Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ma'mar telah menceritakan kepada kami
Rauh bin 'Ubadah telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Al Akhnas dari 'Amru bin
Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Ibn Muhayyishah kecil terbunuh di pintu gerbang
Khaibar, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Datangkan dua orang saksi
atas siapa yang membunuhnya, maka aku akan menyerahkannya kepada kalian dengan tali
yang mengikatnya." Seseorang berkata; "Wahai Rasulullah, dari mana aku mendapatkan dua
orang saksi, sesungguhnya dia terbunuh di pintu gerbang mereka." Beliau bersabda: "Kalian
bersumpah lima puluh kali sumpah." Dia berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana aku
bersumpah atas apa yang tidak aku ketahui?" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Kita minta lima puluh orang dari mereka untuk bersumpah, " Dia
berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana kita minta mereka bersumpah sedangkan mereka
adalah orang-orang Yahudi?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagi diyat di antara
mereka dan membantu mereka setengahnya. (H.R An Nasa’I No 4641)
Telah mengabarkan kepada kami Suwaid bin Nashr telah menceritakan kepada kami Abdullah
bin Al Mubarak dari Hammad bin Salamah dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Abu
Al Mundzir, budak Abu Dzar yang sudah dimerdekakan, dari Abu Umayyah Al Makhzumi
bahwa dihadapkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorang pencuri yang
memberikan sebuah pengakuan, padahal tidak didapatkan barang bersamanya. Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Saya kira engkau tidak
mencuri." Kemudian orang tersebut mengatakan; "Benar (saya mencuri). Beliau bersabda:
"Bawalah orang ini dan potonglah tangannya." Kemudian mereka memotongnya lalu
dihadapkan kembali kepada beliau. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda kepadanya: "Katakanlah, saya meminta ampun kepada Allah dan bertaubat
kepadaNya." Maka orang tersebut mengatakan; "Saya meminta ampun kepada Allah dan
bertaubat kepadaNya." Beliau bersabda: "Ya Allah, terimalah taubatnya." (H.R An Nasa’i No
4794)
ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن َع ْب ِدَ قٍ ار ب ُْن ُرزَ ْي َ ب َقا َل َحدَّثَنَا
ُ ع َّم ِ أ َ ْخ َب َرنَا أَبُو َب ْك ِر ب ُْن ِإ ْس َحقَ َقا َل َحدَّثَنَا أَبُو ْال َج َّوا
ت ْ س َر َق
َ ت ْ شةَ َقا َل َ ع ْر َوة َ َع ْن
َ ِعائ ُ ع ْن َ ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ُم ْس ِل ٍم َ َع ْن ِإ ْس َم ِعي َل ب ِْن أ ُ َميَّة
َ الر ْح َم ِن ب ِْن أ َ ِبي َل ْيلَى
َّ
سلَّ َم فَقَالُوا َم ْن يُ َك ِل ُمهُ فِي َها قَالُوا
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى ُّ ي ِب َها النَّ ِب ُ ٍ ْام َرأَة ٌ ِم ْن قُ َري ٍْش ِم ْن َبنِي َم ْخ ُز
َ َُّللا َ ي َ وم فَأ ِت
ف ت َ َر ُكوهُ َو ِإذَا
ُ ش ِري َّ س َرقَ فِي ِه ْم ال َ ُأ
َ سا َمةُ ب ُْن زَ ْي ٍد فَأَتَاهُ فَ َكلَّ َمهُ فَزَ بَ َرهُ َوقَا َل ِإ َّن َبنِي ِإس َْرائِي َل َكانُوا ِإذَا
َ َت لَق
ط ْعت ُ َها ْ َس َرق
َ ت ُم َح َّم ٍد ِ َطعُوهُ َوالَّذِي نَ ْفسِي ِبيَ ِد ِه لَ ْو أ َ َّن ف
َ اط َمةَ ِب ْن ِ س َرقَ ْال َو
َ ضي ُع َق َ
Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakar bin Ishaq, dia berkata; telah menceritakan
kepada kami Abu Al Jawwab, dia berkata; telah menceritakan kepada kami 'Ammar bin Ruzaiq
dari Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Laila dari Isma'il bin Umayyah dari Muhammad
bin Muslim dari 'Urwah dari Aisyah, dia berkata; "Ada seorang wanita dari suku Quraisy dari
Bani Makhzum mencuri lalu dihadapkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian
mereka berkata; "Siapakah yang berbicara kepada beliau mengenainya? Yang lainnya
mengatakan; "Usamah bin Zaid." Kemudian Usamah datang dan berbicara kepada beliau.
Kemudian beliau menghardiknya seraya bersabda: "Sesungguhnya Bani Isroil, apabila ada
orang mulia di antara mereka mencuri maka mereka membiarkannya sedang apabila ada orang
yang rendah di antara mereka mencuri, mereka menegakkan hukuman atasnya. Demi Allah,
apabila Fathimah binti Muhammad mencuri niscaya saya potong tangannya." (H. R An Nasa’i
no 4816)
Sedangkan tentang hadis-hadis siyasah, bias dilihat terlebih dahulu pada judul-judul bab,
bahwasanya tidak ada pembahasan mengenai siyasah. Telah kita ketahui bahwasanya metode
penyusunan Sunan An Nasa’i adalah menggunakan metode sunan, yaitu mengelompokkan
hadis-hadis yang berisikan satu tema tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan di atas, kita mendapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Imam An Nasa’i adalah ulama dalam ilmu hadist yang terkemuka disamping Bukhari dan
Muslim, beliau adalah ulama yang kuat hafalannya, dan juga mempunyai akhlak yang baik dan
kapasitas intelektual yang tinggi pula. Telah diakui keutamaan dan keahlian, dan
kepemimpinannya dalam bidang ilmu hadits oleh murid – murid beliau dan ulama – ulama lain
yang datang sesudah generasi murid – muridnya.
2. Spesialisasi keilmuan Imam al-Nasa’i tampak pada fiqhu al hadis, ilmu rijalul-hadis ‘illat hadis
dan jarah wa al-ta’dil. Untuk spesialsasi jarah dan ta’dil agaknya menjadi semacan referensi bagi
ulama muhadditsin sesudah generasi Imam al-Nasai. Pandangan fiqh Imam al-Nasa’i seperi di
sorot oleh Ibnu al-Asir al-Jazari dalam kitabnya Jami’ al-Ushul cenderung pada aliran
syafi’iyyah. Berlatar belakang keahlian hadis (riwayah yang didukung oleh perangkat kritik
hadis itu maka al-Jahabi memberi gelar kebesaran Abu Abd. Rahman al-Nasai dengan “al-
Imam”, “al-Hafidz” dan “Syaikhul Islam”.
3. Imam an-Nasa’i adalah ulama yang sangat produktif baik dalam bidang ilmu hadis, dan Fiqh.
‘Ajaj al-Khatib menyebutkan dalam bukunya “Ushul al-Hadis” bahwa imam al-Nasa’i
mengarang lebih kurag 15 kitab dalam bidang ilmu hadis. Beliau adalah pakar ilmu hadis,
ilmu jarh wa ta’dil , ilmu ‘ilalul hadis, serta ilm fiqh.
4. Metode yang digunakan dalam penyusunan kitab ini adalah metode sunan. Hal ini terlihat jelas
dari penamaan kitabnya, yaituSunan An-Nasa’i. Kata sunan merupakan bentuk jamak
dari sunnahyang pengertiannya sama dengan hadist. Sementara yang dimaksud dengan
metode sunan disini adalah metode penyusunan kitab hadist berdasarkan klasifikasi hukum
Islam (abwab al-fiqhiyah) dan hanya mencantumkan hadist-hadist yang bersumber dari Nabi
Muhammad SAW saja.
5. Dalam Sunan An Nasa’i, sebagian besar membahas masalah ibadah, hanya terdapat 2 kitab yang
membahas tentang jinayah yaitu kitab qasamah dan kitab qat’u sariq, dan dalam kitab ini tidak
terdapat pembahasan tentang siyasah (politik islam).
Daftar Pustaka
E.J Brill. The Encyclopedia Of Islam, New Edition, Volume VII. Leiden: Newyork.
Printed in The Netherland. 1993
Muhammad bin Alwi al-Malaiki al Hasani,al-Qawaid al-Asasiyah fi ‘ilm musthalah al-
Hadist, (Jakarta,Syirkah Dinamika Berkah Utama,1397
Muhammad Muhammad Abu Zuhu, al-hadits wal muhadditsun aw “inayah al-Ummah
al- Islamiyyahbi al-sunnah al-Nabawiyyah (Dar al-kitab al-“Arabi, 1984)
Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. Pustaka al-
Kautsar,2008
Ahmad bin Syu’aib Abu abdirrohman An nas’i, Kitab as Sunan an Nas’i /Kitab Al
Mujtaba
[2] Syaik Ahmad Farid, 60 Biografi ulama Salaf. Jakarta, Pustaka al-Kautsar, 2006. Hlm 578
[5] IAIN SUKA Yogya, Studi Kitab Hadits.( Yogyakarta: Teras, 2009). hlm 134
[6] E.J Brill. The Encyclopedia Of Islam. Netherland. 1993 hlm 969
[7] Muhammad Muhammad Abu Zuhu, al-hadits wal muhadditsun aw “inayah al-Ummah al- Islamiyyahbi al-sunnah
al-Nabawiyyah (Dar al-kitab al-“Arabi, 1984) hlm.358
[8] IAIN SUKA Yogya, Studi Kitab Hadits.( Yogyakarta: Teras, 2009) hlm 134
[9] Ibid., hlm 135
[10] Ibid., hlm 136
[11] Ibid., hlm 136
[14] Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, terj.Khoirul Amru Harahab dan
Ahmad Fauzan (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2008) hlm. 354
[15] Abdurrohman, Studi Kitab Hadits. (Yogyakarta:2003) hlm 124
[16] Muhammad bin Alwi al-Malaiki al Hasani,al-Qawaid al-Asasiyah fi ‘ilm musthalah al-Hadist, (Jakarta,Syirkah
Dinamika Berkah Utama,1397),hal :77
[17] Ahmad bin Syu’aib Abu abdirrohman An nas’i, Kitab as Sunan an Nas’i (Kitab Al Mujtaba)
[18] IAIN SUKA Yogya, Studi Kitab Hadits.( Yogyakarta: Teras, 2009) hlm 146-147
[19] Ajjaj,ushul al-hadist,Ulumuhu wa Musthalahuhu,Beirut,Matba’ah Dar al-Fikr,1981