Astigmatisme
Oleh
M. Mahliyan Furqani
I1A009099
Pembimbing
0
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................. 1
Daftar Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.
Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
Berbagai kelainan atau penyakit dapat terjadi pada palpebra seperti peradangan
oleh karena berbagai sebab, deformitas anatomi sampai tumor (baik yang jinak
maupun yang ganas). Hordeolum merupakan salah satu kelainan atau penyakit
eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeis dan Moll. Hordeolum internum
merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terlatak dalam tarsus. Hordeolum ini
dapat muncul baik pada palpebra superior maupun pada palpebra inferior. 1,2,3
pada semua umur, terutama orang-orang yang taraf kesehatan yang kurang.
Penatalaksaan dengan kompres hangat dan pemberian antibiotik topikal, jika tidak
terjadi perbaikan dalam 48 jam atau telah terjadi abses maka perlu dilakukan
2
insisi. Hordeolum pada permukaan konjungtiva dilakukan insisi vertikal dan bila
Banjarmasin.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Umur : 44 tahun
Agama : Islam
POLI : 10-11-2014
RMK : 37-96-58
II. ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan mata kabur yang dirasakan sejak 3 tahun yang
lalu.pasien merasakan kedua matanya kabur ketika membaca buku dalam jarak ±
30 cm, semakin dekat jarak mata dengan buku semakin berat keluhan yang
dirasakan, pasien mengaku munculnya keluhan tidak disertai mata berair, nyeri,
mata merah, pusing ataupun sakit kepala, pasien mengaku keluhan juga terjadi
ketika bangun tidur, pasien merasakan mata kabur setelah bangun tidur dan
4
Pasien mengaku saat berumur 16 tahun, mengalami penglihatan yang kabur bila
melihat benda yang jauh, pasien mengaku keluhan terjadi dikedua matanya,
keluhan tidak disertai dengan sakit kepala, mata berair, nyeri pada mata. Pasien
menurut pasien keluhan berkurang dan akhirnya tdak ada keluhan lagi setelah 1,5
Kesadaran : Komposmentis
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
T: 36,5 C
Status Lokalis :
OD OS
5/5 Visus 5/5
Sentral Kedudukan Sentral
Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah
Hiperemi (-), Odem (-) Palpebra sup Hiperemi (-), Odem (-)
Bentuk normal, Odem (-) Palpebra inf Bentuk normal, Odem (-)
Hiperemi (-), Odem (-) Konjungtiva Hiperemi (-), Odem (-)
tarsal
Hiperemi (-) Konjungtiva Hiperemi (-)
bulbi
Jernih Kornea Jernih
Putih Sklera Putih
5
Normal COA Normal
Reguler(normal) Iris Reguler (normal)
Sentral, regular, 3 mm, Pupil Sentral, regular, 3 mm,
reflek cahaya (+), reflek cahaya (+),
Jernih Lensa Jernih
Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tonometri Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tes Fluorescen Tidak dilakukan
Normal Palpasi Normal
Presbiopi
V. DIAGNOSA KERJA
Astigmatisme ODS
VI. PENATALAKSANAAN
- Kacamata
- Rawat jalan
6
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien pada kasus ini datang dengan keluhan timbulnya benjolan pada
kelopak mata kanan bawah. Benjolan tersebut mulai timbul sejak kira-kira 3 bulan
yang lalu, dan mengalami pembesaran seiring dengan berjalannya waktu. Pasien
tidak mengeluhkan adanya pandangan mata kabur maupun sering berair. Hanya
saja pasien merasa ada yang mengganjal dan nyeri sejak benjolan tersebut
benjolan pada kelopak mata bawah, berwarna merah dan sakit bila ditekan.
mata (Meibom, Zeis, dan Moll). Dikenal bentuk hordeolum eksternum dan
Zeis dan Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang
terletak dalam tarsus. Hordeolum internum biasanya lebih besar dari hordeolum
eksternum. Hordeolum interna dapat memecah kea rah kulit atau ke permukaan
7
Kebanyakan hordeolum disebabkan infeksi stafilokok, biasanya
infeksi Staphylococcus aureus. Biasa mengenai kelenjar Meibom, Zeis dan Moll.
Diawali dengan pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini akan
nanah dalam lumen kelenjar. Secara histologis akan tampak gambaran abses,
dengan ditemukannya PMN dan debris nekrotik. Infeksi ini mudah menyebar,
dan obyektif.3
kelopak mata bawah/atas yang berwarna merah dan sakit bila ditekan di dekat
mengeluhkan adanya benjolan pada kelopak mata bawah kanan yang sudah 3
bulan. Benjolan tersebut terus membesar, merah dan nyeri jika di tekan. Benjolan
fisik yang dilakukan, pada konjugtiva tarsal palpebrasuperior pada mata kanan
8
dan palpebra superior dan inferior pada mata kiri didapatkan benjolan dengan 1
tidak ditemukan tanda-tanda radang akut. Hal ini membedakan kalazion dengan
hordeolum.1
Pengobatan hordeolum adalah kompres panas, 3-4 kali sehari selama 10-
15 menit. Apabila diperlukan dapat diberikan antibiotik lokal atau oral serta
analgetik untuk mengurangi nyeri. Pada hordeolum eksternum, pasien sering tidak
akar bulu mata, dapat dikeluarkan dengan mencabut bulu mata. Jika keadaan tidak
horizontal pada kulit untuk mengurangi luka parut. Diberikan anestesi setempat
dengan tetes mata pantokain. Untuk lokal anestesi bisa dipakai lidokain atau
prokain 2%. Kalau perlu diberikan anestesi umum, umpamanya pada anak-anak,
atau orang-orang yang takut. Pada hordeolum internum insisi sebaiknya dilakukan
didapatkan fluktuasi yang menandakan adanya abses, insisi dilakukan dari arah
9
luar. Dalam hal ini insisi dibuat horizontal sejajar dengan margo palpebra.
Pada kasus dilakukan insisi dan diberikan obat Cendo Xytrol 3x1 tetes
mata kanan dan kiri, Amoxicillin 3x1 tab, Asam mefenamat 3x1 tab, dan pasien
menimbulkan selulitis kelopak mata dan abses palpebra, selain itu hordeolum
internum yang pecah dan tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat akan
internum.
10
BAB IV
PENUTUP
mengeluhkan adanya benjolan pada kelopak mata atas sebelah kanan dan kelopak
mata atas dan bawah sebelah kiri yang sudah 3 bulan. Benjolan tersebut terus
sebelah kanan dan kiri didapatkan benjolan dengan 1 cm kemerahan dan nyeri
diberikan obat Cendo Xytrol 3x1 tetes mata kanan, Amoxicillin 3x 1 tab, Asam
11
DAFTAR PUSTAKA
12