FITRIA DEWI
N111 13 019
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
iii
2.1.4 Malondialdehida (MDA) ............................................... 11
2.1.6.2 Farmakokinetik.......................................................... 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
27 persen, setelah prematur + Low birth weight (LBW) (1, 2, 3). Adapun
pada orang dewasa asfiksia dapat terjadi saat operasi terutama pada
operasi jantung, terhitung terjadi lebih dari 30% dari total kasus (4).
pembentukan radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) (6). Pada
berkurang dalam plasma dan sel darah merah, sehingga terjadi stress
oksidatif (7).
1
2
dimana kondisi ini dapat memicu peningkatan kadar radikal bebas lebih
dan alkaline phosphatase (ALP) pada pasien yang mengalami asfiksia (6,
8, 9). Adapun 60% kasus kematian pada kondisi asfiksia disertai dengan
efek protektif pada peningkatan aktivitas lipid peroksidase pada hati tikus
asfiksia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Asfiksia
''a stopping of the pulse'' (14, 15). Saat ini, istilah yang luas ini digunakan
kimia biasanya melibatkan reaksi antara zat kimia dan tubuh, terutama
(1, 2, 16).
4
5
1. Asfiksia Mekanik
a. Smothering (Pembekapan)
dan mulut. Hal ini disebabkan karena tertutupnya lubang hidung dan
mulut oleh tangan atau materi yang mencegah udara masuk. Dalam
b. Chocking (Tersedak)
dari leher akibat tekanan eksternal pada leher (15, 17, 18). Dikatakan
d. Asfiksia Traumatik
e. Drowning (Tenggelam)
saat korban terlalu terendam dan tidak dapat menahan nafas lebih
2. Asfiksia Kimia
a. Karbon dioksida
b. Nitrogen
Gas Nitrogen (N2) tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Efek
c. Propana
dengan kematian (23). Hasil kematian tidak dari sifat beracun dari gas
d. Karbon monoksida
e. Hidrogen sianida
korban juga dapat menghirup karbon monoksida dan gas sianida yang
f. Hidrogen Sulfida
terbakar. H2S memiliki bau menyengat seperti telur busuk. H2S selektif
adalah hati (5). Dimana aliran darah yang melewati lobus hati kanan akan
berkurang sehingga terjadi iskemia (6). Setelah aliran darah dan pasokan
sel (28, 29). Fenomena ini dikenal sebagai cedera iskemik-reperfusi (IR),
oksidatif di ATP dan penurunan homeostasis kalsium (30). Efek buruk dari
zat, termasuk reactive oxygen species (ROS), sitokin, molekul adhesi, dan
agen vasoaktif (endotelin dan tromboksan A2) (31). Perubahan ini disertai
10
dan lain-lain, dan dapat mengakibatkan kematian sel hati karena nekrosis
atau lebih elekton yang tidak berpasangan. Senyawa ini memiliki sifat
nitrogen species (RNS) dan lainnya. ROS dan RNS diproduksi di dalam
(HO2*). Nitrit oksida dan nitrogen oksida (NO2*) adalah contoh senyawa
spesies reaktif non radikal lain, seperti hidrogen peroksida, asam hipoklorit
dalam tubuh manusia atau dari sumber eksternal seperti paparan sinar-X,
ozon, merokok, polusi udara, dan bahan kimia industri (36). Pembentukan
radikal bebas terjadi secara terus menerus dalam sel sebagai konsekuensi
organik serta diprakarsai oleh reaksi ion. Beberapa sumber internal dari
(39).
Salah satu produk oksidasi sekunder utama asam lemak tak jenuh
oksidasi dalam membrane sel (41). MDA paling sering ditentukan secara
(TBARS) setelah reaksi dengan thiobarbituric acid (TBA) pada suhu 100◦C
kromogen yang dihasilkan dari reaksi antara TBA dan MDA yang diukur
dan TBA, dimana pada kondisi asam kuat dan pemanasan, sampel
2.1.5 Antioksidan
2.1.6 Adenosin
bernama A1, A2a, A2b dan A3, semua reseptor berhubungan dengan G-
air dan praktis tidak larut dalam alkohol. Kelarutan adenosin dapat
larutan antara 4.5 dan 7.5. Rumus molekul adenosin adalah C10H13N5O4,
2.1.6.2 Farmakokinetik
seluruh darah. Adenosin injeksi tidak dimetabolisme baik pada ginjal (48).
otot polos pembuluh darah tidak diketahui, ada bukti untuk mendukung
mediator utama dari cedera sel hati atau bagian dari mekanisme
16
iskemik (51).
antioksidan terhadap ROS menjadi lebih efisien dan pada akhirnya proses
31%, 51% dan 15% (51). SOD merupakan suatu enzim antioksidan yang
terikat akan dibebaskan dan akan bereaksi dengan TBA dalam suasana
18
19
200 gram, yang ditempatkan dalam kandang dengan akses makanan dan
air setiap harinya, sedangkan untuk sampel tikus putih dirandom dan
dalam tabung. Setelah itu dipanaskan pada penangas air dengan suhu
531 nm.
20
terpenuhi, maka data tersebut dilanjutkan dengan metode one way anova
dan data dinyatakan dengan uji Post Hoc menggunakan Tukey. Hasil
21
22
37. Liu, T., Stern, A., Roberts, L.J. The isoprostanes: Novel
prostanglandin-like products of the free radical catalyzed
peroxidation of arachidonic acid. J Biomed Sci. 1999. 6: 226-35.
38. Ebadi, M. Antioxidants and free radicals in health and disease: An
introduction to reactive oxygen species, oxidative injury, neuronal
cell death and therapy in neurodegenerative diseases. Arizona:
Prominent Press. 2001.
39. Lovell, M.A, Ehmann, W.D, Buffer, B.M, Markesberry, W.R.
Elevated thiobarbituric acid reactive substances and antioxidant
enzyme activity in the brain in Alzemers disease. Neurology. 1995.
45: 1594-601.
40. Pilz, J., Meineke, I., Gleither, C.H. Measurement of free and bound
malondialdehyde in plasma by high-performance liquid
chromatography as the 2,4-dinitrophenylhydrazine derivative. J
Chromatogr B Biomed Sci Appl. 2000. 742: 315-25.
41. Suttnar, J., Masova, L., Dyr, J.E. Influence of citrate and EDTA
anticoagulants on plasma malondialdehyde concentration estimated
by high-performance liquid chromatography. Journal of
Chromatography B. 2001. 751: 193-197.
42. Mateos, R., Lecumberri, E., Ramos, S., Goya, L. Bravo, L.
Determination of malondialdehyde (MDA) by high-performance
liquid chromatography in serum and liver as a biomarker for
oxidative stress Application to a rat model for hypercholesterolemia
and evaluation of the effect of diets rich in phenolic antioxidants
from fruits. Journal of Chromatography B. 2005. 827: 76-82.
43. Collins A. Assays for oxidative stress and antioxidant status:
applications to research into the biological effectiveness of
polyphenols. Am J Clin Nutr. 2005. 81: 261–267.
44. Capeyron M.F., Cases, J., Badia, E., Cristol J.P., Rouanet, J.M.,
Besancon, P., Leger, C.L., Descomps, B. A diet cholesterol and
deflcient in vitamin E incudes lipid peroxidation but does not enhace
antioxidant enzyme expression in rat liver. J Nurt. Biochem. 2002.
13(15): 296-301.
45. Halliwell, B. How to characterize an antioxidant- An update.
Biochem Soc Symp. 1995. 61: 73-101.
46. Shi, H.L., Noguchi, N., Niki, N. Comparative study on dynamics of
antioxidative action of α- tocopheryl hydroquinone, ubiquinol and α-
tocopherol, against lipid peroxidation. Free Radic Biol Med. 1999.
27: 334-46.
25