TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
Adjie Wahyu Sasongko NIM 3.21.05.2.02
Chatur Aji Siswoyo NIM 3.21.05.2.07
Gita Purna Sarjana NIM 3.21.05.2.09
Risky Wijaya Yoga Pratama NIM 3.21.05.2.19
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh:
Menyetujui
Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
Adhy Purnomo, ST
NIP. 131 789 339
4
Tugas akhir Ahli Madya yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia
di perpustakaan Politeknik Negeri Semarang adalah terbuka untuk umum dengan
ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Referensi kepustakaan
diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan
dengan seijin penulis dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk
menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh isi tugas akhir ini
harus seizin Pimpinan Politeknik Negeri Semarang.
Perpustakaan yang meminjamkan tugas akhir ini untuk keperluan
anggotanya diharapkan mengisi nama dan tanda tangan peminjam dan tanggal
pinjam.
Team
5
HALAMAN MOTTO
A Satu hentakan nafas orang tuamu takkan sanggup engkau balas dengan
segala usahamu
(Imam safei)
A “… .Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat
dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi
itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan
rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya….”
(Q.S. Al Hadid: 25)
A Jika kau mencintai seseorang jangan pernah berharap bahwa orang
tersebut akan mencintaimu sebesar apa yang tlah kau berikan pada dirinya
(Pujangga)
A Satu Detik yang lalu tak akan pernah Kembali dan jangan pernah putus asa
karena beberapa kegagalan, sebab dalan hidup anda hanya butuh satu
keberhasilan
(Aristoteles)
A “Sesungguhnya barang siapa yang bertaqwa dan bersabar, maka
sesungguhnya Allah tidak menyia – yiakan pahala orang yang berbuat
baik”
(Qs. Yusuf : 90)
A “Ya Allah, sesungguhnya ibadahku, belajar/bekerjaku, doa serta taubatku
hanyalah untuk-Mu untuk itu mohon bimbingan darimu”
(Sebuah Do’a)
A “Datang bersama – sama adalah permulaan, tetap bersama – sama adalah
kemajuan dan berkerja bersama – sama adalah kesuksesan”
(Aristoteles)
6
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala karunia yang telah Allah SWT berikan, Laporan Tugas
Akhir ini dapat terselesaikan dan akhirnya dengan segala ungkapan terima kasih
kami persembahkan kepada :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh sebutan keahlian di sebuah
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan kami tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah / karya Tugas Akhir ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka
.................... ..................
Adjie Wahyu Sasongko Chatur Aji Siswoyo
NIM. 3.21.05.2.02 NIM. 3.21.05.2.07
..................... .....................
Gita Purna Sarjana Risky Wijaya Yoga Pratama
NIM. 3.21.05.2.09 NIM. 3.21.05.2.19
9
ABSTRAK
Gokart dibuat untuk olahraga otomotif bagi mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
khususnya dan mahasiswa Politeknik Negeri Semarang pada umumnya. Mesin
gokart yang digunakan adalah mesin statik berkapasitas 160 cc dan berdaya
maksimum 5,5 HP dengan sistem kopling sentrifugal, ketinggian rangka 5 cm dari
tanah. Kinerja gokart telah diuji dengan parameter operasi sebagai berikut :
Kecepatan rata – rata dan percepatan yang diperlukan untuk menempuh jarak
100 m dengan kecepatan awal 0 ( nol ) adalah sebesar :Vrata – rata = 15,883 m/s =
57,1788 km/jam, arata – rata = 1,254 m/s2. Jarak pengereman rata- rata dan
perlambatan rata – rata yang diperlukan untuk pengereman dengan kecepatan
awal 11,111 m/s adalah sebesar : Srata – rata = 23,13 m , arata – rata = - 7,05 m/s2
dan hasil pengujian perilaku belok diketahui bahwa gokart mengalami oversteer,
hasil pengujian kekuatan rangka diketahui gokart mengalami defleksi pada
rangka, disarankan bobot pengemudi maksimum 75 kg.
KATA KUNCI
Gokart, mesin statik 5,5 HP, kopling sentrifugal
10
ABSTRACT
KEYWORD
Gokart, static machine 5,5 HP, centrifugal coupling
11
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir
dengan judul “RANCANG BANGUN GOKART DENGAN PENGGERAK
MOTOR BAKAR BENSIN 5.5 HP”
Tugas akhir ini disusun sebagai syarat akhir studi dan memperoleh sebutan
Ahli Madya Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, kami banyak bantuan dari berbagai
pihak
Oleh karena itu, pada kesmpatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Joko Widodo, ST selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu
dan pikirannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Bapak R.Suharto, ST selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Bapak dosen Tim penguji, yang telah menguji Tugas Akhir ini.
4. Orang tua dan saudara tercinta kami, yang senantiasa memanjatkan doa untuk
anaknya supaya berhasil dalam menempuh pendidikan.
5. Teman-Teman seperjuangan kelas ME3A, 3B, 3C, 3D dan rekan-rekan
dilingkungan kampus Politeknik Negeri Semarang khususnya Program Studi
Teknik Mesin angkatan 2005.
6. Pihak-pihak lain yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir kami.
Kami menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya untuk menambah wawasan.
Semarang, September 2008
Team
12
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………….....………………………………………… x
ABSTRACT …….....………………………………………………………..… xi
BAB I PENDAHULUAN
Rangka………………………………………………...................……….. 9
Rangka……………………………………………....................…………. 9
2.3. Poros……………………………………………………………….....… 27
2.3.1 Perhitungan Diameter Poros…………………………….……….. 27
2.4. Pasak…………………………………….....…………………...……… 28
2.5. Bantalan…………………………………….....………………...…….. 30
2.5.1 Klasifikasi Bantalan Gelinding………………………………….. 30
sebesar.……….............………………………………………………… 38
Rangka…..……………...............……………………………………….. 39
Rangka………………………….................……………………………. 40
3.3 Perhitungan Reaksi Tumpuan pada Sumbu Roda Depan dan Belakang…. 40
3.10 Pasak………………………………………………………………. 58
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Tangki............................................................................................................ 10
3.3 Analisa Titik Berat Rangka Utama Gokart dengan Program Catia…… 39
22
3.14 Diagram Benda Bebas Hubungan Momen pada Poros output Mesin
4.5. Perakitan Poros Pedal Gas dan Rem pada Bumper depan.......................... 80
4.6. Perakitan Poros belakang, Gear, Bantalan dan Piringan Cakram .............. 81
4.7 Linkage........................................................................................................ 82
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMBANG
SIMBOL SATUAN
a : Percepatan m/s2
A : Luas m2
C : Konstanta elastisitas kN/m
Cd : Koefisen drag -
fr : Koefisien hambatan gelinding -
F : Gaya traksi N
Fi : Gaya tarik pada baut N
Fb : Limit pengereman N
Fy : Gaya cornering N
g : Gravitasi m/s2
G : Modulus geser n/m2
H :Tinggi pesat massa m
I0 : Momen onersia kgm2
Ig : Momen inersia massa kgm2
k : Konstanta kekakuan kN/m2
Kus : Koefisien understeer -
L : Panjang m
Lf : Panjang dari titik pusat massa ke poros depan m
Lr : Panjang dari titik pusat massa ke poros belakang m
m : Massa kg
mf : Massa pada roda depan kg
mr : Massa pada roda belakang kg
mki : Massa gokart bagian kiri kg
mka : Massa gokart bagian kanan kg
M : Momen Nm
r : jari – jari m
Ra : Hambatan angin N
Rr : Hambatan rolling N
26
v : Kecepatan m/s
Vkr : Kecepatan kritis m/s
W : Berat N
Wf : Berat bagian depan N
Wr : Berat bagian belakang N
0
α : Sudut selip
0
δf : Sudut belok
τ : Tegangan geser N/m2
ω : Kecepatan sudut (rad/det)
α : Percepatan sudut (rad/det2)
P : Daya (watt)
θ : Sudut kontak (rad)
fc : Faktor koreksi
Pd : Daya rencana (HP)
d : Diameter elektroda (mm)
L : Panjang pembubutan (mm)
⎛ mm ⎞
a : Kecepatan pemakanan ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ put ⎠
n : Putaran mesin (rpm)
d : Diameter benda kerja (mm)
l : Panjang benda kerja (mm)
la : Kelebihan gerakan awal (mm)
lu : Kelebihan gerakan akhir (mm)
Vc : Kecepatan potong (mm)
at : Pemakanan per gigi (mm)
tn : Kelonggaran waktu permesisan (menit)
Tt : Total waktu permesinan (menit)
L : Panjang langkah (mm)
Z : Jumlah gigi pisau / cutter
⎛ mm ⎞
Va : Kecepatan pemakanan ⎜ ⎟
⎝ menit ⎠
27
BAB I
PENDAHULUAN
6. Pengujian
Untuk mengetahui kinerja gokart maka dilakukan beberapa pengujian
meliputi :
a. Kecepatan.
b. Daya dorong gokart.
c. Pengereman.
d. Kekuatan rangka.
e. Stabilitas.
Pengujian tersebut dilakukan untuk mengakomodasi gokart agar aman,
kuat, stabil, nyaman, mudah dikendarai, linkage dan manuver bekerja
dengan baik.
7. Modifikasi
Setelah dilakukan pengujian gokart, jika tidak sesuai dengan konsep
perencanaan yang sudah ada maka dilakukan langkah-langkah perbaikan
dan perubahan.
BAB II
DASAR TEORI
Kendaraan merupakan salah satu produk yang padat dengan teknologi dan
perkembangan, dimana jumlah komponen sangat banyak. Namun secara garis
besar tersusun atas empat komponen utama, yaitu :
1. Rangka
2. Bodi
3. Rangkaian penghasil tenaga
4. Rangkaian penerus tenaga
Demikian juga dengan gokart, secara garis besar sama hanya tanpa bodi
dan sebagian besar komponennya berupa frame chasis, karena gokart merupakan
kendaraan kecil yang digunakan untuk sirkuit balap dengan lintasan yang rata dan
tikungan – tikungan dengan jarak yang dekat maka paling dibutuhkan oleh sebauh
gokart adalah akselerasi yang ditentukan oleh rangkaian penghasil tenaga dan
rangkaian penerus tenaga, serta kekuatan atau keamanan dari frame chasis gokart
tersebut.
C1 C2
Gambar 2.2 DBB bagian C1 – C2
ΣM C1 = 0
Wm .( Z1 + Z2 ) – C2 . Z1 = 0
C2 = ......kg
ΣM C2 = 0
Wm. Z2 + C1. Z1 = 0
C1 = ......kg
37
A1 Wr
X1 X2
A2
Gambar 2.3 DBB bagian A1 – A2
ΣM A1 = 0
Wr. X1 – A2 . ( X1 + X2 ) = 0
A2 =.......kg
ΣM A2 = 0
A1. ( X1 + X2 ) – Wr. X2 = 0
A1 =..........kg
Wp
Y1 Y2
B1 B2
Gambar 2.4 DBB bagian B1 – B2
38
ΣM B1 = 0
Wp . Y1 – B2 . ( Y1 + Y2 ) = 0
B2 =..........kg
Analisis terhadap beban statik yang bekerja pada gokart adalah untuk
mengetahui kekuatan Frame Chassis gokart terhadap pembebanan stasik yang
diterima. Untuk pendeskripsian beban – beban statik yang ditanggung oleh gokart,
maka beban statisnya hanya meliputi berat mesin dan berat pengemudi.
M2 M3
M1
Fy1 Fy2
Dimana L = a + b ; adalah jarak antara kedua sumbu roda depan dan belakang,
dan Wt = Wf + Wr ; merupakan berat total.
d 2 .x W
F f + Fr − Ra − Rrr − Rd − R g − m . = .a
d .t 2 g
( Thomas D, Gillespie , 1994 : 11 )
Melalui konsep gaya inersia persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut :
W
F f + Fr − ( Ra + Rrf + Rrr + R g + .a ) = 0
g
atau
W
F = Ra + Rrf + Rrr + Rd + R g + .a
g
Dimana F adalah gaya traksi total, dan Rf adalah tahanan gelinding total dari
kendaraan.
Untuk menentukan gaya traksi maksimum yang dapat ditumpu oleh
kontak antara ban dan jalan, beban normal pada gandar harus ditentukan. Ini dapat
dihitung melalui momen titik A dan B, seperti gambar 2.7
Melalui asumsi momen terhadap titik A, beban normal pada gandar depan Wf
dapat ditentukan :
W . I r . cos θ − Ra . ha − h.W . a / g − Rd . hd . μ W .h. sin θ
Wf =
L
( Thomas D, Gillespie , 1994 : 15 )
Dimana Lr adalah jarak gandar belakang ke pusat massa kendaraan. Saat
kendaraan menanjak maka digunakan tanda ( - ) pada W.h.sin θ .
Hal serupa, beban normal pada gandar belakang dapat ditentukan melalui asumsi
momen titik B ; ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 15 )
44
Fmaks = μ .W f = μ ⎜W r − (Fmaks − Rr )⎟
⎛ l h ⎞
⎝ /L L ⎠
dan
μ .W . (l r / + f r . h ) / L
Fmaks =
μ .h
1+
L
45
Magnitudo dari gaya sentrifugal tergantung dari kecepatan saat mana sepatu
diputar. Pertimbangan kecil akan menunjukkan bahwa ketika gaya sentrifugal
kurang dari gaya per – nya, sepatu masih dalam posisi yang sama sebagaimana
ketika pengemudian shaft secara stasioner, tetapi ketika gaya sentrifugal adalah
sama dengan gaya per, sepatu bergerak keluar dan masuk ke dalam kontak
pengemudian dan menekan lawannya. Gaya yang mana sepatu bergerak melawan
kelompok yang dikemudikan berbeda dengan gaya sentrifugal dan gaya pegas.
Peningkatan dari kecepatan menyebabkan sepatu tertekan lebih keras dan
membuat torsi dapat ditransmisikan. Dalam rangka untuk mendefinisikan beban
dan ukuran dari sepatu, prosedur yang ada dibawah ini dapat diadopsi :
1. Beban dari sepatu
Anggaplah bahwa gaya dari salah satu kopling sentrifugal dalam gambar
2.12 :
47
F = Pc – Ps
dan gaya friksi yang bergerak secara tangensial dalam tiap sepatu adalah :
( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 303)
F = μ ( Pc – Ps )
F . R = μ ( Pc – Ps ) R
Jadi area kontak dari sepatu adalah : ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 304)
A = l .b
dan gaya antar sepatu menekan rim adalah : ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 304)
A . p = l. b . p
l . b . p = Pc - Ps
2.2.2 Pengereman
Untuk memperjelas proses perhitungan digunakan diagram benda bebas
yang memuat gaya – gaya berlaku pada saat proses pengereman.
1⎡ ⎛W ⎞⎤
Wf = ⎢Wl r + h⎜⎜ a − Ra ± W sin θ ⎟⎟⎥
L⎣ ⎝g ⎠⎦
1⎡ ⎛W ⎞⎤
Wr = ⎢Wl f + h⎜⎜ a − Ra ± W sin θ ⎟⎟⎥
L⎣ ⎝g ⎠⎦
W
Fb + frW = fbf + Fbr +frW = a – Ra ± θ
g
Wf =
1
L
[
Wl r + h (Fb + f r W ) ]
Wr =
1
L
[
Wl f + h (Fb + f r W ) ]
K bf Fbf maks lr + h ( μ + f r )
= =
K br Fbr maks l f − h(μ − f r )
51
Dimana :
A = Perlambatan ( deselerasi )
Wf = Beban normal pada poros roda depan
Wr = Beban normal pada poros roda belakang
K bf
= Perbandingan gaya pengereman
K br
μW [l r + h(μ + f r )]
Fbf maks = μ .W f =
L
μW [l f + h(μ + f r )]
Fbr maks = μ .Wr =
L
dimana :
μ : koefisien ahdesi roda dengan jalan
Fbf maks : gaya pengereman pada poros roda depan
Fbr maks : gaya pengereman pada poros roda belakang
Kbf / K br : perbandingan gaya pengereman depan belakang
maka kondisi ini dinamakan kondisi belok netral. Pada kondisi ini, koefisien
understeer, Kus = 0, dan besar radius kendaraan ( Ra ) hanya dipengaruhi oleh
sudut belok roda depan. ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 203 )
Sudut kemudi yamg terjadi pada saat kendaraan netral steer sebesar :
δ = LR
n
Rn adalah jari – jari kelengkungan yang terjadi pada saat netral steer.
g.L
Vkar =
K us
55
2.3 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Te = T2 +M2
dengan menghubungkan
π
Te = fe d3
16
16 xT 2
d3 = ( mm )
πf e
Diameter poros :
1
⎡ 5,1 ⎤ 3
dp = ⎢ K t C b Tt ⎥ ( Sularso, 1997 : 8 )
⎣τ maks ⎦
Defleksi puntiran :
Tt . l ( Sularso, 1997 : 18 )
θ = 584. 4
G .ds
56
2.4 Pasak
Pasak adalah suatu komponen elemen mesin yang dipakai untuk
menetapkan bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puley, kopling,
dan sebagainya pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf
ke poros.
Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh splain (spilne) dan
gerigi yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah
gigi yang sama pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang lain. Gigi
pada splain adalah besar-besar, sedangkan pada gerigi adalah kecil-
kecildengan jarak bagi yang kecil pula. Kedua-duanya dapat digeser secara
aksial pada waktu meneruskan daya.
pasak yang kita gunakan adalah Pasak-benam rata
Pasak benam rata merupakan pasak memanjang yang paling banyak
diterapkan pada konstruksi dimana roda harus dapat digeserkan pada poros
maupun pada konstruksi dimana roda harus disanbung tak bergerak dengan
poros.
57
Sumber :
(Sularso,” Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”, halaman
25 -27)
2.5 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman,
dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros
serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi
dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak bekerja
secara semestinya.
Dalam rancang bangun gokart ini, bantalan yang digunakan adalah
bantalan gelinding.
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus
sumbu poros.
b. Atas dasar elemen gelinding
• Roll
• Ball
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dati gesekan gelinding yang
sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti
bola atau rol, dipasang di antara cincin luar dan cincin dalam. Dengan
memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan membuat gerakan
gelinding sehingga gesekan diantaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau
rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran merupakan keharusan. Karena
luas bidang kontak antara bola atau rol dengan cincinnya sangat kecil maka
besarnya beban per satuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi. Dengan
demikian bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang
tinggi.
W
τb = k ≈ 0,84
πd1kpz ;
62
W
τn =
πDjpz ; j = 0,75
⎧ 1 ⎫
d k = ⎨0,6 + cot ⎬
⎩ (1800 / Z 2 ⎭
Kecepatan rantai ( v )
p.Z2 .np
V=
1000 . 6
Faktor keamanan ( Sf )
Fb
Sf =
F
( G.Niemann, 1979 hal 239 )
Panjang rantai ( L )
Z1 + Z 2 C [( Z 2 − Z 1 ) / 6,28]
2
L= + 2. +
2 p C/ p
BAB III
PERANCANGAN RANGKA DAN PERFORMA GOKART
Pada analisis rangka gokart ini, data dari rangka gokart dan beban statis
utamanya adalah :
: Bahan ( pipa kotak ) = Baja karbon, ST 42
: Rangka ( Wr) = 58 kg
: Mesin ( Wm ) = 18 kg
: Pengemudi ( Wp ) = 70 kg
Karena beban masing – masing diatas posisinya berbeda maka secara riil
tiap – tiap roda menerima beban yang berbeda pula.
C1 C2
Gambar 3.2 DBB Bagian C1 – C2
67
ΣM C1 = 0
18 . 610 – C2 . 520 = 0
C2 = 21 kg
ΣM C2 = 0
18 . 90 + C1 . 520 = 0
C1 = 3,1 kg
Gambar 3.3 Analisa Titik Berat Rangka Utama Gokart dengan Program Catia
Bagian A1 – A2
Wr =58 kg
A1
250 mm 230 mm
A2
Gambar 3.4 DBB Bagian A1 – A2
68
ΣM A1= 0
58 . 250 – A2 . 480 = 0
A2 = 30 kg
ΣM A2 = 0
A1 . 480 – 58 . 230 = 0
A1 = 27, 7 kg
B1 B2
ΣM B1 = 0
70 . 140 – B2 . 280 = 0
B2 = 35 kg
3.3 Perhitungan Reaksi Tumpuan pada Sumbu Roda Depan dan Belakang
Karena beban yang paling besar terdapat pada A2 ,B2, dan C2, maka digunakan
sebagai perhitungan .
Beban yang diterima pada sumbu depan dan belakang digambarkan seperti
gambar di bawah ini :
69
a b c d
Rdpn Rblk
ΣMR blk = 0
(Rdpn.1050) – (30 . 467) – (35.597) – (21.585) = 0
R dpn = 45 kg
Rblk = (30+35+21) – 45 = 41 kg
Bidang Momen
0
Gambar 3.8 Diagram Bidang Momen pada Batang 1
τ = < τ ijin
= 1562500 N/m2
2
= 1,5625 N/mm2 ≤ 42 N/mm ( aman )
a b
L
( Timoshenko,1997 )
= 1,38 . m
= 1,38 mm ≤ ya (aman).
Dari data tersebut didapatkan jarak titik berat dari poros roda depan,
( lihat gambar 3.12) :
mr .L
Lf =
m
96.1050
=
162
75
= 0,62 [m]
Jarak titik berat dari poros roda belakang ,(lihat gambar 3.12) :
m f .L
Lr =
m
66.1050
=
162
= 0,427 [m]
W2 W1
mki mka
H = r + hf
= 0,11 + 0,07
= 0,18 [m]
μ .W .( Lf − fr .H ) / L
Fx maks = ;( diambil μ = 0,75 dan fr = 0,014 )
μ .H
1−
L
0,75.162.9,81.(0,62 − 0,014.0,18) / 1,05
=
0,75.0,18
1−
1,05
= 804,155 N
Gambar 3.14 Diagram Benda Bebas Hubungan Momen pada Poros output Mesin
dengan Poros Belakang
Maka:
Diameter luar sproket belakang
180 2
dk = {0,6 + cot ( ) x 12,7
50
= 209,5 [mm]
79
2 xπxn 2 xπx1400
Kecepatan sudut = ω = = = 146,53 rad/sec
60 60
Kecepatan rantai
P.z1. np
V =
1000 .60
12.7.14.1467,44
=
1000.60
= 4,34 [m/s]
1950
Sf = = 23,11 > 6
84,3799
Panjang rantai:
Lp = + 2Cp +
= +2 +
Cp = {(L- )+ }
= { ( 88 - )+
= 27,4
Frem = Fx + m.a
= 803,52 N + (162).7,9
= 2083,32 (N)
Jadi torsi pada roda = torsi pada poros, yang membedakan yaitu gaya yang terjadi
pada permukaan poros yang lebih besar dibanding gaya pada roda
Bahan poros
Baja ST 60 dengan kekuatan tarik, σt = 60 [Kg/mm2]
Faktor keamanan untuk bahan baja paduan, Sf1 = 5,6
Faktor keamanan karena bentuk poros, Sf2 = 1,3 s/d 3,0 (diambil 1,3)
Faktor koreksi untuk kejutan atau tumbukan yang cukup besar, Kt = 1,5 s/d 3
(diambil 2)
Faktor Koreksi untuk momen lentur, Km ( untuk poros berputar Km = 1,5)
Besarnya tegangan geser maksimum:
τ maks = σ t / ( Sf1 . Sf2 )
= 60 / ( 5,6 . 1.3 )
=8,24 [Kg/mm2]
Rb
245 165
Ra C = 65 [Kg]
43
65
26631,5
Diagram bidang momen
∑ mRa = 0
( Rb . 245 ) – ( 65 . 410 ) = 0
Rb = 108,7 [Kg]
Ra+ C = Rb
Ra = Rb- C
= 43 [Kg]
Diameter Poros:
5,1
Ds = [( ) . ( (1.5M ) 2 + (1,5T ) 2 )]1/3 (Sularso,2002;18)
τg
5,1
= [( ) . ( (1.5.26631,5) 2 + (1,5.9,009 ) 2 )]1/3
8, 24
= 29,13[mm] diambil =30 [mm]
Y = 3,23 .10-4
(Sularso ,2002;18)
Keterangan :
F = beban ( poros belakang terpisah)
86
Ya = 4 mm
65.410 2.165 2
Y = 3,23. 10-4.
30 4.245
= 2,9 mm ≤ ya ( aman )
3.10 Pasak
Tekanan permukaan ( P )
F
P =
l 2 .(t1 ataut 2 )
284,3
= ≤ 8 = 8,8 [mm]
l 2 .4
Lka = l1 + l2
= 9,11 + 8,8
= 17,91 [mm]
b/ds = 8/30 = 0,27 jadi 0,25 < 0,27 < 0,35 baik
lk/ds = 20/30 = 1,11 jadi 0,75 < 0,11 < 1,5 baik
Jumlah sepatu, n =3
Massa tiap sepatu, m = 0,25 (kg)
Dorongan oleh geseran per, S = 300 (N)
Keterangan:
Pc = Gaya sentrifugal tiap sepatu
Ps = Gaya ke dalam tiap sepatu yang
digeserkan oleh per pada kecepatan
tertentu.
F = Gaya Friksi yang bergerak secara
tangensial pada tiap sepatu.
R = Radius drum.
r = jarak dari pusat gravitasi sepatu dari
pusat spider.
2 xπx 2000
ϖ =
60
= 209,43 ( rad / det )
P = T.ϖ
=n.F.R.ϖ
89
P
F =
n.R.ϖ
4103
=
3.0,085.209,43
= 76,83 N
c = celah radial
r1 =r+c
= 0,08 + 0,005= 0,085 (mm)
= 37,3 0
= 37 0
L L
δ i = tan-1 ≅ (Thomas Gillespie.1992:277)
( R − t / 2) ( R − t / 2)
L
δ i = tan-1
( R − t / 2)
1,05
= tan-1
(1 − 0,75 / 2)
= 59,2 0 = 59 0
Untuk sudut yang kecil, seperti belokan pada biasanya, arctangen dari sudut
tersebut hasilnya mendekati sudut belokan itu sendiri (dalam radian), seperti
yang ditunjukan pada persamaan disebelah kanan.
Perilaku Ackerman yang sempurna pada kenyataannya sulit dicapai, tetapi
kira-kira mendekati susunan trapezoidal yang seperti ditunjukan pada Gambar
3.20 berikut :
sumbu rotasi steer pada roda dengan tujuan untuk mendapatkan pendekatan
pada Geometri ackerman. Gangguan yang biasanya dialami roda, dicegah
dengan mendesain ackerman yang tepat. Pembuatan desain yang sesuai dari
Geometri Ackerman adalah fungsi dari jarak roda kendaraan dan injakan
poros sumbu depan.
Beban Aksial :
Kiri = Pa = μ.Ps = 0,75 x 28 = 21 kg
Beban radial :
R 127
Kiri Pr = Pa x = 28 x = 74,08 Kg
l 48
R 127
kanan Pr = Ps x = 38 x = 100,54 Kg
l 48
94
Untuk bantalan 6202 didapat x = 1,4, y = 1,8 dan C = 600 kg , sehingga didapat
Kiri P = x . Pr + y . Pa
= 1,4 . 74,08 + 1,8 . 21
= 141,51 N
Kanan P = x . Pr + y . Pa
= 1,4 . 100,54 + 1,8 . 28,5
= 192,06 N
C 10/3
Kanan L =[ ]
P
600 10/3
L ={ }
192,06
L = 44,57 juta putaran
10 6.L
Kanan U =
60 .n
95
10 6.44,575
=
60. 1253
= 592,84 jam operasi
• Kondisi kerja :
Kecepatan kendaraan gokart = 60 km/ jam = 16,67 m/s
A B C C B A
96
Beban Aksial :
Kiri = Pa = μ.Ps = 0,75 x 31 = 23,25 kg
Beban radial :
R 110
Kiri Pr = Pa x = 23,5 x = 15,5 Kg
l 165
R 127
kanan Pr = Pa x = 48,75 x = 32,5 Kg
l 48
Untuk bantalan UCF 206 didapat x = 0,56 , y =1,4 dan C = 1530 kg , sehingga
didapat :
Kiri P = x . Pr + y . Pa
= 0,56 . 15,5 + 1,4 . 23,25
= 41,23 N
Kanan P = x . Pr + y . Pa
= 0,56 . 32,5 + 1,4 . 48,75
= 86,45 N
C 10/3
Kiri L =[ ]
P
1530 10/3
L ={ }
41,23
L = 170448,5 juta putaran
C 10/3
Kanan L =[ ]
P
1530 10/3
L ={ }
86,45
L = 14446,22 juta putaran
Sehingga umur dari bantalan tersebut adalah
10 6.L
Kiri U =
60 .n
10 6.170448,5
=
60.1447
= 1963240,04 jam operasi
10 6.L
Kanan U =
60 .n
10 6.14446,22
=
60. 1447
= 166392,77 jam operasi
98
BAB IV
PROSES PEMBUATAN KOMPONEN – KOMPONEN PENDUKUNG
UTAMA DAN PERHITUNGAN BIAYA
mesin drill,
las listrik,
gerinda.
6 2 Pedal rem dan pedal ST 40 Pengukuran, Meteran,
gas pemotongan, gergaji
penekukan. tangan, mesin
tekuk.
Proses pengerjaan :
1. Mempelajari gambar dan memeriksa ukuran bahan
2. Mempersiapkan mesin bubut dan perlengkapannya
3. Mencekam benda kerja
4. Membubut permukaan membuat Ø 80 x 50 mm
5. Membubut permukaan membuat Ø 50 x 40 x 5 mm
102
Proses Pengerjaan :
1. Mempelajari gambar dan memeriksa ukuran bahan
2. Mempersiapkan mesin potong dan perlengkapannya
3. Memotong plat dengan ukuran 220 x 200 x 5 mm
4. Menghaluskan permukaan hasil pemotongan
5. Mempersipkan mesin bor koordinat
6. Mencekam benda kerja
7. Mengebor dengan Ø 6 sedalam 5mm di empat tempat
8. Melepaskan benda kerja dan menghilangkan bagian yang tajam
9. Mengelaskan benda kerja ke rangka gokart
10. Memeriksa hasil akhir
4.1.3 Pengerjaan Dudukkan Pillow block ( bantalan )
Proses Pengerjaan :
1. Mempelajari gambar dan memeriksa ukuran bahan
103
Proses Pengerjaan :
1. Mempelajari gambar dan memeriksa ukuran bahan
2. Mempersiapkan mesin potong dan perlengkapannya
3. Memotong plat dengan ukuran216 x 30 x 10 mm
4. Menghaluskan permukaan hasil pemotongan
5. Mempersipkan mesin bor koordinat
6. Mencekam benda kerja
7. Mengebor dengan Ø 10 sedalam 10mm di dua tempat
8. Melepaskan benda kerja dan menghilangkan bagian yang tajam
9. Mengelaskan benda kerja ke rangka gokart
10. Memeriksa hasil akhir
1. Rangka Gokart
Kerangka gokart terbuat dari pipa profil kotak dengan panjang 40 mm dan
lebar 20 mm.
d
c b
a
Keterangan :
a. Bumper depan
b. Palang depan
c. Palang tengah
d. Palang belakang
e. Rangka utama
Dudukan bantalan
Dudukan bantalan
Rangka utama
Spindel cradle
Spindel arm
Rangka
Poros depan
Pemasangan spindel crandle dilaskan pada rangka. Poros king pin di las dengan
poros roda depan, baik poros king pin kanan maupun kiri. Pada waktu melakukan
perakitan poros king pin, dan spindel crandle dipasang menggunakan baut baja.
Langkah berikutnya adalah melakukan pengelasan poros depan roda dengan
spindel arm. Sebelum melakukan pengelasan harus disamakan dahulu tinggi titik
pusat poros belakang dan dudukan bantalan dengan titik pusat poros depan dan
belakang berada pada satu garis lurus. Hal ini menjaga agar rangka setelah
dipasang mempunyai ketinggian yang sama yaitu 50 mm dari tanah, kemudian
baru dilakukan pengelasan. Pada pengelasan harus diperiksa kelurusan poros
depan terhadap horizontal.
108
Batang kemudi
Dudukan stir
Penyangga
Dudukan poros
Rangka utama
Pada waktu melakukan perakitan batang kemudi yang perlu diperhatikan adalah
sudut kemudi dan jarak batang kemudi dari sisi terluar rangka utama. Hal ini
berpengaruh pada kenyamanan pengemudi pada saat mengendarai gokart. Sudut
kemudi dipilih sebesar 60 0 dari bidang horizontal. Pemasangan kemudi dilakukan
mulai dari pengelasan penyangga, pengelasan dudukan poros pada penyangga,
kemudian batang kemudi dimasukkan ke dalam dudukan poros. Pengelasan
dudukan stir pada batang kemudi.
Gambar 4.5. Perakitan Poros Pedal Gas dan Rem pada Bumper depan
109
Pemasangan bhusing poros rem dan bhusing poros gas dilakukan pengelasan pada
bumper depan.
Poros roda
Piringan cakram Bantalan
Bantalan
Piringan cakram
Gambar 4.6. Perakitan Poros belakang, Gear, Bantalan dan Piringan Cakram
Gear dan piringan cakram dipasang pada poros belakang. Poros dibuat terpisah
menjadi 2 bagian. Untuk gear dipasang dengan cara mengencangkan baut pada
poros belakang, sedangkan untuk piringan cakram dipasang dengan menggunakan
pasak. Pemasangan poros belakang sebelah kanan dilakukan satu – persatu mulai
dari pemasangan bantalan bagian dalam, sproket, piringan cakram, dan bantalan
bagian luar, sedangkan pemasangan poros belakang sebelah kiri dilakukan satu –
persatu mulai dari bantalan bagian dalam, bantalan bagian luar, dan terakhir
pemasangan piringan cakram.
110
7. Linkage ( terot )
⎛ m ⎞
Kecepatan makan Vf = f . n ⎜ ⎟
⎝ min ⎠
do + dm
Waktu pemotongan melintang tc = (mm)
Vf
lt
Waktu pemotongan memanjang tc = (min)
Vf
Dimana,
d0 + dm = Diameter benda kerja (mm)
n = Putaran benda kerja (rpm)
f = Pemakanan (gerak pahat) perputaran benda kerja
mm/putaran
lt = Panjang langkah pembubutan (mm)
Perencanaan Pemesinan
` Untuk bubut melintang :
π⋅d⋅n ⎛ m ⎞
Kecapatan potong : VC = ⎜ ⎟
1000 ⎝ min ⎠
π ⋅ 30 ⋅ n ⎛ m ⎞
35 = ⎜ ⎟
1000 ⎝ min ⎠
35 ⋅ 1000
n= (rpm )
3,14 ⋅ 30
= 371,5 (rpm )
= 400 (rpm ) (putaran pada mesin)
(Jutz, Westermann Tables : 1985)
⎛ mm ⎞
Didapat kecepatan makan : Vf = f . n ⎜ ⎟
⎝ min ⎠
⎛ mm ⎞
V f = 0,05 ⋅ 400 ⎜ ⎟
⎝ min ⎠
⎛ mm ⎞
= 20 ⎜ ⎟
⎝ min ⎠
115
d o + d1
Waktu pemotongan didapat : t c = (min)
Vf
1+ 30
d= (min)
16
= 1,94 (menit)
Pembubutan melintang dilakukan pada kedua ujung benda kerja, maka
waktu pemotongan = 2 x 1,94 = 3,88(menit)
1 + 30
tc = ( min)
16
= 1,94 (menit)
Total waktu untuk meyelesaikan poros belakang 3,88 + 1,94 = 5,82 menit
Vf ⎛ mm ⎞
Gerak makan permata potong fZ = ⎜⎜ ⎟⎟
n⋅Z ⎝ put ⎠
d
Kedalaman pemotongan a= (mm)
2
lt
Waktu pemesinan gurdi tC = (min)
Vf
Dimana,
d = Diameter mata gurdi (mm)
116
Vf ⎛ mm ⎞
0,18 = ⎜⎜ ⎟⎟
900 ⋅ 2 ⎝ put ⎠
⎛ mm ⎞
V f = 0,18 ⋅ 900 ⋅ 2 ⎜ ⎟
⎝ min ⎠
⎛ mm ⎞
= 325 ⎜ ⎟
⎝ min ⎠
3
Dimana ; f = 0,084 d
2 + 40 + 8
didapat t C = (min)
Vf
50
tC = (min)
325
= 0,15 ( min)
Karena ada 2 dudukan cakram 0,15 x 2 = 0,3 (menit) 1 lubang.
Sedangkan di setiap 1 dudukan cakram ada 5 lubang
0,3 x 5 = 1,5 menit
Untuk 2 dudukan cakram 1,5 menit x 2 = 3 menit
Produkif
Produkif
Non
Non
1. Poros belakang 5,82 84
• Biaya pengelasan
Diketahui :
1 batang las Rp. 2000,-
Panjang pengelasan ± 3000 mm
Satu elektroda AW SE 6013 bisa digunakan untuk pengelasan
sepanjang 60% × panjang elektroda efektif.
= 60 % × 300 mm
= 180 mm
3000
Elektroda yang dibutuhkan =
180
= 16,7
= 16,7 dibulatkan 17 buah
Harga elektroda = 17 × Rp. 2000,-
= Rp. 34.000,-
Biaya sewa mesin las 10 jam =10 × Rp. 9.375,-
= Rp. 93.750,-
Total biaya pengelasan = Rp.93.750,- + Rp. 34.000,-
= Rp. 127.750,-
• Biaya upah pengecatan = Rp. 50.000,-
BAB V
PENGUJIAN DAN PERAWATAN
8 12,37
9 12,43
10 12,35
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui kecepatan rata – rata dan percepatan
rata- rata yang diperlukan untuk menempuh jarak 100 m dengan kecepatan awal 0
( nol ) adalah sebesar :
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui jarak pengereman rata – rata dan
perlambatan rata – rata yang diperlukan untuk pengereman dengan kecepatan
awal 11,111 m/s adalah sebesar :
Srata- rata = ΣS /10 = 231,27 / 10 = 23,13 m
Keterangan :
V = Kecepatan m/s
Lf = Jarak gandar depan dengan titik berat
Lr = Jarak gandar belakang dengan titik berat
127
berikut :
♠ Menentukan radius belok konstantanya sebesar 6 m.
♠ Membelokkan kendaraan dengan kecepatan tertentu ( Vi ),
pertahankan sampai membentuk lingkaran dengan R = 6 m. Catat
sudut belok kemudinya ( δf ).
♠ Dilakukan berulang – ulang pada R tetap dengan kecepatan bertambah
dan sudut kemudinya berubah sampai roda mengalami slip.
Pada segi performa mesin dengan berat pengemudi 50 kg, gokart dapat melaju
kencang, pengemudi dengan berat 60 kg gokart masih dapat melaju kencang tetapi
tidak seperti performa gokart saat berat pengemudi 50 kg.
Dan pada pengemudi dengan berat 75 kg gokart masih sanggup jalan tetapi pada
awalan berjalan agak berat membawa pengemudi yang beratnya 75 kg.
Pada segi pengendalian, gokart relatif stabil pada masing – masing berat
pengemudi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari analisa perancangan dan pembuatan gokart ini, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Rancangan telah dibuat dengan baik dengan bentuk visual seperti gambar
5.5.
2. Gambar kerja telah dibuat yang terdiri dari :
♠ 5 Lembar A3
♠ 14 Lembar A4
3. Gokart telah dibuat dengan menghasilkan spesifikasi sebagai berikut :
♠ Spesifikasi Gokart :
• Panjang : 1580 (mm)
• Lebar : 1210 (mm)
• Tinggi : 660 (mm)
• Jarak antara sumbu roda :1050 (mm)
• Berat kosong : 92 (kg)
♠ Mesin:
• Jenis : Air Cooled , 4 Langkah
• Daya maksimum : 5,5 Hp
♠ Sistem Transmisi:
• Kopling : Kering , Sentrifugal
• Transmisi : Otomatis
4. Kinerja gokart telah diuji dengan parameter operasi sebagai berikut :
♠ Kecepatan rata – rata dan percepatan yang diperlukan untuk
menempuh jarak 100 m dengan kecepatan awal 0 ( nol ) adalah
sebesar :
Vrata – rata = 15,883 m/s = 57,1788 km/jam
6.2 Saran
a) Pemakaian jenis ban sebaiknya disesuaikan dengan kondisi jalan,
apabila kondisi jalan kering sebaiknya menggunakan jenis ban
slick ( tanpa kembangan ) sebaiknya apabila kondisi jalan basah
sebaiknya meggunakan ban dengan kembangan.
b) Pengaruh respon pengemudi dapat mempengaruhi pengambilan
data.
c) Dalam pembuatan bagian – bagian gokart diperlukan ketelitian
yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih
baik.
d) Perlu pengadaan peralatan yang lebih lengkap dalam pembuatan
gokart dan dalam pengambilan data.
141
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
143
144
145
146
147
148
149