
emisi lengkap dengan berbagai hak dan kewajiban masing-masing pihak." Lebih jauh Hendy M.
Fakhruddin13 menyampaikan bahwa kontrak tersebut memiliki dua bentuk sistem penjaminan:
1. Agen best effort, berarti penjaminan emisi hanya sebatas pada saham yang terjual saja.
2. Full commitment, berarti penjamin emisi menjamin penjualan seluruh saham yang ditawarkan.
Bila ada yang tidak terjual, maka penjamin emisi yang membelinya.

Jika emiten yang dijamin dianggap memberatkan underwriter atau underwriter tidak mampu
untuk melakukannya sendiri, maka penjaminan dapat dilakukan dengan membentuk suatu
sindikasi penjaminan.Melalui pembentukan sindikasi jaminan ini diharapkan risiko yang akan
ditanggung dapat terbagi, serta penguatan analisa juga menjadi jauh lebih maksimal.

KONSULTAN HUKUM DAN NOTARIS

Pendapat dari konsultan hukum memiliki pengaruh besar dalam memunculkan kepercayaan para
investor terhadap emiten. Pendapat konsultan hukum ini dikenal dengan istilah legal opinion.
Jika pandangan para konsultan hukum menyatakan bahwa ada persoalan hukum yang timbul
pada emiten, maka legal opinion tersebut mampu memberi sinyal negatif kepada investor,
sehingga minat mereka terhadap saham perusahaan akan turun, begitu pula sebaliknya. Pendapat
konsultan hukum mencakup hasil pemeriksaan atas:

1. Anggaran dasar emiten beserta perubahannya.


2. Izin usaha emiten. Bukti pemilikan/penguasaan harta kekayaan emiten.
3.Perikatan oleh emiten dengan pihak lain.
4.Perkara, baik perdata maupun pidana, yang berkaitan dengan emiten dan pribadi pengurus
kepribadian.

AUDITOR PENJAMIN EMISI

Auditor penjamin emisi adalah kantor akuntan publik (KAP) yang telah ditunjuk dan
menyatakan bahwa perusahaan tersebut layak untuk go public. Pernyataan KAP sangat
dipengaruhi oleh segi kelayakan pada laporan keuangan dan hasil audit lainnya, yang secara
aturan dan prosedural dapat dinyatakan telah memenuhi syarat untuk go public. Dalam hal ini
reputasi seorang auditor juga dipertaruhkan karena jika suatu saat perusahaan yang dijamin
tersebut bermasalah pada laporan keuangannya, maka auditor beserta KAP tersebut yang akan
mengalami efek negatifnya, seperti turunnya reputasi yang dimiliki.

OTORITAS JASA
KEUANGAN (OIK)

BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)
PERANAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Jika sebelumnya aktivitas pasar modal diawasi oleh BAPEPAM - LK, maka saat ini wewenang
untuk mengawasi pasar modal telah dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pada dasarnya,
pembentukan OJK bertujuan untuk membangun pasar modal yang lebih kuat dan kompetitif.
Dasar aturan pembentukan OJK mengacu pada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011.

Dalam melaksanakan fungsinya, OJK sangat independen tanpa ada intervensi dari pihak mana
pun. Di bawah pengawasan OJK, diharapkan BEI dapat tumbuh dan berkembang menjadi pasar
modal yang kuat di masa yang akan datang.

TAHAPAN DALAM MENCATATKAN SAHAM DI BEI

Perusahaan yang ingin agar sahamnya terdaftar (listing) di BEI diharuskan untuk mematuhi
aturan serta prosedur yang berlaku, sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan. Tahapan yang
ditempuh emiten hingga listing di BEI adalah:

1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa dan kemudian BEI akan mengevaluasi
permohonan tesebut apakah telah sesuai dengan ketentuan pencatatan di bursa. Selanjutnya,
calon emiten melakukan presentasi seputar kinerja perusahaannya

2. Jika dinilai memenuhi syarat, BEI akan memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan yang
dikenal dengan istilah perjanjian pendahuluan.

3. Selanjutnya calon emiten mengajukan pernyataan pendaftaran ke OJK.

4. Apabila telah mendapatkan pernyataan Efektif dari OJK, maka calon emiten melakukan
penawaran saham perdana atau IPO.

5. Emiten membayar biaya pencatatan.

6. Emiten telah tercatat di BEI, kemudian BEI mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa.

Tahap-tahap tersebut menyebabkan setiap perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya


di bursa menjadi lebih selektif dan hati-hati, selain itu pihak bursa juga menjadi tidak gegabah
dalam menerima siapa saja calon-calon yang dianggap layak dan tidak layak. Berdasarkan
berbagai kasus yang terjadi, ada beberapa perusahaan yang sebenarnya tidak layak untuk go
public namun berusaha untuk listing di bursa dan tidak lama kemudian harus dikeluarkan.
Penyebabnya dapat dikarenakan kinerja keuangan yang dihasilkan terlihat lemah. Oleh
karenanya, persyaratan yang dibuat ditujukan agar para calon emiten benar-benar siap untuk
listing di BEI
Perlu diingat bahwa terdapat kemungkinan syarat-syarat ini menjadi jauh lebih kompleks
dan banyak, dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat kehati-hatian lembaga bursa terhadap
masuknya calon emiten yang kurang baik. Masuknya calon emiten-emiten tersebut akan
berdampak pada lemahnya pengawasan di pasar modal Indonesia di kemudian hari.
Kita ingin menjadikan Bursa BEI sebagai lembaga penghimpun modal yang disegani di mata
internasional dan menjunjung tinggi konsep indenpendensi. Hal tersebut ditegaskan dalam
Ketetapan Majelis Permusyarawatan Rakyat No. IV Tahun 1999 (TAP MPR), BAB IV mengenai
Kebijaksanaan Ekonomi, Butir 8 yang menegaskan bahwa arah kebijakan ekonomi pemerintah
Indonesia adalah termasuk pula di dalamnya upaya untuk mengembangkan pasar modal yang
sehat, transparan, efisien, dan meningkatkan penerapan peraturan perundangan sesuai dengan
standar internasional dan diawasi oleh lembaga independen.7 Dengan mengedepankan
independensi yang penuh berarti pihak OJK dan BEI mampu melaksanakan aktivitasnya tanpa
gangguan dari pihak mana pun, termasuk tekanan dari para politisi. Hal tersebut dikarenakan
salah satu tanggungjawab lembaga pasar modal adalah melindungi dan menjamin para investor
untuk berada dalam posisi yang aman dan terlindungi dalam berinvestasi di pasar modal
Indonesia,18 contohnya seperti Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika Serikat
yang menyatakan bahwa "We are the advocate of the investors."

REKSA DANA

Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi dalam bidang investasi keuangan
(financial investment). Definisi reksa dana adalah sebuah lembaga investasi yang dipakai untuk
mereka yang tertarik pada investasi saham dan obligasi namun memiliki kelemahan ilmu dalam
bidang investasi keuangan, sehingga dana tersebut dapat dipercayakan kepada lembaga reksa
dana untuk dikelola dan diberikan keuntungan sesuai dengan besarnya porsi dana yang
disetorkan, serta mengikuti dan menandatangani persyaratan administrasi sesuai dengan yang
disepakati.
Menurut Farid dan Siswanto, 20 berdasarkan jenis investasinya reksa dana dapat
dibedakan menjadi:

1. Reksa dana pasar uang yang hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan
jatuh tempo kurang dari satu tahun

2. Reksa dana pendapatan tetap, yaitu reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari aktivanya dalam obligasi dengan bunga tetap, dan bukan pada
obligasi yang berbunga mengambang (floating rate bond).

3. Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80%
dari aktiva dalam efek berbentuk ekuitas

4. Reksa dana campuran, yaitu melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan
utang atau obligasi, dengan tidak menggunakan perbandingan seperti yang disebutkan
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai