Anda di halaman 1dari 11

Mar

17

Evaluasi Tablet dan Evaluasi Granul

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan
tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul,
maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti
slugging dan granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga embentukan granul dengan
peralatan terkini seperti spray dry dan freeze dry. Granulasi peleburan atau hot melt granulation
merupakan metode pembentukan dispersi padat berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang
melebur di atas suhu kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk membentuk granul
dengan bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan penyalutan dan/ atau
Pembentukan matriks sediaan pelepasan dimodifikasi (modified release drug). Keunggulan dari
granulasi peleburan ini adalah tidak membutuhkan bahan pelarut, tidak memerlukan proses
pengeringan, dan prosesnya berlangsung cepat serta bersih
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab
dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak
mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah
sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis
dibanding sediaan yang lain.
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang
mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan pengisi, bahan
pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan yang
digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat dalam
keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan serangkaian evaluasi
atau pengujian terhadap sediaan tersebut. Karena sebagian besar diantara kita tidak mengetahui
karakteristik tablet yang kita gunakan. Untuk itu beberapa parameter-parameter uji sediaan
tablet perlu untuk diketahui.
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
b. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
c. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
e. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
g. Bebas dari kerusakan fisik.
h. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.
i. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
j. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi
kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya
disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan
terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
 Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel
yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi
massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat
aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian masa basah tersebut digranulasi.
 Granulasi kering, yaitu di cetak, kemudian di saring bongkahannya menjadi granul, ditambahkan
fase luar, setelah itu di cetak kembali menjadi tablet.
 Kempa langsung, yaitu dikempa langsung atau dicetak langsung. Dibuat dengan cara
pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan
baja

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari granul?
2. Apa definisi dari tablet?
3. Bagaimana cara melakukan evaluasi granul dan tablet?
4. Bagaimana alat dan metode yang digunakan pada evaluasi granul dan tablet?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui parameter yang dilakukan untuk evaluasi tablet.
2. Dapat mengetahui parameter yang dilakukan untuk evaluasi granul.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Evaluasi Granul


Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah granulometri, BJ, kadar
pemampatan, metode alir, kompresibilitas dan kelembaban.
2.1.1 Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran
granul). Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai
ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh
yang makin kecil.
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan
ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika
ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva
distribusi normal.
2.1.2 Bobot Jenis
a. Bobot jenis sejati
BJ sejati dapat dilakukan dengan menggunakan alat piknometer, yaitu dengan cara ditimbang
bobot piknometer kosong, masukka 1 gram granul pada piknometer yang telah ditimbang tadi,
kemudian masukkan 1 gram granul dan cairan pendispersi pada piknometer yang kedua, dan
berikutnya masukkan cairan pendispersi pada piknometer ketiga, catat hasil yang diperoleh
kedalam rumus sebagai berikut :
Bj = (B – a) x Bj cairan pendispersi
(B+d)–(a+c)
a = Bobot piknometer kosong
B = Bobot piknometer 1 gram granul
c = Bobot piknometer 1 gram granul dan cairan pendispersi
d = Bobot piknometer cairan pendispersi.
b. Bobot jenis nyata
BJ nyata dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu gelas ukur, dengan cara ditimbang
bobot granul, misalnya 50 gram dimasukkan kedalam gelas ukur. Kemudian dimasukkan
kedalam rumus sebagai berikut :
P= W
V
W = Bobot granul setelah ditimbang
V = Volume granul tanpa pemampatan
c. Obat jenis nyata setelah pemampatan
BJ mampat dapat dilakukan dengan alat gelas ukur, dengan cara ditimbang bobot ganul yang
akan dilakukan evaluasi, kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur, dan lihat volume granul
setelah dilakukan 500 kali katuk pada gelas ukur tersebut. Dengan rumus sebagai berikut :
Pn = W
Vn
W = Bobot granul setelah ditimbang
Vn = Bobot granul setelah dilakukan pemampatan
2.1.3 Kadar Pemampatan
%T = Vo – V500 dikali 100%
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V500 = Volume setelah pemampatan 500 x
%T < 20 atau ^V<20 m granul memiliki aliran yang baik
Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran. Alat dan metode nya hampir sama
seperti pada saat melakukan BJ mampat.

2.1.4 Aliran
a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai.
Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :
 cara bebas
 cara tidak bebas (paksa) digetarkan
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu.
Awalnya granul ditimbang, berat granul dicatat sebagai m. Lalu granul tersebut dialirkan melalui
corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Waktu yang diperlukan granul untuk melewati
corong dicatat sebagai t.
b. Metode sudut istirahat (α)
Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian tampung granul di atas kertas
grafik. Hitung α. Jika α
Α Sifat alir
25 – 30 sangat mudah mengalir
30 – 40 mudah mengalir
40 – 45 mengalir
>45 kurang mengalir
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu.
Kemudian granul dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Gundukan
yang tertampung lalu diukur tinggi (dicatat sebagai h) dan diameternya (dicatat sebagai d).
Sudut diam dapat ditentukan dengan menggunakan peralatan sederhana yaitu menuangkan sampel
melalui corong kemudian mengukur sudut yang terbentuk (). Jadi sudut diam adalah sudut yang
terbentuk oleh serbuk pada permukaan horizontal. Biasanya sudut diamyang dibentuk oleh serbuk
farmasetik berkisar antara 20o-40o, dan secara umum serbuk semakin rendah sudut diam maka serbuk
semakin baik sifat alirnya (free flowing)
2.1.5 Kompresibilitas
Merupakan pengukuran persen kemampatan. Pada uji ini menggunakan gelas ukur bervolume
besar, kemudian seluruh granul dimasukkan ke dalam gelas ukur. Tinggi awal granul dicatat,
kemudian gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 500 kali ketukan dengan kecepatan konstan.
Tingginya lulu diukur lagi dan dicatat Diukur persen (%) kemampatan (K) dengan rumus :

% K = BJ mampat – Bj nyata x 100%


Bj mampat
Penafsiran hasil: Jika % K:
5-10% : aliran sangat baik
11-20% : aliran cukup baik
21-25% : aliran cukup
>26% : aliran buruk

2.1.6 Uji Kadar Air


Susut pengeringan diukur dengan alat Moisture Balance. Kadar air yang baik untuk granul tablet
adalah 2 – 5 %. Atau menggunakan oven ( gravimetri ).
2.1.7 Sieve Shaker

100 g granul diletakkan di atas ayakan yang telah tersusun dan di tara -> mulai dari ayakan mesh 20
sampai mesh 100. Setelah pengujian selesai, masing-masing ayakan ditimbang kembali dan dihitung
distribusi granul pada tiap ayakan (%).

Distribusi partikel

Distribusi mesh (%)


partikel
> 500µm 20 15.2
500-250 40 25.7
250-180 60 53.5
< 180 80 dan 100 5.6

2.2 Evaluasi Tablet


Beberapa parameter uji sediaan tablet diantaranya adalah uji keseragaman bobot, uji
kekerasan, uji kerapuhan (friabilitas), uji disolusi, dan uji waktu hancur. Berikut ini ulasan dari
beberapa uji tersebut di atas.
2.2.1 Keseragaman Bobot
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu
keseragaman bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan
mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung dua atau lebih zat aktif.
Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul lunak berisi cairan atau
pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari
bobot, satuan sediaan. Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan padat
(termasuk sediaan padat steril) tanpa mengandung zat aktif atau inaktif yang ditambahkan, yang
telah dibuat dari larutan asli dan dikeringkan dengan cara pembekuan dalam wadah akhir dan
pada etiket dicantumkan cara penyiapan ini.
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai
berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot rata – rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing – masing bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya
lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak
mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang
lebih besar dari bobot rata – rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata – rata yang ditetapkan kolom B.
Penyimpanan bobot rata-rata (%)
Bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15 % 30%
26 mg s/d 150 mg 10 % 20 %
151 s/d 300 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10 %
Untuk penetapan keseragaman sediaan dengan cara keseragaman bobot, pilih tidak kurang
dari 30 satuan, dan lakukan sebagai berikut untuk sediaan yang dimaksud. Untuk tablet tidak
bersalut, timbang saksama 10 tablet, satu per satu, dan hitung bobot rata-rata. Dari hasil
penetapan kadar, yang diperoleh seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, hitung
jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan anggapan zat aktif terdistribusi
homogen.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman dosis
dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang
ditetapkan dari cara keseragaman bobot atau dalam keseragaman kandungan terletak antara
85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau
sama dengan 6,0%.
Jika 1 satuan terletak di luar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket
dan tidak ada satuan terletak antara rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket,
atau jika simpangan baku relatif lebih besar dari 6,0% atau jika kedua kondisi tidak dipenuhi,
lakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30
terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan
yang terletak di luar rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan
baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8%.
2.2.2 Uji Kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan
kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter
tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari
berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa
digunakan adalah hardness tester. Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan
tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet
selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari
tekanan pengempaan.
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kekerasan tablet diantaranya Monsanto tester,
Pfizer tester, dan Strong cobb hardness tester. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan
tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai
ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan akan
meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang keras memiliki waktu hancur yang
lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang rendah, namun tidak selamanya demikian. Pada
umumnya tablet yang baik dinyatakan mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak
mutlak, artinya kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Kekerasan
tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak melebihi batas
yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi
dan lebih sulit penanganannya pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih
besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih memenuhi persyaratan waktu
hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan. Uji kekerasan dilakukan dengan
mengambil masing-masing 10 tablet dari tiap batch, yang kemudian diukur kekerasannya dengan
alat pengukur kekerasan tablet. Persyaratan untuk tablet lepas terkendali non swellable adalah
10-20 kg/cm2.
2.2.3 Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet
Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan
tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan
diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet
selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat
diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit.
Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan dari debunya dan
ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator, dan
diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran per
menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan
seksama. Kemudian dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan.
Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1% . Uji kerapuhan berhubungan dengan
kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar harga
persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi
akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Tablet dengan
konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil), adanya kehilangan massa akibat
rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses
pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak
diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu
besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari
ketiga uji yang telah dilakukan.
2.2.4 Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera
dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan
bahwa tablet harus dikunyah. Ada dua jenis alat yang dapat digunakan untuk uji disolusi, untuk
uji disolusi tablet parasetamol digunakan alat jenis 2 dengan kecepatan 50 rpm selama 30 menit.
Uji kesesuaian alat dilakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis diintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi. Alat
dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang
tertera dalam sertifikat dari Kalibrator yang bersangkutan. Untuk media disolusi digunakan 900
mL larutan dapar fosfat pH 5,8. Kemudian lakukan penetapan jumlah parasetamol yang terlarut
dengan mengukur serapan filtrat larutan uji dan larutan baku pembanding parasetamol BPFI
dalam media yang sama pada panjang gelombang maksimum 243 nm. Dalam waktu 30 menit
harus larut tidak kurang dari 80 % parasetamol dari jumlah yang tertera pada etiket.
2.2.5 Waktu Hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi
granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah
alat uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester, yang berbentuk keranjang, mempunyai
6 tube plastik yang terbuka dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi dengan
ayakan/screen no.10 mesh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu sediaan tablet yaitu sifat fisik granul,
kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul. Penambahan tekanan pada waktu penabletan
menyebabkan penurunan porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya
kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga
memperpanjang waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet bersalut tidak
> 15 menit.
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube, ditutup dengan
penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37° C. Dalam
monografi yang lain disebutkan mediumnya merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid).
Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Persyaratan waktu hancur
untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut
nonenterik kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam
waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam medium basa.
Untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing
monografi. Untuk tablet parasetamol tidak bersalut pengujian dilakukan dengan memasukkan 1
tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan
jalankan alat, gunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan
cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam
monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1
tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak
kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

2.2.6 Keseragaman Ukuran


Dilakukan pengukuran terhadap 20 tablet : diameter dan tebal tablet menggunakan jangka
sorong.
2.2.7 Uji keregasan tablet
Keregasan tablet dapat ditentukan dengan menggunakan alat friabilator. Pengujian
dilakukan pada kecepatan 25 rpm, tablet dijatuhkan sejauh 6 inci pada setiap putaran, dijalankan
sebanyak 100 putaran. Tablet ditimbang sebelum dan sesudah diputar, kehilangan berat yang
dibenarkan yaitu lebih kecil dari 0,5% sampai 1% (Lachman, dkk, 1994).

Anda mungkin juga menyukai