Anda di halaman 1dari 27

2.3.3.

3 Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk

menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk:

Aerosol (busa)

Tablet vagina, suppositoria, atau dissolvable film

Krim

Cara Kerja : Menyebabkan sel membrane sperma terpecah,

memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur

Manfaat :

a. Efektif seketika

b. Tidak mengganggu produksi ASI

c. Bisa digunakan sebagai metode lain

d. Tidak mengganggu kesehatan klien

e. Mudah digunakan

f. Tidak perlu resep dokter

g. Tidak mempunyai pengaruh sistemik

Keterbatasan :

a. Efektifitas kurang

b. Efektifitas aplikasi hanya 1- 2 jam

c. Pengguna harus menunggu 10- 15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan

hubungan seksual

d. Ketergantungan pengguna

2.3.4 Kontrasepsi Kombinasi (Hormon Esterogen dan Progesteron)

2.3.4.1 Pil Kombinasi


Profil :

a. Efektif dan reversible

b. Harus diminum setiap hari

c. Pada bulan- bulan pertama efek samping berupa mual, perdarahan bercak yang

tidak berbahaya dan hilang dengan sendirinya

d. Efek samping serius jarang terjadi

e. Tidak dianjurkan pada ibu menyusui

f. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat

g. Dapat mulai diminum saat bila yakin sedang tidak hamil

Jenis :

a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 221 tablet mengandung hormone

aktif esterogen dan progestin dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormone aktif

b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung esterogen/

progestin dengan 2 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormone aktif

c. Trifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone

aktif esterogen/ progestin dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone

aktif

Cara Kerja :

a. Menekan Ovulasi

b. Mencegah Implantasi

c. Lendir servik mengental sehingga sulit dilalui sperma

d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan

terganggu pula

Manfaat :

a. Memiliki efektifitas yang tinggi


b. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil

c. Tidak menggangu hubungan seksual

d. Siklus haid menjadi teratur

e. Mudah dihentikan setiap saat

f. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat

g. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause

h. Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium,

kista ovarium, penyakit radang pangggul dll

Keterbatasan :

a. Mahan dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari

b. Mual terutama 3 bulan pertama

c. Pusing

d. Nyeri payudara

e. Berat badan naik sedikit

f. Berhenti haid, jarang pada pil kombinasi

g. Tidak mencegah IMS, HIV/ AIDS

Yang dapat menggunakan PIL KOMBINASI

a. Usia reproduksi

b. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

c. Nyeri haid hebat

d. Siklus haid tidak teratur

e. Kelainan payudara jinak

f. Pascakeguguran dll

Yang tidak boleh menggunakan PIL KOMBINASI

a. Hamil atau dicurigai hamil


b. Menyusui eksklusif

c. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya

d. Perokok dengan usia > 35 tahun

e. Migren atau gejala neurologic fokal

f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi

2.3.4.2 Suntikan Kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron

Asetat 5 mg Estradiol Sipinoat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem) dan

50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M

sebualan sekali.

Cara Kerja :

a. Menekan ovulasi

b. Membuat lendir serrviks menjadi kental sehingga penitrasi sperma terganggu

c. Perubahan endometrium sehngga implntasi terganggu

d. Menghambat transportasi sperma gamet oleh tuba

Efektifitas : Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100

perempuan) selama tahun pertama penggunaan

Keuntungan Kontrasepsi :

a. Risiko terhadap kesehatan kecil

b. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

c. Jangka panjang

d. Efek samping sangat kecil

e. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

f. Tidak diperlukan periksa dalam


Keuntungan Non Kontrasepsi :

a. Mengurangi jumlah perdarahan

b. Mengurangi nyeri haid

c. Mencegah anemia

d. Mencegah kehamilan ektopik dll

Kerugian :

a. Terjadi perubahan pada pola haid ,seperti tidak teratur ,pendarahan bercak/spoting,

atau perdarahan sela sampai 10 hari.

b. Mual ,sakit kepala,nyeri payudara ringan ,dan keluhan seperti ini akan hilang setelah

suntikan kedua atau ketiga.

c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan .Klien harus kembali setiap 30

hari untuk mendapatkan suntikan.

d. Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat

epilepsi(Fenotin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin).

e. Dapat terjadi efek samping yang serius,seperti serangan jantung,stroke,bekuan darah

pada paru atau otak,dan kemungkinan timbulnya tumor hati.

f. Penambahan berat badan.

g. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,hepatitis

B virus,atau infeksi virus HIV.

h. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

2.3.5 Kontrasepsi Progestin

2.3.5.1 Kontrasespi Suntikan Progestin

profil :

a. Sangat efektif.

b. Aman.
c. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.

d. Kembalinya kesuburan lebih lambat,rata – rata 4 bulan.

e. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.

Jenis : Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung

progertin,yaitu :

a. Depo Medrosiprogesteron Asetat (Depoprovera),mengandung 150 mg DPMA,yang

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular di daerah bokong).

b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg

Noretindron Enantat,diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular.

Cara Kerja :

a. Mencegah ovulasi.

b. Mengentalkan lendiri serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.

c. Menjadikan lendiri rahim tipis dan atrofi.

d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

Efektifitas :

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi,dengan 0,3 kehamilan

per 100 perempuan – tahun,asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal

yang telah ditentukan.

Keuntungan :

a. Sangat efektif

b. Pencegahan kehamilan jangka panjang

c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami – istri.


d. Tidak mengadung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit

jantung,dan gangguan pembekuan darah.

e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

f. Sedikit efek samping.

g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

h. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.

i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

k. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

l. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

Keterbatasan :

a. Sering ditemukan gangguan haid,seperti:

Siklus haid yang memendek atau memanjang.

Perdarahan yang banyak atau sedikit.

Perdarahan tidak bteratur atau perdarahan bercak (spotting)

Tidak haid sama sekali.

b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali

untuk suntikan)

c. Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikut.

d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersaring.

e. Tidak menjamin perlindungan terhadappenularan infeksi menular seksual,hepatitis B

virus,atau infeksi virus HIV.

f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.


g. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada

organ genitalia,melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari

deponya(tempat suntikan).

h. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.

i. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurukan kepadatan tulang

(densitas).

j. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada

vagina,menurunkan libido,gangguan emosi (jarang),sakit kepala,nervositas,jerawat.

Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin :

a. Usia reproduksi

b. Nulipara dan yang telah memiliki anak.

c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang telah memiliki efektifitas tinggi.

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

f. Setelah abortus atau keguguran.

g. Telah banyak anak,tetapi belum menghendaki tubektomi.

h. Perokok.

i. Tekanan darah < 180/110 mmHg,dengan masalah gangguan pembekuan darah atau

anemia bulan sabit.

j. Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate ) atau obat tuberculosis

(rifampisin).

k. Tidak dapat pula memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

l. Sering lupa mengunakan pil kontrasepsi.

m. Anemia defisiensi besi.


n. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil

kontrasepsi kombinasi.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrsepsi Suntikan Progestin :

a. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,terutama amenorea.

d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

e. Diabetes mellitus disertai komplikasi.

2.3.5.2 Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil)

Profil :

a. Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB.

b. Sangat efektif pada masa laktasi.

c. Dosis rendah.

d. Tidak menurunkan produksi ASI.

e. Tidak memberikan efek samping estrogen.

f. Efek samping utama adalah gangguan perdarahan;perdarahan bercak ,atau

perdarahan tidak teratur.

g. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.

Jenis Minipil :

a. Kemasan dengan isi 35 pil :300 µg levonogestrel atau 350 µg noretidron.

b. Kemasan dengan isi 28 pil : 75 µg desogestrel.

Cara Kerja Minipil :


a. Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium ( tidak begitu

kuat).

b. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.

c. Mengentalkan lendiri serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.

d. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.

Efektifitas :

Sangat efektif (98,5%) .Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu – dua tablet

atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah,diare),karena akibatnya

kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar.Penggunaan obat – obat mukolitik

asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat

meningkatkan penetrasi sperma,sehingga kemampuan kontraseptif dari minipil dapat

terganggu.

Agar didapatkan kehandalan yang tinggi ,maka:

Jangan sampai ada tablet yang luapa.

Tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari).

Sanggama sebaiknya dilakukan 3 – 20 jam setelah penggunaan minipil

Keuntungan Kontrasepsi :

a. Sangat efektif bila digunakan secara benar.

b. Tidak menggangu hubungan seksual.

c. Tidak mempengaruhi ASI.

d. Kesuburan cepat kembali.

e. Nyaman dan mudah digunakan.

f. Sedikit efek samping.

g. Dapat dihentikan setiap saat.

h. Tidak mengandung estrogen.


Keuntungan Nonkontrasepsi :

a. Mengurangi nyeri haid.

b. Mengurangi jumlah darah haid.

c. Menurunkan tingkat anemia.

d. Mencegah kanker endometrium.

e. Melindungi dari penyakit radang panggul.

f. Tidak meningkatkan pembekuan darah.

g. Dapat diberikan pada penderita endometriosis.

h. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah,nyeri kepala,dan depresi.

i. Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala,perut kembung,nyeri

payudara,nyeri pada betis,lekas marah).

j. Sedikit sekali mengganggu metabolism karbohidrat sehingga relative aman

diberikan pada pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.

Keterbatasan :

a. Hampir 30 – 60 % mengalami gangguan haid (pendarahan sela,spotting,amenorea)

b. Peningkatan / penurunan berat badan.

c. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.

d. Bila lupa satu pil saja ,kegagalan menjadi lebih besar.

e. Payudara menjadi tegang ,mual,pusing,dermatitis atau jerawat.

f. Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dar 100 kehamilan),tetapi risiko ini lebih

rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil.

g. Efektifitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis

atau obat epilepsi .


h. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS.

i. Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di daerah muka),tetapi sangat jarang

terjadi.

Yang Boleh Menggunakan Minipil :

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak,atau yang belum memiliki anak anak.

c. Menginginkan suatu metode kotrasepsi yang sangat efektif selama periode

menyusui.

d. Pasca persalinan dan tidak menyusui.

e. Pascakeguguran.

f. Perokok segala usia.

g. Menpunyai tekanan darah tinggi (selam <180/110 mmHg ) atau dengan masalah

pembekuan darah.

h. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil :

a. Hamil atau diduga hamil

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.

d. Menggunakan obat tuberculosis (rifampisin),atau obat untuk epilepsy (fenitoin dan

barbiturat)

e. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

f. Sering lupa minum pil.

g. Miom uterus.Progestin memicu pertumbuhan miom uterus.

h. Riwayat stroke.Progestin menyebakan spasme pembuluh darah.

2.3.5.3 Kontrasepsi Implan


Profil :

a. Efektif 5 tahun untuk Norplant,3 tahun untuk Jadena ,Indoplant,atau Implanon.

b. Nyaman.

c. Dapat dipakai semua ibu dalam usia reproduksi.

d. Pemasangan dan pecabutan perlu pelatihan.

e. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.

f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur,perdarahan bercak dan

amenorea.

g. Aman dipakai pada masa laktasi.

Jenis :

a. Norplant.Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4

cm,dengan diameter 2,4 mm,yang diisi dengan 36 mg Levonogestrel dan lama kerjanya.

b. Implanon.Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm,dan

diameter 2 mm,yang diisi dengan 68 mg 3 – keto – desogestrel dan lama kerjanya 3

tahun.

c. Jadena dan Indoplant.Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel

dengan lama kerja 3 tahun.

Cara Kerja :

a. Lendir serviks menjadi kental.

b. Mengaggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

c. Mengurangi transportasi sperma.

d. Menekan ovulasi.

Efektifitas :

Sangat efektif (Kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan).

Keuntungan Kontrasepsi :
a. Daya guna tinggi.

b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

e. Bebas dari pengaruh estrogen.

f. Tidak menggangu kegiatan senggama.

g. Tidak mengganggu ASI.

h. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.

i. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan dengan kebutuhan.

Keuntungan Nonkontrasepsi :

a. Mengurangi nyeri haid.

b. Mengurangi jumlah darah haid.

c. Mengurangi/memperbaiki anemia.

d. Melindungi terjadinya kanker endometrium.

e. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.

f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.

g. Menurunkan angka kejadian endometriosis.

Keterbatasan :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan

bercak (spotting),hipermenorea atau meningkatya jumlah darah haid,serta

amenorea.Timbulnya keluhan – keluhan ,seperti:

a. Nyeri kepala

b. Peningkatan /penurunan berat badan

c. Nyeri payudara

d. Perasaan mual
e. Pening/pusing kepala.

f. Perubahan perasaan (mood)atau kegelisahan (nervousness).

g. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

h. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau

obat epilepsy (fenitoin dan barbiturate).

i. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per

tahun)

Yang Boleh Menggunakan Implan :

a. Usia reproduksi.

b. Telah memiliki anak ataupun yang belum.

c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki

pencegahan kehamilan jangka panjang.

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.

e. Pascapersalinan dan tidak menyusui.

f. Pascakeguguran

g. Tidak menginginkan anak lagi,tetapi menolak sterilisasi.

h. Riwayat kehamilan ektopik.

i. Tekanan darah < 180/110 mmHg,dengan masalah pembekuan darah atau anemia

bulan sabit (sickle cell).

j. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang menggandung estrogen.

k. Sering lupa minum pil.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan :

a. Hamil atau diduga hamil.

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c. Bejolan /kanker payudara atau riwayat kanker payudara.


d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.

e. Miom uterus dan kanker payudara.

f. Gangguan toleransi glukosa.

2.3.5.4 AKDR Dengan Progestin

Jenis AKDR yang menggandung hormone steroid adalah Prigestase yang menggandung

Progesteron dari Mirena yang menggandung Levonorgestrel.

Cara Kerja :

a. Endometrium mengalami transformasi yang ireguler,epitel atrofi sehingga

menganggu implantasi.

b. Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum dengan

sperma.

c. Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi.

d. Menginaktifkan sperma.

Efektifitas :

Sangat efektif ,yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama

penggunaan.

Keuntungan Kontrasepsi :

a. Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun).

b. Tidak mengganggu hubungan suami istri.

c. Tidak berpengaruh terhadap ASI.

d. Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat.

e. Efek sampingnya sangat kecil.


f. Memiliki efek sitematik yang sangat kecil.

Keuntungan Nonkontrasepsi :

a. Mengurangi nyeri haid.

b. Dapat diberikan pada usia perimenopause bersamaan dengan estrogen,untuk

pencegahan hyperplasia endometrium.

c. Mengurangi jumlah darah haid.

d. Sebagai pengobatan alternative pengganti operasi pada perdarahan uterus

difungsional dan adenomiosis.

e. Merupakan kontrasepsi pilihan utama pada perempuan perimenopause.

f. Tidak mengurangi kerja obat tuberculosis ataupun obat epilepsy,karena AKDR yang

mengandung progestin kerjanya terutama local pada endometrium.

Keterbatasan :

a. Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genitalia sebelum

pemasangan AKDR.

b. Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasanagan dan pencabutan AKDR.

c. Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat,sehingga sangat tergantung pada

tenaga kesehatan.

d. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea.

e. Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi ( < 1/1000 kasus)

f. Kejadian kehamilan ektopik relatif tinggi.

Yang Boleh Menggunakan AKDR dengan Progestin :

a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak maupun belum.

c. Menginginkan kontrasepsi yang efektf jangka panjangng untuk mencegah kehamilan

d. Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi.

e. Pascakeguguran dan tidak ditemukan tanda – tanda radang panggul.

f. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi.

g. Sering lupa menggunakan pil.

h. Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen.

i. Mempunyai risiko rendah mendapatpenyakit menular seksual.

Yang Tidak Boleh Menggunakan AKDR dengan Progestin :

a. Hamil atau diduga hamil.

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c. Menderita vaginitis,salpingitis,endometritis.

d. Menderita penyakit radang panggul atau pascakeguguran septic.

e. Kelainan Kongenital rahim.

f. Miom submukosum.

g. Rahim yang sulit digerakkan.

h. Riwayat kehamilan ektopik.

i. Penyakit trofoblas ganas.

j. Terbukti menderita penyakit tuberkulosis panggul.

k. Kanker genitalia/payudara

2.3.5.5 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Profil :
a. Sangat efektif,reversible dan berjangka panjang ( dapat sampai 10 tahun : CuT –

380A)

b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.

c. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.

d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi.

e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual

(IMS)

Jenis :

a. AKDR CuT-380A

Kecil,kerangka dari plastic yang fleksibel,berbentuk huruf T diselebungi oleh kawat

halus yang terbuat dari tembaga (Cu).Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana – mana.

b. AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering).

c. Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusus CuT-380A

d. IUD hormone murena.

Cara Kerja :

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,walaupun AKDR

membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi

kemampuan sperma untuk fertilisasi.

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

Keuntungan :

a. Sebagai kontrasepsi,efektifitasnya tinggi.


Sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama ( 1

kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan)

b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat – ingat.

e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

Kerugian :

a. Efek samping yang umum terjadi:

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah

3 bulan)

Haid lebih lama dan banyak.

Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

Saat haid lebih sakit.

b. Komplikasi lain:

Merasakan sakit dan kejang selama 3 samapai 5 hari setelah pemasangan.

Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab

anemia.

Perforasi dinding uterus ( sangat jarang apabila pemasanagannya benar)

c. Tidak mencegah IMS dan HIV/AIDS.

d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering

berganti pasangan.

e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai

AKDR.PRP dapat memicu infertilitas


2.3.6 Kontrasepsi Mantap

2.3.6.1 Tubektomi

Profil :

a. Sangat efektif dan permanen.

b. Tindak pembedahan yang aman dan sederhana.

c. Tadak ada efek samping.

d. Konseling dan informed consent (persetujuan tindakan) mutlak diperlukan.

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)

seorang perempuan.

Jenis :

a. Minilaparotomi

b. Laparoskopi

Mekanisme Kerja :

Dengan mengokulasi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang

cincin),sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

Manfaat Kontrasepsi :

a. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama

penggunaan).

b. Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding).

c. Tidak bergantung factor senggama.

d. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.

e. Pembedahan sederhana ,dapat dilakukan dengan anestesi lokal.

f. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.


g. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormone

ovarium)

h. Permanen.

Nonkontrasepsi : Berkurangnya resiko kanker ovarium

Keterbatasan :

a. Harus dipertimbangankan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat

dipulihkan kembali),kecuali dengan operasi rekanalisasi.

b. Klien dapat menyesal di kemudian hari.

c. Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anesti umum)

d. Rasa sakit /ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.

e. Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau

dokter spesialis bedah untuk proses laporoskopi).

f. Tidak melindungi diri dari IMS,termasuk HBV dan HIV/AIDS.

Isu – Isu Klien :

a. Klien mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur ini.

b. Informed consent harus diperoleh dan standart consent form harus ditandatangani

ole klien sebelum prosedur ini dilakukan;informed consent form dapat ditandatangani

oleh saudara atau pihak yang bertanggung jawab atas seorang klien yang kurang paham

atau dapat memberikan informed consent,misalnya individu yang tidak kompeten secara

kejiwaan.

Yang Dapat Menjalani Tubektomi :

a. Usia > 26 tahun.

b. Paritas > 2.

c. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.

d. Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.


e. Pascapersalinan.

f. Pascakeguguran.

g. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

Yang Sebaiknya Tidak Menjalani Tubektomi :

a. Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

b. Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)

c. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut ( hingga masalah itu disembuhkan atau

dikontrol)

d. Tidak boleh menjalani proses pembedahan.

e. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan

f. Belum memberikan persetujuan tertulis.

Kapan Dilakukan :

a. Setiap waktu selam siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut

tidak hamil.

b. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)

c. Pascapersalinan

Minilap :di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu

Laparoskopi :tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan.

d. Pascakeguguran

Triwulan pertama:dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic

(minilap atau laparoskopi).

Triwulan kedua:dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic

(minilap saja).

2.3.6.2 Vasektomi

Profil :
a. Sangat efektif

b. Tidak ada efek samping jangka panjang.

c. Tindak bedah yang aman dan sederhana.

d. Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan.

e. Konseling dan informed consent mutlak diperlukan.

Batasan :

Vasektomi adalah prosedur klinik menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan

melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan

proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum ) tidak terjadi.

Indikasi :

Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi

merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangan serta

melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.

Penilaian Klinik

Riwayat sosiomedik yang perlu diketahui dari seorang calon akseptor vasektomi meliputi

hal-hal berikut.

a. Riwayat operasi atau trauma pada region skrotalis atau inguinalis.

b. Riwayat disfungsi seksual,termasuk impotensi.

c. Kondisi area skrotalis (ketebalan kulit,parut atau infeksi)

d. Temuan berupa undesensus testikularis,hidrokel/varikokel,massa intraskrotalis atau

hernia inguinalis.

e. Riwayat alergi.

f. Adanya protenuria atau diabetes mellitus.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat, sebaiknya calon aksepor diberi

penjelasan tentang keuntungan dan kerugian, Masing- masing alat kontrasepsi, sehingga

diharapkan dapat memperkecil terjadi kehamilan serta mengurangi efek samping dari alat

kontrasepsi tersebut.

Untuk peningkatan dan perluasanya, Keluarga Berencana dapat dimasukkan

kedalam pelayanan kesehatan reproduksi serta pelayanan kesehatan primer yang lain

agar tanggap terhadap seluruh kebutuhan kesehatan reproduksi wanita. Didalam suatu

program yang terintegrasi, harus terdapat metode kontrasepsi yang dapat diterima, aman

dan efektif serta dapat dipakai wanita pada berbagai tahap kehidupan reproduksi. Metode

kontrasepsi harus dapat diterima secara seksual maupun social tanpa adanya pengaruh

negative terhadap kesehatan dan kesejahtenaan secara umum.

Apabila tersedia pilihan metode kontrasepsi yang lebih responsive terhadap

keinginan serta kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi wanita maka tujuan keluarga

berencana akan mulai tercapai. Dengan demikian, diharapkan wanita merasa terpanggil

untuk meningkatkan kesadaran hak seksual dan reproduksinya sebagai langkah utama

menuju kesehatan yang utuh.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat dan

menambah pengetahuan bagi pembaca. Kami menyadari banyak sekali kekurangan

dalam makalah ini. Untuk itu kami mohon saran yang dapat memperbaiki makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Jakarta, Badan Koordinasi Keluarga Nasional.1980. Pedoman Praktis Pelayanan

Kontrasepsi Petugas Paramedis

Jakarta. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.1980. Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim

Koblinsky, Marge, Timyan, Judith, Gay, Jill. 1997. Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif.

Global: Gajah Mada University Press

Melati, Mawar. 1985. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Majalah Wanita Konsumen, Edisi

Tahunke XII

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sosrohadi koesoemo, Soemiani.1984. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

Bidang Kependudukan: Prov Jateng


Sarwono, Sarlita Wirawan, 1979. Herman Memilih Sterilisasi. Sukarela Indonesia:

Jakarta

Mynarwati.1979. Mengapa Mereka Memilih Sterilisasi. Sukarela Indonesia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai