Makalah Pancasila
Makalah Pancasila
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,
bukan terbentuk secara otodidak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang
Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan. Di satu sisi terkadang perbedaan
tersebut terasa dekat dan tipis, tetapi di sisi lainnya perbedaan tersebut sangat jauh
yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat
misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong menolong, saling
juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit, harus melaksanakan ini
dan itu, dan bahkan seringkali menuntut dengan mutlak orang harus bersikap dan
bertindak tertentu.
1
B. Tujuan Penulisan
Indonesia.
Indonesia
C. Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada
membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)
Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa,
dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu
Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang
melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga
Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komprehensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan
bangsa Indonesia.
3
1. Pengertian Pancasila
Ideologi berasal dari kata “idea” yang artinya gagasan, pengertian kata “logi”
Destutt de Tracy seorang perancis pada tahun 1796.Karl Marx mengartikan Ideologi
atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial atau sosial
menjadi dua tipe yaitu ideologi doktriner dan ideologi yang pragmatis.
kutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa ideologi negara dalam arti cita-cita negara
atau cita-cita yang menjadi dasar atau yang menjadi suatu sistem kenegaraan untuk
seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas
kenegaraan.
kesediaan berkorban.
4
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus
ideologis seseorang maka akan semakin tinggi pula komitmen nya untuk
melaksanakannya.
yang dimilikinya dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai
wawasan atau pedoman hidup mereka.Pengertian yang demikian itu juga dapat di
Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita
yang akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati
secara demokratis.
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi.
5
Ideologi tertutup bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai
suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka terlebih
dahulu akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan
dipatuhi oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok
masyarakat, yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter.
Dari arti kedua Ideologi ini, perbedaannya adalah Ideologi terbuka bersifat
inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok
orang, artinya bahwa sistem ini bersifat demokratis dan terbuka, sedangkan Ideologi
tertutup bersifat otoriter (negara berlaku sebagai penguasa) dan totaliter, arti dari
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
6
Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah).
Jadi,
masyarakat.
adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan
mereka.
Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan
Dari segi sosiologis, Karl Mannhein membedakan dua macam kategori ideologi
yaitu ideologi yang bersifat partikular dan ideologi yang bersifat komprehensif.
Ideologi Partikular
sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam
masyarakat.
7
Ideologi Komprehensif
aspek kehidupan sosial.Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang bertujuan
ideologi diatas, artinya ideologi Pancasila memiliki ciri menyeluruh yaitu tidak
berpihak pada golongan tertentu serta ideologi Pancasila yang dikembangkan dari
ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond)
secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam
dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh
ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
8
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar
2. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau
perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang
yang majemuk.
dalam
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
Negara.
9
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi
etos yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya
aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisa saja terwujud karena
prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan sebuah
alat lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,
yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah
konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil
pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila mampu bertahan.
sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu
Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi
10
Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya
tersebut.
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia.Untuk itu kita
dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh
terhadap Pancasila.
Negara Indonesia
secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau
11
subyektif, artinya hakikat nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau berlaku
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia.
Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati nurani
bangsa Indonesia.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia Pancasila diangkat dari
nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam
Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara,
sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan
bangsa secara komprehensif.Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki
yaitu tidak berpihak pada golongan tertentu serta ideologi Pancasila yang
dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia mampu
bersifat majemuk.
menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan Negara.
13
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai nilai
secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau
B. Saran
Untuk para pembaca semoga dengan ini kita bisa bersama mewujudkan
tujuan dan cita-cita bangsa. Untuk pemerintahan Indonesia semoga lebih baik lagi
dalam menjalankan pemerintahan sesuai dengan dasar dan idiologi bangsa kita
14