Anda di halaman 1dari 16

EGON DOANK

FRIDAY, 13 NOVEMBER 2015

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR - PENGUKURAN


KARAKTERISTIK BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FKIP UNSRI
INDRALAYA

LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DASAR I
PENGUKURAN KARAKTERISTIK BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR

NAMA : Egon
NIM : 06111181419074
DOSEN PENGASUH : Muhammad Muslim, S.pd.,M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

"PRAKTIKUM KARAKTERISTIK BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR"

A. TANGGAL PRAKTIKUM
30 Oktober 2015

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari karakteristik bipolar junction transistor atau
lebih dikenal dengan sebutan transistor.

C. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya
(BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur
arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan
arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa
transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

2. Fungsi Transistor
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya
(BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor
(E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang akan dikuatkan melalui kolektor.Selain digunakan untuk
penguat transistor bisa juga digunakan sebagai saklar. Caranya dengan memberikan arus yang
cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor
dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis
teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka. Dengan sifat pensaklaran seperti ini
transistor bisa digunakan sebagai gerbang atau yang sering kita dengar dengan sebutan TTL
yaitu Transistor Transistor Logic.
Transistor dapat berfungsi juga sebagai; (a) penguat arus maupun tegangan yang
dipakai sebagai penguat, (b) sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), (c) stabilisasi
tegangan semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atautegangan inputnya
(FET), dan (d) memungkinkan pengaliran listrik yangsangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

3. Prinsip Kerja Transistor


Transistor dibuat dengan tiga lapis semikonduktor. Dapat dibuat lapisanPNP ataupun
lapisan NPN. Dengan demikian kita mengenal 2 macamtransistor, yaitu transistor PNP dan
transistor NPN sesuai dengan jenispenyusunnya.
Transistor mempunyai tiga kaki (elektroda) yang diberinama basis (b), emitor (e) dan
colector (c). Basis dihubungkan denganpada lapisan tengah sedang emitor dan colector pada
lapisan tepi.Emitor artinya pemancar, disinilah pembawa muatan berasal. Colectorartinya
pengumpul.Pembawa muatan yang berasal dari emitor ditampung pada Colector.Basis artinya
dasar, basis digunakan sebagai elektroda mengendali.
Prinsip Transistor juga sebagai Penguat (amplifier): artinya transistor bekerja pada
wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada kondisi keduanya.
Prinsip Transistor sebagai penghubung (saklar) : transistor akan mengalami Cutoff apabila arus
yang melalaui basis sangat kecil sekali sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang
terbuka, dan Transistor akan mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis terlalu besar
sehingga antara kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung dengan begitu tegangan antara
kolektor dan emitor Vce a.
Prinsip dasar dari kerja transistor yang lain adalah tidak akan ada arus antara colektor
dan emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias. Bias pada basis ini biasanya
diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik yang nantinya hendak dikuatkan, sehingga pada
kolektor, sinyal yang di inputkan pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik
NPN ataupun PNP memiliki prinsip kerja yang sama.

D. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


a. Transistor NPN tipe BD139 dan PNP tipe BD140 masing-masing 1 buah.
b. Digital multimeter 3 buah
c. Sumber tegangan (S1) 1 buah
d. Sumber arus (S2) 1 buah
e. Papan Rangkaian 1 buah
f. Kabel-kabel penghubung secukupnya

E. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Untuk percobaan pertama buatlah rangkaian seperti pada modul untuk transistor NPN.
2. Atur sumber arus (S2) pada posisi nol, kemudian variasikan sumber tegangan (S1). Amatilah
pengukuran arus kolektor (Ic) dan tegangan kolektor-emitor (Vce).
3. Atur sumber arus S2 pada posisi paling minimum, kemudian naikkan sumber tegangan (S1) 1
tingkat (3 volt). Baca dan catat Ic dan Vce. (Ib harus dalam komdisi konstan).
4. Naikkan sumber tegangan S1 dan jaga sumber arus S2 tetap konstan, baca kembali Ic dan Vce.
5. Lakukan percobaan ini hingga sumber tegangan maksimum.
6. Setelah mencapai maksimum, turunkan kembali sumber tegangan ke posisi awal.
7. Naikkan sumber arus S2 1 tingkat dan catat Ib.
8. Ulangi percobaan ini hingga dicapai S1 maksimum.
9. Ulang kembali untuk tingkat Ib lainnya hingga maksimum.
10. Ulang percobaan ini dengan transistor tipe PNP, perlu diperhatikan untuk transistor PNP kita
mengukur arus emitor bukan arus kolektor.
11. Catat semua hasil percobaan kedalam tabel hasil pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN
NPN
No Vs (Volt) Ib (mA) Ic (mA) Ie (mA)
1 2 85 60 140
2 4 150 55 185
3 6 300 215 520

PNP
No Vs (Volt) Ib (mA) Ic (mA) Ie (mA)
1 2 520 65 585
2 4 1360 145 1540
3 6 1910 290 2805

G. ANALISA DATA DAN FAKTOR KOREKSI


Pembacaan Datasheet

Syarat Mutlak 1: Ic maksimum = 600mA


Dari hasil praktikum terlihat bahwa hasil maksimum Ic adalah 290mA, adalahMEMENUHI
SYARAT DATA.
Faktor Koreksi : tidak ada

Syarat Mutlak 2 : Ib<Ic


Dari hasil Praktikum, terlihat bahwa Ib >Ic . sehingga Data
TIDAK MEMENUHI SYARAT
Faktor Koreksi : Kesenjangan Ib dan Ic

Data Analisis awal


NPN
Voltage
I 2 4 6
Analisis Analisis Analisis
Praktik Praktik Praktik
Datasheet Datasheet Datasheet
Ib 85 1 150 2 320 3
Ic 60 10 55 20 215 30
Ie 140 11 185 22 520 33

PNP
Voltage
2 4 6
I
Analisis Analisis Analisis
Praktik Praktik Praktik
Datasheet Datasheet Datasheet
Ib 520 1 1360 2 1910 3
Ic 65 10 145 20 290 30
Ie 585 11 1540 22 2805 33

Persentase Kesalahan
NPN
Voltage

I 2 4 6
Tingkat Tingkat Tingkat
% Kesalahan % Kesalahan % Kesalahan
Fatal Fatal Fatal
Sangat Sangat Sangat
Ib
8400 tinggi 7400 tinggi 10566,67 tinggi
Sangat Sangat Sangat
Ic
500 Tinggi 175 Tinggi 616,6667 Tinggi
Sangat Sangat Sangat
Ie
1172,727 Tinggi 740,9091 Tinggi 1475,758 Tinggi

PNP
Voltage
2 4 6
I
Tingkat Tingkat Tingkat
% Kesalahan % Kesalahan % Kesalahan
Fatal Fatal Fatal
Sangat Sangat Sangat
Ib
51900 tinggi 67900 tinggi 63566,67 tinggi
Sangat Sangat Sangat
Ic
550 Tinggi 625 Tinggi 866,6667 Tinggi
Sangat Sangat Sangat
Ie
5218,182 Tinggi 6900 Tinggi 8400 Tinggi
a. Keterangan:
b. Tingkat Fatal
 %Kesalahan < 20 = Kecil
 20 < %Kesalahan < 50 = Sedang
 50 < %Kesalahan <100 = Tinggi
. %Kesalahan > 100 = Sangat Tinggi

H. PEMBAHASAN
Pada kesempatan ini, akan saya bahas tentang karakteristik yang sesungguhnya dari
Transistor 2N2222 berdasarkan kajian teoritik yang saya baca .
Transistor yang bertipe ini memiliki karakteristik
- Arus Basis lebih kecil daripada arus di kolektor
- Arus kolektor tidak lebih besar dari 600 mili Ampere
Berdasarkan hasil praktikum, dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang sangat fatal antara arus
basis dan emitornya, dengan persentase kesalahan maksimum mencapai 67000% yang sudah
melampaui batas wajar tingkat kesalahan .
Kesalahan ini kemungkinan disebabkan oleh:
- Kesalahan pemilihan Emitor dan kolektor.
- Perbedaan tipe transistor
- Kerusakan pada transistor.

I. KESIMPULAN
 Transistor adalah alat penguat arus yang terdiri dari 3 bagian utama.
 Pada transistor, arus di basis lebih kecil dari arus pada kolektor
 Arus pada emittor adalah arus total pada transistor

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Karakteristik Transistor. http://academia.edu . Diakses tanggal : 4 November
2015

Tim Penyusun, 2014. Modul praktikum Elektronika Dasar I, Unsri: Indralaya


Direktori Gunadharma, 2011. Transistor. http://elearning.gunadharma.ac.id . pdf file.

di November 13, 2015


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Label: ELEKTRONIKA DASAR

1 comment:
1.

Lulu lala~1 April 2019 at 02:12

mantap min
solder uap
Reply
Newer PostOlder PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)
HIMAPFIS EXPO 2018 UNIVERSITAS SRIWIJAYA

HIMAPFIS EXPO 2018 UNSRI PROUDLY PRESENT J J Come and Join Us!! v Futsal (Untuk
Informasi Lebih Lanjut, Klik DISINI ) v So...

LKM - Laporan Praktikum Gerak Jatuh Bebas
LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) MATA PELAJARAN FISIKA SMA DISUSUN OLEH :
MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA ANGKATAN 2014 FAKULTAS...


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR - ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA DASAR ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN Oleh
: Kelompok VII Arestu Pranana ...

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I - Pesawat Atwood (M3)
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I I. Identitas Praktikum : Nama
: Muhammad Haris NIM ...
SEARCH THIS BLOG

Search

ANDA PENGUNJUNG KE

485852
PAGES
 Beranda
LABELS
 ARTIKEL UNIK FISIKA
 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
 Buku Kurikulum 2013
 EGON
 ELEKTRONIKA DASAR
 FISIKA UMUM
 HIMAPFIS
 LAPORAN FISIKA DASAR
 LAPORAN PRAKT. KIMIA DASAR
 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
 LKM
 MEKANIKA
 MOTIVASI
 PENELITIAN
 PENGANTAR PENDIDIKAN
 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 PROFESI KEPENDIDIKAN
 SEJARAH FISIKA
 TIPS BLOGGER
BLOG ARCHIVE
 ► 2018 (4)
 ► 2017 (40)
 ► 2016 (52)
 ▼ 2015 (101)
o ▼ November (15)
 PROFESI KEPENDIDIKAN - SUPERVISI PENDIDIKAN
 PROFESI KEPENDIDIKAN - BIMBINGAN DAN KONSELING
 PROFESI KEPENDIDIKAN - STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH...
 PROFESI KEPENDIDIKAN - PENDIDIKAN KARAKTER
 PROFESI - KEPENDIDIKAN - ETIKA KEPEMIMPINAN DAN PE...
 PROFESI KEPENDIDIKAN - INTERAKSI EDUKATIF
 PROFESI KEPENDIDIKAN - KODE ETIK GURU
 PROFESI KEPENDIDIKAN - PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAA...
 PROFESI KEPENDIDIKAN - PENGEMBANGAN KARIR GURU
 PROFESI KEPENDIDIKAN - PENILAIAN KINERJA GURU
 PROFESI KEPENDIDIKAN - PROFESI GURU DAN PENINGKATA...
 PROFESI KEPENDIDIKAN - PENGEMBANGAN KEBIJAKAN UMUM...
 PROFESI KEPENDIDIKAN - REFORMASI KEPENDIDIKAN
 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR - PENGISIAN DA...
 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR - PENGUKURAN K...
o ► October (5)
o ► September (1)
o ► August (2)
o ► April (2)
o ► March (37)
o ► February (39)
Report Abuse
FEATURED POSTS
SOCIAL ICONS
LENCANA FACEBOOK
Blog Egon Doank

Promosikan Halaman Anda Juga


FOLLOWERS
ASAL PENGUNJUNG

SAMPLE TEXT
Picture Window theme. Powered by Blogger.
ACARA I
DASAR-DASAR PENGUAT OPRASIONAL

ABSTRAK
Op-Amp merupakan rangkaian penguat oprasional yang mampu mendeteksi
memperkuat sinyal DC maupun AC dengan penguatan mendekati
ideal.pengukuran tegangan offset masukan op-amp 741 sebesar nol volt, hal
ini sesuai dengan teori , dengan tegangan offset masukan akan bernialai nol
volt, sedangkan menentukan CMRR IC op-amp 741 diperoleh sebesar
0,000014 dan haltersebut dimungkinkan karena kurangnya ketelitian
praktikan.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menghitung Tegangan Offset Masukan Op-Amp 741
b. Mengukur CMRR Op-Amp

2. Waktu Praktkum
Jum’at, 2 Mei 2014

3. Tempat Praktikum
Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II FMIPA Universitas Mataram

B. LANDASAN TEORI
Op-Amp merupakan rangkaian penguat oprasional yang mampu mendeteksi
serta memperkuat sinyal baik DC maupun AC dengan penguatan yang
mendekati ideal. Rangkaian ini dibangun atas elemen-elemen transistor,
resistor dan kapasistor Op-Amp memerlukan catu daya yang positif dan
negatif. Penguat oprasional ini adalah salah satu jenis penguat elektronika
dengan sumbatan arus sejarah yang memilikin faktor penguatan sangat besar
dengan dua masukan, dan satu keluaran (David, 1981:57).

Op-Amp dasarnya penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang


dikuatkan hanyalah selisih tegangan antarainput V1 (non-inverting) dengan
input V2 (inverting) untuk menekan penguat tegangan ini (common mode)
sekecil-kecilnya. Op-Amp yang paling sering digunakan adalah 741 dengan
kaki-kakinya, CMRR didefinisikan bangun persamaan CMRR=ADM/ACM
yang dinyatakan dengan satuan db jika CMRR semakin besar maka Op-Amp
dapat menekan penguatan signal yang tidak diingikan sekecil-kecilnya
(Prasetyo,2005:101).

Op-Amp memilliki Vo (offset) sama dengan nol. Masalah yang lain timbul,
yakni selalu terjadi arus-arus bias. Arus ini akan mengakibatkan timbulnya Vo
(offset), bila satu masukan diberikan hambatan, untuk menghilangjkanya,
maka kedua masukan diberi hambatan yang bernilai sama, seperti gambar di
bawah ini :

Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - DASAR-DASAR PENGUAT OPRASIONAL

Arus baris dari masing-masing transistor masukan tidak akan sama,


mengingat harga βnya besarnya berbeda. Hal ini mengakibatkan timbulnya
arus offset masukan (selisih arus basis) (Wahyudi,2014:66).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a. Multimeter digital
b. Signal generator
c. Kabel penghubung
d. Papan rangkaian
e. Jumper

2. Bahan-bahan Praktikum
a. Resistor 100 Ω
b. Resistor 1 MΩ
c. IC Op-Amp 741

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menentukan Tegangan Offset Masukan Op-Amp 741
a. Dibuat rangkaian seperti gambar dibawah ini:
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - DASAR-DASAR PENGUAT OPRASIONAL
b. Diukur teganagn output rangakaian dengan menggunakan voltmeter ac
digital.
c. Dihitung penguatan teganagn lingkar tutup.
d. Dihitung teganagan offset masukan.

2. Menentukan CMRR IC Op-Amp 741


a. Dibuat rangkaian seperti gambar di bawah ini :

Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - DASAR-DASAR PENGUAT OPRASIONAL


b. Disetel frekuensi signal generator antara 60-100 hz
c. Dengan volt ac digital. Diukur teganagn masukan Vin dan disetel paling
tidak bernilai 2 volt(rms) yang disebut tegangan modus bersama (Vincm).
d. Diukur tegangan keluaran vout dengan menggunakan voltmeter ac
digital (modus bersama.
e. Dihitung penguatan modus bersama
f. Dihitung penguatan diffrensialnya
g. Dihitung CMRR

E. HASIL PENGAMATAN
1. Menentukan Tegangan Offset Masukan Op-Amp 741
Vout = 0 volt
R2 = 1 MΩ
R3 = 100Ω

2. Menentukan CMRR IC Op-Amp 741


Vincm = 2,04 volt
Voutcm = 0,03 volt
R1 = 100Ω
R2 = 100Ω
R3 = 100Ω
R4 = 100Ω

F. ANALISIS DATA
1. Menentukan Tegangan Offset Masukan Op-Amp 741
Vout = 0 volt
Acl =( R2)/R1
= (1000 kΩ)/100kΩ
= 10 x

Voffset masukan = Vout/Acl


= 0volt/10
= 0 volt

2. Menentukan CMRR IC Op-Amp 741


Vin (CM) = 2,04 volt
Vout (CM)= 0,03 volt

Av(CM) = (Vout cm)/(vin cm)


= 0,03volt/(2,04 volt)
= 0,014 x

Penguat differensial
Adiff = ( R2)/R1
= 100000Ω/100kΩ
= 1000 x

CMRR =( ACM)/Adiff
= (0,014 x)/1000x
= 0,000014

CMRR dalam desible


CMRR(db) = 20 log CMRR
= 20 log 0,000014
= -97,07 db

G. PEMBAHASAN
Op-Amp merupakan rangkainan oprasional yang mampu memperkuat sinyal
balik dc maupun ac dengan penguatan yang mendekati ideal. Dalam
praktikum kali ini yakni dasar-dasar penguatan oprasional dengan tujuan,
pertama mengukur tegangan offset masukan op-amp 741. Dalam percobaan
pertama praktikan memperoleh tengangan keluaran sebesar 0 V dengan Acl
10. Dengna demikan tegangan offset masukannnya menghasilkan 0 volt hal
inin dikarenakan pemasangan resisitor pada masukan dan kedua masukan
tersebut digrounkan sehingga mengakibatkan nilai offsetnya bernilai 0.

Kemudian untuk percobaan kedua yaitu menentukan CMRR IC Op-Amp n741


dengan menyetel frekuensi pada 60 – 100 hz sehingga menghasilkan Vin cm
sebesar 2,04 volt. Tegangan keluaran dengan menggunakan voltmeter ac
digital sebesar 0,03 volt.

Berdasarkan data yang didapat pada percobaan dua , praktikan dapat


menentukan penguat modus bersama (Acm) . vout berbanding terbalik
dengan vin sehingga didapat 0,014 x, penguat differensialnya sekitar 1000x.
Sehingga kita dapat menghitung CMRR dengan menggunkan persamaan
Acm/Adiff maka diperoleh nilai sebesar 14x 10-5 sedangkan dalam db didapat
sebesar -97,07db. Yang seharusnya berniali 90 db.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat beberapa kesimpulan
yakni sebagai berikut :
a. Tegangan offset masukan Op-Amp 741 sebesar 0 volt hal tersebut sesuai
dengan teori.
b. Pengukuran CMRR didapat sebesar -97,07 db, yang seharusn ya bernilai
90 db.

Anda mungkin juga menyukai