Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran sejarah peminatan yang diampu oleh
Syarifani Herdianti, S.Hum
Disusun Oleh :
Amelia Putri
Silvi
Muhamad Azil
Gilang Ramdani
Kelompok 7
Kelas XI IPS 1
SMA AL-QONA’AH
JELEKONG
2019
DAFTAR ISI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas selesainya penyusunan
makalah sejarah Indonesia Bab VII. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam penyelesaian buku ini.
Buku ini disusun untuk memperkuat kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
secara utuh. Anda pun diajak memperdalam pengetahuan kesejarahan dan mengembangkan secara
konkret.dengan system pembelajaran ini, anda diharapkan memiliki kesedaran sejarah.
Kami menyadari buku ini tidak lepas dari kekurangan karena fakta-fakta baru dalam
sejarah terus ditemukan. Oleh karena itu, kami terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan untuk
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan teirma
kasih. Semoga makalah ini dapat menjadi teman belajar anda dan dapat mengantarkan anda
menjadi generasi cerdas berprestasi selamat belajar.
Amelia Putri
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Kapitulasi kalijati pada tanggal 8 maret 1942 menandai berakhirnya kekuasan hindia
belanda di Indonesia. Tokoh-tokoh yang hadir dalam kapitulasi ini antara lain
Gubenur Jenderal Tjarda Van Starkenborgh dan letnan jenderal H. Ter poorten yang
mewakili pemerintah belanda serta letnan jenderal Imamura mewakili pemerintah
jepang.
2. Sejak menguasai Indonesia, jepang mengambil alih seluruh asset berharga yang
terdapat di Indonesia, tidak terkecuali asset-aset milik pemerintah colonial belanda.
3. Jepang membentuk organisasi sosial kemasyarakatan untuk mengakomodasi gerakan
kaum nasionalis jepang tidak ingin kaum nasionalis melakukan gerakan “bawah
tanah” setelah jepang membubarkan organisasi pergerakan pada masa colonial
belanda
B. Rumusan Masalah
A. Kehidupan Bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang
1. Bagaimana kedatangan politik dan militer ?
2. Bagaimana kehidupan ekonomi ?
3. Bagaimana kehidupan sosial ?
4. Bagaimana kehidupan Budaya ?
5. Bagaimana kehidupan Pendidikan ?
B. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penduduk Jepang
1. Bagaimana perlawanan rakyat Aceh ?
2. Bagaimana perlawanan rakyat Singaparna ?
3. Bagaimana perlawanan rakyat Indramayu ?
4. Bagaimana perlawanan rakyat Kalimantan ?
5. Bagaimana perlawanan rakyat Papua ?
6. Bagaimana perlawanan peta di Blitar ?
C. Tujuan Makalah
A. Untuk mengetahui kehidupan bangsa Indonesia Pasca Masa Pendudukan Jepang
1. Untuk mengetahui kedatangan politik dan militer
2. Untuk mengetahui kehidupan ekonomi
3. Untuk mengetahui kehidupan sosial
4. Untuk mengetahui kehidupan budaya
5. Untuk mengetahui kehidupan pendidikan
B. Untuk mengetahui perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan jepang
1. Untuk mengetahui perlawanan rakyat aceh
2. Untuk mengetahui perlawanan rakyat Singaparna
3. Untuk mengetahui perlawanan rakyat Indramayu
4. Untuk mengetahui perlawanan rakyat Kalimantan
5. Untuk mengetahui perlawanan rakyat Papua
6. Untuk mengetahui perlawanan peta di blitar
BAB II
PEMBAHASAN
2.
Jadi begitulah Squad gambaran bagaimana kondisi bangsa kita dulu saat berada di
bawah penjajahan Jepang. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan Jepang justru
menyengsarakan rakyat kita. Selain itu, Jepang juga memiliki cara-cara yang licik untuk
menguasai sumber daya alam serta sumber daya manusia bangsa kita.
2. KEHIDUPAN EKONOMI
Sewaktu Indonesia masih di bawah penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang
diterapkan adalah sistem ekonomi perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai
sumber-sumber bahan mentah dari berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang melakukan
itu, untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya, Squad. Nah, wilayah-wilayah ekonomi
yang sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri atau yang diberi nama Lingkungan
Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, merupakan wilayah yang masuk ke dalam struktur
ekonomi yang direncanakan oleh Jepang.
Kalau di bidang moneter, pemerintah Jepang berusaha untuk mempertahankan nilai
gulden Belanda. Hal itu dilakukan agar harga barang-barang dapat dipertahankan sebelum
perang.
3. KEHIDUPAN SOSIAL
Pemerintahan Jepang saat itu mencetuskan kebijakan tenaga kerja romusha. Mungkin
kamu sudah sering dengar kalau romusha adalah sistem kerja yang paling kejam
selama bangsa Indonesia ini dijajah. Tetapi, pada awalnya pembentukan romusha ini
mendapat sambutan baik lho dari rakyat Indonesia, justru banyak yang bersedia untuk jadi
sukarelawan. Namun semua itu berubah ketika kebutuhan Jepang untuk berperang
meningkat.
Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut membuat
rakyat kita menjadi sengsara. Kamu bayangin aja, rakyat kita dipaksa membangun semua
sarana perang yang ada di Indonesia. Selain di Indonesia, rakyat kita juga dikerjapaksakan
sampai ke luar negeri. Ada yang dikirim ke Vietnam, Burma (sekarang Myanmar),
Muangthai (Thailand), dan Malaysia. Semua dipaksa bekerja sepanjang hari, tanpa
diimbangi upah dan fasilitas hidup yang layak. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak
kembali lagi ke kampung halaman karena sudah meninggal dunia.
4. KEHIDUPAN BUDAYA
Pemerintahan Jepang pernah mencoba menerapkan kebudayaan memberi hormat ke arah
matahari terbit kepada rakyat Indonesia lho! Dalam masyarakat Jepang, kaisar memiliki
tempat tertinggi, karena diyakini sebagai keturunan Dewa Matahari. Nah, Jepang berusaha
menerapkan nilai-nilai kebudayaannya kepada bangsa Indonesia. Tetapi langsung
mendapat pertentangan dan perlawanan dari masyarakat di Indonesia. Bangsa kita ini
hanya menyembah Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa mana mungkin setuju
memberi hormat dengan membungkukkan punggung dalam-dalam (seikerei) ke arah
matahari terbit.
Potongan gambar pada film Sang Kiyai, menggambarkan kondisi saat tentara Jepang menangkap
ulama-ulama yang menolak 'Seikerei' (Sumber: berdikarionline.com)
Dahulu, para seniman dan media pers kita tidak sebebas sekarang. Pemerintahan Jepang
mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso. Lembaga ini yang
kemudian digunakan Jepang untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan para seniman
agar karya-karyanya tidak menyimpang dari kepentingan Jepang. Bahkan media pers pun
berada di bawah pengawasan pemerintahan Jepang.
5. KEHIDUPAN PENDIDIKAN
Sistem pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, semua kalangan
dapat mengakses pendidikan, sedangkan masa Hindia-Belanda, hanya kalangan atas
(bangsawan) saja yang dapat mengakses. Akan tetapi, sistem pendidikan yang dibangun
oleh Jepang itu memfokuskan pada kebutuhan perang. Meskipun akhirnya pendidikan
dapat diakses oleh semua kalangan, tetapi secara jumlah sekolahnya menurun sangat
drastis, dari semulanya 21.500 menjadi 13.500.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pada masa kolonial Belanda wilayah Indonesia berada dibawah satu pemerintahan sipil
sentralistik yang berpusat di Batavia. System ini mengalami perubahan pada masa
pendudukan Jepang. Setelah menduduki Indonesia, Jepang mengubah sistem
pemerintahan secara radikal dengan sistem militer